Anda di halaman 1dari 1

Pandangan tentang euthanasia menurut perspektif medis

Berdasarkan pada cara terjadinya, sains membedakan kematian ke dalam tiga jenis, yaitu:
1. Orthothanasia, yaitu kematian yang terjadi karena proses alamiah.
2. Dysthanasia, yaitu kematian yang terjadi secara tidak wajar.
3. Euthanasia, yaitu kematian yang terjadi dengan pertolongan atau tidak dengan
pertolongan dokter.

Kali ini, kita akan membahas mengenai euthanasia saja. Pertama-tama perlu diklarifikasi
definisi euthanasia itu sendiri. Euthanasia tidak hanya memiliki satu pengertian, tetapi
ternyata ada pengertian yang berbeda. Perbedaan pengertian ini terjadi dalam perjalanan
sejarah. Harus diakui bahwa terkadang terjadi perbedaan persepsi dari kalangan ahli, moralis,
medis dengan pihak Gereja sendiri.

Kata euthanasia terdiri dari dua kata dari bahasa Yunani eu (baik) dan thánatos (kematian).
Jadi secara harafiah euthanasia berarti mati yang layak atau mati yang baik (good death) atau
kematian yang lembut.

Kode Etik Kedokteran Indonesia menggunakan euthanasia dalam tiga arti[22], yaitu:
a. Berpindahnya ke alam baka dengan tenang dan aman tanpa penderitaan, buat yang
beriman dengan nama Allah di bibir.
b. Waktu hidup akan berakhir, diringankan penderitaan si sakit dengan memberikan obat
penenang.
c. Mengakhiri penderitaan dan hidup seorang yang sakit dengan sengaja atas permintaan
pasien sendiri dan keluarganya.

Dari pengertian pengertian di atas maka euthanasia mengandung unsur–unsur sebagai


berikut:
a. Berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.
b. Mengakhiri hidup, mempercepat kematian, atau tidak memperpanjang hidup pasien.
c. Pasien menderita suatu penyakit yang sulit untuk disembuhkan.
d. Atas atau tanpa permintaan pasien dan atau keluarganya.
e. Demi kepentingan pasien dan atau keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai