Anda di halaman 1dari 11

BAB V

ETIKA MORAL DAN AKHLAK

A. PENGERTIAN ETIKA , MORAL DAN AKHLAK


1. PENGERTIAN ETIKA
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang artinya latar kebiasaan. Etika oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.

Hamzah Yakub menyatakan pengertian etika ebagai berikut:


a. Ilmu tentang tingkah laku manusia, prinsip-prinsip yang disistimatisir tentang tindakan moral
yang betul.
b. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan, hujah-hujahnya dan tujuan
yang diarahkan kepada makna tindakan.
c. Ilmu tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang nilai-nilai, tidak mengenai
sifat tindakan manusia, tetapi tentang idenya, karena itu bukan ilmu yang positif tetapi ilmu
yang formatif.
d. Ilmu tentang moral prinsip-prinsip kaidah-kaidah moral tentang tindakan dan kelakuan.

Maka etika menurut pemahaman ini adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk, dengan memperhatikan amal baik manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran.
Menurut Rafik Issa Beekum, etika adalah seperangkat prinsip moral yang
membedakan yang baik dan yang buruk.
Dalam ayat Allah juga mengatakan : “Katakan tidak sama yang buruk dengan yang
baik meskipun banyaknya yang buruk itu menaruh hatimu, maka bertawakal kepada allah
hai orang-orang yang berakal agar kamu beruntung.” (Q.S;5:100).

2. PENGERTIAN MORAL
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti kebiasaan. Dalam bahasa
indonesia, mora diartikan dengan arti susila, yang dimaksud dengan moral ialah sesuai
dengan ide-ide yang diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar,
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial
atau lingkungan tertentu. Dari situ ada persamaan antara etika dan moral. Tetapi ada juga
perbedaannya, yaitu etika banyak bersifat teori sedangkan moral banyak bersifat praktis.
Dengan demikian moral adalah ajaran tentang kebaikan dan keburukan dengan
ukuran tradisi yang berlaku dalam suatu masyarakat.

3. PENGERTIAN AKHLAK
Dari segi bahasa, akhlak adalah segi budi pekerti perangai tingkah laku, atau tabiat.
Ahmad amin memberi pengertian akhlak ialah: “Suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oeh
setengah manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh
manusia dalam perbuatan merekan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang harus diperbuat.
Dari pembahasan akhlak adalah tingkah laku manusia untuk mendapatkan
nilai-nilai baik atau buruknya perbuatan itu.
Berbicara tentang akhlak berarti berbicara tentang konsep al-husnah dan al-
kubh. Menurut Muktazilah al-husn adalah sesuatu yang bernilai baik dan al-kubh
adalah sesuatu yang bernilai buruk.
Secara substansial etika,moral dan akhlak memang sama, yakni ajaran
tentang kebaikan dan keburukan, menyangkut peri kehidupan manusia daam
hubungan nya dengan Tuhan, sesama manusia dan atau dalam arti luas, yang
membedakan yang satu dengan yang lainnya adalah ukuran kebaikan dan keburukan
itu sendiri.

B. KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM


Akhlak islam mempunyai karakteristik yang unik (istimewa), yaitu adanya ciri khas
yang menjadikan ajaran akhlak islam sesuai dengan kebutuhan rohani manusia.
Yusuf Qardowi megemukakan 7 karakteristik etika islam yaitu sebagai berikut:
1. Moral yang beralasan dan dapat difahami
2. Moral Universal
3. Sesuai Dengan Fitrah
4. Memperhatikan Realita
5. Moral Poitif
6. Komprehensifitas (Menyeluruh)
7. Tawazun (Keseimbangan)

C. HUBUNGAN TASAWUF DENGAN AKHLAK


Istilah Tasawufatau sufi muncul pada abad ke 2 hijriah. Pada dasarnya tasawuf
merupakan pola hidup sederhana memperbanyak ibadah dengan mendekatkan diri kepada
allah, mensucikan jiwa dengan menjauh hawa nafsu. Ibnu Khaldum mendefinisikan tasawuf
sebagai salah satu ilmu syariat yang baru dalam agama islam. Asal usulnya adalah
memusatkan diri hanya untuk ibadah, menghadapkan diri kepada Allah, menghindarkan diri
dari hiasan dan pesona dunia.
Ada bebrapa pendapat tentang asal-usul kata tasawuf, ada yang menyatakan bahwa
tasawuf berasal dari kata shafa, artinya suci, bersih atau murni. Adalagi yang mengatakan
bahwa tasawuf berasa dari saff, yang artinya saf atau baris. Tasawuf adalah proses
pendekatan diri kepada Allah dengan cara mensucikan hati.
Para analisis baik pada masa terdahulu maupun masa sekarang hampir bersepakat
bahwa tasawuf produk gerakan zuhud yang terdapat di Kuffah maupun di Basrah, mereka
juga sepakat bahwa para ahli zuhud baik di Kuffah maupun di Basrah cendrung memakai
pakaian shuf.
Kalau berbicara tentang hubungan tasawuf dengan akhlak, maka menurut Zun Nun
al-Misri menyebutkan ada 3 macam pengetahuan tentang tuhan:
1. Pengetahuan awam: Tuhan satu dengan ucapan syahadat
2. Pengetahuan ulama: Tuhan satu menurut logika akal
3. Pengetahuan kaum sufi: Tuhan satu dengan perantaraan hati sanubari
Pengetahuan yang disebut pertama dan kedua, menurut Harun Nasution, belum
merupakan pengetahuan hakiki tentang Tuhan, keduanya masih disebut
pengetahuan. Dalam arti ketigalah yang merupakan pengetahuan hakiki tentang
Tuhan (ma’rifat).

Dalam tasawuf metode tasfiat Al-Qalbi menurut pendapat para ahli sufi adalah
dengan:

a. Al-‘ijtinab al-manhiyat
b. Ada Al-wajibat
c. Ada al nafilat
d. Al riyadlah

Tasawuf adalah upaya spiritual bagaimana agar manusia memilih akhlak al-
karimah. Caranya yaitu dengan tasfiat al-Qalb. Metode tasfiat al-gaib yang
disepakati orang Sufi adalah dawam al-Zikri (selalu ingat pada tuhan). Zikir adala roh
nya amal saleh. Ada 7 alasan kenapa zikir menjadi pola tasfiat al-gaib, yaitu:

1. Pemerintah berzikir dalam Al-Quran datang secara mutlak dalam arti tidak
dihayati dengan pernyataan yang tidak dikayidi dengan pernyataan yang lain
dan ada perintah dengan kayid-kayid yang lain.
2. Larangan lupa atau lalai berzikir
3. Kebahagiaan yang diperoleh manusia banyak banyak berdo’a dan istiqamah
dalam berzikir.
4. Pujian Allah kepada orang yang berzikir dan menjanjikan ampunan dan
surga
5. Rugi orang yang tidak berzikir
6. Zikir para hamba Allah menjadi syarat bagi zikirnya Allah kepada hambanya.
7. Zikir adalah pahala yang besar dan merupakan ketaatan utama.
D. AKHTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, maka manusia berakhlak adalah
manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam hubungan dengan
tuhan dan alam lingkungan.
Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak itu, maka ruang ingkup kajian akhlak
itu meliputi akhlak diri sendiri. Seperti al-taubah, al muqarobah, al-muhasabah, dan
mujahadah (mendekati Allah). Akhlak terhadap allah , akhlak terhadap rasulullah dan
terhadap sesama, manusia, terhadap makhluk sekitar.
Aspek ruang lingkup akhlak tersebut sebagai berikut:
1. Akhlak terhadap diri sendiri
Setiap orang mempunyai kewajiban moral terhadap dirinya sendiri yang
harus ia tunaikan, diantaranya adalah:
a. Memelihara Kesucian Diri
b. Memelihara keindahan diri
c. Berlaku tegas dan Tidan tergesa-gesa
d. Mengingatkan Ilmu Pengetahuan
e. Sabar
f. Syukur
g. Tawadlu’
2. Akhlak Terhadap Allah
Akhlak kepada Allah meliputi beberapa aspek sebagai berikut:
a. Beribadah kepadanya dengan ikhlas
b. Mentauhidkan Allah
c. Bertawakal
d. Bertaqwa kepada Allah
e. Berdo’a kepada Allah saja
f. Berzikir kepada Allah
3. Akhlak suami kepada istri
Untuk membina keuarga yang sejahtera, prinsip-prinsip akhlak perlu
ditegakkan dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban moral yang menjadi
kemestian baginya. Dalam ha ini meliputi kewajiban suami terhadap istri,
kewajiban istri kepada suami, kewajiban orang tua kepada anaknya dan
kewajiban anaknya kepada orang tua.
Beberapa kewajiban suami pada istri, yaitu:
a. Menggauli istri dengan sopan
b. Memberi nafkah batin
c. Memberikan nafkah lair
d. Menyimpan rahasia istri
4. Akhlak Istri Terhadap Suami
Kewajiban moral yang harus ditunaikan dengan baik, meliputi:
a. Patuh terhadap suami
b. Melayani suami
c. Mengurus harta suami
d. Berterima kasih atas pemberian suami
e. Tinggal bersama dan tidak keluar rumah tanpa izin
f. Menyimpan rahasia suami
5. Akhlak Orang Tua Kepada anak
Kewajiban moral yang harus ditunaikan oeh kedua orang tua kepada
anaknya, yaitu:
a. Menjaga keselamatan anak
b. Menyusukan dan memberi makan selama lebih kurang dua tahun
c. Mengaqiqahkan pada hari ketujuh dari kelahirannya, mencukur rambut
dan memberi nama yang baik.
d. Memberi pakaian dan tempat tidur yang layak
e. Mengkhitankannya.
f. Mendidik dan mebekalinya dengan ilmu pengetahuan
g. Menikahkan jika sudah mencapai baligh dan mampu
6. Akhlak Anak Terhadap Kedua Orang Tua
Ada beberapa prinsip-prinsip penerapan akhlak terhadap kedua orang tua,
yaitu:
a. Patuh kepada keduanya
b. Berbuat baik kepada keduanya
c. Berkata dengan lemah lembut
d. Merendahkan diri di hadapan mereka
e. Berterima kasih kepada keduanya
f. Mendoa’kan keduanya
7. Akhak Terhadap Alam lingkungan
Misi agama islam dalam mengembangkan rahmat bukan hanya kepada
manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup. Berakhlak terhadap
alam adalah menyikapinya dengan cara memelihara kelangsungan hidup dan
kelestariannya. Allah melarang manusia merusak alam dengan
firmannya:”Janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi, sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS;28:77).

Bagi imam al-Gahazali untuk mencapau akhlak yang baik ada 3 cara,
pertama, akhlak yang merupakan anugerah dan kasih sayang Allah yakni orang
memiliki akhlak baik secara alamiah (bi al-tabiah wa al- fitrah) sebagai sesuatu
yang diberikan Allah kepadnya sejak ia dilahirkan. Kedua, dengan mujahadah
(menahan diri). Ketiga, dengan riyadhah, melatih diri secara spiritual dan bentuk
riyadhah yang disepakati para sufi, yang antara lain dengan dawam al zikr.
Mengubah kebiasaan buruk menurut Ahmad Amin yang dikutip Ishak sholih
adalah sebagai berikut:
1. Menyadari perbuatan buruk, bertekad untuk meninggalkannya
2. Mencari waktu yang baik untuk mengubah kebiasaan buruk dan
mewujudkannya dengan niat atau tekad semula
3. Menghindarkan diri dari segala yang dapat menyebabkan kebiasaan
buruk itu terulang
4. Berusaha untuk tetap berada dalam keadaan baik
5. Menghindarkan diri dari kebiasaan yang buruk dan meninggalkannya
sekaligus
6. Menjaga dan memelihara baik-baik kekuatan penolong dalam jiwa
7. Memiih teman bergaul yang baik
8. Menyibukkan diri dengan pekerjaan yang bermanfaat
Ada 4 cara membantu setiap orang dalam masalah. Pertama,
dengan menjadi murid seorang pembimbing spiritual (syaikh). Kedua,
meminta bantuan seorang teman yang tulus, ta’at dan punya
pengertian. Ketiga, mengetahui kekurang kita dari seseorang yang
kurang menyenangi kita.Keempat, ialah bergaul dengan bersama orang
banyak dan memisalkan kekurangan-kekurangan yang ada pada lain
bagaikan terjadi pada diri kita.
BAB X

SISTEM POITIK ISLAM

A. PENGERTIAN POLITIK
Kata politik berasal dari Bahasa Latin politicus yang berati relating to citizen
(hubungan warga Negara). Dalam bahasa Arab, politik biasa diterjemahkan dengan kata
siyasah, kata ini diambil dari kata sasa-yasuusu yang diartikan mengemudi, mengendalikan
dan mengatur. Jadi kata politik diartikan mengurus, mengatur kepentingan seseorang.
Istilah politik pertama kali dikenal melalui buku Plato yang berjudul “Republi”.
Kemudian muncul karya Aristoteles yang juga berjudul Politeia. Kedua karya itu dipandang
sebagai pangkal pemikiran politik yang berkembang kemudian.
Abdul Qadim Zallum menyatakan bahwa politik atau siyasah mempunyai makna
mengatur urusan rakyat baik dalam maupun luar negeri. Negara adalah institusi yang
mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan rakyat mengoreksi pemerintah dalam
melakukan tugasnya.
Definisi diatas mengungkapkan bahwa politik merupakan pemikiran-pemikiran yang
berhubungan dengan mengurus kepentingan masyarakat. Pemikiran tersebut dapat berupa
pedoman, keyakinan, hukum atau aktivitas-aktivitas yang terjadi maupun berupa informasi-
informasi.
Ada lima kerangka konseptual yang dapat digunakan dalam memahami politik.
Pertama, politik dipahami sebagai usaha warga negara dalam mebicarakan dan mewujudkan
kebaikan bersama. Kedua, politik sebagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negara dan pemerintah. Ketiga, politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk
mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat, politik sebagai
kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. Kelima,
politik sebagai konflik dalam rangka mencari atau mempertahankan sumber-sumber yang
dianggap penting.

B. PRINSIP DASAR POLITIK ISLAM

Politik islam didasarkan kepada tiga prinsip, yaitu, tauhid, risalah dan khalifah.
Tauhid berarti mengesakan Allah SWT selaku pemilik kedaulatan tertinggi. Risalah
merupakan medium perantara penerimaan manusia terhadap hukum-hukum Allah SWT.
Khalifah berati pemimpin atau wakil Allah di bumi.
Dalam pelaksanaan politik, islam juga memiliki norma-norma, yaitu:
1. Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir satu-satunya.
2. Politik islam berhubungan dengan kemaslahatan umat
3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah
4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur alam ini secara bijak
5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah
6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan Rasul
7. Islam tidak menentukan secara eksplist bentuk pemerintahan Negara.
Dalam Qur’an surah An-Nisa ayat 59 terdapat beberpa syarat kepemimpinan
politik dalam islam, antara lain: amanah, yaitu bertanggung jawab dengan tugas
dan kewenangan yang diemban, adil, yaitu mampu menempatkan segala
sesuatu secara provisonal dan tepat, taat kepada Allah dan menjadikan Quran
dan sunnah sebagai referensi utama.

C. NILAI-NILAI DASAR SISTEM POLITIK DALAM AL-QURAN


Nilai-nilai dasar tersebut adalah:
1. Kemestian mewujudkan persatuan dan kesatuan umat sebagaimana tercantum dalam
QS 23 (Al-Mu’minun) ayat 52
2. Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyyah.
3. Keharusan menunaikan amanat dan dan menetapkan hukum secara adil.
4. Kemestian menaati Allah dan Rasulullah ulil amri (pemegang kekuasaan)
5. Keniscayaan mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat islam
6. Kemestian mementingkan perdamaian daripada permusuhan
7. Kemestian mementingkan perdamian daripada permusuhan
8. Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan keamanan
9. Keharusan menepati janji
10. Keharusan mengutamakan perdamaian bangsa-bangsa
11. Kemestian peredaran harta pada seluruh lapisan masyarakat
12. Keharusan mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum, dalam hal:
a. Menyidikitkan beban (taqlil al-takalif)
b. Berangsur-angsur (al-tadarruj)
c. Tidak menyulitkan (‘adam al-Haraj)

D. KONTRIBUSI UMAT ISLAM DALAM PERPOLITIKAN NASIONAL


Kontribusi umat islam dalam perpolitikan nasional sudah dimulai semenjak masa
penjajahan (pra kemerdekaan). Perjuangan gigih umat islam ini dipicu oleh adanya
keyakinan beragama terhadap penolakan kezaliman yang sangat dilarang oleh agama dan
penjajahan, penindasan dan ketidakadilan.
Pada masa Orde baru tokoh muslim memberikan konstribusi politik yang berarti
sangat berati bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara seperti lahirnya Tri
Kerukunan umat beragama yang mengatur tentang kerukunan antar umat beragama dengan
pemerintah.
Pada Orde Reformasi perjuangan politik islam diiringi dengan menjamurnya partai-
partai politik baru yang berasaskan Islam yang dimotori oleh para politikus muslim. Selain itu
juga dikeluarkan nya Undang-Undang Pengelolaan Zakat no 38 tahhun 1999 dan disejajarkan
nya posisi Peradilan Agama dengan tiga peradilan lainnya (Pengadilan Negeri, Pengadilan
Militer dan Pengadilan Tata Usaha Negara) di bawah Mahkamah Agung.

E. PRINSIP-PRINSIP POLITIK LUAR NEGERI


Yang harus diperhatikan dalam politik luar negeri adalah bangsa-bangsa yang
berpengaruh, terutama yang berkaitan dengan masyarakat, bangsa dan keyakinan.
Politik luar negeri dalam islam terdiri atas dasar-dasar kuat yang mempunyai tujuan
yang jelas. Tujuan-tujuan itu adalah:
a. Mengamankan penyebaran dakwah kepada manusia, sehingga suara dakwah itu
dapat sampai keseluruh manusia.
b. Mengamankan batas-batas teritorial Negara Islam dan umat islam yang hidup
dinegara itu terhadap agama mereka atau mengganggu negara mereka.
c. Mengaplikasikan sistem fi sabililah yang masuk didalamnya pemahaman tentang
perang dan pertempuran secara islami atau tunduk pada tujuan Islam, yakni
menegakkan kalimat Allah SWT.
Secara umum, poitik luar negeri bertujuan untuk menjaga kedaulatan
Negara, keamanannya serta menjaga kepentingan ekonominya.
1. Pokok dalam hubungan antar Negara adalah perdamaian. Dengan
adanya perdamaian maka akan memungkinkan negara-negara untuk
saling menukar manfaat dan tolong menolong
2. Tidak memutuskan hubungan damai antara satu Negara dengan Negara
lain, kecuali dalam keadaan darurat yang paling tinggi.
3. Membuat kaidah-kaidah hubungan luar negeri yang menjamin seluruh
Negara dengan Negara lainnya dalam keadaan damai, dengan tujuan
untuk mengembangkan kondisi damai ini.
4. Membuat kaidah-kaidah yang menjamin seluruh Negara yang berada
dalam kondisi perang , dengan tujuan untuk mengurangi derita perang
atau untuk menghilangkan seluruh perselisihan
5. Membuat syarat-syarat bagi Negara yang ingin diakui oleh Negara lain.
Syarat-syaratnya yaitu:
a. Memiliki kebebasan penuh dalam mengatur politik dalam negeri
b. Memperlakukan penduduknya dengan baik dan menjaga hak-hak
mereka
c. Mempunyai batas-batas yang terjaga
d. Berlaku adil terhadap para duta besar dan konsulat yang ada
dinegara mereka.
6. Ketika mengumumkan perang kepada Negara lain, agar tidak melakukan
khianat, tidak menggunakan senjata pemusnah masal yang menambah
penderitaan manusia, serta memperlakukan orang yang terluka dan
tahanan dengan baik.
Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri dalam keadaan damai
adalah:
a. Menjaga perdamaian
b. Menegakkan keadilan
c. Memenuhi janji
d. Menjaga hak-hak dan kebebasan bagi non muslim
e. Melakukan tolong menolong kemanusiaan dan saling toleransi.
Adapun prinsip-prinsip politik luar negeri Islam dalam keadaan
perang adalah:
1. Menentukan tujuan perang
Tujuan-tujuan perang dapat disimpulkan dalam dua tujuan
besar, yaitu: Pertama, menahan serangan musuh dan melawan
kekuatan kaum dzalim sehingga terwujud keamanan. Kedua,
mengamankan dakwah islam, karena ia adalah dakwah
kebenaran dan membawa seluruh kebajikan kepada manusia,
baik bagi agama maupun dunia mereka.
2. Melakukan persiapan
3. Tidak meminta bantuan musuh untuk mengalahkan musuh.
Ayat-ayat Al-Quran (S. Ali Imran (3): 118-120) mengajarkan
banyak hal tetang bantuan musuh untuk memerangi musuh
lainnya, yaitu:
a. Tidak mempercayai musuh yang menampakkan
keakraban dalm bergaul, dan berkata dengan
perkataan yang tidak sesuai dengan yang ada
didalam hati mereka
b. Musuh akan berusaha semampu mungkin untuk
membuat kerusakan terhadap umat islam dengan
seberat-beratnya
c. Mereka selalu menyimpan kejahatan dan selalu
berusaha untuk membuat umat islam celaka
meskipun penampilan mereka terhadap umat islam
seperti itu.
d. Mereka adalah kaum munafik yang menampakkan
bahwa mereka menyukai kebaikan bagi umat islam
e. Mereka merasa sakit hati jika meihat umat islam
mendapatkan kebaikan dan kemenangan,
sementara mereka gembira setiap kali umat islam
ditimpa kesusahan.
4. Menepati perjanjian atau persetujuan
5. Menjalankan hukum dan adab islam dalam perang

Islam membuat hukum-hukum, syarat-syarat, etika-etika perang yang tidak boleh


dilanggar oleh umat islam dan pemimpin islam. Diantara hukum-hukum itu adalah:

1. Dilarang membunuh wanita, anak kecil dan orang tua, kecuali jika orang tua
yang turut memerangi umat islam dengan tipu daya, pemikiran dan strateginya.
2. Dilarang membunuh seseorang dengan khianat tanpa mengumumkan terlebih
dahulu sikap perang
3. Dilarang merusak jenazah musuh walaupun mereka melakukan terhadap umat
islam
4. Menguburkan mayat-mayat musuh sebagaipenghormatan terhadap
kemanusiaan mereka
5. Memperlakukan tawanan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai