Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI PADA BALITA

Disusun Oleh :

 Tyas Yutisyada 1514471077


 Dian Islah Yunihan 1514471048
 Anggita Safitri Yani 1514471004
 Agung Ryansah 1514471041

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI KEPERAWATAN KOTABUMI

TA. 2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi pada Balita

Sub Pokok Bahasan :

1) Mengenal Balita
2) Peran Makanan Bagi Balita
3) Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
4) Penyebab Balita Kurang Nafsu Makan
5) Menu Makanan Balita

Sasaran : Ibu dan Balita

Hari / Tanggal : Rabu 03 Mei 2017

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Posyandu Mawar III , Muara jaya

A. Tujuan Instruktural Umum (TIU)

Setelah mengikuti Penyuluhan ini, Ibu diharapkan dapat mengerti dan memahami
pentingnya Gizi pada Balita.

B. Tujuan Instruktural Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan ini, Ibu diharapkan

a) Mengetahui Apa itu balita.


b) Mengetahui Peran Makanan pada Balita
c) Mengetahui akibat gizi yang tidak seimbang
d) Mengetahui penyebab balita kurang nafsu makan
e) Memenuhi kebutuhan balita

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Ceramah dan tanya jawab

E. Media
Leaflet, slide presentasi, sound sistem
F. Kegiatan Belajar Mengajar (KMB)
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
5 Menit Pembukaan
a. Mengucapkan salam Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri Memperhatikan
c. Kontrak waktu Menyepakati
d. Apersepsi Menyampaikan pendapat
20 Menit Pelaksanaan
a. Menjelaskan materi Memperhatikan
b. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan
5 Menit Evaluasi
a. Mengevaluasi dengan Menjawab Pertanyaan
memberikan pertanyaan
b. Menyimpulkan hasil Memperhatikan
penyuluhan
c. Mengakhiri dengan salam Menjawab salam
Mengenal Balita

Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari
lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini.
Namun, karena faal (kerja alat tubuh semestinya) bayi usia di bawah satu tahun
berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya.
Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya
anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih
besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih
besar.

Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras
kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang
lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat
mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.

Peran makanan bagi Balita

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat
pembangun , dan zat pengatur.

a. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak,
dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

b. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik
dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan
yang aus atau rusak.

c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang
berperan sebagai zat pengatur.
Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang
larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ). Berbagai mineral, seperti kalsium,
zat besi, iodium, dan flour. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel
tubuh.
Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan
dalam usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai.

b. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan
dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai
dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada
anak-anak sebagai berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai
keinginan orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.
8. Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :

Penyebab Balita Kurang Nafsu Makan

a. Faktor organis

b. Faktor Psikologis
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut :
 Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan
menangis
 Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran
tertentu sehingga anak menjadi tertekan
 Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang
diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
 Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua
orang tuanya.

c. Faktor Pengaturan makanan kurang baik


Anak makan tidak teratur baik waktu atau jenis makanan yang serba makan
tanpa memperhatikan makanan pokoknya.
Makanan Tepat bagi Balita

a. ASI

Diberikan sampai umur 6 bulan tanpa diberikan makanan lain. Alasannya :


 Kandungan Gizi ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi
 Pencernaan bayi belum mampu menerima makanan selain ASI
 Mencegah timbulnya alergi
 Menjalin kasih sayang ibu dan anak
 Penting untuk dasar perkembangan fisik mental bayi
 Pemberian makanan lain dapat mengurangi produksi ASI
 Menunda Kehamilan
 Melindungi tubuh dari penyakit

b. Makanan Pendamping ASI

Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi
yang diberikan pada bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya diberikan dari umur 6
bulan sampai 24 bulan. Makanan Pendamping ASI merupakan makanan peralihan dari
ASI ke makanan Keluarga

Syarat makanan Pendamping ASI :


 Memenuhi kebutuhan zat-zat gizi
 Bentuk dan porsi disesuaikan dg daya terima dan keadaan fisik
 Makanan disesuaikan dengan usia, kebiasaan makan dan selera
 Bahan makanan tersedia di tempat.
 Bersih

Misalnya : Bubur susu, biskuit + air susu, pepaya saring,pisang


saring, makanan pendamping ASI berbentuk lumat diberikan pada
umur 69 bulan 2x sehari jika bayi masih lapar bisa ditambah. Berbentuk
lunak misalnyabubur nasi, bubur ayam, bubur kacang ijo diberikan pada
umur 9 12 bulan 3x perhari.

c. Makanan Pengganti ASI

Diberikan jika hanya ASI tidak dapat diberikan karena sesuatu.


Pemberian ASI atau pengganti ASI diteruskansampai umur 24 bulan. Gunakan takaran
dalam mengencerkan PASI sesuai petunjuk, Gunakan air yang mendidih, sterilkan botol
dengan direbus, jangan disimpan lama
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai