Anda di halaman 1dari 4

ANALISA FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DEPRESI PADA PENDERITA

KUSTA DI KECAMATAN MERAK URAK KABUPATEN TUBAN

Oleh :

SILVIA INTAN S

NIM: 13.06.2.149.0666

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen merupakan penyakit

menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, melalui kulit dan

mukosa hidung.Penyakit kusta terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain

kecuali susunan saraf pusat yang apabila tidak didiagnosis dan diobati secara dini dapat

menimbulkan kecacatan (Subdirektorat Kusta dan Frambusia, 2007).

Penyakit Kusta merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan berbagai

masalah yang kompleks dan luas, dimana masalah yang ditimbulkan bukan hanya dilihat

dari segi medis, tetapi bisa meluas sampai kepada masalah ekonomi, sosial budaya,

keamanan dan ketahanaan sosial, serta masalah psikologis, penyakit kusta juga menimbulkan

dampak atau masalah baik pada penderita sendiri, keluarga dan masyarakat serta pada

Negara (Depkes RI, 1999).

Di Indonesia penderita kusta terdapat hampir di seluruh daerah dengan penyebaran

yang tidak merata, suatu kenyataan di Indonesia bagian Timur terdapat angka kesakitan kusta

yang lebih tinggi (Papua, prevalensi 5,99 per sepuluh ribu penduduk). Penderita kusta 90%

tinggal diantara keluarga mereka dan hanya beberapa persen saja yang tinggal di Rumah

Sakit kusta, koloni penampungan atau perkampungan kusta (Depkes RI, 2003).

Di Kabupaten Tuban sendiri pada tahun 2012 penderita kusta mengalami

peningkatan sebanyak 243 penderita (Dinas Kesehatan Tuban) dan di tahun 2013 penduduk

yang menderita penyakit kusta sebanyak 215 penderita. Sedangkan pada awal tahun 2014

sampai bulan November terdapat sebanyak 162 penderita kusta (Dinas Kesehatan Tuban).

Dari 33 Puskesmas di Kabupaten Tuban jumlah penderita kusta terbanyak terdapat di


Puskesmas Tuban. Dari data yang tercatat dalam buku registrasi Puskesmas Tuban pada

Tahun 2012 terdapat 34 penderita, pada Tahun 2013 sebanyak 42 penderita, dan data

penderita kusta di Puskesmas Tuban Tahun 2014 terdapat 43 penderita.


Tingginya angka kejadian kusta di Kabupaten Tuban akan menimbulkan dampak bagi

penderita kusta, keluarga dan masyarakat. Dampak yang timbul pada penderita kusta yaitu

pada aspek fisik penderita akan mengalami kecacatan, pada aspek mental penderita kusta

akan mengalami perasaan malu serta depresi, pada aspek ekonomi penderita kusta cenderung

kehilangan pekerjaan dan mengalami kemiskinan dan pada aspek sosial yaitu penderita kusta

dikucilkan dan diabaikan oleh masyarakat (Kaur & Van Brakel, 2002). Dampak yang timbul

pada keluarga yaitu keluarga menjadi panik, segera mencari pertolongan ke dukun, takut

tertular penyakit kusta, merasa takut diasingkan oleh masyarakat dan keluarga akan

mengalami masalah ekonomi (Zulkifli, 2003).


Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang paling umum di derita penderita kusta

(Senturk & Sagduyu, 2004). Depresi adalah suatu kondisi terganggunya aktivitas kehidupan

selama dua minggu atau lebih yang berhubungan dengan alam perasaan yang sedih, diikuti

dengan gejala penyertanya, termasuk gangguan pola tidur, gangguan nafsu makan,

gangguan psikomotor, gangguan konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya,

serta keinginan bunuh diri (Videbeck, 2008). Penelitian WHO pada tahun 2000 menyatakan

bahwa depresi merupakan kontributor ke empat dari beban penyakit global (global burden of

disease).

Menurut Yosep (2009) faktor penyebab depresi adalah trauma fisik seperti penyakit

infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan, serta faktor psikis seperti kehilangan kasih

sayang atau harga diri. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa gangguan mental yang

dialami oleh sebagian besar penderita kusta adalah depresi (Siagian et al., 2009).

Anda mungkin juga menyukai