Asuhan Keperawatan Intranatal
Asuhan Keperawatan Intranatal
T G2P1A0
DENGAN UMUR KEHAMILAN 36 MINGGU JENIS PERSALINAN
SPONTAN DI RUANG VK RUMAH SAKIT
MUHAMADIYAH BANDUNG
Disusun Oleh :
A. LATAR BELAKANG
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa di mana ibu dan keluarga
menantikannya , peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk
mendeteksi dini adanya komplikasi, di samping itu bersama keluarga
memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin ( Stoppard 2007 : 197 ).
Sebelum tahun 1974 ikatan para ahli bidan dan ahli kandungan dari
perguruan tinggi Amerika bersepakat dan mendukung kehadiran suami. Pada
waktu istrinya akan melakukan persalinan , pada tahun 1980 , kira 80 %
rumah sakit di amerika serikat sudah memberlakukan peraturan , mengijinkan
suami hadir di saat istrinya melakukan persalinan. Suami tidak perlu duduk
termenung di ruangan tunggu lagi .
Menurut data WHO sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran yang di rujuk oleh tenaga kesehatan ( bidan), terjadi
di Negara berkembang, sehingga ibu hamil sering merasa cemas terhadap
kehamilannya ( Laksono, 2008 ).
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran tindakan pada proses persalinan ( periode intra natal )
dan resiko yang terjadi sebelum dan sesudah pada proses persalinan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada ibu dan keluarga dalam
proses persalinan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap ibu dan keluarga dalam
proses persalinan
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap ibu pada proses
persalinan.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada ibu saat melakukan
proses persalinan
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada ibu saat proses
persalinan
e. Dapat melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada ibu dan
keluarga dalam proses persalinan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh
factor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar
hormone estrogen dan progesterone.
D. BENTUK PERSALINAN
a. Persalinan Spontan : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan Bantuan : Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan
tenaga dari luar, ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio
sesario.
c. Persalinan Anjuran : Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya,
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.
F. TANDA-TANDA PERSALINAN
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien mungkin
lihat perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak
lama lagi sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepal janin mulai menetap
lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma berkurang seperti
memperingan berat badan bayi dan memungkinkan ibu untuk bernapas lebih
mudah, akan lebih sering berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks
karena bayi lebih rendah dalam pelviknya.
a. Persalinan Palsu
1) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan :
o Kontraksi Braxton hicks
o Ketegangan dinding perut
o Ketegangan ligamentum rotandum
o Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
2) Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
o Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
o Dibagian bawah terasa sesak
o Terjadi kesulitan saat berjalan
o Sering miksi ( beser kencing )
3) Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks
dikemukan sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu
terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone
makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih seringb sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
o Rasa nyeri ringan di bagian bawah
o Datangnya tidak teratur
o Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
o Durasinya pendek
o Tidak bertambah bila beraktifitas
b. Persalinan sejati
1) Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
2) Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
Pendataran dan pembukaan
Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
3) Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.
G. PATOFISIOLOGI
H. TAHAP-TAHAP PERSALINAN
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10
cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
L. PENATALAKSANAAN
a. Kala I
1) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari
4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.
2) Penanganan
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan
dan kesakitan
Jika ibu tsb tampak kesakitan,dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan ,
dll.
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan
Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air besar/kecil.
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi
dengan cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan
menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
3) Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I
pada persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan
temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala ( yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan
luar )
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama
mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat
kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk
melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak
terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
Pada kala II lakukan pemriksaan dalam setiap jam
4) Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan Kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi
dan durasi
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada
persalinan kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
5) Kemajuan pada kondisi janin
a) Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100
atau lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi
sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
b) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan
lama tangani penyebab tersebut.
6) Kemajuan pada kondisi ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral
atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang
kurang segera berikan dektrose I.V
b. Kala II
1) Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah
tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
2) Penanganan
o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum,
mengipasi dan meijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum
3) Posisi saat meneran
o Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
o Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu
untuk mengambik nafas
o Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
4) Kemajuan Persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada
persalinan kala II:
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan
tahap kedua
Tidak turunnya janin dijalan lahir
Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
5) Kelahiran kepala bayi
o Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat
kepala bayi lahir
o Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu
cepat
o Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
o Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
6) Periksa Tali Pusat
Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali
pusat melalui kepala bayi
Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat
kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi
leher bayi.
7) Kelahran bayi dan anggota seluruhnya
o Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
o Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
o Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
o Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
o Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang
bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke
punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
o Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
o Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai
pernafasan bayi
o Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun
paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
o Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan
dan segera mulai resusitasi bayi
o Klem dan potong tali pusat
o Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit
dengan kulit dada siibu.
o Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut
dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk
menghindari hilangnya panas tubuh.
c. Kala III
1) manajemen aktif kala III
a) Pemberian oksitosin dengan segera
b) Pengendalian tarikan tali pusat
c) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
2) Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang
juga mempercepat pelepasan plasenta :
a) Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
b) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau
susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau
memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
a) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis
pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
b) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm
didepan vulva.
c) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi
kuat ( 2-3 menit )
d) Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang
terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke
uterus.
e) PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
f) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan
tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan
jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketuban.
g) Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan
masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
h) Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir
dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua
dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis
pertama.
i) Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada
serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
d. Kala IV
1) Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi
ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang
luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
2) Penanganan
a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
b) Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap
15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
c) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan
ibu makanan dan minuman yang disukainya.
d) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering
e) Biarkan ibu beristirahat
f) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu
dan bayi
g) Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
h) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu
dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah
persalinan.
i) Ajari ibu atau keluarga tentang :
j) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
k) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
c. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
d. Resiko infeksi b.d trauma jaringan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
NOC :
Ø Respiratory status : airway patency
Ø Vital sign status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada
klien diharapkan ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi dengan
KH:
1. Menunjukan jalan nafas yang paten
2. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
NIC : airway management
1. Pertahankan jalan nafas yang paten
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
4. Monitor adanya kecemasan terhadap oksigenansi
5. Monitor TTV
b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
NOC:
Ø Fluid balance
Ø Nutritional status : food and fluid intake
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 pada klien
diharapkan kekurangan volume cairan dapat teratasi dengan KH:
1. TTV dalam batas normal
2. Tidak ada tanda dehidrasi
NIC: fluid mangement
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2. Dorong masukan oral
3. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
4. Tawarkan snack (jus buah segar)
5. Monitoring vital sign
6. Monitor status hidrasi
7. Kolaborasi pemberian cairan IV
c. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
NOC :
Ø Pain level
Ø Pain control
Ø Comfor level
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada
klien diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan KH:
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang denga menggunakan
mangement nyeri
3. Mampu mengenali nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC : Pain mangement
1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Kaji kultur yang menyebabkan nyeri
3. Ajarkan tekhnik nonfarmokologi
4. Atur posisi senyaman mungkin
5. Kaji TTV
6. Kaji tipe dan sumber nyeri
7. Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian obat analgetik
d. Resiko infeksi b.d trauma jaringan
NOC :
Ø Immune status
Ø Risk control
Ø Knowledge : infection control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada
klien diharapkan tidak terjadi infeksi dengan KH:
1. Klien bebas dari tanda gejala infeksi
2. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3. Menunjukan prilaku hidup sehat
NIC : Infection control (kontrol infeksi)
1. Bersih lingkungan setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan tekhnik isolasi
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
4. Monitor tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan pasien dan keluarga untuk menghindari infeksi
6. Kolaborasi dengan ahli gizi diit TKTP
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
_____, 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. T
No Medrec : 727000
Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Komplek GBA Barat A3 11
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Status Marital : Menikah
Golongan Darah :O
Tgl Masuk RS : 23 November 2017
Tgl Pengkajian : 23 November 2017
Diagnosa Medis : G2P1A0 gravida 36 minggu + premature
kontraksi
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 27 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Komplek GBA Barat A3 11
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Status Marital : Menikah
Hubungan dng Klien : Suami
3. Riwayat Kesehatan
a. Kala I
Sejak : pukul 14.00
Tanda : his tiap 2x10 menit, frekuensi 25 detik, kuat, DJJ
146x/menit regular
Pembukaan : 1-10 cm
Lama Kala I : 165 menit
Adaptasi nyeri : klien mengatakan nyeri di bagian perut, skala
nyeri 9 dari 10, klien tampak meringis kesakitan, kadang tampak
menjerit kesakitan.
Pengaturan pernafasan : pernafasan klien teratur, RR : 20x/menit
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : klien tampak
menahan sakit, kadang menjerit ketika his datang.
Penerimaan terhadap proses persalinan klien tampak menerima dan
pasrah dalam proses persalinan.
Kemajuan persalinan sesuai, frekuensi his semakin meningkat dan
kuat.
ANALISA DATA
No Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah
DO :
- Klien tampak meringis
kesakitan, kadang tampak
menjerit kesakitan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d. Agen cidera biologis
INTERVENSI KEPERAWATAN
b. Kala II
Mulai tanggal/jam : 23 November 2017/ 16.30
Tanda : portio teraba dilatasi 10 cm, tipis, presentasi
kepala, klien mengatakan ingin mengejan.
Lama kala II : 10 menit
Upaya meneran/mengejan klien tampak kurang kuat, nafas pendek,
dan kadang menjerit ketika mengejan, RR : 25x/menit
Keadaan psikososial baik, suami klien tampak mendampingi
persalinan.
Kebutuhan khusus klien : bimbingan dalam mengejan.
Catatan kelahiran : bayi lahir pukul 16.58 Jenis kelamin perempuan
Karakteristik : BB 2620 gram, PB 47 cm
APGAR score 1 menit : 9, 5 menit : 10
Keadaan perineum : rupture spontan, laserasi pada otot vagina dan
perineum, derajat 2
Adaptasi nyeri : klien tampak menjerit menahan sakit ketika sedang
mengejan
Maternal-infant bonding : setelah bayi lahir langsung inisiasi menyusu
dini.
c. Kala III
Mulai tanggal/jam : 23 November 2017 / 17.25
Kelahiran placenta cara : manual, karakteristik placenta lahir lengkap/
intact.
Perdarahan selama melahirkan : ± 350 cc
Adaptasi nyeri : pasien tampak kesakitan ketika pengeluaran placenta
secara manual.
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : klien tampak
menutup mata saat menahan sakit.
Kebutuhan khusus klien : manajemen nyeri, pengeluaran placenta.
Pengobatan : 10 unit oksitosin (IM).
ANALISA DATA
No Tgl Data Fokus Etiologi Masalah
KALA III
Pelepasan placenta Resiko defisit
3. 23/1 DS : -
↓ volume cairan
1/17 DO : Resiko perdarahan
↓
- Pengeluaran placenta
Resiko defisit volume
secara manual cairan
- Placenta lahir
lengkap/intact
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
INTERVENSI KEPERAWATAN
d. Kala IV
Keadaan uterus : kontraksi baik, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah
pusat, tidak ada perdarahan.
Maternal-infant bonding : bayi masih melakukan inisiasi menyusu
dini.
Adaptasi nyeri : Klien mengatakan nyeri luka jahitan.
Pengobatan : methelyergomelvin (IV) dan I ampul lidocain.
Pemantauan Persalinan Kala IV
Jam Waktu Tekanan Nadi Suhu Tinggi Fundus Kontraksi Urin Darah yang
Ke darah Uteri uterus output keluar
17.25 120/90 88 36,4 2 jari bawah pusat Baik Kosong Normal
17.40 120/90 80 2 jari bawah pusat Baik Kosong Normal
17.55 120/90 88 2 jari bawah pusat Baik Kosong Normal
18.10 130/90 88 2 jari bawah pusat Baik Kosong Normal
18.40 130/90 88 2 jari bawah pusat Baik Kosong Normal
II 19.10 120/90 88 2 jari bawah pusat Baik Kosong Normal
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi b.d laserasi jalan lahir
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx.
No Hari/Tanggal Kep. Jam Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Tanda Tangan
dan Nama Jelas
No
1. Kamis/23 IV 17.30 - Memantau adanya tanda dan gejala infeksi S : - Klien mengatakan paham
November 2017 (REEDA) dengan apa yang
- Menganjurkan klien makan makanan tinggi disampaikan mengenai
kalori tinggi protein dan untuk banyak tanda-tanda infeksi dan cara
minum pencegahannya.
- Melakukan penyuluhan kepada klien tentang - Klien mengatakan nyeri
tanda-tanda infeksi yang harus diperhatikan luka jahitan
yaitu adanya nyeri, keluar pus berwarna - Nyeri skala 5
kuning/hijau, kemerahan pada area luka, O : - TTV: TD: 120/80 mmHg, N:
demam. 84x/menit, R=18x/menit, S:
18.30 - Mengobservasi tanda-tanda vital 36,2°C
- Tidak tampak adanya tanda
infeksi : tidak tampak pus,
kemerahan.