Fenitoin intravena diberikan dengan dosis 20 mg/kg dilarutkan dalam NaCl 0,9% diberikan
perlahan-lahan dengan kecepatan pemberian 50 mg/menit. Bila kejang belum teratasi, dapat
diberikan tambahan fenitoin IV 10 mg/kg. Bila kejang teratasi, lanjutkan pemberian fenitoin
IV setelah 12 jam kemudian dengan rumatan 5-7 mg/kg. Dosis inisial maksimum adalah 1000
mg (30 mg/kgBB). Sediaan IV diencerkan dengan NaCl 0,9% 10 mg/l cc NaCl 0,9%.
Kecepatan pemberian IV: 1 mg/kg/menit, maksimum 50 mg/menit. Fenitoin tidak boleh
diencerkan dalam larutan yang mengandung dekstrose, karena akan menggumpal. Sebagian
besar kejang berhenti dalam waktu 15-20 menit setelah pemberian. Dosis rumatan: 12-24 jam
setelah dosis inisial.
Dosis:
Kejang umum tonik-klonik, kejang parsial :
Oral : dosis awal : 5 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi, dosis umum 4 – 8 mg/kgBB/hari
(maksimum 300 mg). Kadar plasma untuk respons optimum: 10 – 20 mg/l (40 – 80
mikromol/L). Sebaiknya obat diminum ketika makan atau setelah makan.
Pada neonatus, terapi kejang yang tidak teratasi dengan fenobarbital
Dosis awal
IV : 15 – 20 mg/kgBB/dosis
Dosis rumatan
IV, oral :
Usia koreksi < 37 minggu
≤ 14 hari 2 mg/kgBB/dosis tiap 12 jam
> 14 hari 5 mg/kgBB/dosis tiap 12 jam
Usia koreksi ≥ 37 minggu
≤ 14 hari 4 mg/kgBB/dosis tiap 12 jam
> 14 hari 5 mg/kgBB/dosis tiap 8 jam
Dosis rumatan dimulai 12 jam setelah pemberian dosis awal.
Status epileptikus
Neonatus : bolus : 15 – 20 mg/kgBB dengan kecepatan 1 – 3 mg/kgBB/menit. Anak :Injeksi
IV lambat atau infus IV (Monitor tekanan darah dan EKG) bolus : 15 mg/kgBB dengan
kecepatan 1 mg/kgBB/menit (tidak lebih 50 mg/ menit).
Sumber:
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI 2009. p.
311-312.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: IDAI 2013. p. 73.