ANTARA
.......................... …………….
DENGAN
……………………………
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN
BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Nomor : .......................................
Nomor : .......................................
Halaman 1
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-
istilah di bawah ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut:
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah;
2. BPJS Kesehatan adalah Badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan pemeiharaan kesehatan bagi
pegawai negeri sipil, pejabat negara, penerima pensiun, veteran, perintis
kemerdekaan, beserta anggota keluarganya serta dokter dan bidan
pegawai tidak tetap (PTT), serta masyarakat.
3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya
disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan;
4. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran;
5. Kartu Peserta adalah identitas yang diberikan kepada setiap peserta dan
anggota keluarganya sebagai bukti peserta yang sah dalam memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
6. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak Peserta
dan/atau anggota keluarganya;
7. Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disingkat Faskes adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat;
8. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan
rawat jalan dan rawat inap;
9. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan adalah upaya pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik
yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan,
dan rawat inap di ruang perawatan khusus;
10. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan yang selanjutnya disingkat RJTL adalah
pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub
spesialistik dan dilaksanakan pada pemberi pelayanan kesehatan
tingkat lanjutan sebagai rujukan dari pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama, untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medis, dan/atau pelayanan medis lainnya termasuk
konsultasi psikologi tanpa menginap di ruang perawatan;
Halaman 2
11. Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang selanjutnya disingkat RITP adalah
pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub
spesialistik untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medis dan/atau pelayanan medis lainnya
termasuk konsultasi psikologi, yang dilaksanakan pada pemberi
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan dimana peserta atau anggota
keluarganya dirawat inap di ruang perawatan paling singkat 1 (satu)
hari;
12. Pelayanan kesehatan lain adalah pelayanan kesehatan yang merupakan
penanganan terhadap penyakit berdasarkan teknologi baru atau
penemuan baru dalam pelayanan kedokteran, karena jenis dan sifatnya
memiliki dampak biaya yang sangat tinggi (katastrofik), atau
mendapatkan subsidi /pembiayaan dari pemerintah atau sumber lain;
13. Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat adalah pelayanan kesehatan yang
harus diberikan secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan
dan/atau kecacatan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan;
14. Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan adalah adalah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung
jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal;
15. Fasilitas Kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas kesehatan yang
berupa puskesmas, praktik doktek, praktik dokter gigi dan klinik
pratama;
16. Rumah Sakit adalah rumah sakit milik pemerintah pusat, rumah sakit
milik pemerintah daerah, atau rumah sakit yang menjalin kerjasama
dengan PT Askes (Persero), yaitu Rumah Sakit Umum Kelas A, Kelas B,
Kelas C, dan Kelas D, serta Rumah Sakit Khusus Kelas A, Kelas B dan
Kelas C;
17. Asosiasi fasilitas kesehatan adalah Asosiasi Fasilitas Kesehatan yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri;
18. Formulir Pengajuan Klaim (FPK) adalah formulir baku yang dikeluarkan
oleh PIHAK PERTAMA yang wajib diisi oleh PIHAK KEDUA dan
disertakan sebagai salah satu syarat dalam pengajuan klaim/tagihan
atas biaya pelayanan kesehatan;
19. Pemeliharaan Kesehatan adalah upaya kesehatan yang meliputi
peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan;
20. Formularium Nasional yang selanjutnya disingkat fornas adalah daftar
obat yang disusun oleh komite nasional yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan, didasarkan pada bukti ilmiah mutakhir berkhasiat, aman,
dan dengan harga yang terjangkau yang disediakan serta digunakan
sebagai acuan penggunaan obat dalam jaminan kesehatan nasional;
21. Alat bantu kesehatan adalah alat kesehatan yang dapat berupa bahan,
instrumen, aparatus, mesin, implan, dan perangkat lunak yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan
Halaman 3
kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh;
22. Bulan Pelayanan adalah bulan dimana PIHAK KEDUA memberikan
pelayanan kesehatan kepada Peserta;
23. Tindakan Medis adalah tindakan yang bersifat operatif dan non operatif
yang dilaksanakan baik untuk tujuan diagnostik maupun pengobatan;
24. Kelas Perawatan adalah fasilitas Rawat Inap yang menjadi hak Peserta
sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku dalam Perjanjian ini;
25. Pelayanan Khusus/Canggih adalah semua pelayanan penunjang
diagnostik dan tindakan medis yang memerlukan peralatan dan
teknologi canggih;
26. Verifikasi adalah kegiatan menguji kebenaran administrasi
pertanggungjawaban pelayanan yang telah dilaksanakan oleh fasilitas
kesehatan;
27. Pelayanan Obat adalah pemberian obat sesuai kebutuhan medis bagi
Peserta baik pelayanan obat RJTP, RJTL, RITP dan RITL. Pelayanan obat
RJTL dan RITL berpedoman kepada Fornas yang berlaku;
28. Hari Rawat adalah lamanya Peserta dan atau anggota keluarganya
dirawat;
29. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik adalah kegiatan pemeriksaan untuk
menunjang penegakan diagnosa;
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Halaman 4
b. Mendapatkan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia dan
sarana prasarana PIHAK KEDUA;
c. Mendapatkan informasi tentang pelayanan kepada peserta (termasuk
melihat rekam medis) yang dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA
yang didasarkan pada persetujuan umum (General Consent) yang
salah satunya berisi persetujuan pasien untuk melepaskan informasi
kepada pembayar;
d. Menerima laporan bulanan yang mencakup pencatatan atas jumlah
kasus dan biaya;
e. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada PIHAK
KEDUA dalam hal terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan
kewajiban PIHAK KEDUA dalam Perjanjian ini;
f. Meninjau kembali Perjanjian ini apabila PIHAK KEDUA tidak
memberikan tanggapan terhadap peringatan tertulis ditembuskan ke
PERSI Daerah;
g. Mengakhiri Perjanjian (tidak melanjutkan kerjasama) apabila PIHAK
KEDUA tidak lulus tahap evaluasi dan penilaian atas kesiapan dalam
memberikan pelayanan kesehatan bagi Peserta sesuai ketentuan
perundang-undangan;
Halaman 5
d. Memperoleh pembayaran atas pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada Peserta sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang disepakati
PARA PIHAK;
e. Memperoleh informasi dan aplikasi (software) terkait dengan sistem
informasi manajemen pelayanan yang berlaku dalam rangka tata
laksana administrasi;
f. Melakukan evaluasi dan penilaian atas pelayanan yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
g.
Halaman 6
PASAL 5
KELAS / KAMAR PERAWATAN
1. Dalam hal Peserta harus menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA menjamin Peserta atas kelas/kamar
perawatan yang ditentukan sebagai berikut:
a. Hak Kelas Perawatan
1) ruang perawatan kelas III bagi:
a) Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan
b) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang
perawatan kelas III.
2) ruang perawatan kelas II bagi:
a) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil
golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota
keluarganya;
b) Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara
Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II
beserta anggota keluarganya;
c) Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara
Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II
beserta anggota keluarganya;
d) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai
Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta
anggota keluarganya;
e) Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan sampai dengan 2 (dua)
kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan
1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan Peserta Pekerja
Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran
untuk manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II;
3) ruang perawatan kelas I bagi:
a) Pejabat Negara dan anggota keluarganya;
b) Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil
golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota
keluarganya;
c) Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara
Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV
beserta anggota keluarganya;
d) Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara
Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV
beserta anggota keluarganya;
e) Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai
Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta
anggota keluarganya;
f) Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota
keluarganya;
Halaman 7
g) Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali
penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1
(satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan
h) Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan
Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang
perawatan kelas I.
2. Hak Peserta atas kelas/ kamar perawatan adalah sesuai dengan
kelas/ kamar perawatan yang menjadi haknya.
Halaman 8
7. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada Peserta konsekuensi
yang timbul dari hal berkehendak mengambil kelas/kamar perawatan
di atas haknya dan meminta kepada Peserta untuk menandatangani
surat pernyataan bersedia membayar selisih biaya yang timbul.
8. Dalam hal ruang rawat inap yang menjadi hak Peserta penuh :
a. Peserta dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi;
b. PIHAK PERTAMA membayar kelas perawatan Peserta sesuai
haknya dalam keadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
c. Apabila kelas perawatan sesuai hak Peserta telah tersedia, maka
Peserta ditempatkan di kelas perawatan yang menjadi hak
Peserta;
d. Perawatan satu tingkat lebih tinggi sebagaimana dimaksud pada
ayat a paling lama 3 (tiga) hari;
e. Dalam hal terjadi perawatan sebagaimana dimaksud pada huruf d
lebih dari 3 (tiga) hari, selisih biaya tersebut menjadi tanggung
jawab Fasilitas Kesehatan yang bersangkutan atau berdasarkan
persetujuan pasien dirujuk ke Fasilitas Kesehatan yang setara.
PASAL 6
TARIF PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 7
TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
Halaman 9
Tata cara pembayaran pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan Perjanjian ini diuraikan sebagaimana pada Lampiran II
Perjanjian ini.
PASAL 8
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku untuk 1 (satu) tahun, terhitung secara efektif sejak
tanggal ..... dan berakhir pada tanggal ............
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan
maksudnya apabila hendak memperpanjang Perjanjian ini.
3. Pada jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK
PERTAMA akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUA
atas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada jangka waktu perjanjian
c. kepatuhan dan komitmen terhadap perjanjian
PASAL 9
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 10
MONITORING DAN EVALUASI
Halaman 10
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak menegur PIHAK
KEDUA secara tertulis dengan tembusan PERSI Daerah.
3. Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2 Perjanjian ini dan tidak
ada tanggapan atau perbaikan dari PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini.
PASAL 11
SANKSI
Halaman 11
5. Pengakhiran perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada
ayat 4 Pasal ini dapat dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan
sebagaimana tertuang pada pasal 12 ayat 1 Perjanjian ini dan tidak
membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan kewajiban masing-
masing yang masih ada kepada pihak lainnya.
PASAL 12
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak
sebelum Jangka Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri
Perjanjian ini yang berlaku efektif pada tanggal dicapainya
kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian ini (wanprestasi) dan tetap tidak memperbaikinya setelah
menerima surat teguran/peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dengan
tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan minimal 7
(tujuh) hari kalender, dengan tembusan ke PERSI Daerah.
Pengakhiran berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat
pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
c. Ijin usaha atau operasional salah satu Pihak dicabut oleh
Pemerintah. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal pencabutan ijin
usaha atau operasional Pihak yang bersangkutan oleh Pemerintah;
d. Salah satu Pihak melakukan merger, konsolidasi, atau diakuisisi
oleh perusahaan lain. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal
disahkannya pelaksanaan merger, konsolidasi atau akuisisi tersebut
oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia;
e. Salah satu Pihak dinyatakan bangkrut atau pailit oleh pengadilan.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal dikeluarkannya keputusan
pailit oleh Pengadilan; dan
f. Salah satu Pihak mengadakan/berada dalam keadaan likuidasi.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal Pihak yang bersangkutan
telah dinyatakan di likuidasi secara sah menurut ketentuan dan
prosedur hukum yang berlaku.
2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK
KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK
PERTAMA mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan sebelumnya;
3. PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya
ketentuan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
sejauh yang mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau
Halaman 12
penetapan Hakim/ Pengadilan terlebih dahulu untuk membatalkan/
mengakhiri suatu Perjanjian;
4. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban
yang telah timbul dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan
kewajibannya tersebut.
PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PASAL 15
PEMBERITAHUAN
Halaman 14
diterima kode jawabannya (answerback) pada pengiriman telex dan
konfirmasi faksimile pada pengiriman faksimili.
PASAL 16
LAIN-LAIN
Halaman 15
PERTAMA yang timbul berdasarkan perjanjian ini dialihkan seluruhnya
kepada BPJS Kesehatan.
....................................... ........................................
MANAGER DIREKTUR
Halaman 16
Lampiran I Perjanjian antara
........................... dan …......
Nomor :
Nomor :
I. RUANG LINGKUP
C. Pelayanan persalinan
1. Tindakan persalinan normal
2. Tindakan persalinan dengan penyulit per vaginam sesuai indikasi
medis
3. Tindakan persalinan dengan penyulit perabdominam (sectio caesaria)
sesuai indikasi medis
4. Pelayanan rawat inap
5. Ketentuan persalinan :
a. Pada kondisi kehamilan normal ANC harus dilakukan di faskes
tingkat pertama. ANC di tingkat lanjutan hanya dapat dilakukan
sesuai indikasi medis berdasarkan rujukan dari faskes tingkat
pertama.
b. Penjaminan persalinan adalah benefit bagi peserta BPJS Kesehatan
dan tidak ada batasan jumlah persalinan yang ditanggung
c. Persalinan normal diutamakan dilakukan di faskes tingkat pertama
d. Penjaminan persalinan normal di faskes rujukan tingkat lanjutan
hanya dapat dilakukan dalam kondisi gawat darurat
e. Yang dimaksud kondisi gawat darurat pada poin (4) di atas adalah
perdarahan, kejang pada kehamilan, ketuban pecah dini, gawat
janin dan kondisi lain yang mengancam jiwa ibu dan bayinya
E. Pelayanan Obat
1. Pemberian obat untuk pelayanan RJTL dan RITL berdasarkan resep
obat dari dokter spesialis/subspesialis yang merawat, berpedoman
pada Fornas yang sesuai dengan indikasi medis dan merupakan
komponen paket INA CBG’s. Faskes dan jejaringnya wajib
menyediakan obat-obat yang diperlukan.
2. Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada Faskes
rujukan tingkat lanjutan tidak tercantum dalam Formularium
Nasional, dapat digunakan obat lain berdasarkan persetujuan Komite
Medik dan kepala/direktur rumah sakit. Penggunaan obat diluar
Fornas sudah termasuk dalam pembiayaan paket INA CBG’s tidak
boleh dibebankan kepada peserta dan tidak boleh ditagihkan kepada
BPJS Kesehatan.
Halaman 19
2. Faskes perujuk membayar biaya tersebut ke Faskes penerima rujukan
atas pelayanan yang diberikan;
3. BPJS Kesehatan membayar paket ina cbg ke Faskes perujuk.
I. Pelayanan Ambulans
1. Pelayanan Ambulan merupakan pelayanan transportasi pasien
rujukan dengan kondisi tertentu antar Fasilitas Kesehatan disertai
dengan upaya atau kegiatan menjaga kestabilan kondisi pasien untuk
kepentingan keselamatan pasien;
2. Pelayanan Ambulan hanya dijamin bila rujukan dilakukan pada
Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS atau pada kasus
gawat darurat dari Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan dengan tujuan penyelamatan nyawa pasien;
3. Pelayanan Ambulan di luar ketentuan poin a dan b di atas tidak
dijamin termasuk jemput pasien dari rumah, antar pasien ke rumah,
rujukan parsial (antar jemput pemeriksaan penunjang/spesimen dan
tindakan saja);
4. Yang dimaksud dengan kondisi tertentu pada poin a di atas adalah :
a. kondisi pasien sesuai indikasi medis berdasarkan rekomendasi
medis dari dokter yang merawat
b. kondisi kelas perawatan sesuai hak peserta penuh dan pasien
sudah dirawat paling sedikit selama 3 hari di kelas satu tingkat di
atasnya
Halaman 20
10. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
assessment);
11. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan (eksperimen);
12. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
13. perbekalan kesehatan rumah tangga;
14. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa/wabah, dan;
15. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat
Jaminan Kesehatan yang diberikan.
Halaman 22
- Surat perintah control berlaku maksimal sebanyak 2 (dua) kali
kunjungan
(3) Peserta dirujuk balik;
(4) Peserta dirujuk ke Faskes lanjutan lain :
- Kepada peserta diberikan surat rujukan/konsul extern. Surat
rujukan/konsul extern harus dilegalisasi oleh petugas BPJS di
unit BPJS Center.
- Dengan membawa surat rujukan tersebut peserta mendapat
pelayanan di Faskes penerima rujukan, melalui unit BPJS
Center
Halaman 23
2) Faskes bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan keabsahan
kartu dan melakukan entry data ke dalam aplikasi Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) dan melakukan pencetakan SEP.
6. Pelayanan Ambulans
1) BPJS Kesehatan wajib memberikan daftar penyedia ambulan kepada
Faskes yang bekerjasama maupun tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan di wilayah kerjanya;
2) Dalam rangka evakuasi pasien bagi Faskes yang tidak mempunyai
ambulan agar berkoordinasi dengan penyedia ambulan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;
3) Untuk Faskes yang mempunyai ambulan dapat langsung
menggunakan ambulan tersebut;
4) Proses rujukan antar Faskes mengikuti ketentuan sistem rujukan
berjenjang yang berlaku.
....................................... ........................................
Halaman 24
MANAGER DIREKTUR
Halaman 25
Lampiran II Perjanjian antara
........................ dan ….
Nomor :
Nomor :
Halaman 26
3. Penagihan Klaim pelayanan Kesehatan
1. Faskes Lanjutan membuat tagihan klaim atas biaya pelayanan
kesehatan dengan menggunakan Software INA-CBG’s.
2. Petugas penagihan harus mengisi data variable pasien yang diperlukan
dalam software INA CBG’s yaitu :
Identitas pasien (nomor rekam medis dll)
Nomor Jaminan Peserta
Nomor Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
Jenis Perawatan
Tanggal masuk rumah sakit
Tanggal keluar rumah sakit
Lama perawatan (LOS)
Nama dokter
Jumlah biaya riil rumah sakit
Tanggal lahir
Umur (dalam tahun) ketika masuk rumah sakit
Umur (dalam hari) ketika masuk rumah sakit
Jenis kelamin
Pengesahan severity level
Surat rujukan
Status ketika pulang
Berat badan baru lahir (dalam gram)
Diagnosis utama
Diagnosis sekunder (komplikasi & ko-morbiditi)
Prosedur/tindakan
6. Pembayaran Tagihan
a. PIHAK PERTAMA wajib membayar tagihan biaya pelayanan
kesehatan PIHAK KEDUA paling lambat 15 (lima belas) hari sejak
dokumen klaim diterima lengkap dan benar di Kantor Cabang PIHAK
PERTAMA.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran sebagaimana
ditetapkan pada poin a maka PIHAK PERTAMA akan melakukan
pembayaran tagihan sebagai berikut:
Sebesar [_____]% setelah PIHAK KEDUA menerima pemberitahuan
tertulis yang diajukan oleh PIHAK PERTAMA;
Sebesar [_____]% setelah PIHAK PERTAMA menerima pembayaran
Iuran Peserta dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;
c. Kadualarsa klaim adalah .................sejak pelayanan diberikan.
Tagihan yang diajukan lebih dari [_____] sejak berakhirnya Bulan
Pelayanan dan/atau berakhirnya Perjanjian ini berhak untuk ditolak
proses pembayarannya oleh PIHAK PERTAMA.
Halaman 28
d. PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab untuk membayar
tagihan yang timbul karena PIHAK KEDUA memberikan fasilitas
dan/atau pelayanan kesehatan di luar yang menjadi hak Peserta.
....................................... ........................................
MANAGER DIREKTUR
Halaman 29