Anda di halaman 1dari 10

3.

Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
1. Ketidakefektifan bersihan NOC NIC
jalan nafas  Respiratory status : Airway Suction
Definisi : Ketidakmampuan Ventilation - Pastikan kebutuhan oral /
untuk membersihkan sekresi atau  Respiratory status : tracheal suctioning.
obstruksi dari saluran pernafasan Airway patency - Auskultasi suara nafas sebelum
untuk mempertahankan Kriteria Hasil : dan sesudah suctioning.
kebersihan jalan nafas.  Mendemonstrasikan - Informasikan pada klien dan
Batasan Karakteristik : bentuk efektif dan keluarga tentang suctioning.
 Tidak ada batuk suara nafas yang - Minta klien nafas dalam
 Suara nafas tambahan bersih, tidak ada sebelum suction dilakukan.
 Perubahan frekwensi nafas sianosis dan dyspneu - Berikan O2 dengan

 Perubahan irama nafas (mampu mengeluarkan menggunakan nasal untuk

 Sianosis sputum, mampu memfasilitasi suksion

 Kesulitan berbicara atau bernafas dengan nasotrakeal.

mengeluarkan suara mudah, tidak ada - Gunakan alat yang steril setiap
pursed lips). melakukan tindakan.
 Penurunan bunyi nafas
 Menunjukkan jalan - Anjurkan pasien untuk istirahat
 Dipsneu
nafas yang paten (klien dan nafas dalam setelah kateter
 Sputum dalam jumlah yang
tidak merasa tercekik, dikeluarkan dari nasotrakeal.
berlebihan
irama nafas, frekuensi - Monitor status oksigen pasien.
 Batuk yang tidak efektif
pernafasan dalam - Ajarkan keluarga bagaimana
 Orthopneu
rentang normal, tidak cara melakukan suksion.
 Gelisah
ada suara nafas - Hentikan suksion dan berikan
 Mata terbuka lebar
abnormal). oksigen apabila pasien
Faktor-faktor yang
 Mampu menunjukkan bradikardi,
berhubungan :
mengidentifikasikan peningkatan saturasi O2, dll.
 Lingkungan :
dan mencegah faktor Airway Management
- Perokok pasif
yang dapat - Buka jalan nafas, gunakan
- Mengisap asap
menghambat jalan teknik chinlift atau jaw thrust
- Merokok
nafas. bila perlu.
 Obstruksi jalan nafas :
- Posisikan pasien untuk
- Spasme jalan nafas
memaksimalkan ventilasi.
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
- Mokus dalam jumlah - Identifikasi pasien perlunya
berlebihan pemasangan alat jalan nafas
- Eksudat dalam jalan buatan.
alveoli - Pasang mayo bila perlu.
- Materi asing dalam jalan - Lakukan fisioterapi dada jika
nafas perlu.
- Adanya jalan nafas buatan - Keluarkan sekret dengan batuk
- Sekresi bertahan / sisa atau suction.
sekresi - Auskultasi suara nafas, catat
- Sekresi dalam bronki adanya suara tambahan.
 Fisiologis : - Lakukan suction pada mayo.
- Jalan nafas alergik - Berikan bronkodilator bila
- Asma perlu.
- Penyakit paru obstruktif - Berikan pelembab udara Kassa
kronik basah NaCl Lembab.
- Hiperplasi dinding - Atur intake untuk cairan
bronkial mengoptimalkan
- Infeksi keseimbangan.
- Disfungsi neuromuskular - Monitor respirasi dan status
O2.

2. Ketidakefektifan Pola Nafas NOC NIC


Definisi : Inspirasi dan/atau  Respiratory status : Airway Management
ekspirasi yang tidak memberi Ventilation - Buka jalan nafas, gunakan
ventilasi.  Respiratory status : teknik chin lift atau jaw thrust
Batasan Karakteristik : Airway patency bila perlu.
 Perubahan kedalaman  Vital sign Status - Posisikan pasien untuk
pernapasan. Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi.
 Perubahan ekskursi dada.  Mendemonstrasikan - Identifikasi pasien perlunya
 Mengambil posisi tiga titik. batuk efektif dan suara pemasangan alat jalan nafas

 Bradipneu. nafas yang bersih, buatan.

 Penurunan tekanan ekspirasi. tidak ada sianosis dan - Pasang mayo bila perlu.

 Penurunan ventilasi semenit. dyspneu (mampu - Lakukan fisioterapi dada jika


Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
 Penurunan kapasitas vital. mengeluarkan sputum, perlu
 Dipneu. mampu bernafas - Keluarkan sekret dengan batuk
 Peningkatan diameter dengan mudah, tidak atau suction.
anterior-posterior. ada pursed lips). - Auskultasi suara nafas, catat

 Pernapasan cuping hidung.  Menunjukkan jalan adanya suara tambahan.

 Ortopneu. nafas yang paten (klien - Lakukan suction pada mayo.

 Fase ekspirasi memenjang. tidak merasa tercekik, - Berikan bronkodilator bila


irama nafas, frekuensi perlu.
 Pernapasan bibir.
pernafasan dalam - Berikan pelembab udara Kassa
 Takipneu.
rentang normal, tidak basah NaCl lembab.
 Penggunaan otot aksesorius
ada suara nafas - Atur intake untuk cairan
untuk bernafas.
abnormal). mengoptimalkan
Faktor yang berhubungan :
 Tanda-tanda vital keseimbangan.
 Ansietas
dalam rentang normal - Monitor respirasi dan status
 Posisi tubuh
(tekanan darah, nadi, O2.
 Deformitas tulang.
pernafasan). Oxygen Therapy
 Deformitas dinding dada.
- Bersihkan mulut, hidung dan
 Keletihan
secret trakea.
 Hiperventilasi
- Pertahankan jalan nafas yang
 Sindrom hipoventilasi
paten.
 Gangguan muskuloskeletal
- Atur peralatan oksigenasi.
 Kerusakan neurologis - Monitor aliran oksigen.
 Imaturitas neurologis - Pertahankan posisi pasien.
 Disfungsi neuromuskular - Onservasi adanya tanda-tanda
 Obesitas hipoventilasi.
 Nyeri - Monitor adanya kecemasan
 Keletihan otot pernafasan pasien terhadap oksigenasi.
cedera medula spinalis. Vital sign Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR.
- Catat adanya fluktuasi tekanan
darah.
- Monitor VS saat pasien
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
berbaring, duduk, atau berdiri.
- Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan.
- Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas.
- Monitor kualitas dari nadi.
- Monitor frekuensi dan irama
pernapasan.
- Monitor suara paru.
- Monitor pola pernapasan
abnormal.
- Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit.
- Monitor sianosis perifer.
- Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik).
- Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign.

3. Resiko Infeksi NOC NIC


Definisi : Mengalami  Immune Status Infection Control (Kontrol
peningkatan resiko terserang  Knowledge : Infection Infeksi)
organisme patogenik. control - Bersihkan lingkungan setelah
Faktor-faktor resiko :  Risk control dipakai pasien lain.
 Penyakit kronis Kriteria Hasil : - Pertahankan teknik isolasi.
- Diabetes melitus  Klien bebas dari tanda - Batasi pengunjung bila perlu.
- Obesitas dan gejala infeksi. - Instruksikan pada pengunjung
 Pengetahuan yang tidak  Mendeskripsikan untuk mencuci tangan saat
cukup untuk menghindari proses penularan berkunjung dan setelah
pemanjanan patogen. penyakit, faktor yang berkunjung meninggalkan
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
 Pertahanan tubuh primer yang mempengaruhi pasien.
tidak adekuat. penularan serta - Gunakan sabun antimikrobia
- Gangguan peritalsis. penatalaksanaannya. untuk cuci tangan.
- Kerusakan integritas kulit  Menunjukkan - Cuci tangan setiap sebelum
(pemasangan kateter kemampuan untuk dan sesudah tindakan
intravena, prosedur mencegah timbulnya keperawatan.
invasif). infeksi. - Gunakan baju, sarung tangan
- Perubahan sekresi pH.  Jumlah leukosit dalam sebagai alat pelindung.
- Penurunan kerja siliaris. batas normal. - Pertahankan lingkungan
- Pecah ketuban dini.  Menunjukkan perilaku aseptik selama pemasangan
- Pecah ketuban lama. hidup sehat. alat.
- Merokok. - Ganti letak IV parifer dan line
- Stasis cairan tubuh. central dan dressing sesuai
- Trauma jaringan (mis : dengan petunjuk umum.
trauma destruksi jaringan). - Gunakan kateter intermiten
 Ketidak adekuatan pertahanan untuk menurunkan infeksi
sekunder. kandung kencing.
- Penurunan hemoglobin. - Tingkatkan intake nutrisi.
- Imunosupresi (mis : - Berikan terapi antibiotik bila
imunitas di dapat tidak perlu Infection Protection
adekuat, agen (proteksi terhadap infeksi).
farmaseutikal termasuk - Monitor tanda dan gejala
imunosupresan, steroid, infeksi sistemik dan lokal.
antibodi monoklonal, - Monitor hitung granulosit,
imunomudulator). WBC.
- Supresi respon inflamasi. - Monitor kerentanan terhadap
 Vaksinasi tidak adekuat. infeksi.

 Pemajanan terhadap patogen - Batasi pengunjung.

lingkungan meningkat. - Sering pengunjung terhadap

- Wabah penyakit menular.

 Prosedur invasif. - Pertahankan teknik aspesis

 Malnutrisi pada pasien yang beresiko.


- Pertahankan teknik isolasi k/p.
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
- Berikan perawatan kulit pada
area epidema.
- Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase.
- Inspeksi kondisi luka / insisi
bedah.
- Dorong masukkan nutrisi yang
cukup.
- Dorong masukan cairan.
- Dorong istirahat.
- Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep.
- Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi.
- Ajarkan cara menghindari
infeksi.
- Laporkan kecurigaan infeksi.
- Laporkan kultur positif.

4. Nyeri Akut NOC NIC


Definisi : Pengalaman sensori  Pain Level Pain Management
dan emosional yang tidak  Pain control - Lakukan pengkajian nyeri
menyenangkan yang muncul  Comfort level secara komprehensif termasuk
akibat kerusakan jaringan yang Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
aktual atau potensial atau  Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
digambarkan dalam hal nyeri (tahu penyebab presipitasi.
kerusakan sedemikian rupa nyeri, mampu - Observasi reaksi nonverbal
(International Association for the menggunakan tehnik dari ketidaknyamanan.
study of Pain) : awitan yang tiba- nonfarmakologi untuk - Gunakan teknik komunikasi
tiba atau lambat dari intensitas mengurangi nyeri, terapeutik untuk mengetahui
ringan hingga berat dengan akhir mencari bantuan). pengalaman nyeri pasien.
yang dapat diantisipasi atau  Melaporkan bahwa - Kaji kultur yang
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
diprediksi dan berlangsung <6 nyeri berkurang mempengaruhi respon nyeri.
bulan. dengan menggunakan - Evaluasi pengalaman nyeri
Batasan Karakteristik : manajemen nyeri. masa lampau.
 Perubahan selera makan.  Mampu mengenali - Evaluasi bersama pasien dan
 Perubahan tekanan darah. nyeri (skala, intensitas, tim kesehatan lain tentang
 Perubahan frekwensi jantung. frekuensi dan tanda ketidakefektifan kontrol nyeri

 Perubahan frekwensi nyeri). masa lampau.

pernafasan.  Menyatakan rasa - Bantu pasien dan keluarga

 Laporan isyarat. nyaman setelah nyeri untuk mencari dan menemukan

 Diaforesis berkurang. dukungan.


- Kontrol lingkungan yang dapat
 Perilaku distraksi (mis :
mempengaruhi nyeri seperti
berjalan mondar-mandir
suhu ruangan, pencahayaan
mencari orang lain dan atau
dan kebisingan.
aktivitas lain, aktivitas yang
- Kurangi faktor presipitasi
berulang).
nyeri.
 Mengekspresikan perilaku
- Pilih dan lakukan penanganan
(mis : gelisah, merengek,
nyeri (farmakologi, non
menangis).
farmakologi dan inter
 Masker wajah (mis : mata
personal).
kurang bercahaya, tampak
- Kaji tipe dan sumber nyeri
kacau, gerakan mata
untuk menentukan intervensi.
berpencar atau tetap pada satu
- Ajarkan tentang teknik non
fokus meringis).
farmakologi.
 Sikap melindungi area nyeri.
- Berikan analgetik untuk
 Fokus menyempit (mis :
mengurangi nyeri.
gangguan persepsi nyeri,
- Evaluasi keefektifan kontrol
hambatan proses berfikir,
nyeri.
penurunan interaksi dengan
- Tingkatkan istirahat.
orang dan lingkungan).
- Kolaborasikan dengan dokter
 Indikasi nyeri yang dapat
jika ada keluhan dan tindakan
diamati.
nyeri tidak berhasil.
 Perubahan posisi untuk
- Monitor penerimaan pasien
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
menghindari nyeri. tentang manajemen nyeri.
 Sikap tubuh melindungi. Analgesic Administration
 Dilatasi pupil. - Tentukan lokasi, karakteristik,
 Melaporkan nyeri secara kualitas, dan derajat nyeri
verbal. sebelum pemberian obat.

 Gangguan tidur. - Cek instruksi dokter tentang

Faktor yang berhubungan : jenis obat, dosis, dan frekuensi.

 Agen cedera (mis : biologis, - Cek riwayat alergi.

zat kimia, fisik, psikologis). - Pilih analgesik yang diperlukan


atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari
satu.
- Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri.
- Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal.
- Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur.
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali.
- Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat.
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala.

5. Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC


kurang dari kebutuhan tubuh  Nutritional Status : Nutrition Management
Definisi : Asupan nutrisi tidak  Nutritional Status : - Kaji adanya alergi makanan.
cukup untuk memenuhi food and fluid - Kolaborasi dengan ahli gizi
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
kebutuhan metabolik.  Intake untuk menentukan jumlah
Batasan Karakteristik :  Nutritional Status : kalori dan nutrisi yang
 Kram abdomen nutrient intake dibutuhkan pasien.
 Nyeri abdomen  Weight control - Anjurkan pasien untuk
 Menghindari makanan Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe.

 Berat badan 20% atau lebih  Adanya peningkatan - Anjurkan pasien untuk

dibawah berat badan ideal. berat badan sesuai meningkatkan protein dan

 Kerapuhan kapiler. dengan tujuan. vitamin C.

 Diare  Berat badan ideal - Berikan substansi gula.


sesuai dengan tinggi - Yakinkan diet yang dimakan
 Kehilangan rambut
badan. mengandung tinggi serat untuk
berlebihan.
 Mampu mencegah konstipasi.
 Bising usus hiperaktif.
mengidentifikasi - Berikan makanan yang terpilih
 Kurang makanan.
kebutuhan nutrisi. (sudah dikonsultasikan dengan
 Kurang informasi.
 Tidak ada tanda-tanda ahli gizi).
 Kurang minat pada makanan.
malnutrisi. - Ajarkan pasien bagaimana
 Penurunan berat badan
 Menunjukkan membuat catatan makanan
dengan asupan makanan
peningkatan fungsi harian.
adekuat.
pengecapan dari - Monitor jumlah nutrisi dan
 Kesalahan konsepsi.
menelan. kandungan kalori.
 Kesalahan informasi.
 Tidak terjadi - Berikan informasi tentang
 Membran mukosa pucat.
penurunan berat badan kebutuhan nutrisi.
 Ketidakmampuan memakan
yang berarti. - Kaji kemampuan pasien untuk
makanan.
mendapatkan nutrisi yang
 Tonus otot menurun.
dibutuhkan.
 Mengeluh gangguan sensasi Nutrion Monitoring :
rasa. - BB pasien dalam batas normal.
 Mengeluh asupan makanan - Monitor adanya penurunan
kurang dari RDA berat badan.
(recommended daily - Monitor tipe dan jumlah
allowance). aktivitas yang biasa dilakukan.
 Cepat kenyang setelah makan. - Monitor interaksi anak atau
 Sariawan rongga mulut. orangtua selama makan.
Tujuan dan Kriteria
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Hasil
 Steatorea. - Monitor lingkungan selama
 Kelemahan otot pengunyah. makan.
 Kelemahan otot untuk - Jadwalkan pengobatan dan
menelan. tindakan tidak selama jam
Faktor-faktor yang makan.
berhubungan : - Monitor kulit kering dan

 Faktor biologis. perubahan pigmentasi.

 Faktor ekonomi. - Monitor turgor kulit.

 Ketidak mampuan untuk - Monitor kekeringan, rambut

mengabsorbsi nutrien. kusam, dan mudah patah.


- Monitor mual dan muntah.
 Ketidak mampuan untuk
- Monitor kadar albumin, total
mencerna makanan.
protein, Hb, dan kadar Ht.
 Ketidak mampuan menelan
- Monitor pertumbuhan dan
makanan.
perkembangan.
 Faktor psikologis.
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva.
- Monitor kalori dan intake
nutrisi.
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet.

Anda mungkin juga menyukai