A. Pendahuluan
Kejadian Infeksi Rumah Sakit (IRS) adalah infeksi yang timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. IRS merupakan masalah terutama di rumah
sakit-rumah sakit besar yang merawat pasien dengan beragam jenis penyakit.
Beberapa kejadian IRS mungkin tidak menyebabkan kematian pasien, akan tetapi
menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di rumah sakit. Hal ini
mengakibatkan pasien akan membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak
produktif, disamping pihak rumah sakit juga akan mengeluarkan biaya lebih
besar.
Pengendalian IRS merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan
mutu pelayanan di rumah sakit. Pencegahan kejadian IRS harus diupayakan
sedapat mungkin, anatara lain dengan adanya program pemantauan dan evaluasi
terhadap kejadian infeksi di ruang rawat inap maupun rawat jalan, menerapkan
tindakan asepsis dan membiasakan perilaku higienis pada petugas kesehatan serta
pelaksanaan surveilans.
B. Tujuan Survey
1. Memperoleh data dasar
2. Menilai standar mutu RS
3. Menilai keberhasilan mutu program PPI
2000
Total Hari
1500
1000 827
416 315
500 188 203 248
31.9 19.7 0 8.4 7.2 6.3 0 0 9510.5 10.03
0
L6 L5 L5 L4 L4 L3 L3
ICU JLH
WB WB WT WB WT WB WT
Total Hari 188 203 248 827 416 315 0 95 2292
Flebitis 6 4 0 7 3 2 0 1 23
Permil 31.9 19.7 0 8.4 7.2 6.3 0 10.5 10.03
Analisa Data
Angka kejadian phlebitis di Semen Padang Hospital memiliki standar
indikator mutu yaitu ≤ 25 ‰. Berdasarkan data yang ada pada tabel 1, dapat
diketahui bahwa kejadian plebitis pada bulan Mei 2017 di Semen Padang
Hospital sebanyak 23 kasus flebitis saat pemasangan infus dengan insiden
rate (10,0 ‰).
Berdasarkan data yang didapat pada bulan April yaitu terdapat penurunan
angka kejadian flebitis di bandingkan dengan bulan April 2017. Berdasarkan
hasil pengamatan di lapangan banyak hal yang bisa menyebabkan timbulnya
flebitis yaitu peyebab utama teknik pemsangan infus oleh perawat yang masih
kurang sesuai dengan standarselain itu tingkat kepatuhan hand hygiene yang
masih kurang. Selain hand hygiene faktor lain yang bisa menimbulkan flebitis
yaitu teknik dari pemasangan infus tersebut serta pemilihan IV cateter yang
masih belum sesuai dengan ukuran nya. Pengunaan IV cateter juga di sesuai
kan dengan indikasi penyakit, umur, serta ukuran dari pembulu darah
seseorang serta teknik dari menyuntik yang aman. Berdasarkan indikator mutu
dalam pelayanan Semen Padang Hospital bahwa indikator mutu flebitis
(<25‰).
Rekomendasi
a. Tingkatkan penerapan bundle IV cateter
b. Memberikan pelatihan kepada petugas teknik dan cara pemasangan infus
secara bergantian sesama petugas.
c. Tingkatkan monitoring dan evaluasi setiap pasien yang mendapatkan terapi
atau cairan dengan osmolaritas tinggi
d. Tingkatkan kepatuhan petugas dalam hand hygiene.
0.8
Permil
0.6
0.4
0.2
0
Permil
JLH 165 0 0
Analisa Data
Angka kejadian ISK di Semen Padang Hospital memiliki standar yaitu
≤ 8‰. Berdasarkan data yang ada pada tabel 1, dapat diketahui bahwa
kejadian ISK pada bulan Mei 2017 di Semen Padang Hospital tidak ada di
temukan pasien yang mengalami infeksi saluran kemih. Jumlah hari
pemakaian alat sebanyak 165 hari tetapi saat dilakukan audit dan monioring ke
lapangan tidak ada yang mengalami infeksi saluran kemih.
Rekomendasi
Tingkatkan kepatuhan penerapan SPO setiap pemasangan DC
140
120
100 75
80
60 31 38
40
20
0
Total
SC APP Eksisi
Operasi
144 31 38 75
ILO 0 0 0 1
RATE (%) 0 0 0 1.33
Analisa Data
Berdasarkan data yang ada pada tabel 3 dapat diperoleh informasi bahwa
kejadian ILO bulan Mei tidak ada di temukan saat monitoring bulan dari 144
pasien yang dilakukan tindakan operasi. Terjadi penurunan angka kejadian ILO
pada bulan Mei dengan insiden rate (0,00). Infeski pada pasien operasi yang di
temukan adalah pasien dengan tindakan eksisi dengan insiden rate (1,33%)
Rekomendasi dari PPI tetap pertahankan teknik pembersihan luka dengan
benar dan pensterlian alat sudah tersentral walaupun ada kendala saat
melakukan nya. Berdasarkan laporan setiap unit bahwa pasien yang post
operasi ampai di ruangan rawat inap mengalami demam, baik itu pasien yang
operasi kecil maupun pasien dengan operasi besar. Dilihat dari tanda tanda dan
gejala pada pasien yang mengalami demam tersebut pada area luka operasi
tidak ada tanda dan gejala infeksi, tetapi tim PPI melakukan survei lansung ke
ruangan operasi dan melakukan Swap pada setiap ruangan operasi serta
memberikan aturan untuk melakukan pembersihan kamar operasi secara benar
dan rutin yaitu pembersihan harian, mingguan, dan berkala.
Rekomendasi
1. Pertahankan teknik perawatan luka sesuai dengan SPO
2. Tingkatkan pelaksanaan monitoring pasien dengan luka operasi.
3. Pensterilan alat di lakukan tersentral ke CSSD
4. Tingkatkan kepatuhan hand hygiene
5. Lakukan pembersihan desinfektan troli meja dan alat alat medis yang
tidak bisa di sterilkn dengan desinfektan Meliseptor rapit setiap di pakai.
6. Melakukan pembersihan kamar Operasi dengan desinfektan hexaquart
7. Melakukan pembersihan kmar operasi secara rutin mingguan, dan
berkala.
250
191
200 159
142 142 136 150
150 121 117
88 95 94
100 64 78 77 7766 63
62 49 61 60 55 57 6248
35
50
0
Peraw Peraw Peraw Peraw Peraw Peraw Peraw Peraw
Dokter
at Lt 6 at Lt 5 at Lt 4 at Lt 3 at HD at ICU at IGD at Poli
KESEMPATAN 142 49 159 260 191 136 62 117 150
HAND HYGIENE 88 35 95 142 121 78 48 77 94
RATE (%) 62 61 60 55 64 57 77 66 63
Analisa Data
Kepatuhan hand hygiene di Semen Padang Hospital mempunyai target ≥ 80%.
Berdasarkan data pada tabel 4 dapat diperoleh informasi bahwa pada bulan
April 2017 angka kepatuhan hand hygiene petugas di Semen Padang Hospital
sebanyak 778 kali dengan kesempatan sebenarnya yang harus dilakukan cuci
tangan yaitu sebanyak 1266 dan belum mencapai target yang yang sesuai
dengan standar indikator mutu karena baru mencapai 61,4 %. Bahwa sesuai
strndar mutu di pelayanan Semen Padang Hospital dengan insiden rate
kepatuhan hand hygiene bulan Mei belum mencapai angka standar (≥ 80%).
Berdasarkan tabel di atas , terjadi penuruan di bandingkan dengan bulan
April hal ini di sebabkan karena kesadaran dan tingkat kepatuhan dari petugas
yang masih kurang serta pemantauan dari kepala ruangan setiap hari nya yang
masih kurang sehingga perawat belum terbiasa untuk melakukan hand hygiene
dengan five moment tersebut supaya bisa mencapai target yang di tentukan
yaitu (≥ 80).
Rekomendasi
1. Tingkatkan edukasi pentingnya melakukan cuci tangan.
2. Ketegasan dari kepala ruangan untuk pemantauan lebih lanjut setiap
hari dalam kepatuhan hand hygiene petugas
Berdasarkan tabel 5 didapatkan informasi bahwa pada bulan Mei tidak ada
Needle kejadian Stic Injuri
KEJADIAN
LAMA HARI RATE
NO Bulan DEKUBITUS
TIRAH BARING (D) (‰)
(N)
1 HCU / ICU 0 43 0
2 Lantai 4 0 26 0
Jumlah 69 0,00
Gambar 3. INSIDEN RATE KEJADIAN DEKUBITUS DAN TIRAH BARING
SEMEN PADANG HOSPITAL
MEI TAHUN 2017
40
30 26
20
10 0 0 0 0 0
0
Dekubitus lama Tirah Bating RATE (‰)
HCU / ICU 0 43 0
Lantai 4 0 26 0
Jumlah 69 0
Analisa Data:
Berdasarkan data di atas bahwa kejadian tirah baring di Semen Padang
hospital pada bulan yaitu 23 hari kejadian dekubitus tidak ada. Jadi untuk bulan
Mei tidak ada masalah dengan hasil survelence tirah baring.
Rekomndasi:
Jika pasien tirah baring lama anjurkan untuk memberikan lotion atau baby oil
setelah mandi serta menjaga kebersihan pada pasien tersebut serta memberikan
sangahan pada setiap lipatan siku handscun yang berisi angin.
7. Angka Kejadian IADP (Infeksi Aliran Darah Primer)
TABEL 8. INSIDEN RATE IADP BULAN MEI 2017
SEMEN PADANG HOSPITAL
Bulan Jml Infeksi (N) Lama pemakaian alat (D) Rate
(‰)
April 0 8 0
Analisa Data
Berdasarkan data pada di atas didapatkan informasi bahwa bulan Mei kejadian
IADP tidak ada di ICU.