Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah mengenai Perjuangan mengembalikan irian barat.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah Perjuangan mengembalikan irian
barat. ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Lantek, 10 Februari 2018

Penyusun
Daftar isi

Kata Pengantar ................................................................................................................ 1


Daftar isi.......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 3
B. Tujuan .................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4
A. Upaya Pengembalian Irian Barat ......................................................................... 4
2. Diplomasi PBB ................................................................................................... 4
3. Pembentukan Pemerintahan Sementara .............................................................. 4
4. Pemogokan dan Nasionalisasi Berbagai Perusahaan .......................................... 5
B. Perjuangan dengan Konfrontasi Bersenjata ......................................................... 5
1. Perjuangan Melalui Trikora ................................................................................ 5
4. Penentuan pendapat rakyat (Pepera) di Irian barat ............................................. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Irian Barat merupakan wilayah Indonesia yang terletak dibagian paling timur.
Dengan kekayaan alamnya seperti bahan-bahan industri yang sangat dibutuhkan oleh
Negara-negara di Eropa. Diantara Negara-negara itu adalah Belanda. Belanda
menguasai Irian Barat sebenarnya sudah sejak tahun 1828. Namun, penguasaan secar
hukum sesungguhnya baru dimulai pada tahun 1898. Ketika itu, parlemen Belanda
menyetujui untuk menderikan pemerintahan di Irian Barat.
Pada tahun 1939 – 1945 berlangsung perang dunia II. Perang Pasifik
merupakan bagian dari perang dunia II. Berlangsungnya perang Pasifik mengubah
posisi belanda di Irian Barat. Kedudukan belanda digantikan oleh jepang. Jepang mulai
menguasai Irian Barat tanggal 19 april 1942. Selama perang Dunia II jepang berkuasa
di Irian Barat. Namun, akhir perang dunia II ditandai dengan kekalahan pihak Jepang
dan kemenangan di pihak sekutu. Kemenangan sekutu memberi peluang kepada
belanda untuk menjajah kembali Indonesia terutama Irian Barat. Maka dari itulah
pemerintah Indonesia melakukan upaya pembebasan Irian Barat.

B. Tujuan
1. untuk mengetahui upaya-upaya dalam pembebasan Irian barat
2. untuk mengetahui latar belakang terjadinya Konfrontasi bersenjata (militer)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Upaya Pengembalian Irian Barat
Hasil keputusan KMB dapat dikatakan sebagai puncak perjuangan bangsa
Indonesia melawan Belanda. Belanda tidak mengindahkan hasil-hasil KMB. Karena
sampai akhir taun 1950 sebagai batas penyerahan atas Irian Barat.
Untuk mengatasi masalah Irian Bara, Indonesia menempuh berbagai cara untuk
mengembalikan Irian Barat sebagai berikut.

1. Perundingan langsung dengan belanda


Program upaya dalam rangka pengembalian Irian Barat melalui jalur diplomasi
bilateral antara Indonesia dan Belanda telah menjadi ketetapan program kabinet natsir
dan kabinet-kabinet berikutnya. Usaha diplomasi langsung dengan dengan Belanda ini
mengalami kegagalan karena belanda tetap bersikeras menguasai Irian Barat. Bahkan,
dengan persetujuan parlemen, secara sepihak Belanda memasukkan Irian Barat
kedalam wilayah kerajaan belanda. Peristiwa ini terjadi pada bulan agustus 1952.

2. Diplomasi PBB
Kabinet Ali Sastroamidjojo I berhasil membawa masalah Irian Barat ke forum
PBB, namun tidak membuahkan hasil. Kabinet Burhanuddin melanjutkan usaha
kabinet yang digantikannya dengan membawa masalah Irian Barat kesidang majelis
umum PBB.
Pihak Belanda menanggapi usaha Indonesia dengan meyakinkan sidang PBB
bahwa masalah Irian barat adalah masalah bilateral antara Indonesia dan Belanda.
Tentunya pernyataan belanda ini tidak diterima oleh Indonesia, sehingga pada masa
kabinet Ali Sastroamidjojo I seluruh persetujuan KMB dibatalkan.
Pada tahun 1956, Belanda tetap bersikeras ingin menguasai Irian Barat. Oleh
karena itu, Indonesia berusaha menghadapi sikap belanda secara konfrontatif melalui
bidang militer dan ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, pemerintah Indonesia mengirimkan misi yang
dipimpin Anak Agung Gede Agung untuk merundingkan masalah financial ekonomi
belanda di jenewa pada tanggal 7 januari 1956. Akan tetapi,

3. Pembentukan Pemerintahan Sementara


Perjuangan pembebasan Irian Barat juga ditempuh melalui politik dalam negeri.
Bertepatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke- 11, tanggal 17 Agustus
1956, Kabinet Ali Sastroamijoyo membentuk Pemerintahan Sementara Irian Barat.
Tujuan pembentukan pemerintahan sementara dalam hal ini adalah pernyataan
pembentukan Propinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI.
Propinsi Irian Barat yang terbentuk itu meliputi wilayah Irian yang masih
diduduki Belanda ditambah daerah Tidore, Oba, Patani dan Wasile di Maluku Utara.
Pusat pemerintahan Propinsi Irian Barat berada di Soasiu, Tidore Maluku. Sebagai
Gubernurnya Sultan Zaenal Abidin Syah ( Sultan Tidore ). Pelantikannya
dilangsungkan tanggal 23 September 1956.
Akibat dari pembentukan pemerintahan sementara Propinsi Irian Barat, antara
lain Belanda makin terdesak secara politis. Selain itu Belanda menyadari bahwa Irian
barat merupakan bagian Indonesia yang berdaulat.

4. Pemogokan dan Nasionalisasi Berbagai Perusahaan


Selain melalui bidang politik usaha perjuangan untuk membebaskan Irian Barat
juga dilancarkan melalui bidang sosial ekonomi. Pada waktu perjuangan pengembalian
Irian Barat melalui Sidang Umum PBB pada tahun 1957, Menteri Luar Negeri
Indonesia, Subandrio menyatakan akan menempuh jalan lain. Jalan lain yang dimaksud
Subandrio memang bukan senjata tetapi berupa konfrontasi ekonomi.
Tanggal 18 Nopember 1957 diadakan gerakan pembebasan Irian Barat dengan
melakukan rapat umum di Jakarta. Rapat umum itu diikuti dengan pemogokan total
oleh kaum buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada tanggal 2
Desember 1957.
Setelah itu terjadilah serentetatn pengambilalihan ( nasionalisasi ) modal dan
berbagai perusahaan milik Belanda. Pengambilalihan tersebut semula dilakukan
spontan oleh rakyat. Akan tetapi, kemudian diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 23
Tahun 1958. Beberapa contoh perusahaan yang diambilalih oleh Indonesia, antara lain
:
a. Perbankan seperti Nederlance Handel Maat schappij (namanya kemudian menjadi
Bank Dagang Negara)
b. Perkapalan
c. Perusahaan Listrik Philips
d. Beberapa perusahaan perkebunan
Untuk meningkatkan gerakan dan memperkuat persatuan rakyat Indonesia tanggal 10
Februari 1958 permerintah membentuk Front Nasional Pembebasas Irian Barat

B. Perjuangan dengan Konfrontasi Bersenjata


Secara politik Irian Barat belum berhasil, untuk itu Indonesia mencari alternatif lain,
yakni perjuangan dengan konfrontasi bersenjata.

1. Perjuangan Melalui Trikora


Berbagai cara dan usaha Indonesia untuk membebaskan Irian Barat belum
menunjukan hasil yang nyata. Belanda makin bersikap keras dan tidak mau mengalah.
Bahkan, Belanda kemudian menyatakan bahwa Irian Barat merupakan wilayah
Belanda sebagai bagian dari Nederlands. Oleh belanda, Irian Barat disebut dengan
Nederlans-Nieuw Gunea.Menghadapai kenyataan bahwa berbagai cara yang ditempuh
belum berhasil maka Indonesia maningkatkan konfrontasi di segala bidang. Tanggal 17
Agustus 1960 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan belanda.
Perjuangan pembebesan Irian Barat selanjutnya diarahkan dengan cara
militer.Untuk menghadapi komfrontasi, pemerintahan melakukan perjanjian pembelian
senjata dari luar negeri, seperti dengan Uni soviet. Selain itu, Indonesia juga mencari
dukungan dengan negara-negara lain.
Melihat aksi Indonesia,Belanda tidak tinggal diam, Bulan April 1961 Belanda
membentuk Dewan Papua. Dewan ini akan menyelenggarakan penentuan nasib sendiri
bagi rakyat Irian Barat. Bahkan lebih lanjut, Belanda menunjukkan keberanian dan
kekuatannya dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membentuk Negara Boneka Papuadengan lagu dan bendera Papua.
b. Mendatangkan bantuan dan mengirimkan pasukan dengan kapal perangnya ke
perairan Irian, antara lain kapal Karel Doorman.
c. memperkuat angkatan perang Belanda di Irian Barat.
Dengan kenyataan itu, perjuangan pembebasan Irian Barat secara militer
tampaknya tidak mungkin dihindarkan.
Tanggal 19 Desember 1961 melalui rapat umum di Yogyakarta, Presiden Soekarno
Mencanangkan TRIKORA (Tri Komanda Rakayat),dan berikut isi TRIKORA :
a. Gagalkan pembentukan Negara papua
b. Kibarkan Sang merah putih di Irian Barat.
c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan Tanah air.

2. Operasi Militer dibawah Komando Mandala


Sebagai tindak lanjut program TRIKORA,Presiden Soekarno membentuk
Mandala pembebasan Irian Barat. Yang dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 yang
dipimpin oleh Mayor Jendral Suharto.Pusat dari komanda mandala berada di
Ujungpandang untuk melaksanan Trikora.
Susunan komando pembebasan Irian barat sebagai berikut :
a. panglima mandala : Mayor jenderal Suharto
b. wakil panglima I : Kolonel (laut) subono
c. wakil panglima II : Kolonel (udara) Leo wattimena
d. kepala staf gabungan : Kolonel Ahmad Taher
Untuk melaksanakan tugas itu,Komando Mandala melakukan langkah-langkah berikut:
a. merencanakan,mempersiapkan dan melaksanakn operasi militer
b. mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat
Dalam rangka mempersiapkan operasi militer. Komando Mandala telah tahapan
perjuangan.Pada bulan Maret sampai Agustus 1962 telah dimulai pendaratan pasukan
ABRI dan sukarelawan dari laut dan udara,dengan mendaratkan pasukan
ditempatnya,misalnya:
a. Operasi Banteng di Fak-Fak Dan Kaimana
b. Operasi Srigala di Sorong dan Teminabiuan
c. Operasi Naga di Merauke
d. Operasi Jatayu di Sorong,Kaimana,dan Merauke

Pada tahapan persiapan dan infiltrasi telah terjadi insiden pertempuran di Laut Aru
pada tanggal 15 Januari 1962.Pada waktu itu kapal RI motor terpedo boat Macan Tutul
yang sedang patroli diserang oleh Belanda.Terjadilah pertempuran akan tetapi kapal RI
Macan Tutul terbakar dan tenggelam.Dalam insiden ini meniggalah Komodor Yos
Sudarso dan Kapten Laut Wiratno.
Komando mandala untuk membebaskan irian barat merencanakan 3 tahap :
1. fase infiltrasi
Fase ini berlangsung pada akhir tahun 1962. Cara yang ditempuh adalah dengan
menyebar 10 kompi ke sekitar sasaran tertentu. Cara ini bertujuan untuk menguasai
dan menciptakan daerah bebas, serta mengikutsertakan rakyat Irian Barat dalam
perjuangan fisik.
2. fase eksploitasi
Fase ini berlangsung pada awal tahun 1963. langkah yang ditempuh adalah
serangan terbuka dengan lawan dan menduduki semua pos pertahanan yang
penting.
3. fase konsolidasi
Fase ini berlangsung pada awal tahun 1964. Didalam fase ini diusahakan
menegakan kekuasaan republic Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.

Gerakan infiltrasi terus dilakukan.Pasukan mulai mendarat dan menguasai beberapa


daerah di Irian Barat. Berikut para sukarelawan dan sukarelawati. Bendera merah putih
mulai dipancangkan di berbagai daerah.

3. Rencana Bunker
Melihat pasukan Indonesia itu, Belanda mulai khawatir dan kewalahan. Dunia
Internasional mangetahui dan mulai khawatir Amerika serikat mulai menekan Belanda
agar mau beruding. Ellswoth Bunker, seorang diplomat AS ditunjuk sebagai penengah.
Bunker selanjutnya mengusulka pokok-pokok penyelesaian masalah Irian Barat secara
damai. Pokok-pokok usulan Bunker itu,antara lain berisi sebagai berikut.
a. pemerintah Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia
b. Pemberian hak bagi rakyat Irian Barat untuk menetukan pendapat tentang
kedudukan Irian Barat.
c. pelaksanaan penyerahan Irian Barat akan selesai dalam waktu 2 tahun.
d. untuk menghindari terjadinya bentrokan fisik antara kekuatan-kekuatan Indonesia
dengan Blanda, diadakan masa peralihan dibawah pemerintahan PBB yang
lamanya satu tahun, waktu ini dipakai untuk memulangkan seluruh militer dan
pegawai belanda.
Pokok tersebt dikenal dengan Rencana Bunker.Berdasarkan Rencana tersebut maka
pada tanggal 15 Agustus 1962 tercapailah persetujuan antara indonesia dan belanda
yang dikenal dengan Persetujuan New York
Adapun isi Perjanjian New York, antara lain:
a. Belanda harus sudah menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA selambat-
selambatnya 1 Oktober 1962.Bendera Belanda diganti dengan bendera PBB
b. Pasukan Yang sudah ada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat dan
dibawah kekuasaan UNTEA
c. Angkatan perang Belanda berangsur-angsur ditarik dan dikembalikan ke
negeri Belanda.
d. Bendera Indonesia malai berkibar di Irian Barat disamping bendera PBB
sejak tanggal 31 Desember 1962
e. Pemerintah RI akan menerima pemerintahan Irian Barat dari UNTEA
selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963.

Pada tanggal 1 mei 1963 PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Penyerahan Itu dengan syarat pemerintah Indonesia mengadakan pungutan pendapat
rakyat. Dengan damikian, Berakhiralah kekuasaan Belanda di Indonesia.Dan kemudian
Irian Barat diganti menjadi menjadi Irian Jaya dan bergabung dengan Republik
Indonesia.

4. Penentuan pendapat rakyat (Pepera) di Irian barat


Waktu pelaksanaan Pepera dilakukan melalui tiga tahap :
a. Tahap pertama pada tanggal 24 maret 1969. Pada tahap ini dilakukan
konsultasi dengan Dewan-dewan kabupaten di Jayapura tentang cara
penyelanggaraan Pepera.
b. Tahap kedua dilakukan pemilihan anggota Dewan Musyawarah Pepera. Tahap
ini dilaksanakan sampai pada bulan juni 1969.
c. Tahap ketiga yaitu pelaksanaan Pepera. Caranya dilakukan dari kabupaten ke
kabupaten. Waktu pelaksanaannya tanggal 14 juli 1969 di Merauke dan tanggal
4 Agustus 1969 di Jayapura.
Pelaksanaan Pepera disaksikan oleh perwakilan PBB, yaitu duta besar Ortis
Sanz. Adapun hasilnya adalah rakyat Irian Barat ingin bergabung dengan Negara
kesatuan Republik Indonesia. Hasil Pepera ini dibawa oleh utusan sekjen PBB Ortis
sanz kesidang umum PBB ke-24 pada bulan November 1969. Dalam sidang tersebut,
PBB menerima hasil Pepera yang telah dilaksanakan sesuai dengan persetujuan New
York.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
- Dari uraian Bab II (pembahasan) dapat disimpulkan :

 Perjuangan pembebasan Irian Barat berlangsung cukup lama yakni sejak KMB
(1948) sampai dengan penentuan pendapat rakayat (Pepera1962).
 Perjuangan secara politik dilakukan melalui perundingan secara langsung
dengan Belanda, diplomasi lewat PBB, gerakan pemogokan, dan nasionalisasi
perusahaan milik Belanda di Indonesia.
 Konfrontasi secara militer, dicetuskan melalui rapat umum di Yogyakarta.
dalam rapat umum tsb presiden Sukarno menggelorakan Trikora (Tri Komando
Rakyat).
 Pelaksanaan operasi militer dipimpin oleh Komando Mandala.
 Titik terang perjuangan pembebasan Irian Barat itu setelah ada Rencana Bunker
dan perjanjian New York Pada tanggal 15 Agustus 1962.
 Perjuangan pembebasan Irian Barat ditandai dengan adanya UNTEA dan
pelaksanaan pepera.

B. Saran
Diharapkan berbagai Negara mengakui adanya hak atau kepunyaan dari Negara lain
bukan untuk mengambilnya.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai