A. Pengaruh Hormonal
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-
hormon yang berperan adalah :
1. Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.
Tingkatprogesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar.
Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa
bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB
hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah
produksi ASI.
3. Follicle stimulating hormone (FSH)
4. Luteinizing hormone (LH)
5. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
6. Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada
saatmelahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain
itu,pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar
alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan
dalam prosesturunnya susu let-down/ milk ejection reflex.
7. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan
kedua kehamilan, plasentamengeluarkan banyak HPL, yang berperan
dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.
B. Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Laktogenesis I
2. Laktogenesis II
3. Laktogenesis III
Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada
fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum,
yaitu berupacairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga
mencegahproduksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau
sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan
merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar
hormon progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon
prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran.
Apabila payudara dirangsang,level prolaktin dalam darah meningkat,
memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum
rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel
di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam
ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu
lebih tinggi apabilaproduksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi
hingga 6 pagi, namun levelprolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat
dalam prosesini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda
biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-
40 jam setelahmelahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara
penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya,
memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum
mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI
sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergimakanan. Dalam dua minggu
pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan
oleh ASI sebenarnya.
Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan
dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai
stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudaraakan memproduksi ASI banyak.
Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara
menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan
demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa
baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Banyak ibu takut mereka tidak akan dapat memproduksi ASI yang
cukup untuk memenuhi bayi mereka . Dalam kebanyakan kasus , rasa
takut didasarkan pada hal-hal akan rasa kekhawatiran tersebut , seperti
waktu menyusui lebih pendek atau pertumbuhan
nafsu makan tidak sesuai. Ini adalah skenario
alami yangkebanyakan ibu mengalami hal itu pada saat menyusui . Jika
bayi Anda, tidak mendapatkan berat badan yang sesuai, atau lebih buruk
lagi , maka meningkatkan pakan produksi ASI dapat membantumasalah
tersebut agar dapat terselesaikan .
1. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang
dimakan ibu, tentu saja pada masa menyusui ibu harus mengkonsumsi
beragam macam makanan , adanya berbagai macam mitos mengenai
jenis-jenis makanan tertentu menghambat ibu untuk menerima zat gizi
yang seharusnya ibu dapatkan selama menyusui. karena kelenjar
pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan
yang cukup dan memiliki nutrisi yang baik. Untuk membentuk
produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori,
protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup.
2. Emosi dan keadaan psikis
Emosi dan keadaan psikis ibu sangat mempengaruhi refleks
pengaliran susu. Karena refleks ini mengontrol perintah yang dikirim
oleh hipotalamus pada kelenjar bawah otak. Bila dipengaruhi
ketegangan, cemas, takut dan kebingungan, air susu pun tidak akan
turun dari alveoli menuju puting. Hal ini sering terjadi pada hari-hari
pertama menyusui, saat refleks pengaliran susu belum sepenuhnya
berfungsi. Refleks pengaliran susu dapat berfungsi baik hanya jika ibu
merasa rileks dan tenang, tidak tegang ataupun cemas. Suasana ini
bisa dicapai bila ibu punya kepercayaan diri dan istirahat cukup, serta
tidak kelelahan. Mendengar suara tangis bayi atau bahkan
memikirkan bayi bisa menyebabkan refleks pengaliran susu bekerja,
sehingga susu pun bisa memancar.
3. Perawatan payudara
Perawatan payudara bisa dilakukan saat masih dalam masa
kehamilan. Karena perawatan yang benar akan memperlancar
produksi ASI. Dengan merangsang payudara akan mempengaruhi
hypopise untuk mengeluarkan hormon progesteron, estrogen dan
oksitosin lebih banyak lagi. Hormon oksitosin akan menimbulkan
kontraksi pada sel-sel lain sekitar alveoli (lubang-lubang kecil di
paru-paru), mengakibatkan susu mengalir turun ke arah puting,
sehingga bisa diisap bayi.
4. Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormone-hormon
tertentu.Dua horman yang paling berperan pendting dalam produksi
ASI adalah hormone prolactin dan hormone oksitosi. Hormone
prolactin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air
susu. Sedangkan, hormone oksitosin menyebabkan sel-sel otot
disekitar alveoli berkontraksi yang mendorong air susu masuk ke
saluran penyimpanan.
5. Istirahat cukup
Factor lainnya yang juga mememngaruhi produksi asi
apabila kurang istirahat akan mengalami kelelahan karena pola
istirahat sang bayi yang belum teratur dan mengakibatkankurang
berfungsinya pembentukan dan pengeluaran ASI.
6. Faktor isapan anak
Bila ibu jarang menyusui anak dan berlangsung sebentar
maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI
berkurang. Karena bila mulut bayi menyentuh puting ibu, refleks
mengisapnyaakan merangsang prolactin dan oksitosin untuk
memproduksi ASI. Semakin Anda sering menyusui bayi Anda, maka
produksi Anda juga semakin banyak.
7. Berat lahir bayi
Berat badan bayi berpengaruh dan pengeluaran ASI.Hal ini
dikarenakan kemampuan daya hisap bayi, yakni ketika bayi yang
terllahir dengan berat badan yang rendah (<2500 gram) cenderung
mempunyai kemampuan menghisap ASI langsung dan payudara ibu
lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang terlair dengan berat
badan normal (>2500) kemampuan bayi dalam menghisap yang
rendah ini meliputi frekuensi dan lama menyusui. Tentunya sang ibu
harus bersabar karena pada waktunya nanti sang bayi yang terlahir
secara premature bisa kemabali menghisap.
8. Rokok dan alcohol
Merokok sudah diketahui mempunyai banyak efek yang
berbahaya bagi tubuh manusia terlebih lagi untuk ibu menyusui
,merokok akan menstimulasi pelepasan hormone adrenalin yang akan
menghambat pelepasan hormone oksitosin. Jadi sebaikanya
menghindi konsumsi rokok dan minuman beralkohol karena
sesungguhnya rokok dan alcohol memiliki banyak dampak negative
bagi tubuh.
D. Peningkatan Produksi Pra - Menyusui
1. Mengkonsumsi minimal 1.800 kalori sehari dan
minum setidaknya 6 gelas cairan saat Anda
menyusui . Jika saat ini Anda berdiet , itu bisa
mengurangi produksi ASI Anda . Tidak
mengherankan , apa yang Anda makan
memiliki dampak besar pada kualitas dan
kuantitas susu yang dihasilkan . Berikut adalah
beberapa panduan umum bagi Anda untuk mengingat tentang diet dan
ASI :
Cari sumber kalsium yang sangat baik . Ini akan membantu tulang
bayikecil kecil Anda tumbuh sehat dan kuat . Makanan yang kaya
kalsium meliputi produk susu ( opt untuk produk susu organik ,
namun) , sayuran berdaun hijau , dan ikan tertentu ( sarden dan
salmon ) .
Makan buah-buahan dan sayuran . Membuat buah-buahan dan
sayuran merupakan bagian besar dari diet , karena buah-buahan dan
sayuran tersebut dikemas dengan vitamin , mineral , dan serat .
Pilihlah karbohidrat kompleks . Karbohidrat kompleks lebih sehat
daripada karbohidrat olahan , yang mungkin Anda oleh dan
menghindari besar . Karbohidrat kompleks mencakup hal-hal seperti
beras merah , pasta gandum dan roti , serta kacang-kacangan .
Pilihlah daging tanpa lemak . Daging lebih baik dengan pemotongan
lemak , seperti daging ayam tanpa kulit ayam , memakan ikan ,
produk susu yang rendah lemak , dan produk kedelai seperti tahu .
2. Tambahan menyusui dengan memompa.
Memompa bermanfaat untuk dua
alasanPertama , memompa memungkinkan
Anda untuk menyimpan ASI saat bayi Anda
tidak membutuhkannya , yang
memungkinkan Anda mengumpulkan dan
menyimpan susu lebih diungkapkan . Kedua,
memompa merangsang produksi ASI lebih .
Apakah Anda di tempat kerja atau di
rumah , pertimbangkan memompa selama 15 menit setiap
beberapa jam . atau pompa selama 5 sampai 10 menit setelah
menyusui . Memompa setidaknya 8 kali selama periode 24-jam
akan membantu dengan cepat meningkatkan produksi ASI . Jika
Anda tidak dapat memompa segera setelah menyusui , cobalah
untuk memompa dipertengahan waktu anda sedang menyusui .
Memompa kedua payudara pada saat yang sama . Memompa
kedua payudara akan memberikan ASI dua kali lebih banyak dua
kali lebih cepat selain membantu merangsang produksi yang lebih
.
3. Batasi penggunaan dot dan botol saat Anda sedang mencoba untuk
membuat ASI lebih .
Hal ini akan memastikan semua kebutuhan mengisap bayi
terpenuhi pada payudara . sesuai dengan pertumbuhannya bayi akan
semakin besar, akan lebih mudah baginya
untuk pergi bolak-balik dari payudara ke dot
tanpa merasa kehilangan rangsangan
payudara . Jika menggunakan botol untuk
melengkapi , cobalah untuk
menggantikannyadengan sendok saja .Saat
ibu memberikan dengan dot, maka anak
dapat mengalami BINGUNG PUTING
tersebut, Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti
ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh
areola (bag. gelap di sekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut bayi.
Akhirnya, bayi malas menyusui langsung dari payudara lantaran ia
merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI.
F. Relaktasi
Relaktasi adalah
praktik menyusui kembali
bayi langsung ke payudara
setelah dalam kurun waktu
tertentu (beberapa hari,
beberapa minggu, beberapa
bulan) tidak menyusui atau
menyusui secara parsial
(mencampur pemberian ASI
dengan susu formula atau
makanan/minuman selain
ASI) karena alasan tertentu,
diantaranya, ibu harus
dirawat karena sakit, ibu
sibuk bekerja, ASI mengering, atau ibu mengalami sakit yang sementara
waktu dilarang memberikan pada bayinya, kesulitan untuk menyusui
karena mendapat tekanan dari lingkungan, minimnya pengetahuan
orangtua tentang ASI, hingga berbagai mitos tidak benar seputar
menyusui.
Tahapan relaktasi:
Hentikan total penggunaan dot dan botol, berikan susu atau makanan lain
dengan menggunakan gelas atau sendok, agar bayi dapat lupa pada
dotnya, dan mau mengisap payudara ibu. Sebaiknya Anda tidak
memberikan empeng pada bayi Anda. Gantilah kebiasaan comfort
sucking bayi Anda pada empeng dengan comfort sucking pada payudara
Anda.
Cobalah untuk menyusui bayi Anda setiap 2 jam sekali. Atau biarkan
bayi Anda menyusu kapan pun, setiap kali ia terlihat berminat.
Persering kontak kulit antara ibu dan bayi. Tidurlah bersamanya baik
pada malam maupun siang hari, dekaplah dan gendonglah sesering
mungkin. Guna dari kontak kulit ini agar hormon laktasi dirangsang oleh
isapan mulut bayi. Bayi juga dapat mencium bau ibunya dan
mengakrabkan diri dengan ibu. Cobalah untuk selalu bersama bayi Anda
– terutama pada malam hari ketika hormon prolaktin (penghasil ASI)
sedang banyak-banyaknya dihasilkan – sehingga dapat setiap saat
menyusui bayi Anda.
Perbaiki posisi dan pelekatan saat menyusui bayi. Cari posisi yang tepat
dan nyaman untuk ibu dan bayi. Jika bayi merasa tidak nyaman dengan
posisinya (biasanya karena tidak terbiasa disusui), maka sediakan waktu
untuk berdekatan lebih lama. Selalu berkomunikasilah dengan bayi, ajak
bicara tentang proses relaktasi yang harus dilalui bersama.
Segera setelah ASI Anda mulai keluar sedikit, porsi susu (formula atau
ASIP) tersebut dapat dikurangi sebanyak 30-60ml dalam sehari, sampai
habis.
Hal yang terpenting bagi sang ibu saat akan relaktasi adalah
hindari segala perasaan negatif, terutama perasaan kecewa, jika ternyata
setelah berakhirnya masa relaktasi pasokan ASI Anda tidak sebanyak
sebelum Anda berhenti menyusui. Memberikan bayi Anda ASI,
berapapun jumlah, sangat jauh lebih bermanfaat daripada tidak
memberikan ASI sama sekali. Jadi, walaupun pada akhirnya Anda tetap
harus memberikan susu formula bersamaan dengan ASI Anda, Anda
dan bayi Anda dapat bersama-sama menikmati kembali kedekatan fisik
dan batin, serta masa-masa hangat kegiatan breastfeeding.
G. Induksi Laktasi
Laktasi adalah produksi ASI dalam kelenjar susu wanita, dan terjadi secara
alami selama kehamilan dan masa menyusui setelah melahirkan. Para wanita
mungkin ingin menginduksi laktasi bila mereka berencana mengadopsi bayi atau
bila mereka setuju menjadi ibu susu untuk bayi yang ibu kandungnya tidak bisa
menyusui. Laktasi diatur oleh hormon hipofisis (sebagai lawan hormon ovarium)
dan, oleh karena itu, setiap wanita bisa merangsang laktasi, terlepas dari sejarah
obstetrik dan ginekologinya. Anda tidak perlu pergi ke dokter atau minum obat
khusus untuk mulai memproduksi ASI sendiri. Cukup ikuti instruksi berikut ini
untuk mengetahui cara menginduksi laktasi.
1. Memahami induksi laktasi
a. Pahamilah bagaimana induksi laktasi dimungkinkan. Walaupun tampak
mengejutkan, wanita yang tidak atau belum pernah hamil sangat
mungkin menghasilkan ASI. Cara ini biasanya dilakukan oleh seorang
ibu yang ingin menyusui bayi adopsinya.
Produksi ASI biasanya dipicu oleh interaksi kompleks antara tiga
hormon selama masa kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan
prolaktin.
Bila produksi hormon ini bisa ditiru melalui stimulasi fisik
dan/atau suplemen hormon, maka ASI bisa diproduksi tanpa
kehamilan.
Prolaktin (hormon utama yang terlibat dalam produksi ASI)
diproduksi di kelenjar hipofisis, bukan ovarioum, Oleh karena itu,
ada kemungkinan bagi para wanita untuk menginduksi laktasi
bahkan jika rahim mereka telah diangkat. Namun, induksi laktasi
biasanya lebih berhasil pada wanita yang sudah pernah hamil
sebelumnya.
Proses induksi laktasi bisa memakan waktu beberapa bulan, jadi
merupakan ide yang bagus untuk memulai proses tersebut segera
setelah Anda mengetahui tanggal kedatangan bayi adopsi Anda.
Ibu angkat memiliki kemungkinan yang besar bisa berhasil
menyusui bila bayinya berusia kurang dari tiga bulan.
b. Pahami pro dan kontra akan induksi. Menginduksi produksi ASI
merupakan usaha yang besar, jadi pro dan kontra harus
dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum keputusan akhir diambil.
Pro: Jelas sekali manfaat utama dari memproduksi ASI sendiri
adalah manfaat untuk bayi. ASI mengandung antibodi, protein,
lemak dan vitamin penting yang akan membantu bayi tumbuh
besar dan menambah berat, serta melawan infeksi dan penyakit.
Selain itu, menyusui adalah cara yang indah dan mendalam untuk
membentuk ikatan antara ibu dan bayi. Khususnya bila bayi
tersebut diadopsi, karena proses membentuk ikatan ini
membutuhkan waktu. Ini juga merupakan cara memberikan susu
pada bayi yang paling alami, dan mengurangi kebutuhan untuk
menggunakan susu formula yang mungkin mengandung bahan
kimia.
Kontra: Kelemahan utama induksi laktasi khususnya melibatkan
waktu dan usaha yang diperlukan supaya berhasil. Merangsang
produksi ASI membutuhkan dedikasi dan komitmen besar, karena
memompa dan merangsang payudara harus dilakukan 6 sampai 12
kali sehari, termasuk sesi malam hari yang mengharuskan Anda
bangun di tengah malam. Proses ini bisa menyakitkan dan tidak
nyaman untuk payudara, dan bila Anda menggunakan terapi
hormon, Anda mungkin akan mengalami perubahan mood dan
gangguan siklus menstruasi.
c. Siapkan diri untuk perubahan yang akan terjadi pada tubuh Anda.
Sebelum Anda memulai proses induksi laktasi, penting bagi Anda
untuk menyadari apa yang akan terjadi pada tubuh Anda, dan
kemungkinan efek sampingnya.
Efek samping induksi laktasi akan lebih parah bila Anda minum
hormon, karena pada dasarnya Anda menipu tubuh untuk berpikir
bahwa Anda hamil. Anda bisa menunggu payudara membesar,
puting membengkak dan sakit, dan menstruasi yang tidak teratur.
Anda mungkin akan mengalami kelelahan dan rasa lapar yang
meningkat, karena tubuh percaya Anda makan untuk dua orang.
Anda harus meningkatkan asupan kalori sekitar 200 kalori per hari,
tapi usahakanlah memilih makanan sehat untuk meminimalisir
penambahan berat badan.
Anda juga mungkin mengalami perubahan mood serta masa-masa
depresi dan marah. Inilah kenapa sangat membantu bila Anda
memiliki pasangan, teman atau keluarga yang mendukung untuk
membantu Anda melewati proses ini dan untuk mengingatkan
Anda akan pentingnya tujuan akhir yang ingin Anda capai. Gairah
seks Anda mungkin juga akan terpengaruh oleh hormon ini.
2. Merangsang produksi ASI
a. Mulailah meminum hormon. Ada sejumlah hormon berbeda yang bisa
digunakan untuk simulasi kehamilan dan merangsang produksi ASI.
Hormon yang paling banyak digunakan adalah domperidon, yang
menekan produksi dopamin dan oleh karenanya secara tidak
langsung meningkatkan jumlah prolaktin dalam tubuh, yang
merupakan hormon yang secara langsung bertanggung jawab pada
perkembangan payudara dan produksi air susu.
Kadang, disarankan minum hormon tambahan untuk digunakan
bersamaan dengan domperidon, seperti estrogen dan progesteron.
Memiliki hormon tersebut dalam jumlah yang lebih tinggi dalam
tubuh Anda membantu meniru kondisi tubuh alami wanita hamil.
Bila Anda berusia di bawah 35 tahun, Anda bisa minum hormon
tambahan ini dengan menggunakan pil KB kombinasi estrogen-
progesteron.
Bila Anda memiliki waktu sebelum kedatangan anak adopsi Anda,
disarankan supaya Anda memulai "kehamilan palsu" enam sampai
sembilan bulan lebih awal (namun ada program percepatan bagi
orang-orang yang hanya punya sedikit waktu). Mulailah minum
tiga hormon yang direkomendasikan di atas, dengan mengikuti
dosis yang disarankan oleh konsultan laktasi yang memenuhi
syarat.
Teruskan minum hormon selama beberapa bulan, sampai sekitar
enam minggu sebelum kedatangan si bayi. Kemudian Anda harus
menghentikan minum progesteron dan estrogen secara tiba-tiba,
untuk mengelabui tubuh Anda seolah baru melahirkan.
Teruskan minum domperidon dan mulailah stimulasi fisik pada
payudara dengan menggunakan pompa listrik atau teknik manual
lainnya. ASI seharusnya sudah keluar setelah beberapa hari, atau
dua minggu. Setelah keluar, Anda harus terus minum domperidon
sampai Anda menghasilkan ASI yang cukup banyak, atau sampai
bayi siap disapih.
Minum hormon tanpa pengawasan medis yang memadai bisa
menyebabkan efek samping serius. Oleh karena itu, sangat
disarankan agar Anda membuat janji dengan konsultan laktasi
yang memenuhi syarat di rumah sakit atau klinik sebelum Anda
memulai proses ini.
b. Gunakan pompa payudara listrik. Bila Anda menggunakan metode
hormon dan induksi laktasi, Anda juga akan memerlukan penggunaan
pompa payudara. Kadang ada kemungkinan menghasilkan ASI dengan
hanya menggunakan pompa, walaupun bisa membutuhkan waktu yang
lebih lama.
Stimulasi fisik pada puting memicu pelepasan hormon prolaktin,
yang membantu perkembangan kelenjar susu dan merangsang
produksi ASI. Cara ini juga melepaskan oksitosin, hormon kunci
yang dibutuhkan untuk melepaskan, atau mengeluarkan ASI.
Alat terbaik untuk melakukan ini adalah pompa payudara listrik
standar rumah sakit, yang memungkinkan Anda untuk memompa
kedua payudara di waktu yang sama. Alat ini mahal, namun sesuai
dengan harganya bila Anda mempertimbangkan waktu yang akan
Anda habiskan untuk menggunakannya. Anda juga bisa
menggunakan pompa tangan, namun alat yang digerakkan oleh
motor lebih baik dalam mensimulasikan gerakan menyusu bayi.
Bila Anda memutuskan untuk memilih metode pompa, Anda perlu
mulai memompa paling tidak dua bulan sebelum kedatangan bayi.
Anda akan memerlukan jadwal ketat, memompa setiap 2 sampai 3
jam, selama 15 sampai 20 menit setiap kali.
Anda juga harus menjadwalkan paling tidak satu sesi memompa di
waktu malam, karena level prolaktin alami tubuh berada pada titik
tertinggi antara jam 1 dan 5 dini hari, jadi Anda perlu
memanfaatkan fakta ini.
Sebelum mulai memompa, gunakan tangan Anda untuk memijat
lembut payudara dan puting. Ini akan membuat payudara mengeras
dan siap untuk dipompa. Gunakan pompa pada kedua payudara
secara bersamaan, lakukan usaha terbaik Anda untuk menjaga
puting tetap berada di tengah.
Nyalakan pompa pada pengaturan isapan rendah dan kecepatan
tinggi, karena ini menyerupai gerakan cepat mengisap bayi.
Setelah Anda terbiasa memompa, Anda bisa menaikkan secara
bertahap ke isapan sedang, atau setinggi yang Anda rasakan
nyaman tanpa membuat puting sakit.
Jangan panik bila Anda tidak melihat ada ASI saat pertama kali.
Bisa memerlukan waktu berminggu-minggu sebelum Anda melihat
setetes ASI. Tenang saja dan tetap fokus serta taati jadwal Anda,
ASI yang Anda tunggu akan keluar.
c. Rangsang produksi susu secara manual. Daripada menggunakan pompa
payudara, ada kemungkinan untuk menginduksi laktasi dengan tangan,
yaitu menggunakan stimulasi puting dan pijat payudara.
Menghasilkan ASI dengan cara ini akan membutuhkan waktu lebih
lama dan usaha lebih dari pada dua metode sebelumnya, tetapi
lebih alami daripada menggunakan hormon dan lebih murah
daripada membeli pompa payudara.
Dalam hal teknik, Anda akan membutuhkan kedua tangan untuk
memijat seluruh payudara, hampir sama seperti melakukan
pemeriksaan payudara. Kemudian Anda perlu menstimulasi puting
dan areola menggunakan jari dan jempol, dengan memijat dan
memutarnya dengan jari. Cobalah menekan areola ketika Anda
menarik puting, karena ini adalah gerakan yang merupakan tiruan
terbaik dari gerakan mengisap bayi.
Anda perlu melakukan ini paling tidak 8 kali sehari (termasuk satu
sesi di waktu malam) selama sekitar 20 menit setiap kali. Bila
Anda merasa nyaman, Anda bisa meminta bantuan dari pasangan
Anda atau teman dekat untuk memijat dengan Anda. Dalam usaha
memiliki ASI tepat waktu untuk kedatangan bayi, Anda harus
mulai proses ini dua bulan lebih cepat.
Saat Anda hampir mengeluarkan ASI, Anda perlu membungkuk,
sehingga kedua payudara mengarah ke lantai. Dengan lembut
goyang payudara Anda, karena ini memungkinkan susu mencari
jalan menuju puting.
Anda mungkin merasa perlu membeli pelumas atau balsem puting
untuk melindungi puting Anda dari gesekan dan rasa sakit.
Namun, walaupun puting Anda menjadi sakit, penting sekali untuk
tidak menyerah. Cobalah untuk bertahan dan ingat betapa
senangnya Anda nanti ketika bayi Anda datang.
d. Biarkan bayi Anda menyusu. Bila Anda bayi Anda telah datang tetapi
Anda masih tidak menghasilkan ASI, jangan khawatir. Membiarkan bayi
mengisap puting Anda, walaupun mereka tidak mendapatkan susu, akan
membantu mempercepat prosesnya.
Daripada memompa atau menstimulasi payudara secara manual,
cukup biarkan bayi mengisap. Gerakan mengisap alami bayi
adalah cara paling mungkin untuk merangsang hormon yang
dibutuhkan untuk menghasilkan ASI. Itu karena keseluruhan
pengalaman tersebut, dari perasaan mulut bayi pada puting sampai
suara mengisap yang dikeluarkan bayi, terasa lebih nyata daripada
memompa atau stimulasi manual.
Faktanya, produksi ASI lebih merupakan proses psikologi daripada
fisik. Kesadaran bahwa bayi Anda ada dan membutuhkan ASI
cukup untuk memicu respon alami tubuh Anda.
Satu-satunya masalah dari metode ini adalah bayi bisa menjadi
frustasi bila mereka berusaha tetapi tidak mendapatkan susu sedikit
pun. Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa membeli alat
bantuan laktasi. Ini adalah alat sederhana, yang terdiri dari sebuah
tabung yang satu ujungnya menempel pada puting ibu dan kantung
formula di ujung yang lain. Dengan cara ini, bayi menerima susu
ketika susu dirangsang, hingga akhirnya memungkinkan ibu untuk
memproduksi ASI sendiri.
Bahkan bila Anda tidak bisa mencapai produksi ASI maksimal,
tindakan sederhana menyusui bayi Anda adalah pengalaman ikatan
yang penting dan tak terganti, yang memungkinkan Anda untuk
terhubung dengan anak adopsi Anda dalam cara yang spesial dan
mendalam. Bila Anda melihat dengan cara ini, ASI yang
dihasilkan hanyalah bonus.
Bila bayi Anda belum datang, Anda tetap bisa menggunakan
metode isapan untuk mendorong laktasi, cukup memerlukan
pasangan Anda untuk melakukannya. Ini membutuhkan komitmen
besar dari Anda dan pasangan, namun bisa sangat efektif dan
benar-benar membangun hubungan yang lebih dalam antara Anda
berdua. Beberapa pasangan juga melakukan ini untuk alasan erotis,
walaupun tidak ada hubungannya dengan bayi. Namun, bila Anda
melakukannya untuk ASI, penting sekali supaya pasangan Anda
mempelajari cara menempel dan mengisap yang benar, dan bahwa
Anda mentaati jadwal yang ketat.
3. Meningkatkan volume ASI
a. Minum suplemen herbal. Banyak wanita merekomendasikan suplemen
herbal untuk meningkatkan produksi susu secara alami. Herbal paling
terkenal dan efektif adalah biji fenugreek dan blessed thistle.
Untuk dosis, disarankan untuk minum tiga kapsul biji fenugreek
(mengandung 390 mg per kapsul) dan tiga kapsul blessed thistle
(mengandung 610 mg per kapsul) tiga kali sehari, dengan
makanan. Anda harus mulai minum suplemen ini segera setelah
Anda mulai memompa ASI.
Anda juga bisa membeli teh herbal yang dikenal dengan nama
"Susu Ibu", yang berisi campuran adas, ketumbar, fenugreek,
blessed thistle dan adas manis. Rasanya seperti licorice dan bisa
dimaniskan dengan madu atau gula, bila suka. Herbal ini harus
diminum sampai tiga kali sehari, tepat sebelum menyusui.
Selain untuk mendorong peningkatan produksi ASI, teh ini juga
membantu mengurangi gas dan gejala kolik pada bayi.
b. Minum banyak air. Air digunakan dalam produksi ASI, karena itu sangat
penting untuk tetap terhidrasi selama proses menyusui.
Disarankan bagi ibu menyusui untuk minum antara 6 dan 8 gelas
air sehari untuk menghindari dehidrasi. Anda juga bisa minum teh
herbal dan makan buah dan sayuran dengan kandungan air tinggi
untuk meningkatkan hidrasi.
Anda bisa mengetahui apakah Anda dehidrasi dengan melihat
warna urin. Warnanya akan sangat terang atau keemasan bila Anda
terhidrasi dengan baik dan akan menjadi kuning gelap bila Anda
dehidrasi.
Merupakan ide yang baik bila Anda mengurangi kopi dan
minuman kafein lain selama menyusui, karena ini adalah diuretik
yang menyebabkan hilangnya cairan dengan cepat.
c. Makan oatmeal. Rekomendasi yang biasa untuk meningkatkan produksi ASI
ibu menyusui adalah makan oatmel.
Tidak banyak bukti ilmiah yang menjelaskan kenapa, namun ibu
menyusui merasakan peningkatan produksi susu pada hari-hari
ketika mereka makan oatmeal saat sarapan.
Beberapa teori melibatkan fakta bahwa oatmel tinggi akan zat besi
dan membantu menurunkan kolesterol, yang keduanya penting
untuk produksi ASI yang sehat.
Selain alasan tersebut, oatmeal adalah makanan panas yang
memberikan kenyamanan dan banyak energi, dua hal yang sangat
dibutuhkan oleh ibu baru.
d. Masuk dalam kerangka berpikir yang benar. Bila bayi Anda belum datang dan
Anda merasa sulit untuk meningkatkan produksi ASI, maka mungkin Anda
perlu mengusahakan laktasi dari sisi psikologis.
Ketika Anda memompa atau menstimulasi payudara secara
manual, penting untuk fokus pada alasan Anda melakukannya,
yaitu untuk menyusui bayi. Ini akan membantu insting keibuan
alami tubuh Anda untuk terpacu dan mendorong produksi susu
supaya keluar.
Bila Anda memiliki kesulitan memvisualisasikan kebutuhan akan
ASI, Anda bisa menggunakan beberapa properti untuk membantu.
Pegang foto bayi yang Anda adopsi, tonton video online ibu yang
sedang menyusui bayi, atau mendengarkan suara bayi yang
menyusu. Bahkan memegang selembar pakaian atau selimut bayi
bisa membantu.
H. Cara Memerah ASI
Banyak wanita memerah ASI untuk mengurangi pembengkakan, mencegah
rembes, dan menyimpan persediaan untuk digunakan di kemudian hari. Untuk
sebagian wanita, memerah dengan tangan (marmet) bisa menjadi alternatif yang
lebih nyaman dibanding pompa ASI. Prosesnya dapat dilakukan di mana saja, dan
tanpa membutuhkan alat atau perangkat khusus. Teknik ini juga telah ditunjukkan
dapat membantu menghasilkan ASI lebih banyak; payudara sebagian wanita lebih
mudah mengeluarkan susu melalui sentuhan langsung kulit ke kulit dibanding
melalui penggunaan pompa plastik. Jika Anda ingin tahu bagaimana memerah
ASI dengan tangan.
Langkah 1 : Memulai
a. Cuci tangan Anda. Tangan Anda harus dicuci bersih sebelum mencoba untuk
memerah ASI dengan tangan. Jika Anda mencucinya dengan air dingin,
hangatkan terlebih dahulu tangan Anda sebelum menyentuh payudara .
Tangan yang dingin dapat mengakibatkan proses memerah menjadi lebih lama
ketimbang tangan yang hangat. Jika ini kali pertama dan Anda merasa tak
yakin, Anda juga bisa meminta bantuan dari perawat, atau bahkan meminta
bantuan dari pasangan Anda.
b. Letakkan sehelai kain yang telah dilembapkan dengan air hangat pada
payudara Anda selama 2 menit. Ini dapat membantu pengeluaran susu. Meski
ini tidak diperlukan, namun hal ini sama sekali tidak merugikan.
c. Pijat payudara Anda. Jika Anda ingin menyiapkan payudara untuk pemerahan
ASI dengan tangan lebih lanjut, Anda dapat memijat pelan payudara Anda
menggunakan tangan atau handuk lembut. Pijat dan tekan-tekan ringan kulit
di sekeliling kedua puting susu membantu payudara Anda agar lebih lemas
dan siap untuk menghasilkan susu.
c. Tekan ke arah dalam ke arah dinding dada. Tekanan tersebut haruslah lembut
dan tegas, namun tak boleh terasa seperti meremas payudara. Hindari
melakukan penciutan atau peregangan kulit di sekitar areola karena ini akan
mempersulit pengeluaran susu. Tekankan kembali ibu jari dan telunjuk Anda
langsung pada jaringan payudara, ke arah dalam dinding dada. Berikut
beberapa hal lain yang perlu diingat:
Ingat untuk menekan mundur, bukan keluar, dan menggulirkan jemari
Anda, bukan menggesernya.
Gulirkan ibu jari dan jari-jari Anda ke depan hingga Anda memeras
susu keluar dari saluran ductus, yang terdapat di bawah areola, di
bawah puting susu.
Satukan jemari. Melebarkan jari-jari Anda akan mengurangi kefektifan
proses pemerahan.
Angkat payudara yang berukuran lebih besar sebelum mulai menekan.
d. Keluarkan ASI. Gunakan gerakan menggulung menjauh dari tubuh dengan
ibu jari dan jemari Anda. Tekan payudara Anda dengan gerakan seperti
menggulung. Seperti yang selalu disampaikan, Anda harus menekan,
memeras, kemudian santai. Begitu sudah mulai terbiasa, Anda akan bisa
mengikuti ritmenya, seakan bayi Anda sedang menyusu langsung, dan ini
akan membantu mempermudah Anda mengeluarkan ASI.
Payudara setiap wanita berbeda. Terserah Anda untuk menemukan
posisi terbaik yang membantu Anda mengeluarkan ASI secara
maksimal.
Anda juga dapat bereksperimen dengan cara pemerahan ASI, memijat,
memerah, dan memijat lagi.
e. Tampung ASI yang keluar dalam wadah. Jika Anda memerah hanya untuk
membuat payudara Anda terasa lebih nyaman, Anda dapat mengeluarkan ASI
tersebut ke atas sehelai handuk atau melakukannya di wastafel. Berikut
beberapa hal yang dapat Anda lakukan jika Anda "memang" ingin
menyimpan ASI tersebut untuk penggunaan di kemudian hari:
Gunakan kantong ASI untuk menyimpan ASI yang keluar.
Perah ASI langsung ke dalam botol untuk penggunaan di kemudian
hari.
Jika dibutuhkan, gunakan corong untuk mengarahkan ASI ke wadah
yang Anda pilih.
Gunakan wadah bermulut lebar, seperti cangkir kopi atau stoples kecil.
Begitu cangkir sudah terisi, pindahkan ASI ke wadah penyimpanan.
f. Ulangi proses yang sama pada payudara yang sebelah lagi. Ubah posisi sedikit
pada masing-masing payudara untuk memerah ASI yang tersimpan
seluruhnya. Berpindah dari satu payudara ke payudara satunya akan semakin
menstimulasi pengeluaran ASI.