Oleh :
Nama : Annisa Fitri Larassagita
NIM : B1J013111
Rombongan : VII
Kelompok :3
Asisten : Dini Prataksita Windriya
A. Latar Belakang
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 8 yaitu bak preparat, dan alat
tulis.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu kelelawar (Rhinolophus megaphyllus),
kelinci (Oryctolagus cuniculus), tikus putih (Rattus norvegicus), dan rangka kepala
tikus putih (Rattus norvegicus).
B. Metode
A. Hasil
2 6. Radius
7. Metacarpal
1 8. Phalanges
4
Klasifikasi:
3
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Family : Rhinolophidae
Genus : Rhinolophus
Spesies : Rhinolophus megaphyllus
Deskripsi :
Kelelawar (Rhinolophus megaphyllus) memiliki ukuran tubuh yang cukup besar
sehingga termasuk dalam Subordo Megachiroptera. Rambut tubuh berwarna
coklat. Bagian tubuuh dari kelelawar adalah femur, tibia, fibula, calcar, humerus,
radius, metacarpal, phalanges, lancet, sella, nosellaf, dan antitagrus. Antitagrus
merupakan tonjolan di luar telinga yang berbentuk tumpul yang berfungsi untuk
mengetahui letak mangsa. Hewan ini memiliki cakar pada jari kedua.
Keterangan:
1. Caput
2. Truncus
3. Caudal
4. Rima oris
7 5 5. Organon visus
1
2 6. Nares anteriores
6 7. Pinna auricularis
8. Pectoral
9. Abdominal
4 10. Anus
11
11. Vibrisae
3 8 12. Ekstrimitas anterior
12 13. Ekstrimitas posterior
9 14. Digiti
10 14
13
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Lagomorpha
Family : Leporidae
Genus : Oryctolagus
Spesies : Oryctolagus cuniculus
Deskripsi :
Kelinci (Oryctolagus cuniculus) memiliki warna rambut yang bervariasi. Tubuh
terbagi menjadi caput, truncus, dan caudal. Bagian caput terdiri atas rima oris,
nares anteriores, organon visus, pinna auricularis, dan vibrisae. Bagian truncus
terdiri atas pectoral, abdominal, ekstrimitas anterior yang terdiri dari 4 digigti dan
ekstrimitas posterior yang terdiri dari 3 digiti. Gigi incisivi kelinci terdiri dari 4
buah di bagian atas dan 2 buah di bagian bawah
Keterangan:
1. Caput
2. Truncus
3. Caudal
4. Rima oris
5. Nares anteriores
6. Organon visus
7. Auricula
8. Pectoral
11 7 2 9. Abdominal
1
10. Anus
3
11. Vibrisae
12. Gigi incisivi
13. Ekstrimitas anterior
5 12 14. Ekstrimitas posterior
10 15. Digiti
13 15
6 8
14 Klasifikasi:
4 9 Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus
Deskripsi :
Bagian tubuh tikus putih (Rattus norvegicus) terbagi atas caput, truncus, dan
caudal. Bagian caput terdiri atas rima oris, nares anteriores, organon visus,
auricula, vibrisae, dan gigi incisivi. Bagian truncus terdiri atas pectoral, abdominal,
ekstrimitas anterior, dan ekstrimitas posterior dengan masing-masing 5 digiti. Gigi
incisivus pada tikus putih terdiri dari 2 buah di bagian atas dan bawah. Telinga
tikus putih membulat.
Keterangan:
12 1. Occipital
13 2. Interparietal
14 3. Parietal
4. Frontal
11
1 15
5 5. Temporal crest
2 6. Maxillary
3 7. Zygomatic notch
4 8. Premaxillary
9. Nasal
6
10. Foramen incisivi
7
8 11. Coronoid process
12. Condyloid process
9
10 13. Angular process
14. Alveolar process
15. Mandibula
Deskripsi:
Bagian atas rangka kepala tikus putih antara lain occipital, interparietal, parietal,
temporal crest, frontal, maxillary, zygomatic notch, premaxillary, dan nasal.
Bagian bawah antara lain foramen incisivi. Bagian samping antara lain coronoid
process, condyloid process, angular process, alveolar process, dan mandibula.
B. Pembahasan
Proses mengidentifikasi yaitu dimulai dengan mengenali sifat dan tanda yang
terdapat pada tubuh individu yang akan diidentifikasi dan disesuaikan dengan bagian-
bagian nomor yag ada, kemudian dilanjutkan pada nomor utama yang tercantum di
belakang bagian-bagian yang sesuai dengan sifat atau tanda yang ada pada
benda/individu yang diidentifikasi tersebut sehingga didapat nama spesiesnya.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan identifikasi terhadap
individu yaitu pengenalan ciri-ciri, pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri dan
pembagian nama kelompok. Mendeskripsikan tiap ciri baik secara morfologi, anatomi,
fisiologi, biokimia maupun genetika, spesies yang diteliti harus diperhatikan dan
dijadikan sebagai data utama. Langkah selanjutnya yaitu dibandingkan dengan data
acuan yang telah ada atau buku identifikasi atau melalui website lalu masukkan spesies
tersebut pada kelompok acuan. Langkah terakhir yaitu setelah dikelompokkan,
kelompok-kelompok tersebut akan diberi nama sesuai dengan karakteristik umum
spesies yang ada di dalamnya. Bila diidentifikasi sudah masuk tahap yang spesifik,
maka persamaan yang dimiliki oleh suatu spesies yang berbeda ciri akan dimasukkan
pada kelompok yang berbeda pula.
Praktikum acara Mamalia menggunakan beberapa jenis spesimen. Spesimen
yang digunakan antara lain kelelawar (Rhinolophus megaphyllus), kelinci
(Oryctolagus cuniculus) dan tikus putih (Rattus norvegicus). Karakter yang penting
untuk identifikasi Mamalia antara lain morfologi dan anatomi rangka. Karakter
morfologi untuk identifikasi adalah pola warna, ukuran tubuh, geligi, dan glandula
mammae sedangkan anatomi rangka untuk identifikasi antara lain cranium, rahang
bawah, gigi, dan anggota gerak.
Kelelawar (Rhinolophus megaphyllus) termasuk ke dalam ordo Chiroptera.
Ukuran tubuhnya yang besar membuat dia termasuk ke dalam Subordo
Megachiroptera. Warna rambut tubuhnya coklat. Kelelawar jenis ini merupakan
pemakan tumbuh-tumbuhan. Bagian tubuhnya antara lain femur, tibia, fibula, calcar,
humerus, radius, metacarpal, phalanges, lancet, sella, nosellaf, dan antitagrus.
Kelinci (Oryctolagus cuniculus) termasuk dalam ordo Lagomorpha. Kelinci
memiliki warna rambut bervariasi. Kelinci termasuk hewan pengerat namun tidak
termasuk ke dalam Ordo Rodentia. Gigi incisivi pada kelinci terdiri dari 4 gigi di
bagian atas dan 2 gigi di bagian bawah. Bagian tubuh kelinci terbagi menjadi caput,
truncus dan caudal. Bagian caput tersusun atas rima oris, nares anterior, organon visus,
pinna auricalus, dan vibrisae. Bagian truncus tersusun atas pectoral, abdominal,
ekstrimitas anterior dengan 4 digiti dan ekstrimitas posterior dengan 3 digiti.
Tikus putih (Rattus norvegicus) termasuk ke dalam Ordo Rodentia. Tubuh
tertutupi rambut berwarna putih. Bagian tubuh dari tikus putih terbagi menjadi caput,
truncus dan caudal. Bagian caput tersusun atas rima oris, nares anteriores, organon
visus, pinna auricalus, dan vibrisae. Bagian truncus tersusun atas pectoral, abdominal,
ekstrimitas anterior dan ekstrimitas posterior dengan masing-masing 5 digiti. Gigi
incisivus pada tikus putih terdiri dari 2 buah di bagian atas dan bawah. Telinga tikus
putih membulat. Bagian atas rangka kepala tikus putih antara lain occipital,
interparietal, parietal, temporal crest, frontal, maxillary, zygomatic notch,
premaxillary, dan nasal. Bagian bawah antara lain foramen incisivi. Bagian samping
antara lain coronoid process, condyloid process, angular process, alveolar process,
dan mandibula.
Praktikum ini juga membahas tentang tipe kaki dan tipe gigi pada Class mamalia.
Tipe kaki pada Class Mamalia terdiri atas plantigrade (berjalan dengan seluruh telapak
kaki contohnya adalah monyet, unguligrade (berjalan dengan kuku contohnya adalah
kuda) dan digitigrade (berjalan dengan jari contohnya adalah kucing). Tipe gigi molar
pada Class Mamalia terdiri atas bunodont (terdapat pada omnivora), secodont (terdapat
pada karnivora), bilophodont (terdapat pada herbivora pengerat), lophodont (terdapat
pada herbivora, contohnya kambing) yang terakhir adalah selenodont (terdapat pada
kuda). Praktikum kali ini juga membedakan antara infraclass dari Subclass Theria
yaitu Infraclass Metatheria yang melahirkan janin secara prematur dan berkembang
sempurna di dalam kantung khusus di luar rahim, contoh dari hewan yang termasuk
Infraclass Metatheria adalah kangguru, sedangkan infraclass lainnya adalah Infraclass
Eutheria, merupakan mamalia yang janinnya berkembang sempurna di dalam rahim.
Janin dengan ibu dihubungkan dengan plasenta sebagai penyalur nutrisi.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini yakni sebaiknya praktikan lebih teliti dan cermat
dalam mengidentifikasi sehingga dapat membedakan karakter penting dari masing-
masing preparat.
DAFTAR REFERENSI