Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI INTERNASIONAL

SEMESTER GANJIL 2017/2018


KELAS EMI 210 C5

VALUTA ASING

OLEH KELOMPOK 7

Nama Anggota :

Ni Komang Sukari Uliantika Dewi (1607511024)


Putu Devi Agustina Permatasari (1607511025)
Ni Kadek Budiani (1607511066)
Ida Ayu Dwi Guna Darma (1607511067)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


EKONOMI PEMBANGUNAN
REGULER
2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman yang mengakibatkan kebutuhan yang semakin


berkembang, kita dituntut untuk kreatif dan cerdas dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Di
setiap negara di dunia pasti membutuhkan bantuan dari negara lain untuk memenuhi
kebutuhan akan suatu jenis barang. Pada umumnya, setiap negara mengimport suatu jenis
barang dari negara lain untuk mencukupi kebutuhan di negaranya. Alasan utama dari
dilakukannya transaksi import tersebut adalah negara pengimport tak mampu memproduksi
barang yang diimport di negaranya sendiri. Karena alasan inilah kita mengenal export dan
import.

Mengingat mata uang di satu negara tak berlaku di negara lain, tentu saja dibutuhkan alat
transaksi yang dapat diterima di negara lain. Kini, alat transaksi yang mampu diterima di lain
tersebut biasa dikenal dengan nama valas, sedangkan tempat terjadinya transaksi jual beli
valas biasa kita kenal dengan Pasar Valas.

Secara geografis pasar valuta asing atau foreign exchange market adalah pasar yang
memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi keuangan
perdagangan dan keuangan internasional.Transaksi pasar valuta asing (valas) yang biasanya
dalam jumlah besar diawali setiap pagi di Wellington dan Sydney, bergerak ke arah barat, ke
Tokyo, Hongkong, dan Singapore, melalui Bahrain, kemudian beralih ke pusat keuangan
keuangan Eropa, Frankfurth, Zurich, dan London menyebrangi Atlantik dan berakhir di
Sanfransisco dan Los Angeles. Pada saat sore hari di Eropa pasar dalam keadaan ramai dan
sangat likuid, ketika bursa Eropa maupun wilayah pantai timur Amerika Serikat dibuka.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja Sistem Kurs valuta asing?
1.2.2 Apa Istilah-istilah dalam kurs valuta asing?
1.2.3 Apa Jenis perhitungan valuta asing?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Agar mahasiswa mengetahui apa saja sistem kurs valuta asing
1.3.2 Agar mahasiswa mengetahui apa saja istilah-istilah dalam kurs valuta asing
1.3.3 Agar mahasiswa mengetahui apa saja jenis perhitungan dari valuta asing
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Kurs Valuta Asing

Sifat kurs valas sangat tergantung dari sifat ( permintaan dan penawaran) pasar. Apabila
transaksi jual beli valas dapat di laksanakan secara bebas di pasar, maka kurs valas akan berubah
ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran valas.

Dalam kenyataan yang sering dialami oleh masyarakat Negara berkembang adalah pemerintah
sering kali menguasai sepenuhnya transasksi valas, dalam hal ini kurs tidak lagi dipengarhi oleh
permintaan dan penawaran, tetapi tergantung peran pemerintah. System ini sering dikenal
dengan exchange control.

Dalam system moneter dalam standar emas, kurs valas relative tetap atau hanya berubah ubah
dalam batas batas yang ditentukan oleh ongkos angkut.

Adapun sistem kurs valuta asing atau sistem devisa yang dipergunakan dalam pembayaran
internasional antara lain Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap
(Fixed Rate System), Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate
System), Sistem Kurs Tambatan (Paged Rate System), dan Sistem Kurs Mengambang
Terkendali atau Kurs yang Distabilkan (Managed Float/Dirty Float).
1. Sistem Standar Emas (GoldStandart System) atau Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate
System)
Pada dasarnya, dalam sistem standar emas pemerintah (Bank Sentral) berkewajiban untuk selalu
bersedia memperjualbelikan emas kepada siapapun yang menginginkannya dengan harga
tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem standar emas (Gold Standard) mulai digunakan
di Inggris tahun 1870, di mana masing-masing mata uang memiliki kandungan emas tertentu.
Dalam sistem standar emas, kurs valuta asing relatif stabil dapat berubah di sekitar titik paritas
arta yasa dan dibatasi oleh titik ekspor emas serta titik impor emas.
Dalam penggunaannya, sistem ini terdiri atas empat macam kurs valuta asing, yaitu sebagai
berikut.
a. Kurs paritas arta yasa (Mint Parity), adalah kurs yang menunjukkan perbandingan kandungan
emas yang diperoleh dengan menukarkan satu satuan uang suatu negara dengan satu satuan uang
negara lain.
b. Kurs titik ekspor emas (Gold Export Point), adalah kurs valuta asing tertinggi yang terjadi
dalam sistem standar emas.
c. Kurs titik impor emas (Gold Import Point), adalah kurs valuta asing terendah yang terjadi
dalam sistem standar emas.
d. Kurs valuta asing yang terjadi adalah kurs yang bergerak naik atau turun di sekitar kurs paritas
arta yasa.
Keuntungan suatu negara menggunakan sistem standar emas di antaranya:
- stabilnya kurs valuta asing, dan
- defisit atau surplus neraca pembayaran berlangsung tidak terlalu lama, melainkan secara
otomatis menyusut sehingga dapat kembali ke keadaan seimbang lagi.
Sebuah sistem devisa/kurs mata uang dapat disebut sebagai sistem standar emas, apabila
memenuhi syarat-syarat pokok sebagai berikut.
a. Nilai mata uang negara tersebut dinyatakan dengan emas.
b. Emas dalam jumlah yang tak terbatas, bebas ke luar masuk negara itu.
c. Badan moneter negara tersebut selalu bersedia membeli atau menjual emas berdasarkan
perbandingan nilai yang telah ditentukan.

2. Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate System)

Sistem kurs mengambang adalah suatu sistem devisa di mana kurs suatu mata uang dengan mata
uang yang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar. Pada
sistem ini keterkaitan sistem harga antarnegara terbentuk, karena kurs bebas dapat digunakan
sebagai pedoman dalam menentukan nilai mata uang dalam negeri yang dinyatakan dalam emas.

Keterkaitan sistem harga antarnegara tersebut bisa dilaksanakan apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut.

a. Mata uang yang digunakan tidak convertible atau tidak dikaitkan secara langsung dengan
emas.

b. Tidak ada pembatasan penggunaan valuta asing.

c. Kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan pasar.

Ada dua macam sistem kurs mengambang, yaitu:

a. Sistem kurs mengambang yang murni (cleanfloat), adalah


sistem kurs mengambang tanpa adanya campur tangan (intervensi) pemerintah. Sehingga dalam
hal ini pemerintah tidak berusaha untuk menstabilkan kurs valuta asing.

b. Sistem kurs mengambang kurang murni (dirty float atau


managed floating exchange rate), adalah sistem kurs mengambang di mana masih terdapat
intervensi pemerintah yang berperan sebagai penguasa moneter melalui pasar.
Dalam hal ini, pemerintah secara aktif melakukan upaya untuk menstabilkan kurs valuta asing.

Penggunaan sistem kurs mengambang dapat menggoncangkan salah satu negara yang sedang
mengalami defisit neraca pembayaran. Akan tetapi di lain pihak akan menguntungkan negara
yang mengalami surplus neraca pembayaran, karena dengan meningkatnya ekspor juga akan
meningkatkan kurs mata uang, sebaliknya bagi negara yang impornya lebih besar akan
menurunkan kurs mata uangnya. Untuk mengatasi hal semacam itu, maka perlu digunakan
sistem pengawasan devisa (valuta asing) oleh pemerintah yang bersangkutan.

System pengawasan devisa ini memiliki ciri-ciri penting sebagai berikut :

 Mata uang dalam negeri tidak convertible dengan emas.


 Para penghasil valuta asing harus menyerahkan seluruh valuta asing yang diperolehnya
kepada pemerintah
 System penjatahan valuta asing dilaksanakan secara menyeluruh
 Kurs valuta asing ditetapkan oleh pemerintah

3. Sistem Kurs Tambatan (Pagged Rate System)

Dalam sistem kurs tambatan, mata uang yang dipergunakan dalam negeri merupakan mata uang
yang tidak convertible terhadap emas. Seperti halnya dalam sistem pengawasan devisa, kurs
valuta asing ditetapkan oleh pemerintah dan kuota valuta asing (exchangequota) tidak
dipergunakan.

Suatu negara menggunakan sistem kurs tambatan apabila memenuhi syarat-syarat pokok berikut
ini:
 Mata uang dalam negeri tidak covertibe terhadap emas.
 Tidak ada pembatasan mengenai penggunaan valuta asing
 Kurs valuta asing ditentukan oleh pemerintah

Dengan ketentuan diatas, dapat dikemukakan bahwa dalam system kurs tambatan akan banyak
dijumpai kejadian sebagai berikut:

a. Kurs valuta asingnya relatif lebih stabil terutama bila dibandingkan kurs valuta asing dalam
sistem kurs bebas yang murni.

b. Pada sistem ini diperlukan cadangan internasional yang besar, terutama bagi negara-negara
yang ekspor dan impornya mempunyai sifat musiman yang kuat.

c. Dalam sistem ini, kurs valuta asing kecil kemungkinannya dapat stabil seperti kestabilan
sistem standar emas ataupun dalam sistem pengawasan devisa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem kurs tambatan adalah sistem devisa di mana mata uang
yang digunakan di dalam negeri tidak dikaitkan secara langsung dengan emas, kurs valuta
asing ditetapkan oleh pemerintah, dan kuota valuta asing tidak diberlakukan.

4. System kurs yang berubah ubah

Terjadinya perubahan kurs valas tergantung kepada beberapa factor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran valas. Antara lain, harga, tingkat bunga, pendapatan, inflasi, transaksi
impor maupun ekspor dan lain-lain.

Sebagai contoh, jika pendapatan tinggi (relative terhadap Negara lain) mungkin akan
memperbesar impor yang berarti makin besar pla permintaan atas valas. Demikian juga terjadi
inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang mengakibatkan kurs valas naik.

Disamping itu, kenaikan tingkat suu bunga dalam negeri akan cenderung menarik modal luar
negeri masuk kedalam negeri. Demikian pula kebijakan fiskal dan moneter yang dilakukan oleh
pemerintah akan mengakibatkan pergeseran pendapatan. Sehingga gejala langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi penawaran dan permintaan terhadap valas.

Kebijakan garis besar dapat diringkas sebagai berikut :

Kebijakan
pemerintah
(fiskal dan moneter)

Tingat suku naik turunnya permintaan

Bunga, pendapatan dan penawaran

Dan harga (Kurs dan valas)

Kegiatan Ekonomi

5. Sistem Kurs Mengambang Terkendali atau Kurs yang Distabilkan (Managed Float/
Dirty Float).
Umumnya system ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menstabilkan kurs. Pada
umumnya kurs stabil ini timbul secara :
a. Aktif
Yaitu pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi kurs (stabilization
funds). Dijalankan oleh pemerintah dengan cara membeli valas di pasar jika ada
tendensi kurs valas turun, sedangkan pemerintah akan menjual kembali di pasar.
Apabila tendensi kurs valas akan naik, kenaikannya dapat dicegah.

b. Pasif
Yaitu dalam suatu Negara yang menggunakan system standar emas. Suatu Negara
memakai standar emas apabila :
1. Nilai mata uangnya dijamin oleh nilai seberat emas tertentu
2. Setiap orang diijinkan untuk membuat dan melebur uang emas
3. Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang tidak
terbatas pada harga tertentu ( yang sudah ditetapkan pemerintah).

2.2 Istilah-Istilah Dalam Kurs Valuta Asing

Adapun istilah-istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut :

 Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk keperluan akuntansi.
Contoh, biaya histories dan biaya penggantian yang merupakan atribut suatu aktiva.
 Konversi, pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
 Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
 Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah daripada tingkat yang
berlaku sekarang.
 Posisi aktiva bersih yang beresiko, kelebihan aktiva yang diukur dalam atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini
dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan
dengan menggunakan kurs kini.
 Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan oleh suatu Negara,
mata uang selain mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan.
 Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang menggunakan
mata uang asing sebagai unit pengukuran.
 Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau pembelian barang atau jasa,
atau utang pinjaman atau piutang usaha) dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam
mata uang selain mata uang fungsional perusahaan.
 Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang
berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain dengan
menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut.
 Operasi luar negri, suatu operasi yang menghasilkan laporan keuangan yang (1)
dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas
dalam laporan keuangan perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing
selain mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
 Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari
Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal
tertentu di masa depan.
 Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan
kasnya.
 Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu
aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
 Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan; mata uang
pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic atau luar negeri.
 Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk menerima sejumlah
unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa depan.
 Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun
laporan keuangan.
 Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu piutang
tertagih.
 Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
 Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan akuntansi
perusahaan pelapor.
 Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan
keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang
pelaporannya.
 Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban.

2.3 Jenis Perhitungan Valuta Asing

Perhitungan Kurs mengenal jenis-jenis sebagai berikut:

1. Kurs Beli adalah kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar (Bank, money changer)
membelivaluta asing (Dollar, Riyal dan sebagainya)
2. Kurs Jual adalah perhitungan kurs pada saat pelaku pasar (Bank, money changer) menjual
valuta asing.
3. Kurs tengah, yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli dan kurs jual
yang dibagi dua).

Contoh soal
1. Suatu hari Dona memperoleh tugas meliput berita ke Amerika Serikat. Ia mendapatkan uang
saku dinas perjalanan sebesar Rp.38.000.000,00. Saat itu, kurs yang berlaku adalah
kurs jual Rp.9.500 per US$ 1
kurs beli Rp.9.200 per US$ 1.
Berapa jumlah uang saku dalam dolar yang diterima Dona?. Di Amerika Dona menggunakan
uangnya sebesar US$3,000. Setelah kembali ke Amerika, Dona menukarkan sisa uangnya
dengan rupiah. Kurs yang berlaku adalah kurs jual Rp.9.750 per US$ 1 dan kurs beli Rp.9.425
per US$ 1. Berapa jumlah rupiah yang diterima Dona?

Jawab:
Jika Dona ingin menukarkan uang rupiah ke dolar, ia akan menggunakan perhitungan kurs jual.
Jadi, uang Dona dalam bentuk dolar sebesar Rp.38.000.000 : Rp 9.500 = US$ 4,000.
Sisa uang Dona yang ada sebesar US$4,000 – US$ 3,000 = US$ 1,000. Jika Dona ingin
menukarkan uang dolar ke rupiah, berarti menggunakan perhitungan kurs beli. Jadi, sisa uang
Dona dalam rupiah sebesar US$1,000 x Rp.9.425 = Rp.9.425.000,00.

2. Seorang pelajar dari Amerika berwisata ke Bali dengan bekal uang sejumlah US$20,000. Kurs
beli saat itu Rp.8.900 dan jual Rp.9.040. Berarti dia akan memperoleh jumlah nilai rupiah
sebesar.....

Jawab :
Uang sebesar US$20,000, akan ditukarkan ke dalam rupiah
Kurs yang berlaku saat itu:
Kurs jual US$ 1 = Rp.9.040
kurs beli US$ 1 = Rp.8.900
Dalam hal ini pihak bank berlaku sebagai pembeli dollar sehingga yang dipakai adalah kurs beli,
sehingga US$ 20,000 x 8900 = Rp.178.000.000,00.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal
dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di keluarkan sebagai alat
pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta
tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan.
Valuta asing merupakan suatu mekanisme di mana orang dapat mentransfer daya beli
antarnegara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasioanal,
dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian (exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi
kurs suatu mata uang. Pasar Valuta Asing menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar
kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar mata uang
asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.
Sistem kurs valuta asing atau sistem devisa yang dipergunakan dalam pembayaran
internasional antara lain Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap
(Fixed Rate System), Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate
System), Sistem Kurs Tambatan (Paged Rate System), dan Sistem Kurs Mengambang
Terkendali atau Kurs yang Distabilkan (Managed Float/Dirty Float).
Adapun beberapa istilah-istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut :
 Konversi
 Kurs kini
 Diskonto
 Posisi aktiva bersih yang beresiko
 Atribut
DAFTAR PUSTAKA

http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/kurs-valuta-asing-pengertian-perhitungan-jenis-
sistem-contohnya/

http://panduanvalas.com/penjelasan-dan-fungsi-bursa-valuta-asing/201/

http://tugastugasekonomi.blogspot.co.id/2015/09/bagaimana-mekanisme-bursa-valas.html

Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai