Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIFTERI
A. LATAR BELAKANG
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae yang dapat menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak,
dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung,
ginjal dan sistem saraf yang berakibat fatal dan berujung pada kematian. Penyakit
difteri sangat rentan menyerang bayi mulai umur 2 bulan.
Temuan dilapangan, penyakit difteri yang menyerang anak-anak di Jatim baik
yang ditemukan tanpa gejala maupun sampai fatal. Kondisi yang sangat fatal,
penderita mengalami sesak nafas dan tidak bisa bernafas. Penderita yang ditemukan
kebanyakan anak-anak, dari usia 4 tahun sampai 12 tahun. Hal ini disebabkan sistem
kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna. Penderita juga bisa terserang
dengan gejala mata berdarah dan menyerang kulit. Untuk menangani kasus difteri ini,
pemerintah telah menyediakan sebanyak 40 ribu vaksin dan telah disalurkan kepada
seluruh puskesmas dan posyandu.
Penyakit difteri bisa dicegah sejak dini. Upaya pencegahan bagi serangan Difteri
ini dilakukan secara dini kepada anak-anak atau balita dengan mendapatkan imunisasi
DPT pada usia 2 bulan ke atas. Biasanya vaksin DPT diberikan pada kegiatan bulan
imunisasi di sekolah kepada anak SD kelas 1. Pencegahan penyebaran penyakit Difteri
juga dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat atau PHBS yang harus
terus dilakukan seperti mencuci tangan sebelum makan. Tujuan PHBS salah satunya
agar penyebaran penyakit menular itu bisa ditangkal. Lain lainnya adalah
memperhatikan asupan makanan yang bergizi dan seimbang juga harus terus dijaga.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan materi, peserta /sasaran mampu memahami tentang penyakit
Difteri
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah penyampaian materi, peserta / sasaran mampu:
a. Menyebutkan pengertian Difteri
b. Menyebutkan cara penularan Difteri
c. Menyebutkan tanda dan gejala Difteri
d. Menyebutkan cara mencegah terjadinya Difteri
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Sasaran
1 Pembukaan 5 menit a. Memberi salam Mendengarkan dan
b. Memberi pertanyaan memperhatikan
apersepsi
c. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
d. Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan
disampaikan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan materi Mendengarkan dan
penyuluhan secara menyimak
berurutan dan teratur
Materi:
a. Pengertian Difteri
b. Cara penularan
Difteri
c. Tanda dan gejala
d. Cara pencegahan dan
penanggulangan
3 Evaluasi 5 menit a. Menyimpulkan inti - Peserta bertanya
penyuluhan mengenai
b. Menyampaikan secara masalah yang
singkat materi belum dipahami
penyuluhan - Peserta
c. Memberi kesempatan menjawab
kepada keluarga untuk pertanyaan
bertanya
d. Memberi kesempatan
kepada keluarga untuk
menjawab pertanyaan
yang dilontarkan
F. EVALUASI
1. Evaluasi struktur:
- Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di sekretariat RW. 08
2. Evaluasi proses :
- Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
- Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi Hasil
- Jelaskan pengertian Difteri
- Jelaskan cara penularan Difteri
- Sebutkan tanda dan gejala Difteri
- Sebutkan cara mencegah terjadinya Difteri
G. LAMPIRAN MATERI
Terlampir
H. REFERENSI
Arvin, Behrman Klirgman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Cooper, Robert B. 1996. Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui “Penyakit”.
Jakarta: Gramedia
Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat, Cetakan
V. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI
Maksum, Radji dan Harmita. 2008. Analisis Hayati. Jakarta: Gramedia
Suharjo, J.B dan B. Cahyono. 2010. Vaksinasi. Jakarta: Kanisius
Suryana. 1996. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.
MATERI PENYULUHAN DIFTERI
A. PENGERTIAN DIFTERI
Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae, yang
biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan. Difteri umumnya
menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar tonsil (amandel) bengkak, dan
lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal
dan sistem saraf. Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan
berujung pada kematian. karena bakteri mengeluarkan racun yang mengganggu fungsi
organ-organ yang mengalami kerusakan tersebut. manusia yang kurang memilki
sistem kekebalan tubuh terutama yang tidak mendapatkan suntikan imunisasi lengkap
saat masih kecil atau kanak-kanak mudah terserang bakteri ini.
B. GEJALA/TANDA DIFTERI
Tanda dan gejala difteri meliputi, sakit tenggorokan dan suara serak, nyeri saat
menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher, dan
terbentuknya sebuah membran tebal abu-abu menutupi tenggorokan dan amandel,
sulit bernapas atau napas cepat, demam, dan menggigil. Tanda dan gejala biasanya
mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C.
Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala
sama sekali.
Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier
(pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai
penderita maupun sebagai carier.
Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri kemerahan,
dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya. Sementara itu pada
kasus yang jarang, infeksi difteri juga mempengaruhi mata.
Faktor risiko:
Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:
1. Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru
2. Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak sehat
3. Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan.
4. Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri