Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan penulisan...........................................................................................4
1.4 Manfaat penulisan.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi GTAW/TIG.....................................................................................5
2.2 Proses pengelasan..........................................................................................6
2.3 Peralatan yang digunakan pada proses las TIG.............................................8
2.4 Elektroda Tungsten........................................................................................9
2.5 Keuntungan TIG............................................................................................9
2.6 Kelemahan TIG...........................................................................................10
BAB III ISI
3.1 Mesin las TIG..............................................................................................11
3.2 Elektroda las TIG........................................................................................14
3.3 Gas pelindung pada pengelasan TIG...........................................................17
3.4 Brander las (torch).......................................................................................19
3.5 Cara-cara pengelasan TIG...........................................................................20
3.6 Cacat las pada proses las TIG......................................................................24
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada proses GTAW peleburan logam terjadi karena panas yang dihasilkan
oleh busur listrik antara elektroda dan logam induk.
Busur listrik dihasilkan dengan menggunakan elektroda wolfram atau paduan
wolfram pada rangkaian arus searah maupun bolak-balik dan arus bolak-balik yang
dilengkapi dengan pembangkit frekuensi tinggi. Untuk melindungi pengaruh
atmosfer pada daerah las yang dipanaskan, logam cair dan elektroda, dipergunakan
gas mulia sebagai pelindung yang dialirkan melalui nozzle. Gas mulia yag
digunakan antara lain:
1. Gas argon
2. Gas helium
3. Campuran argon dan helium
4. Campuran argon dan hydrogen
2.3. Peralatan yang digunakan pada proses las TIG
1. Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang
digunakan di dalam pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau
DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.
2. Tabung gas lindung adalah tabung tempat penyimpanan gas lindung
seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas gas
tungsten.
3. Regulator gas lindung adalah adalah pengatur tekanan gas yang akan
digunakan di dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya
ditunjukkan tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.
4. Flowmeter untuk gas dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas
lindung yang dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.
5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya berfungsi sebagai penghubung
gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat
berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin
las menuju pembakar las.
6. Kabel elektroda dan selang berfungsi menghantarkan arus dari mesin las
menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las menuju stang las.
Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja.
7. Stang las (welding torch) berfungsi untuk menyatukan sistem las yang
berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan
proses pengelasan
8. Elektroda tungsten berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama
dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan
tambah
9. Kawat las berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika
bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.
10. Aksesoris pilihan dapat berupa sistem pendinginan air untuk pekerjaan
pengelasan berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.
2.1.3. Pembakar las TIG terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingi
3) Penyedia air pendingin
4) Penyedia gas argon
5) Lubang gas argon ke luar
6) Pencekam elektroda
7) Moncong keramik atau logam
8) Elektroda tungsten
9) Semburan gas pelindung.
Las TIG atau las busur adalah suatu pengelasan dimana gas dihembuskan
kedaerah pengelasan untuk melindungi logam cair dari udara. Tujuan melindungi
daerah pengelasan, yaitu untuk mencegah oksidasi yang terjadi karena bereaksinya
logam cair dengan udara(oksigen). Oksida logam ini tidak diinginkan karena
mengotori hasil pengelasan, dan oksida ini mempuyai titik cair yang sangat tinggi.
Las TIG didasari dari bentuk las listrik, jenis pengelasan ini tepat sekali untuk
pengelasan aluminium, dan merupakan salah satu metoda pengelasan yang sangat
diperlukan. Perlengkapan yang digunakan dalam proses pengelasan ini lebih
lengkap, akan tetapi lebih mahal dari pada yang digunakan pada las listrik biasa.
Hal ini disebabkan, selain listrik diperlukan juga pendingin dan gas yang harus
selalu cukup dan terkontrol. Jadi las TIG ini merupakan perbaikan dari proses las
listrik.
TIG merupakan singkatan dari Tungsten Inert Gas,yang dapat diartikan
sebagai pengelasan dengan elektroda yang dilindungi (diselubungi) gas mulia. Inert
gas adalah sejenis gas mulia yang berfungsi untuk menyelubungi logam cair (pada
saat pengelasan) agar tidak ada kontak dengan udara luar. Busur elektroda dan
daerah pengelasan diselubungi gas yang konstan untuk melindungi
(menghilangkan) kemungkinan adanya pengotoran pada daerah pengelasan oleh
oksigen dan nitrogen yang ada dalam udara.
Elektroda wolfram (tungsten) ini bertitik cair 6840oF (3800oC) dan hampir
tidak bisa terbakar sama sekali pada saat pengelasan. Gas yang biasanya untuk
melindungi daerah pengelasan adalah gas helium atau argon, yang keduanya tidak
akan bersenyawa (itulah sebabnya disebut gas mulia, inert gas). Gas argon biasnya
lebih sering digunakan, sebab penggunaannya sesuai untuk pengelasan macam-
macam logam murni maupun logam campuran.
Pengelasan arus searah (DC) dengan mesin arus searah mempunyai dua
pilihan, yaitu pengkutuban lurus dan pengkutuban terbalik. Pada pengkutuban
(polaritas) lurus, kutub negatif dipasang pada batang elektroda dan rangkaian
sebaliknya disebut polaritas balik. Dalam polaritas lurus elektron bergerak dari
elektroda dan menumbuk logam induk benda kerja dengan kecepatan tinggi,
sehingga terjadi penetrasi yang dalam. Pada elektroda tidak terjadi tumbukan
elektron hingga secara relatif suhu elektroda tidak terlalu tinggi.
Sebaliknya dalam pengkutuban (polaritas) balik elektroda menjadi sangat
panas, sehingga arus listrik yang dialirkan menjadi rendah. Selain itu ujung
elektroda akan turut mencair dan merubah komposisi kimia logam yang dihasilkan.
Dengan polaritas balik penetrasi kedalam logam induk menjadi dangkal dan lebar,
karena itu pengelasan dengan kutub balik jarang digunakan. Untuk pengelasan TIG,
karena buruknya kapasitas elektroda dalam menghantarkan arus, titik api yang
ditimbulkan cenderung tidak stabil dan penembusan yang dangkal. Meskipun
demikian, arus muatan kutub balik memiliki daya untuk menghilangkan oksida.
Oksida biasanya timbul pada pengelasan alumunium atau magnesium. Sifat
menghilangkan oksida ini, dikarenakan ion-ion positif bergerak kearah benda kerja.
Sebagai akibat tumbukan-tumbukan ion positif tersebut terjadi aksi pembersih yang
mengupas lapisan oksida yang mempunyai temperatur cair yang tinggi.
stainless steel, tembaga nikel, baja karbon, baja paduan lunak dan logam-
logam lain yang tidak memerlukan oxida pembersih lebih baik disambungkan/dilas
dengan arus DC pengkutuban lurus. Cara ini lebih bagus dan mempunyai penetrasi
yang lebih dalam dibandingkan kutub terbalik.
Bila akan mengelas dengan ACHF pada pilihan 2, naikkanlah 25% lebih
tinggi ampere dari DC polaritas langsung.
Tabel 2. Besar arus untuk pengelasan dengan elektroda wolfram (tungsten) murni
Diameter elektroda tungsten Besar arus dipakai untuk arus AC (untuk
(inchi) pengelasan base metal dengan frekuensi
tinggi) (Ampere)
0,020
0,040 0-7
1/16 10-40
3/32 30-70
1/8 70-100
5/32 100-150
3/10 150-225
¼ 200-300
275-400
Catatan:
1”=25,4mm
B.Tabung gas
Tabung gas argon mempunyai tabung oksigen, dengan konstruksi untuk
pengisian tekanan yang tinggi.
Tabung argon dibuat 4 ukuran, yaitu:
78 cuft pada 2200 psi (2200 pada 1555 kg/cm2)
150 cuft pada 220 psi (4250 pada 155 kg/cm2)
275 cuft pada 2200 psi (7850 pada 155 kg/cm2)
330 cuft pada 2640 psi (9300 pada 186 kg/cm2)
Semua tabung ini biasanya berwarna coklat, kecuali tabung 150 cuft (4250)
berwarna coklat dengan kerah/leher yang berwarna kuning. Jenis tabung yang lain
dapat berisi argon yang berentuk cairan, seperti juga oksigen atau nitrogen.
C.Regulator
Mengalirkan gas dari tabung harus memakai alat ukur yang dinamakan
regulator. Alat ini berfungsi untuk menurunkan tekanan tabung menjadi suatu kerja.
Antara regulator untuk las oksi asitilin dilengkapi dengan pengukur tekanan dengan
skala pound/square inch(lbm/in2) dengan skala cuft/h (ft3/jam).
2. Saluran gas
Saluran gas dari selang regulator menuju ketangkai brander las dan
diteruskan ke brander las bagian kepala. Saluran gas ini terus ke daerah sekitar mur
penjepit, kemudian sekeliling nozzle. Dari nozzle gas disemburkan untuk
melindungi daerah pengelasan. Ukuran dari nozzle ini disesuaikan dengan ukuran
elektroda besar arus listrik yang sesuai dengan material yang akan dilas, juga besar
kecilnya tekanan gas.
3. Aliran listrik
Arus listrik mengalir melalui kabel ke pemegang kolet, dari kolet mengalir
ke elektroda, kemudian kebenda kerja dan kembali kesumber tenaga. Pada
pengelasan pada arus DC, jika arus mengalir dari elektroda yang mempunyai kutub
negatif, ini disebut pengelasan dengan elektroda lurus. Jika elektroda mempunyai
kutub positif disebut pengelasan kutub polaritas balik.
4. Pengendali (kontrol)
Pada mesin las TIG, biasanya dilengkapi dengan panel-panel kontrol yang
berupa selenoid (katup selenoid). Katup ini berguna untuk menjalankan dan
menutup aliran air pendingin maupun gas pelindung.
C. Prosedur pengelasan
1. Langkah-langkah persiapan
a. Periksa semua sambungan,untuk memastikan bahwa semuanya terpasang
benar dan kuat
b. Periksa diameter elektroda dan ukuran nozzle gas yang akan digunakan
c. Atur jarak elektroda sebagai berikut:
- 1/8 inch sampai 3/36 inch dari ujung nozzle gas, jika mengelas
sambungan tumpul.
- 1/4 inch sampai 1/8 inch untuk sambungan lainnya.
d. Periksa sambungan elektroda, apakah sudah tercekam dengan kuat pada
kolletnya.
e. Atur dan siapkan mesin dengan kuat arus yang tepat
f. Jika menggunakan brander dengan pendingin air, maka buka saluran air
g. Buka saluran gas dan atur pada kecepatan aliran yang tepat.
2. Menyalakan busur
a. Mesin las arus bolak-balik(AC)
Untuk menyalakan busur pada mesin las AC, elektrodanya tidak perlu
disentuhkan pada benda kerja. Setelah mesin las dihidupkan, peganglah brander las
dengan posisi mendatar dengan jarak kurang lebih 2 inch di atas benda kerja.
Kemudian ayunkan brander hingga jarak 1/8 inch dari benda kerja. Dengan ini
tegangan listrik akan melompati jarak antara brander dengan kerja dan
menimbulkan busur listrik. Pada waktu penggerakan brander ke bawah, gerakan
harus dilakukan dengan cepat. Ini dilakukan supaya didapat jumlah gas yang cukup
untuk melindungi daerah pengelasan.
b. Mesin las arus searah(DC)
Cara menyalakan busur dengan mesin las DC, peganglah brander las dengan
posisi mendatar kemudian sentuhkan elektroda pada benda kerja hingga timbul
busur listrik. Tarik elektroda berjarak kurang lebih 1/8 inch dari benda kerja.
3. Mematikan busur listrik
Untuk menghentikan busur listrik pada mesin AC maupun DC cukup dengan
cara menarik mundur brander menjauhi benda kerja. Gerakan ini harus dilakukan
dengan cepat untuk menghindarkan rusaknya permukaan benda kerja. Beberapa
mesin las dilengkapi dengan pedal untuk menurunkan tegangan secara bertahap.
Dengan ini pengisian lubang yang timbul pada akhir pengelasan akan lebih
mudah jika pengelasan dilakukan dengan menggunakan pendingin air. Usahakan
agar nozzle gas tidak menyentuh benda kerja karena gas yang panas dapat
menyebabkan busur listrik dari elektroda tidak menuju ke benda kerja tapi ke nozzle
gas. Hal ini akan menyebabkan nozzle rusak. Selain itu pastikan bahwa air mengalir
dengan kecepatan aliran yang tepat.
Cara-cara pengelasan
a. Pengelasan sambungan tumpul
Untuk mengelas sambungan tumpul caranya adalah sebagai berikut:
Pegang brander dengan posisi 75o dengan benda kerja.
Panaskan titik awal pengelasan dengan cara menggerakkan brander dengan
gerakan membentuk lingkaran kecil hingga terbentuk kawah las (puddle).
Setelah titik awal pengelasan mencair (terbentuk kawah las), gerakkan
brander pelan-pelan sepanjang bagian yang akan disambung. Disini brander
bergerak lurus, jadi tidak perlu dengan gerakan melingkar
Jika diperlukan bahan tambahan, peganglah batang tambahan dengan posisi
15o dari benda kerja.
Setelah terbentuk kawah las, gerakkan brander hingga busur listrik berada
di pinggir kawah las.
Tambahkan bahan tambah (bahan pengisi), dengan cara menyentuhkan
ujung batang bahan tambah pada sisi kawah las. Tarik mundur batang bahan
tambah dan gerakkan busur listrik (brander) ke pinggir kawah las yang
baru. Lakukanlah gerakan di atas berulang-ulang sehingga seluruh bagian
tersambung.
b. Pengelasan sambungan tumpang dan sambungan T
Untuk pengelasan tanpa bahan, caranya adalah sebagai berikut:
Bentuklah kawah las pada ujung benda kerja
Dekatkan ujung elektroda hingga berjarak lebih kurang 1/16 inch.
Kemudian lakukan gerakan melingkar hingga bagian ujung tadi benar-benar
tersambung.
Gerakkan pengelasan berikutnya dilakukan tanpa gerakan melingkar.
Pada pengelasan sambungan tumpang, kawah las akan berbentuk V. Pusat dari
V disebut notch. Jarak antara notch menunjukkan kecepatan gerakan brander pada
saat pengelasan. Jangan menggerakkan brander terlalu cepat, agar notch yang
didapat benar-benar mengisi bagian yang disambung. Untuk pengelasan dilakukan
dengan menggunakan bahan tambah, batang bahan tambah di bawah.
Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik dan seragam, banyaknya bahan
tambah yang diberikan dan waktu pemberian bahan tambah tersebut harus tepat.
c. Pengelasan sambungan sudut
Pengelasan sambungan ini tidak memerlukan bahan tambah. Mulailah
pengelasan dengan membentuk kawah las di ujung benda kerja, kemudian gerakan
brander lurus sepanjang bagian yang akan disambung. Jika logam yang mencair
cenderung untuk lepas dari benda kerja, ini menunjukkan gerakan brander terlalu
lambat. Jika hasil pengelasan kasar dan tidak rata, ini menunjukkan gerakan
brander terlalu cepat.
d. Pengelasan tegak (vertikal)
Untuk pengelasan tegak pada material tipis, gerakan brander biasanya turun
(dari atas ke bawah). Ini dilakukan agar didapat hasil pengelasan yang baik tanpa
membakar seluruh benda kerja. Jika digunakan bahan tambah, batang bahan tambah
ditambahkan dari bawah. Pada pengelasan material yang tebal, gerakan pengelasan
(gerakan brander) dilakukan dari bawah keatas.
e. Pengelasan mendatar
Nyalakan busur listrik pada jarak kurang ½ inchi dari ujung bagian yang harus
dilas, kemudian brander digerakkan keujung benda kerja. Masukkan batang bahan
pengisi pada bagian atas dari kawah las yang terbentuk. Pada waktu bahan tambah
berada didalam kawah las, gerakkan brander pelan-pelan supaya bahan tambah
mencair dan mengisi sambungan dengan baik.
f. Pengelasan atas kepala (over head)
Pada pengelasan ini, kuat arus pengelasan harus dikurangi antara 5 sampai 10%
dari kuat arus pada pengelasan normal. Sedangkan posisi brander maupun batang
tambah seperti pada pengelasan biasa. Pada pengelasan ini, sebaiknya rigi-rigi las
yang kecil karena rigi-rigi las yang kecil tidak berpengaruh oleh gravitasi pada
waktu mencair. Cara memasukkan bahan tambah pada pengelasan ini sama dengan
cara pada pengelasan lainnya. Gerakkan brander sedikit maju mundur akan
mempercepat pengisian bahan tambah pada sambungan.
2. Oxide inclusions
Disebabkan:
Kawat las kotor
Benda kerja kotor
Sesudah las pertama untuk las berikutnya tidak disikat atau digerinda
Mengatasinya:
Kawat las dibersihkan dengan thinner, bensin, atau dilap
Benda kerja dibersihkan dengan gerinda
Sesudah las pertama (untuk multi gas) harus digerinda atau disikat
3. Porosity/rembesan
Disebabkan:
Gas tidak cukup (diameter nozzle kecil)
Gas besar tapi ada hembusan angin
Arus listrik terlalu besar
Benda kerja kotor
Kawat las berkarat
Kecepatan las terlalu cepat sehingga ada gas yang terjepit
Mengtasinya:
Gas dan diameter nozzle setepat mungkin
Berikan screen agar tidak terhembus angin
Arus listrik pengelasan kurangi
Benda kerja dan kawat las dibersihkan terlebih dahulu
Kecepatan las yang sedang
Diameter dalam nozzle 6-6x diameter tungsten
4. Wormhole porosity
Penyebab:
Unsur belerang menyusup ada cairan las dan terjepit sehingga menjadi seperti
lubang cacing
Benda kerja kotor
Pencegahan
Lakukan pengelasan awal
Bersihkan benda kerja
5. Undercutting
Penyebab:
Arus listrik terlalu besar
Busur terlalu tinggi
Laju pengelasn tinggi
Bahan tambah tidak cukup
Sudut torch kurang tepat
Pencegahan:
Arus secukupnya
Tinggi busur sedekat mungkin pada permukan benda kerja
Kurangi laju pengelasan
Penambahan kawat las setepat dan secukupnya
Sudut torch setepat mungkin
7. Overlaping
Penyebab:
Kecepatan las terlalu lambat
Ampere terlalu rendah
Pemberian bahan tambah terlalu berlebihan
Sudut torch tidak tepat
Pencegahan:
Laju pengelasan setepat mungkin
Naikkan ampere
Pemberian bahan tambah secukupnya
Sudut torch setepat mungkin
BAB IV
KESIMPULAN
Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala
listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda
kerja logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar
tidak berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak
tergantung daribentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas. Gas
Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering juga disebut Tungsten Inert Gas (TIG)
merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang
menggunakan inert gas sebagai pelindung dengan tungsten atau wolfram sebagai
electrode. Pengelasan busur tungsten gas dapat digunakan hampir untuk semua
jenis logam dengan berbagai ketebalan, tetapi paling banyak digunakan untuk
pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Pengelasan ini dapat digunakan secara
manual atau dengan mesin secara otomatis.
Bila digunakan logam pengisi, harus ditambahkan dari luar baik berupa
kawat atau batangan, yang akan dilebur oleh panas busur yang timbul antara
elektrode dan logam dasar. Tetapi bila digunakan untuk mengelas pelat tipis
kadang-kadang tidak diperlukan logam pengisi. Tungsten dipilih sebagai elektrode
karena memiliki titik lebur tinggi yaitu 3410OC. Sebagai gas pelindung biasanya
digunakan argon, helium, atau gabungan dari kedua unsur ini.
DAFTAR PUSTAKA
Unitor. 2014. Maritime Welding Handbook, 14th ed. Lysaker: Wilh. Wilhelmsen
Miller Electric Mfg Co. 2004. The TIG Handbook. Madison: University of
Wisconsin
http://www.mesinlas.com/artikel/5/las-tig-tungsten-inert-gas. Diakses pada hari
Selasa, 3 Oktober 2017 pukul 15.00 WIB