Syamsul Arifin
Guru Besar Fakultas Hukum USU Medan,
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Sumatera Utara
Abstract. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh gempa bumi dan gelombang Tsunami dapat
menimbulkan rusaknya permukiman penduduk dan ekosistem lingkungan hidup khususnya kawasan pesisir
pantai. Jika melihat kondisi pengelolaan lingkungan di Indonesia khususnya. Wilayah pesisir pantai cukup
memprihatinkan dimana terjadi penguasaan dan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran akibatnya
ekosistem ligkungan yang ada di wilayah pesisir pantai tidak mampu meredam dahsyatnya gelombang tsunami
yang terjadi waktu itu. Strategi perubahan-perubahan alam secara geologi dapat dijadikan pedoman untuk
membaca dan memahami tanda-tanda alam. Penataan ruang yang berbasiskan konsep pembangunan yang
berkelanjutan juga dapat membantu pencegahan kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi.
28
Universitas Sumatera Utara
STRATEGI UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN Syamsul Arifin
YANG DIAKIBATKAN OLEH GEMPA DAN GELOMBANG TSUNAMI
29
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 01, April 2005 : 28-33
pukul 8.00 WIB berlangsung kurang lebih 5 ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air
menit. Menurut Kepala Kelompok Analisa BMG laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
wilayah I Sumbagut Medan, pusat gempa gelombang besar yang mengakibatkan
terjadi 66 kilometer di bagian Selatan kota terjadinnya tsunami.
Meulaboh Aceh Barat, tepatnya di pantai barat
Sumatera, Samudera Indonesia atau 3,61 Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
Lintang Utara dan 98,28 Bujur Timur. Gempa bumi. Lempeng Samudera yang lebih rapat
ini terjadi akibat terjadinya tumbukan menelusup ke bawah lempeng benua dalam
lempengan Indo Australia dan Euro Asia. suatu proses yang disebut subduksi, dan gempa
subduksi sangat efektif menghasilkan tsunami.
Gempa dahsyat berkekuatan 6,8 skala richter
disusul dengan gelombang tsunami Dampak pasca terjadinya tsunami ini begitu
menggoncang dan memporakporandakan terasa bagi manusia dan lingkungan
kawasan Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh disekitarnya, dengan rusaknya permukiman
Darussalam (NAD). Gempa dan gelombang penduduk dan ekosistem lingkungan hidup
tsunami setinggi 5 meter yang terjadi itu khususnya kawasan pesisir Pulau Sumatera yang
menyebabkan sebagian daratan Banda Aceh mengalami kehancuran besar – besaran.
tenggelam setinggi 1,5 meter, dan beberapa Kerugian lingkungan tersebut berdasarkan data
wilayah Sumatera Utara seperti Nias dan daerah yang ada kira – kira 6 Trilyun rupiah.
pantai lainnya juga mengalami hal yang sama
sehingga menimbulakan bencana kematian dan Terjadinnya gempa dan tsunami ini tentunya
kerusakan yang sangat mengerikan. Kondisi ini bukanlah suatu bencana alam belaka, namun kita
juga terjadi di beberapa negara selain Indonesia juga harus berpikir mengapa ekosistem
seperti India, Srilangka, Thailand dan Afrika. lingkungan yang ada di wilayah pesisir pantai
tidak mampu meredam dahsyatnnya gelombang
Menurut Badan Meteorologi Indonesia mencatat tsunami yang terjadi pada waktu itu. Apalagi
kekuatan gempa ini sebesar 6,8 skala richter, jarak antara pemukiman penduduk bekisar
tetapi Badan Pusat Gempa Amerika Serikat antara 200 – 300 meter dari bibir laut yang
mencatat kekuatan gempa ini mencapai 8,9 skala menjadi penyebab banyaknya korban yang
richter dan menurut catatan BMG Inggris gempa meninggal dunia.
ini merupakan gempa terkuat sepanjang abad ke-
21. Jika kita melihat pada kondisi pengelolaan
lingkungan di Indonesia khususnya wilayah
Tsunami dapat terjadi jika terjadi Gangguan pesisir pantai ternyata cukup memprihatinkan
yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar dimana terjadi pengurasan dan eksploitasi
air, seperti letusan gunung api, gempa bimu, sumber daya alam secara besar – besaran dengan
longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi, tujuan untuk mendapatkan keuntungan materiil
namun yang umum diketahui karena rekaman belaka tanpa memikirkan dampak negatifnya
lengkap sainsyang sudah dimiliki adalah tsunami bagi lingkungan hidup, baik kerusakan sumber
akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman daya alam maupun pencemaran lingkungan
sejarah tsunami telah terjadi 3 (tiga) kali yaitu hidup.
pada tahun 1755 Tsunami menghancurkan
Lisboa ibukota Portugal dan menelan 60.000 Salah satu kerusakan alam yang paling parah di
korban jiwa tahun 1883, pada tanggal 26 kawasan pesisir pantai Sumatera adalah
Agustus, letusan gunung Krakatau dan Tsunami rusaknya Hutan Bakau (Mangrove) sekitar
menewaskan lebih dari 36.000 korban jiwa, dan 63,5% dari 85.393 Ha (Penafsiran Citra
tahun 2004 tanggal 25-26 Desember 2004, Landsat,1998) yang disebabkanoleh
Tsunami telah menelan jiwa lebih dari 120.000 pengembangan tambak, pembukaan perkebunan
di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. dan maraknya industri arang bakau seperti di
kawasan margasatwa karang gading dan langkat
Gerakan vertical kerak bumi, dapat timur, pantai barat Sumatera Utara dan Nias,
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara demikian juga dengan beberapa kawasan pantai
tiba – tiba, yang mengakibatkan gangguan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal
30
Universitas Sumatera Utara
STRATEGI UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN Syamsul Arifin
YANG DIAKIBATKAN OLEH GEMPA DAN GELOMBANG TSUNAMI
Dalam studi tsunami, bahwa pohon bakau dan lingkungan hidup yang berkelanjutan
(Mangrove) memiliki kemampuan untuk (sustainability) dan berkeadilan seiring dengan
meredam gelombang tsunami sampai 50 persen peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
tergantung pada komposisi Hutan Bakau hidup dalam lingkungan yang lebih baik dan
(Mangrove) dan tinggi gelombang tsunami. sehat.
Hutan Bakau (Mangrove) ini berfungsi sebagai
sebagai peredam limpasan gelombang tsunami
di wilayah pesisir pantai tersebut. 3. Langkah Dan Tindakan Bagaimana Yang
Harus Dilakukan?
Dengan rusaknya sumber daya alam pasca
tsunami ini perlu segera mendapatkan perhatian Pertanyaan dan persoalan ini harus segera kita
dari Pemerintah untuk segera mendapatkan tindak lanjuti bersama, kenapa karena
perhatian serius untuk menanggulangi dan perlu merupakan hal yang cukup mendesak bagi
segera melakukan perlindungan pantai meliputi kehidupan pada masa sekarang dan untuk yang
segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya akan datang. Banyak konsep yang dijabarkan
mengurangi atau meredam energi gelombang sepanjang kita memiliki komitmen yang
tsunami sehingga limpasan energi gelombang bersama dengan melakukan tahapan – tahapan
tsunami ke arah daratan yang diminimalkan. yang berkesinambungan.
Pemerintah juga perlu merancang suatu model Bagi kita yang kemampuan pengetahuan dan
tata ruang permukiman suatu kampung tepi teknologi yang terbatas dibandingkan dengan
pantai yang memperhitungkan kemudahan negara maju dapat kembali membuka historical
evakuasi dan mobilisasi penduduk apabila dari petuah dan pepatah dari leluhur yang dapat
terjadi gelombang tsunami di wilayah pantai dijadikan pedoman untuk membaca dan
yang bersangkutan. memahami tanda – tanda alam yang
memberikan peringatan dini sebelum terjadinya
Perhatian serius dari pemerintah ini dapat dilihat status bencana. Seperti misalnya, jika pada suatu
dengan adanya pernyataan dari Presiden saat tiba- tiba air laut surut pada batas di luar
Republik Indonesia Soesilo Bambang kewajaran maka masyarakat harus mencari
Yudhoyono yang menetapkan gempa dahsyat tempat yang lebih tinggi. Bila kita sedang ditepi
dan tsunami yang melanda Propinsi Sumatera pantai merasakan terjadinnya getaran, sebaiknya
Utara Sebagai bencana nasional, dan ia segera menjauh dari pantai menuju daerah yang
memerintahkan kepada Wapres Jusuf Kalla lebih tinggi. Selain itu juga bila masyarakat telah
untuk segera melakukan langkah- langkah mencium bau garam tidak seperti biasanya,
penanganan dengan menteri terkait. sebaiknya segera menjauh dari pantai. Masih
banyak lagi tanda – tanda alam yang kita bisa
Dengan adanya statement Presiden SBY ini gali yang merupakan kearifan tradisional yang
mengapa kita tidak merespons secara positif dapat dikembangkan melaui jalur pendidikan
untuk segera melakukan tindakan nyata sebagai formal dan informal.
upaya pengelola lingkungan hidup. Kita juga
telah mengetahui bahwa pengelolaan sumber Strategi perubahan – perubahan alam pada
daya alam dan lingkungan hidup yang dasarnya dapat dikaetahui secara geologi,
berkelanjutan dan berkeadilan merupakan sehingga dampak perubahan tersebut terhadap
bagian penting dari Program Pembangunan manusia dan lingkungan segera dapat dicegah
Nasional (Propenas) Tahun 2000 – 2004. atau diminimalisasi. Para ahli geologi sebaiknya
Sebagaimana yang digariskan oleh Ketetapan mengembangkan keahliannya untuk antisipasi
MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis – dini bencana alam akibat pergeseran bumi dan
Garis Besar Haluan Negara serta Undang – gejala geologi lainnya. Dengan keahlian itu
Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program dapat meginventarisasi pusat – pusat gempa
Pembangunan Nasional disebutkan bahwa yang terdapat di wilayah Indonesia, dengan
sasaran kebijakan di bidang sumber daya alam terinventarisasinya memudahkan sektor yang
dan lingkungan hidup adalah mewujudkan terkait untuk mecegah sebelum terjadinya
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam peristiwa tersebut sebagai tindakan preventif.
31
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur “ATRIUM” vol. 02 no. 01, April 2005 : 28-33
Berikut ini dijelaskan bentuk rencana kegiatan 5 Rekonstruksi 5.1. Rumah-rumah -Rekonstruksi
penanggulangan dampak lingkungan pasca Penduduk. sudah harus
5.2. Rumah-rumah selesai paling
gempa bumi dan gelombang tsunami berbasis susun untuk lama 2 tahun.
lingkungan, yaitu : pengungsi yang -Pengawasan
tidak AMDAL
mempunyai merupakan
Tabel 1. Rencana Kegiatan Penanggulangan lahan atau tugas dan
Dampak Lingkungan Pasca Gempa Bumi Dan lahannya tanggung
telah jawab
Gelombang Tsunami Berbasis Lingkungan diperuntukkan pemerintah
untuk daerah
N Reboisasi Hutan setempat.
Tahapan Uraian Kegiatan Keterangan Bakau -AMDAL
o
Kegiatan (Mangrove), dll. disesuaikan
1 Pendataan 1.1. Korban Jiwa. Harus 5.3. Penempatan dengan
1.2. Korban Hilang. dilakukan pengungsi secara Rencana
1.3. Pengungsi. dengan permanen Umum Tata
1.4..Sarana dan Memperhatikan Ruang
Prasarana Umum. keseimbangan (RUPR)
1.5. Perumahan ekonomi,
/pemukiman. ekologis, sosial 6 Pengawasan a.Pola Tahapan Pengawasan
1.6. Lokasi untuk 1. Relokasi dilakukan
Penanaman Rehabilitasi dan 2. Rehabilitasi dengan
Bakau di Rekonstruksi. 3. Rekonstruksi membentuk tim
sepanjang Pesisir Pengawas
Pantai. Independen,
yang terdiri dari
2 Sosialisasi a. Rencana Relokasi. Kegiatan unsur
b. Rencana sosialisasi pemerintah (
Rehabilitasi. kepada pusat dan
c. Rencana masyarakat/ daerah), LSM
Rekonstruksi. pengungsi dan
masyarakat
32
Universitas Sumatera Utara
STRATEGI UNTUK MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN Syamsul Arifin
YANG DIAKIBATKAN OLEH GEMPA DAN GELOMBANG TSUNAMI
Daftar Pustaka :
33
Universitas Sumatera Utara