Anda di halaman 1dari 12

74

BAB VIII
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Tujuan Pembelajaran Umum:


Memahami dan menerapkan konsep kesetimbangan dalam persoalan teknik.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu
1. menjelaskan syarat kesetimbangan dan menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan
konsep kesetimbangan;
2. menentukan titik berat benda tegar.

8.1 Syarat Kesetimbangan


Suatu struktur rekayasa (bangunan, mesin, kendaraan, dan lain sebagainya) harus
dirancang sedemikian rupa agar berada dalam keadaan setimbang, meskipun banyak
pengaruh yang bekerja pada struktur tersebut. Misalnya, sambungan kerangka atau sekrup-
sekrup pengencang harus tetap berfungsi meskipun ada goncangan atau getaran yang cukup
keras. Suatu benda dikatakan dalam keadaan setimbang, jika ia memiliki kesetimbangan
translasi dan kesetimbangan rotasi.

∑ ∑ …(8.1)

Ada dua macam kesetimbangan, yaitu


1. Kesetimbangan statik, kesetimbangan yang terjadi jika benda dalam keadaan diam.
2. Kesetimbangan dinamik, proses penambahan gaya yang mengakibatkan benda bergerak
menjadi seimbang (proses penyeimbangan).

Contoh soal dan penyelesaian:


1. Sebuah batang bermassa M dalam keadaan setimbang
tergantung pada sebuah atap oleh kedua tali tak
bermassa seperti tampak pada gambar 8.1.
Tentukanlah tegangan tali 1 dan tegangan tali 2!

Penyelesaian: Gambar 8.1. Contoh Soal No.1


Berdasarkan syarat kesetimbangan:

Pertama: ∑

T1 + T2 = Mg …(i)

Kedua: ∑ (dengan sumbu putar pada titik berat batang)

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


75

…(ii)

Substitusikan persamaan (ii) ke dalam persamaan (i) akandiperoleh:

dan

2. Sebuah lampu bermassa M digantungkan pada ujung


sebuah batang bermassa m. Batang ditempelkan pada
diding dengan sebuah engsel, dan sisi yang satunya
ditopang dengan sebuah tali membentuk sudut ϴ seperti
pada gambar. Engsel memberikan gaya pada batang.
Sistem berada pada keadaan setimbang.
(a) Hitung berapa gaya yang diberikan engsel pada batang !
(b) Hitung berapa tegangan tali ! Gambar 8.2. Contoh Soal no.2

Penyelesaian:

(1) Gambarkan garis-garis gaya:

(2) Berdasarkan syarat kesetimbangan:

Pertama: ∑

Sumbu x: T cos + Fx = 0 …(i)

Sumbu y: T sin + Fy - Mg - mg = 0 …(ii)

Kedua: ∑ (dengan sumbu putar pada engsel)

…(3)

Dari ketiga persamaan di atas dapat diperoleh:

⁄ ⁄
, dan

3. Dua benda, benda A bermassa 10 kg dan benda B bermassa 20 kg, diletakkan di atas
papan kayu. Perhatikan gambar 8.3, Panjang papan 10 meter. Jika benda B diletakkan 2
meter dari titik tumpuh, pada jarak berapakah dari titik tumpu benda A harus diletakkan
sehingga papan berada dalam keadaan seimbang?

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


76

Gambar 8.3 Contoh Soal No.3


Penyelesaian:
Gambarkan garis-garis gaya pada benda.

Perhatikan diagram di atas. Gaya yang bekerja pada papan adalah gaya berat benda B
(FB), gaya berat benda A (FA), gaya berat papan (w) dan gaya normal (N).
Pada benda B Pada benda A

Papan berada dalam keadaan seimbang jika torsi total = 0.

Agar papan berada dalam keadaan seimbang, benda A harus diletakkan 4 meter dari titik
tumpu.

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


77

4. Sebuah benda digantungkan pada kedua tali seperti


tampak pada gambar 8.3. Jika massa benda 10 kg,
tentukan gaya tegangan kedua tali yang menahan benda
tersebut!

Penyelesaian:
Gambarkan garis-garis gaya pada benda.

Gambar 8.3 Contoh Soal No.4

w = mg = (10 kg)(10 m/s2) = 100 kg m/s2

T1x = T1 cos 45o = 0,7 T1

T1y = T1 sin 45o = 0,7 T1

T2x = T2 cos 45o = 0,7 T2

T2y = T2 sin 45o = 0,7 T2

Komponen gaya yang bekerja pada arah vertikal

Komponen gaya yang bekerja pada arah horizontal

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


78

Karena T1 = T2, maka T2 = 71,4 kg m/s2.

5. Batang AB homogen yang beratnya 100 N


bersandar pada dinding licin, dalam keadaan
setimbang batang membentuk sudut 600 terhadap
lantai mendatar kasar. Hitung besar dan arah gaya
oleh lantai pada batang AB.

Penyelesaian:
Gambar 8.4 Contoh Soal No.5

Misalnya gaya oleh lantai pada batang AB adalah F membentuk sudut α terhadap arah
mendatar.

Syarat batang AB setimbang

Jumlah gaya pada arah vertikal sama dengan nol


∑Fy = 0
F sin α – 100 = 0
F sin α = 100 …(i)

Jumlah gaya pada arah mendatar ama dengan nol


∑Fh=0
N - F cos α = 0
F cos α = N …(ii)

Jumlah momen terhadap sembarang titik sama dengan nol. Pada kasus ini diambil titik B
sebagai sumbu rotasinya.

∑σB=0
N.AB sin 600 – 100. ½ AB cos 600 = 0
N (0,9) – 50 (0,5) = 0
0,9N = 25
N = 25/0,9 = 250/9 …(iii)

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


79

Dari persamaan (iii) dan (ii) diperoleh


F cos α = 250/9 ...(iv)

Jika persamaan (i) dibagi persamaan (iv), diperoleh

tan α = 900/250 = 3,6


α = arc tan 3,6 = 74,470

karena α = 74,470 maka persamaan (i) menjadi

F sin 74,470 = 100


F (0,963) = 100
F = 100/0,963 = 103,78

Jadi gaya oleh lantai pada batang AB sebesar 103,78 N membentuk sudut 74,470
terhadap lantai.

6. Batang AB homogen beratnya w, ujung B diikat dengan tali


ringan BC pada dinding vertikal dan dalam keadaan
setimbang, tali BC membentuk sudut 300 terhadap dinding
vertikal, seperti pada gambar 8.5.

Jika pada ujung batang A licin, hitung sudut antara batang


AB dengan dinding vertikal! Gambar 8.5 Contoh Soal No.6
Penyelesaian:
Pada batang AB bekerja 3 gaya, yaitu
1. Gaya berat batang w yang berada di pertengahan batang AB karena batang
homogen dan arah w vertikal ke bawah.
2. Gaya tegangan tali T.
3. Gaya oleh dinding N tegak lurus dinding karena dinding licin dan arahnya mendatar
ke kanan.

C
300
N D
A
T
α

E F B

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


80

Batang AB dipandang sebagai partikel, maka ketiga gaya di atas ( w, T, dan N )


harus berpotongan pada satu titik. Karena w berada di pertengahan batang, maka
garis gaya kerja w harus memotong pertengahan tali sehingga w dan T berpotongan
di titik pertengahan tali (titik D). Dengan demikian, gaya yang disebabkan oleh
dinding (N) harus menuju titik D tersebut.

Untuk menghitungnya sudut antara batang AB dengan dinding vertikal (α) dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut

Perhatikan ∆ABE dan ∆DBF.

Dari ∆ABE kita dapatkan


BE
tan α = ……………… (i)
AE
dari ∆DBF kita dapatkan:
BF
tan 300 =
DF
atau DF = BF / tan 300

DF = AE

Jadi AE = BF / tan 300 ………..….. (ii)

BE = 2BF ……………………. (iii)

Jika persamaan (ii) dan (iii) disubstitusikan ke persamaan (i) akan diperoleh
2BF . tan 300
tan α =
BF

2BF
tan α = (0,577)
BF
tan α = 2 (0,577)

tan α = 1,154

jadi sudut antara batang AB dengan dinding vertikal sebesar 49 0.

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


81

8.2 Titik Berat Benda


Pembahasan struktur benda tegar selalu disertai anggapan bahwa benda homogen atau
serba sama. Dengan demikian, titik tangkap gaya berat benda selalu tepat berada di tengah
benda. Namun kebanyakan struktur benda yang dijumpai tidak serba sama. Sehingga kita
perlu menghitung dimanakah letak titik berat benda.
Suatu benda terdiri atas molekul-molekul yang masing-masing memiliki gaya berat.
Resultan gaya berat molekul-molekul ini merupakan gaya berat banda. Titik tangkap gaya
berat ini disebut titik berat.
Rumus untuk menghitung titik berat benda

∫ ∫ ∫
…(8.2)
∫ ∫ ∫

…(8.3)

V menyatakan volume.

∫ ∫
Untuk benda dua dimensi berlaku …(8.4)
∫ ∫


Untuk benda satu dimensi …(8.5)

Tabel 8.1 Posisi Titik Berat Benda Berbentuk Teratur Dua Dimensi

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


82

Tabel 8.2 Posisi Titik Berat Benda Berbentuk Teratur Tiga Dimensi

Contoh soal dan penyelesaian:

7. Sebuah karton berbentu huruf L dengan ukuran


seperti pada gambar 8.3 .

Tentukan koordinat titik berat karton tersebut!

Penyelesaian:

Gambar 8.6. Contoh Soal No.7

Luas (I) = 8 x 2 = 16
Titik berat (Z1) berada pada titik perpotongan diagonalnya, Z1 = (1,4)
Luas (II) = 4 x 2 = 8

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


83

Titik berat (Z2) berada pada titik perpotongan diagonalnya, Z2 = (4,1)

Absis titik berat dapat dihitung menggunakan persamaan:

=2m

Ordinat titik berat dapat dihitung menggunakan persamaan:

Jadi titik berat karton terletak pada (2,3) m

8.3 Jenis Kesetimbangan


Respon benda yang berada dalam kesetimbangan dari suatu gangguan luar akan
memenuhi persamaan
…(8.6)

Keadaan benda dapat terdiri atas tiga jenis kesetimbangan, yaitu


a. Kesetimbangan netral
Kesetimbangan netral terjadi bila energi potensial benda konstan, meskipun benda
mengalami perpindahan. Titik berat benda kembali ke posisi semula setelah mengalami
gangguan.
b. Kesetimbangan stabil
Kesetimbangan stabil terjadi bila energi potensial benda mempunyai nilai yang paling
kecil (minimum). Titik berat benda tidak berubah setelah mengalami gangguan.
c. Kesetimbangan labil
Kesetimbangan labil terjadi bila energi potensial benda mempunyai nilai yang paling
besar (maksimum). Titik berat benda tidak kembali ke posisi semula setelah mengalami
gangguan.

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


84

Rangkuman
a. Suatu benda dikatakan dalam keadaan setimbang, jika ia memiliki kesetimbangan
translasi dan kesetimbangan rotasi.
∑ ∑
∫ ∫ ∫
b. Rumus untuk menghitung titik berat benda
∫ ∫ ∫

c. Benda akan setimbang bila memenuhi


Kesetimbangan netral terjadi bila energi potensial benda konstan, meskipun benda
mengalami perpindahan. Kesetimbangan stabil terjadi bila energi potensial benda
mempunyai nilai yang paling kecil (minimum). Kesetimbangan labil terjadi bila energi
potensial benda mempunyai nilai yang paling besar (maksimum).

Soal Latihan

1. Bidang pada gambar 8.7 adalah bidang homogen. Apabila


Z1 adalah titik berat dari luasan ABGH, dan Z2 adalah titik
berat luasan ABCDEFGH, maka jarak Z1Z2 adalah….

Gambar 8.7. Soal Latihan No.1

2. Perhatikan gambar 8.8. Suatu sistem


keseimbangan yang terdiri atasa 3 buah beban
m1, m2, dan m3 dipasang pada dua katrol tetap.
Bila sistem dalam keadaan seimbang,
perbanding m2 dan m1 adalah ………. Gambar 8.8. Soal Latihan No. 2

3. Pada gambar sistem katrol benda A dan E masing-


masing 100 N dan 10 N. Apabila tali AC horizontal
dan tali AB sejajar bidang miring, dan katrol licin,
maka sistem setimbang untuk berat D sebesar?

Gambar 8.9. Soal Latihan No. 3

4. Sumbu kedua roda depan dan sumbu kedua roda belakang sebuah truk yang bermassa
3.000 kg berjarak 3 meter. Pusat massa truk terletak 2 meter di belakang roda depan.
Misalnya percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s 2, beban yang dipikul oleh kedua roda
depan truk itu sama dengan ….

Fisika Terapan untuk Teknik Energi


85

5. Seseorang naik tangga homogen yang disandarkan pada


dinding vertikal yang licin. Berat tangga 300 N dan berat
orang 70 N. Bila orang tersebut dapat naik sejauh 3 m
sesaat sebelum tergelincir, koefisien gesekan antara lantai
dan tangga adalah…
Gambar 8.10 Soal Latihan No. 5

6. Sebuah penggaris siku-siku bergantung diam seperti


ditunjukkan pada gambar. Penggaris dibuat dari
lembaran logam serba sama. Lengan yang satu
panjangnya L cm, sedangkan lengan yang lain
panjangnya 2L cm. Besar tangen Ɵ adalah ………

Gambar 8.11 Soal Latihan No. 6

7. Sistem pada gambar 8.12 berada dalam keadaan


seimbang. Berat balok A adalah 600 N dan koefisien
gesekan statis antara balok A dan meja adalah 0,2.
Berat balok B adalah ………. Gambar 8.12 Soal Latihan No. 7

Fisika Terapan untuk Teknik Energi

Anda mungkin juga menyukai