Oleh :
SILVIA INTAN S
NIM: 13.06.2.149.0666
PENDAHULUAN
Kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen merupakan penyakit
menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, melalui kulit dan
mukosa hidung.Penyakit kusta terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain
kecuali susunan saraf pusat yang apabila tidak didiagnosis dan diobati secara dini dapat
masalah yang kompleks dan luas, dimana masalah yang ditimbulkan bukan hanya dilihat
dari segi medis, tetapi bisa meluas sampai kepada masalah ekonomi, sosial budaya,
keamanan dan ketahanaan sosial, serta masalah psikologis, penyakit kusta juga menimbulkan
dampak atau masalah baik pada penderita sendiri, keluarga dan masyarakat serta pada
yang tidak merata, suatu kenyataan di Indonesia bagian Timur terdapat angka kesakitan kusta
yang lebih tinggi (Papua, prevalensi 5,99 per sepuluh ribu penduduk). Penderita kusta 90%
tinggal diantara keluarga mereka dan hanya beberapa persen saja yang tinggal di Rumah
Sakit kusta, koloni penampungan atau perkampungan kusta (Depkes RI, 2003).
peningkatan sebanyak 243 penderita (Dinas Kesehatan Tuban) dan di tahun 2013 penduduk
yang menderita penyakit kusta sebanyak 215 penderita. Sedangkan pada awal tahun 2014
sampai bulan November terdapat sebanyak 162 penderita kusta (Dinas Kesehatan Tuban).
Tahun 2012 terdapat 34 penderita, pada Tahun 2013 sebanyak 42 penderita, dan data
penderita kusta, keluarga dan masyarakat. Dampak yang timbul pada penderita kusta yaitu
pada aspek fisik penderita akan mengalami kecacatan, pada aspek mental penderita kusta
akan mengalami perasaan malu serta depresi, pada aspek ekonomi penderita kusta cenderung
kehilangan pekerjaan dan mengalami kemiskinan dan pada aspek sosial yaitu penderita kusta
dikucilkan dan diabaikan oleh masyarakat (Kaur & Van Brakel, 2002). Dampak yang timbul
pada keluarga yaitu keluarga menjadi panik, segera mencari pertolongan ke dukun, takut
tertular penyakit kusta, merasa takut diasingkan oleh masyarakat dan keluarga akan
(Senturk & Sagduyu, 2004). Depresi adalah suatu kondisi terganggunya aktivitas kehidupan
selama dua minggu atau lebih yang berhubungan dengan alam perasaan yang sedih, diikuti
dengan gejala penyertanya, termasuk gangguan pola tidur, gangguan nafsu makan,
gangguan psikomotor, gangguan konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya,
serta keinginan bunuh diri (Videbeck, 2008). Penelitian WHO pada tahun 2000 menyatakan
bahwa depresi merupakan kontributor ke empat dari beban penyakit global (global burden of
disease).
Menurut Yosep (2009) faktor penyebab depresi adalah trauma fisik seperti penyakit
infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan, serta faktor psikis seperti kehilangan kasih
sayang atau harga diri. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa gangguan mental yang
dialami oleh sebagian besar penderita kusta adalah depresi (Siagian et al., 2009).