Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN
JL. LETKOL ISTIQLAH NO 49 TELPON (0333) 421118
BANYUWANGI

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau pencegahan terjadinya infeksi
pada pasien, petugas, pengunjung. Salah satu program pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI) adalah kewaspadaan berdasarkan tansmisi. Hal ini sangat penting untuk
memutus rantai transmisi mikroba penyebab infeksi.
Kewaspadaan yang terpenting, dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam
perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya,
baik terdiagnosis, terduga terinfeksi atau kolonisasi. Strategi utama dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien di semua bagian.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Sebagai acuan untuk memutus mata rantai tranmisi mikroba penyebab infeksi.

2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai acuan tata cara memutus mata rantai transmisi mikroba penyebab infeksi
dari pasien yang diduga oleh petugas RSUD Blambangan dalam menjalankan
tugasnya.
b. Melindungi diri petugas dari kemungkinan kontak bahan-bahan cairan yang
infeksius, maupun yang menular lewat airbone atau droplet yang kemungkinan
akan menimbulkan infeksi.

2
BAB II

RUANG LINGKUP KEGIATAN

A. DEFINISI
1. Kewaspadaan yang diterapkan untuk memutus mata rantai transmisi mikroba
penyebab infeksi pada pasien yang di ketahui maupun dugaan terinfeksi atau
terkolonisasi pathogen yang dapat ditransmisikan bila udara (airborne), dropet, kontak
dengan kulit maupun lingkungan yang terkontaminasi.
2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi adalah tambahan kewaspadaan standart yang
diterapkan pada pasien dengan gejala/dicurigai terinfeksi atau kolonisasi kuman
pathogen.
3. Kewaspadaan kohort meliputi kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi agar
tidak terinfeksi.

B. RUANG LINGKUP KEGIATAN


1. Sasaran
Semua petugas yang kontak dengan dengan pasien baik melalui droplet, airbone,
maupun kontak darah dan bahan- bahan infeksius dari pasien.
2. Tempat
Semua unit di RSUD Blambangan yang melayani pasien baik Rawat Inap maupun
Rawat Jalan (Ruang Rawat Inap, Ruang Rawat Jalan, Laboratorium, Radiologi,
Hemodialisa, Unit Gawat Darurat, Bagian Kebersihan, ICU dll)
3. Pelaksana
Semua tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, analis kesehatan, radiographer,
petugas rehabilitasi medik) yang kontak dengan darah, cairan tubuh dan bahan-bahan
infeksius lainnya.
4. Waktu
Diterapkan pada saat melakukan praktek klinis yang berhubungan dengan
darah,semua cairan tubuh kecuali keringat, mucous membranes dan kulit yang tidak
utuh, dan pada tempat perawatan dengan pasien menular melalui airbone, droplet
5. Kewajiban dan tanggung jawab
a. Komite PPI
1) Membuat Panduan Kewaspadaan Isolasi untuk dipergunakan sebagai tata
cara /acuan melakukan kewaspadaan Berdasar Transmisi
2) Memantau dan mengawasi pelaksanaan Kewaspadaan Transmisi di seluruh
Unit Rumah Sakit bersama dengan IPCN , IPCLN dan kepala ruang
b. Seluruh Staf RSUD Blambangan
Mengerti dan memahami Panduan Kewaspadaan transmisi, sehingga dalam
menjalankan tugasnya melakukan sesuai prosedur yang ditetapkan, supaya
terhindar dari penularan dan paparan.
c. Kepala Ruang

3
Memastikan seluruh staf di ruangan memahami dan menjalankan kewaspadaan
standar, dengan memastikan bahwa staf menjalankan prosedur yang berlaku.
d. Manajer
1) Memantau dan memastikan panduan Kewaspadaan Transmisi dikelola dengan
baik oleh Kepala Ruang Perawatan.
2) Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan Kewaspadaan Transmisi
pasien.
e. Direktur
Menetapkan kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dengan salah satu
cara adalah Melakukan Kewaspadaan Transmisi

TATA LAKSANA

A. Secara Umum
1. Penempatan pasien
a. Penempatan pasien seharusnya sesuai temuan klinis, sambil menunggu hasil
kultur laboratorium.
b. Memisahkan kamar pasien bila dimungkinkan kontaminasi luas terhadap
lingkungan misalnya luka yang lebar dengan cairan yang keluar, diare,
perdarahan tidak terkontrol.
c. Kamar terpisah dengan pintu tertutup, diwaspadai transmisi melalui udara ke
kontak, misalnya luka dengan infeksi gram positip
d. Kamar terpisah atau KOHORT dengan dengan ventilasi dibuang keluar dengan
ekshause ke area tidak ada orang lalu lalang missal TBC
e. Kamar terpisah dengan udara terkunci, bila diwaspadai dengan airborne luas
misalnya varicella
f. Kamar terpisah jika pasien kurang mampu menjaga kebersihan diri ( anak atau
gangguan mental )
g. Jika kamar terpisah tidak dimungkinkan maka dibuat sistem kohorting, Bila
pasien terinfeksi di campur dengan non infeksi maka pasien, petugas dan
pengunjung menjaga kewaspadaan untuk mencegah transmisi infeksi
2. Transport Pasien Infeksius
a. Transport pasien dibatasi, hanya bila perlu saja
b. Bila mikroba pasien Virulen maka harus diperhatikan
1) Pasien diberi APD
2) Petugas di area tujuan harus diingatkan akan kedatangan pasien tersebut
melaksanakan kewaspadaan yang sesuai
3) Pasien diberi informasi untuk dilibatkan kewaspadaanya agar tidak terjadi
transmisi kepada orang lain
3. Petugas, Peralatan dan Permukaan
a. Petugas, peralatan dan permukaan harus dijaga agar tetap bersih yang artinya
adalah bebas dari kotoran.
b. Telah dicuci setelah terakhir dipakai
c. Penjagaan kebersihan sangat personal

4
d. Bebas polutan dan bahan tidak diinginkan
4. Desinfeksi Tangan
Petugas harus selalu melaksanakan kebersihan tangan baik dengan air mengalir atau
Handrub berbasis alcohol pada Five Moment.
5. Peraturan untuk Kewaspadaan Isolasi
a. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh eksresi dan sekresi dari
seluruh pasien untuk meminimalisir resiko infeksi
b. Dekontaminasi tangan sebelum kontak diantara pasien
c. Kebersihan tangan setelah menyentuh bahan yang infeksius (darah dan cairan
tubuh )
d. Gunakan tehnik tanpa menyentuh bila memungkinkan untuk menghindari
menyentuh bahan infeksius
e. Pakai sarung tangan saat harus atau mungkin kontak dengan darah dan cairan
tubuh serta barang yang terkontaminasi, kebersihan tangan segera setelah
melepas sarung tangan, ganti sarung tangan antara pasien
f. Penanganan limbah faeces, urine dan sekresi pasien yang lain, dalam lubang
pembuangan yang disediakan, bersihkan dan desinfeksi bed pasien, urinal dan
container pasien yang lain
g. Tangani bahan infeksius sesuai prosedur
h. Pastikan peralatan, barang, fasilitas linen infeksius pasien telah dibersihkan dan
didisinfeksi dengan benar antar pasien

B. Secara khusus
1) Kontak ( virus Herpes simplex,SARS,Influenza dll )
a. Penempatan pasien
1) Pasien ditempatkan di ruang terpisah , jika tidak mungkin kohorting
2) Jarak tempat tidur lebih dari 1m
b. Transpot Pasien
1) Batasi gerak, transportasi pasien hanya kalau perlu saja, jika harus terpaksa
keluar ruangan harus melakukan kewaspadaan transmisi
c. Alat Pelindung Diri
a) Petugas menggunakan sarung tangan bersih jika akan kontak dengan darah
dan cairan tubuh pasien, dan segera melepas sarung tangan setelah selesai
kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien
b) Petugas melakukan Hand Hygiene sebelum dan sesudah melakukan tindakan
d. Peralatan untuk Perawatan Pasien
Jika memungkinkan alat non kritikal dipakai oleh 1 pasien dengan infeksi
mikroba yang sama
2) Droplet (Pertusis, SARS, RSV Influenza, Adenovirus, rhinovirus, Meningitis,
Strptococ grup A, Mycoplasma Pneumonie )
a. Penempatan pasien
1) Pasien ditempatkan di ruang terpisah , jika tidak mungkin kohorting
2) Jarak tempat tidur lebih dari 1m
3) Pertahankan pintu terbuka tidak perlu penanganan khusus terhadap udara dan
ventilasi
b. Transpot Pasien

5
Kenakan masker pada pasien, dan menerapkan Etika Batuk
1) Alat Pelindung Diri
a) Petugas memakai masker jika bekerja dalam radius 1 m terhadap pasien,
masker sebaiknya menutup hidung sampai dengan mulut
b) Petugas memakai gaun bersih jika dimungkinkan akan tercemar dengan
darah, muntahan dll
2) Peralatan untuk Perawatan Pasien
Tidak perlu penanganan udara secara khusus, karena mikroba tidak bergerak
jauh
3) Airborne (Cacar air, campak, Norovirus, Rotavirus )
a) Penempatan pasien
i) Pasien ditempatkan di ruang terpisah, jika memungkinkan dengan
tekanan negative, aliran udara terfiltrasi
ii) Jika tidak mungkin Kohorting dengan jarak tempat tidur lebih dari 1 m

b) Transpot Pasien
Batasi gerakan pasien, jika tetap akan transportasi, pasien memakai
masker bedah.
c) Alat Pelindung Diri
Peralatan untuk Perawatan Pasien

6
BAB IV
PENUTUP

Dilakukan audit di semua unit rumah sakit terutama unit keperawatan tentang kepatuhan
pelaksanaan Panduan Kewaspadaan Transmisi dalam menjalankan tugasnya sehari hari. Hasil
audit akan dilaporkan ke unit terkait, Ketua KPPIRS dan Direktur RSUD Blambangan.

Anda mungkin juga menyukai