Anda di halaman 1dari 5

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KIA

(di Puskesmas Pucanganak Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek)

1. Idenifikasi masalah.
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, kesadaran
tentang pentingnya kesehatan dalam masyarakat semakin meningkat pula. Hal ini
mengakibatkan kebutuhan dan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas menjadi salah satu kebutuhan dasar.
Jika kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas
layanan kesehatan sesuai dengan harapannya,pasien pasti akan selalu datang
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Namun, sampai saat ini usaha
pemerintah tersebut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak
anggota masyarakat yang mengeluh dan tidak puas dengan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit pemerintah ataupun puskesmas.
2. Analisis Jurnal.
a. Metode Penelitian.
Desain penelitian ini adalah penelitian diskriptif, dengan populasi semua
pasien Ibu dan anak yang berkunjung di Puskesmas Pucanganak Kecamatan
Tugu Kabupaten Trenggalek pada saat penelitian. Sampel adalah seluruh pasien
yang berkunjung di Poli KIA Puskesmas Pucanganak Kecamatan Tugu
Trenggalek selama penelitian berlangsung. Teknik sampling yang digunakan
adalah aksidental sampling. Penelitian dilakukan di Poli KIA Puskesmas
Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek pada tanggal 7–12 Juni 2010.
Kepuasan tentang kualitas pelayanan diukur dari kemampuan ibu menjawab
kuesioner yang diberikan pada saat berkunjung ke poli KIA pada saat penelitian.
analisa Data dilakukan dengan Pemberian skor sesuai dengan jawaban yang
dipilih dari tiap-tiap pertanyaan.
b. Hasil.
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dari 30 responden menunjukan:
1. Tingkat kepuasan pasien pada dimensi Reliability 91,7% puas, sangat puas
8,3%.2).
2. Tingkat kepuasan pasien pada dimensi Responsivness 67,5% puas , sangat
puas 32,5%.
3. Tingkat kepuasan pasien pada dimensi asurance 73,3% puas , sangat puas
26,7%.
4. Tingkat kepuasan pasien pada dimensi empaty 83,3% puas , sangat puas
16,7%.
5. Tingkat kepuasan pasien pada dimensi Tangibless 67,5% puas , sangat puas
32,5%.

Secara umum disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien tentang mutu


pelayanan KIA di Puskesmas Pucanganak Kecamatan Tugu Kabupaten
Trenggalek adalah puas sebesar 77% bahkan ada yang sangat puas sebesar
33%.

3. Komentar terhadap Jurnal.


Jurnal penelitian ini mencoba membahas tentang tingkat kepuasan pasien
terhadap mutu pelayanan KIA di Puskesmas Pucanganak Kecamatan Tugu
Kabupaten Trenggalek, meliputi Realibility, Responsiveness, Assurance, Empaty dan
Tangibles. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang
disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan,
kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam
memberikan pelayanan untuk kepuasan pasien. Kualitas pelayanan (service quality)
dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pasien atas pelayanan
yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya
mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu Puskesmas.
Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu
pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan
produk/jasa. Puskesmas menganggap pasien sebagai raja yang harus dilayani
dengan baik, mengingat dari pasien tersebut akan memberikan keuntungan kepada
Puskesmas agar dapat terus hidup.
Dalam jurnal ini terdapat beberapa kekurangan yaitu pada penulisan judul,
tabel, dan kekurangan metode penelitian yang dipergunakan.
Pertama, judul jurnal hanya menampilkan apa yang diteliti (what) dan tempat
penelitian (where), seharusnya pada penulisan judul mencantumkan tahun penelitian
(when). Kedua, penulisan judul tabel seharusnya juga mencantumkan sumber data
penelitian tetapi pada jurnal ini tidak dicantumkan sumber data dari tabel tersebut.
Ketiga, kelemahan metode penelitian yang di pergunakan. Metode penelitian
yang digunakan pada jurnal ini adalah desain penelitian diskriptif, desain penelitian ini
bertujuan mencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-
kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Berikut uraian alasan pemilihan metode dan kelemahan dari metode tersebut :
a. Alasan pemilihan metode deskriptif.
1. Relatif mudah dilaksanakan.
2. Tidak membutuhkan kelompok kontrol/pembanding.
3. Diperoleh banyak informasi penting.
4. Dalam penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh
membutuhkan penelitian lanjutan/tidak.
5. Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui
atau diselidiki hubungan sebab-akibat.
6. Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat menhalangi
penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya
interaksi secara normal.
7. Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena
kendala teknik, keungan, maupun etika, dan normal.
8. Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat setatistik yang lebih
maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakn estimasi terhadap
parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
b. Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian deskriptif mengandung kelemahan-
kelemahan, antara lain sebagai berikut.
1. Karena penelitian komparatif sefatnya ex post facto, maka penelitain
tersebut tidak mempunyai kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya
berpegang pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa
kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan manipulasi terhadap
bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia diharapkan mempunyai cukup
banyak alas an dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan kasual
yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesis-hipotesis saingan untuk
membuat jastifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.
2. Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal
yang diselidiki benar-benar relaevan.
3. Karena faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan
antara satu dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai
penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan
akibat dari faktor ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor diluar cakupan
penelitian yang bersangkutan.
4. Adakalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi
belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-
akibat. Mungkin saja hubungan variabel tersebut dikarenakan oleh adanya
keterkaitan dengan faktor-faktor lain diluar itu. Dilain pihak, andai kata pun
telah diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan
sebab-akibat, tetapi masih sukar untuk dipisahkan faktor mana sebagai
penyebab dan faktor mana yang merupakan akibat
5. Mengkatagorisasikan subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori
demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk
tujuan perbandingan, dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan
kesimpulan yang salah akibat katagori-katagori dikhotomi yang dibuat
mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar, mengahendaki
valuejudgement, dan tidak kokoh.

Disarankan agar hasil-hasil penelitian ini dapat di manfaatkan untuk


meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian komparatif.
Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
penelitian komparatif yang lebih luas.
Tugas Individu
Dosen : Prof. Dr. H. Indar, SH, MPH
Mata Kuliah : Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN KIA


(di Puskesmas Pucanganak Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek)

SAMSUL BAHRI
P1802211009

KONSENTRASI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

Anda mungkin juga menyukai