Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO

Demam​ ​Tinggi​ ​dan​ ​Sesak

Amir (20 thn) datang berobat ke Puskesmas karena batuk berdahak yang dialami sejak 3
hari yang lalu disertai dengan demam dan sulit bernapas. Dari anamnesis didapatkan bahwa
sebelum mengalami keluhan Amir belajar sampai larut malam karena mengikuti ujian akhir
semester. Dari anamnesis keluarga diketahui bahwa sebelumnya teman-teman kost Amir
mengalami keluhan yang sama 5 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak
sakit berat, sesak napas disertai batuk. T: 110/80 mmHg, N: 100x/menit, RR: 32x/menit, S: 40,1
⁰C.​ ​Karena​ ​tampak​ ​sakit​ ​berat​ ​akhirnya​ ​dokter​ ​puskesmas​ ​merujuk​ ​Amir​ ​ke​ ​Rumah​ ​Sakit.

STEP​ ​1​ ​IDENTIFIKASI​ ​ISTILAH


Pada​ ​step​ ​1​ ​kali​ ​ini,​ ​kelompok​ ​kami​ ​tidak​ ​menemukan​ ​istilah​ ​sulit​ ​dalam​ ​skenario.

STEP​ ​2​ ​IDENTIFIKASI​ ​MASALAH


1. Apa yang menyebabkan Amir batuk, sesak napas, serta demam? Apa hubungan di antara
ketiga​ ​keluhan​ ​tersebut?
2. Apakah ada hubungan antara belajar yang dilakukan Amir hingga larut malam dan
keluhan​ ​yang​ ​dialami​ ​teman-teman​ ​kostnya​ ​dengan​ ​sakit​ ​yang​ ​dialami​ ​Amir?
3. Apa​ ​interpretasi​ ​hasil​ ​pemeriksaan​ ​vital​ ​sign​ ​Amir?
4. Apa​ ​saja​ ​pemeriksaan​ ​yang​ ​perlu​ ​dilakukan​ ​untuk​ ​menegakkan​ ​diagnosis​ ​penyakit​ ​Amir?
5. Apa​ ​saja​ ​penanganan​ ​awal​ ​yang​ ​perlu​ ​dilakukan​ ​pada​ ​Amir?
6. Apa​ ​saja​ ​kemungkinan​ ​diagnosis​ ​penyakit​ ​Amir?

STEP​ ​3​ ​CURAH​ ​PENDAPAT


1. - Batuk adalah pengeluaran udara dari dalam paru secara mendadak sebagai upaya
protektif untuk membebaskan jalan napas ketika terpapar iritan. Batuk dapat
disebabkan oleh rangsangan taktil maupun kimiawi. Ketika reseptor batuk yang
banyak terdapat di faring, laring, trakea, bronkus, pleura dan diafragma terangsang,
maka nervus vagus membawa impuls ke medulla oblongata. Setelah itu impuls
ditransmisikan ke laring, intercostal dan otot abdomen. Kemudian terjadi inspirasi
dalam yang diikuti oleh penutupan glotis, relaksasi diafragma dan kontraksi otot
abdomen dan interkostal. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan
di paru yang kemudian diikuti oleh membukanya glotis secara mendadak yang
menyebabkan​ ​ekspulsi​ ​udara​ ​secara​ ​mendadak​ ​yang​ ​disebut​ ​batuk.

- Sesak napas dapat disebabkan oleh adanya penyakit pada parenkim paru, pleura,
maupun karena terjadinya obstruksi saluran napas di mana terjadi peningkatan
resistensi serta penurunan elastisitas dari saluran napas tersebut. Secara umum sesak
napas​ ​terjadi​ ​karena​ ​kebutuhan​ ​oksigen​ ​yang​ ​tidak​ ​tercukupi​ ​oleh​ ​ventilasi​ ​normal.

- Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas retang normal yang sebagian besar
disebabkan karena terjadinya infeksi. Mikroorganisme asing yang menginfeksi
difagosit oleh makrofag sehingga terjadi pelepasan pirogen endogen. Pirogen
endogen merupakan kemoatraktan bagi sejumlah agen sitokin, sehingga terjadi
pengeluaran agen-agen sitokin seperti IL-1. Sitokin tersebut menyebabkan terjadinya
pelepasan prostaglandin yang merangsang peningkatan set point di hypothalamus
sehingga​ ​menyebabkan​ ​peningkatan​ ​produksi​ ​panas​ ​yang​ ​disebut​ ​demam.

Ketika mikroorganisme berhasil menembus pertahanan lokal pada saluran pernafasan


yaitu silia dan mukosa, saluran pernafasan mengeluarkan respon batuk sebagai
pertahanan terhadap masuknya mikroorganisme terhadap saluran napas. Peningkatan
mukus yang dihasilkan sebagai upaya protektif terhadap masuknya mikroorganisme
menyebabkan penumpukan sekresi mucus pada saluran napas sehingga terjadilah
obstruksi jalan napas yang menyebabkan terjadinya sesak naas. Mikroorganisme yang
berhasil masuk ke dalam tubuh kemudian diatasi oleh pertahanan tubuh sistemik yang
menyebabkan​ ​terjadinya​ ​demam.
2. Ada hubungannya. Terdapat tiga faktor dalam kesehatan manusia yaitu
host-environment-agent. Bila terjadi gangguan pada salah satu faktor saja, dapat
meningkatkan risiko terjadinya suatu penyakit. Dalam kasus Amir terjadi gangguan pada
dua faktor, yaitu faktor agent, dimana kegiatan yang dilakukan Amir yaitu belajar larut
malam dapat menyebabkan kelelahan yang dapat menimbulkan penurunan dari sistem
imun, dalam hal ini penurunan sistem imun pada saluran napas khususnya IgA, serta
faktor environment, yaitu teman-teman kost Amir yang memiliki keluhan yang sama
seperti Amir. Hal ini semakin meningkatkan risiko Amir untuk menderita penyakit yang
sama​ ​seperti​ ​teman-teman​ ​kostnya.

3. - Tekanan​ ​darah​ ​110/80​ ​mmHg,​ ​yaitu​ ​normal.


- Respiratory​ ​rate​ ​32x/menit,​ ​menunjukkan​ ​takipneu.
- Suhu​ ​tubuh​ ​40,1⁰C,​ ​menunjukkan​ ​hipotermia.
- Nadi 100x/menit, menunjukkan angka normal tetapi sudah di ambang batas menuju
takikardia.

4. - Anamnesis secara lengkap meliputi riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit


dahulu,​ ​riwayat​ ​penyakit​ ​keluarga,​ ​serta​ ​keadaan​ ​lingkungan​ ​dan​ ​sosial.
- Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi (diperhatikan pergerakan dinding toraks saat
istirahat dan saat inspirasi serta ekspirasi), palpasi (dibandingkan fremitus dada kanan
dan kiri serta pergerakan dada kanan dan kiri), perkusi (perhatikan perubahan suara
seperti terdengar bunyi redup maupun hipersonor), serta auskultasi (perhatikan
bunyi-bunyi​ ​pernapasan​ ​lain​ ​seperti​ ​wheezing​ ​maupun​ ​ronki).
- Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sputum yang terdiri dari pemeriksaan
sputum makro meliputi bau, warna, dan kekentalan, serta pemeriksaan sputum mikro
meliputi pemeriksaan kultur dan pemeriksaan gram. Selain itu juga perlu dilakukan
pemeriksaan​ ​radiologi​ ​untuk​ ​mengetahui​ ​adanya​ ​kerusakan​ ​pada​ ​bagian​ ​paru.
5. Penanganan awal yaitu menenangkan pasien dan membuat pasien nyaman. Lakukan juga
penanganan simptomatis seperti pemberian bronkodilator inhaler untuk mengatasi sesak
napas, pemberian antipiretik untuk menurunkan demam, serta pemberian mukolitik
ekspektoran untuk mengeluarkan dahak dan meredakan batuk. Jika sudah diketahui
diagnosis​ ​pastinya,​ ​dapat​ ​diberikan​ ​antibiotik​ ​jika​ ​etiologi​ ​penyakitnya​ ​adalah​ ​bakteri.

6. Diagnosis​ ​yang​ ​memungkinkan​ ​yaitu​ ​ISPA,​ ​pneumonia,​ ​serta​ ​abses​ ​paru​ ​karena​ ​ketiga
penyakit​ ​tersebut​ ​memiliki​ ​gejala​ ​batuk,​ ​demam,​ ​dan​ ​sesak​ ​napas.

STEP​ ​4​ ​STRUKTURISASI​ ​KONSEP


.

STEP​ ​5​ ​RUMUSAN​ ​SASARAN​ ​BELAJAR


Mahasiswa​ ​mampu​ ​menjelaskan:
Definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan, diagnosis banding,
penatalaksanaan,​ ​pencegahan,​ ​dan​ ​prognosis​ ​dari​ ​:
1. ISPA
2. Pneumonia
3. Abses​ ​paru

STEP​ ​6​ ​BELAJAR​ ​MANDIRI


Pada step ini kami mencari informasi yang sehubungan dengan sasaran belajar yang telah
dirumuskan​ ​pada​ ​step​ ​5​ ​di​ ​buku​ ​ajar,​ ​internet,​ ​kuliah,​ ​konsultasi​ ​pakar,​ ​dan​ ​lain​ ​sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai