Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu

kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan

individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,

ekonomi dan sosial budaya.1

Secara umum pelayanan kesehatan dibagi 2 yaitu pelayanan kesehatan personal atau

pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kedokteran

keluarga adalah termasuk dalam pelayanan kedokteran dimana pelayanan dokter

keluarga ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah

keluarga.1

Pada Januari 1995 WHO dan Organisasi Dokter Keluarga Dunia yaitu World

Organization of National Colleges, Academies and Academic Associatons of General

Practitioner or Family Physician (WONCA) telah merumuskan sebuah visi global

dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan kesehatan individu dan

masyarakat yang tertuang dalam tulisan “Making Medical Practice and Education

More Relevant to People’s Needs: The Role of Family Doctor”.2

Definisi dokter keluarga (DK) atau dokter praktek umum (DPU) yang dicanangkan

oleh WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan

pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan
mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang

generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran

tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Dokter yang

mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari

individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan sosial. Secara klinis

dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat

mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis

pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya

pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya.3

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

- Mengetahui tentang dokter keluarga beserta sistemnya

2. Tujuan Khusus

- Memahami dan mempelajari pengertian dokter keluarga

- Mengetahui perbedaan antara dokter keluarga dengan dokter praktek umum


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dokter Keluarga

Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmu kedokteran yang

mempelajari dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit terhadap fungsi

keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit,

cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi tubuh sekaligus fungsi

keluarga agar dalam keadaan normal. Setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam

bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan

melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai

wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.

Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup

seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada kesatuan

individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,

ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai

primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996) :

1. Promosi kesehatan

2. KIA

3. KB

4. Gizi

5. Kesehatan lingkungan
6. Pengendalian penyakit menular

7. Pengobatan dasar

2.2 Pelayanan Dokter Keluarga

Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua diantaranya yang

dipandang cukup penting adalah:

1) Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang

memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana

tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan

umur atau jenis kelamin pasien , juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit

tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969).

2) Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik

tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu

lainnya terutama ilmu penyakit dlam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan

kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan

membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan

ilmu-ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk

mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien,

penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter

pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American

Academy of Family Physician,1996).


Batasan tentang ilmu kedokteran keluarga di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu

kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan

individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor

lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. (PB IDI, 1983)

2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan

dokter keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang

dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif

dan bertanggung jawab. (Charmichael, 1973)

3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang

ditandai dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang

bersifat khusus. (WONCA, Manila; 1979)

4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang

dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang

menyelenggarakan perawatan kesehatan perorangan pada tingkat pertama dan

berkelanjutan. (Whinney, 1969)

5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu

menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga. (Sargent, 1967)

Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi yang sama, yakni The

American Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama. Rumusan yang

pertama, karena menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk

kepentingan penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan rumusan yang kedua, karena


lebih menunjuk pada penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan

pendidikan dan pelatihan.

2.3 Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika

disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) :

1) Tujuan Umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan

kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya

keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

2) Tujuan Khusus

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih

efektif. Bila dibandingkan dengan pelayanan kedokteran yang lain, pelayanan

dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam

menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada

keluhan pasien semata, melainkan memandang pasien sebagai manusia

seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian anggota keluarga dengan

lingkungannya masing-masing.Dengan metode seperti ini diharapkan

penyelesaian masalah kesehatan dapat dilakukan secara sempurna dan

memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih

efisien.Pelayanan kedokteran keluarga lebih efisien disebabkan pelayanan

kedokteran keluarga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit

yang diselnggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Hal

ini bertujuan untuk menurunkan angka jatuh sakit, yang secara tidak langsung

akan menurunkan biaya kesehatan. Dengan pelayanan yang menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan dapat dihindari tindakan atau pemeriksaan

yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan

dana kesehatan yang bersifat tidak terbatas.

2.4 Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga

Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak

manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge

Research Institute, 1976) :

a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia

seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin

kesinambungan pelayanan kesehatan.

c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan

terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.


d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga

penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah

lainnya.

e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala

keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun

keterangan keadaan social dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah

kesehatan yang dihadapi.

f. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya

penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologi.

g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang

lebih sederhana dan tidak begitu mahal dank arena itu akan meringankan biaya

kesehatan.

h. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran yang canggih yang

memberatkan biaya kesehatan.


2.5 Ruang Lingkup Dokter Keluarga

Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika

disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam:

1. Kegiatan yang dilaksanakan

Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat

pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).

Karakteristik CMC :

- Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan

kedokteran yang dikenal di masyarakat.

- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun

terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan

berkesinambungan (continue).

- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak

memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang

disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia

seutuhnya.

- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu

sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach)

yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).


2. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan

dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga

sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang

dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap

masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.

2.6 Fungsi, Tugas Dan Kompetensi Dokter Keluarga

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004):

1. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)

Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan

sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas,

lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas

tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam

wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan

mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun

tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan.

2. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)

Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif

sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju

sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya.


3. Decision Maker (Pembuat Keputusan)

Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi

kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan

harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien

sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik.

4. Manager

Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam

maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan

komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada.Menjadi dokter yang cakap

memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana.

5. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)

Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,

menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan

nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama

masyarakat dan menjadi panutan masyarakat

Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :

1. Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit

2. Melayani individu dan keluarganya

3. Membina dan mengikut sertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit

4. Menangani penyakit akut dan kronik

5. Merujuk ke dokter spesialis


Kewajiban dokter keluarga, yaitu:

1. Menjunjung tinggi profesionalisme

2. Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek

3. Bekerja dalam tim kesehatan

4. Menjadi sumber daya kesehatan

5. Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer

Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi

Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun

2006 adalah :

1. Kompetensi Dasar

a. Ketrampilan Komunikasi Efektif

b. Ketrampilan Klinik Dasar

c. Ketrampilan menerapkan dasar – dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu

perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga

d. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga

ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,

berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks

Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi


f. Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayat

g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama

a. Bedah

b. PenyakitDalam

c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan

d. KesehatanAnak

e. THT

f. Mata

g. Kulit dan Kelamin

h. Psikiatri

i. Saraf

j. Kedokteran Komunitas

3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut

a. Ketrampilan melakukan “health screening”

b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut

c. Membaca hasilEKG

d. Membaca hasilUSG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS

4. Ketrampilan Pendukung

a. Riset

b. Mengajar kedokteran keluarga

5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap

a. Semua cabang ilmu kedokteranlainnya

b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif

6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik

a. Manajemen klinik dokter keluarga

Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 :

1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu

( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )

2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif

o Memahami epidemiologi penyakit

o Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai

o Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat

o Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi


o Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu

o Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta

penyuluhan gizi

o Memahami pokok masalah perkembangan normal

o Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku

o Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan

o Menyelenggarakan layanan paliatif

o Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran

3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan

o Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien,

pembinaan dan konseling keluarga )

o Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,

pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber

daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat,

advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat)

4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol

Kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa,

kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran
cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi,

penyakit infeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi,

dan psikiatri

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan

Menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek,

pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas)

Dokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :

1. Komprehensif dan holistik

2. Kompeten dengan ilmunya

3. Continue ( berkesinambungan)

4. Preventif

5. Kolaboratif dan kordinatif

6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

7. Mempertimbangkan mutu dan biaya

8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan

9. Segala tindakan dapat diaudit

10. Bermoral dan beretika yang baik


Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok

masyarakat, sebagai system pencegahan atau prventif.Jadi pada dasarnya

preventiflah yang diutamakan daripada tindakan kuratif.Semakin dia melakukan

tindakan preventif yang tepat,dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka

dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.

2.7 Prinsip Kedokteran Keluarga

1. Pelayanan yang Bersinambung (Continuity Of Care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung,

yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif, dan

terus-menerus demi kesehatan pasien.Pelayanan proaktif dimaksudkan pelayanan

dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.

Rekam medis bersinambung, informasi dalam riwayat kesehatan pasien

sebelumnya dan pada saat datang digunakan untuk memastikan bahwa

penatalaksanaan yang diterapkan sesuai dengan pasien yang

bersangkutan.Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan

efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar

biaya.Dokter keluarga juga mendampingi pasien pada saat dilakukan konsultasi

dan atau rujukan, demi kepentingan pasien.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam

pelayanan bersinambung adalah:

a. Apakah sebagai dokter keluarga kita telah mengetahui riwayat pasien tersebut

sebelum kita membuat suatu keputusan ?

b. Apakah kita sudah menjelaskan kepada pasien betapa pentingnya tindak lanjut

(follow up) dalam perawatan penyakitnya ?

c. Apakah kita sudah membuat kesepakatan dengan pasien untuk rencana jangka

panjang penyakitnya ?

d. Apakah pasien percaya kepada dokternya ?

e. Bila kita melihat rekam medik pasien tersebut, apakah dia selalu dirawat oleh

dokter yang sama? Hal ini penting untuk kasus-kasus penyakit kronik.

2. Pelayanan yang menyeluruh (Comprehensiveness)

Sebagai dokter, kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi

juga dari sisi sosial dan psikologisnya.Seorang dokter memandang pasien secara

keseluruhan dengan memperhatikan keseluruhan kebutuhan mereka.Pelayanan

dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai manusia

seutuhnya.Perlu dilakukan tindakan promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Pelayanan dokter keluarga memiliki sIstem untuk memandang pasien sebagai

bagian dari keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.


Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan

pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam

pelayanan menyeluruh adalah:

a. Apakah tertulis dalam rekam medis pasien daftar masalah dan daftar

pengobatan yang sedang dilakukan ?

b. Apakah rekam medis pasien cukup informative untuk dapat digunakan ?

c. Apakah dokter tahu kemampuan pasiennya dalam pembayaran obat ataupun

pemeriksaan yang dianjurkan ?

d. Waspadai apakah pasien dalam keadaan depresi atau keluhannya hanya

psikosomatik saja ?

3. Pelayanan yang terkoordinasi (Coordination Of Care)

Dokter keluarga yang mengkoordinasikan semua pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan pasien. Dokter keluarga menjadi guide dan bertanggungjawab dalam

system pelayanan, yang berperan memberikan advokasi.Kerjasama profesional

dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan

mencapai kesembuhan optimal, memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya

seoptimal mungkin untuk penyembuhan.Sebagai contoh: melatih anggota keluarga

untuk mengukur dan memantau suhu tubuh pasien atau bahkan tekanan darah dan

kadar gula darahnya. Hasil itu selanjutnya dilaporkan secara berkala kepada dokter

yang bersangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam

pelayanan bersinambung adalah:

a. Apakah kita mendiskusikan pasien yang kita rujuk dengan konsultan, baik

telepon ataupun secara langsung ?

b. Apakah kita pernah bersama-sama dengan pasien bertemu dengan konsultan ?

c. Apakah kita mengajarkan staf atau perawat kita hal-hal yang dapat dilakukan

untuk membantu kita dalam mengkoordinasikan pelayanan kesehatan pasien ?

d. Bila perawatan pasien melibatkan banyak dokter, siapa yang menjelaskan

kepada pasien mengenai diagnosa penyakitnya ?

4. Masyarakat (Community)

Pekerjaan, budaya, dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas yang

dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien. Banyak sumber-sumber di

masyarakat yang dapat digunakan dokter keluarga dalam rangka memberikan

pelayanan kesehatan yang optimal.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam

pelayanan bersinambung adalah:

a. Apakah sebagai dokter keluarga kita tahu apa pekerjaan pasien kita, dan tahu

apa jenis pekerjaan atau tempatnya bekerja, yang mungkin dapat memberi

informasi tentang penyakitnya ?


b. Apakah kita menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat,

seperti support group untuk penderita asma ?adanya Senam Asma yang

dilakukan rutin oleh Medan Asma Centre, klub osteoporosis, dan sebagainya ?

c. Apakah kita tahu frekuensi kejadian penyakit yang sama dilingkungan tempat

tinggal pasien ? Misalnya seperti pasien yang menderita demam berdarah,

apakah juga didapati orang lain yang terkena DHF di daerah tersebut ?

5. Pencegahan (Prevention)

Pencegahan penyakit memiliki banyak aspek, termasuk pengenalan faktor resiko

dari penyakit, dan promosi kesehatan gaya hidup sehat. Pencegahan juga termasuk

mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin memiliki efek terhadap kesehatan

emosional pasien dan keluarganya.Pencegahan adalah mengenali faktor-faktor

resiko tejadinya suatu penyakit, seperti riwayat penyakit dalam keluarga dan

melakukan skrining untuk kasus dini dan pencegahan sedini mungkin. Seperti

Melayani KIA, KB, vaksinasi, mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini

mungkin, mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya, dan mencegah

kecacatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam

pelayanan bersinambung adalah:

a. Apakah faktor-faktor resiko tersebut tertulis dalam rekam medis pasien ?

b. Apakah faktor-faktor resiko tersebut didiskusikan dengan pasien dan membuat

kesepakatan untuk mengurangi faktor resiko tersebut ?


c. Apakah kita sudah melakukan antisipasi terhadap masalah-masalah yang

secara normal memang terjadi dalam siklus kehidupan sebuah

keluarga?Misalnya masalah yang terjadi pada pasangan yang baru menikah

dan baru memiliki anak (the emptiness syndrome)?

6. Keluarga (Family)

Dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya, dan

memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap

penyakit.Dokter keluarga juga harus mengenali keluarga yang disfungsi atau

berfungsi baik. Penilaiannya dapat berdasarkan genogram, family circle,family

Apgar.Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan

lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan penyakitnya, dan

memanfaatkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya untuk

membantu penyembuhan penyakitnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam

pelayanan bersinambung adalah:

a. Apakah di dalam rekam medisnya tercantum genogram, family circle, family

Apgar, dan memuat informasi mengenai Siklus Kehidupan Keluarga?

b. Family circle dan Family Apgar biasanya digunakan pada kasus-kasus

tertentu, tetapi genogram dan siklus Kehidupan Keluarga harus ada dalam

catatan setiap pasien.

c. Apakah support system dalam keluarga dicatat?


d. Apakah kita mengevaluasi pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh

keluarga terhadap penyakit pasien ?

Genogram (Pohon Keluarga) adalah deskripsi biologis dari silsilah keluarga,

Family Circle adalah deskripsi emosional dari keluarga.Apgar score menilai

apakah keluarga tersebut berfungsi dengan baik atau tidak. Siklus kehidupan

keluarga membantu kita untuk memprediksi kejadian-kejadian kritis yang secara

normal akan dialami sebuah keluarga.

2.8 Praktek Kedokteran Keluarga

Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan

peranan dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah

ditemukan banyak bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga

yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital

based).

Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini

dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan

nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien

baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.

Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru

kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.


2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family

clinic).

Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah

suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter

keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua

macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,

merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit

(satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak

didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga

penghasilan rumah sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu

klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik

dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit.

Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke

rumah sakit kerja sama tersebut.

Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau

bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter

keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola

secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter

keluarga. Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem

manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter

keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang

sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola

oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem
informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan

diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :

- Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu

Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara

kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar

pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek

dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan

dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team

work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain,

menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.

- Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau

Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara

berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis

dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan

dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan

yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara pelayanan yang

berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan

menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau.

b. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family

practice).

Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah

praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama

dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter


keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsip-

prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang

diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua

macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo

practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok

(group practice).

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya.

Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya

pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga

tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau

pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan

diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut

memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan

pasiendirumah.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga

mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di

rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak

mempunyai akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien

dirumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.


Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah

mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta

perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan

oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit

terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk

merawat sendiri pasiennya di rumah sakit. Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk

pelayanan dokter keluarga ini tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya,

dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerah lainnya. Di Amerika Serikat

misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah mulai jarang

dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada diri pasien

tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan pasien di

rumah dengan di tempat praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi tempat

praktek dokter, karena telah tersedia berbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.

2.9. Karakteristik Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik yang menurut para ahli

dibedakan dan diuraikan sebagai berikut :

1. Lan R. McWhinney(1981):

a. Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan, bukan pada

disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik - teknik

kedokterantertentu.

b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan berbagai

faktor yangmempengaruhinya.
c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu kesempatan untuk

menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit atau pendidikankesehatan.

d. Memandang dirinya sebagai masyarakat yang berisikotinggi.

e. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang

tersedia dimasyarakat.

f. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang samadengan pasiennya.

g. Melayani pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.

h. Memperhatikan aspek subjektif dari ilmukedokteran.

i. Diselenggarakan oleh seorang dokter yang bertindak sebagai manager dari

sumber - sumber yangtersedia.

2. Lynn P. Carmichael (1973) menyusun karakteristik pelayanan dokter keluarga

tersendiri:

a. Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.

b. Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit keluarga, memandang

keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok

fungsional yang saling terkait, pada mana setiap individu membentuk hubungan

tingkatpertama.

c. Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan keluarganya

dalam menyelenggarakan setiap pelayanankesehatan.


d. Mempunyai ketrampilan diagnosis yang andal serta pengetahuan tentang

epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat di masyarakat

dimana pelayanan tersebut diselenggarakan, dan selanjutnya para dokter yang

menyelenggarakan pelayanan harus memiliki keahlian mengelola berbagai

penyakit yang ditemukan di masyarakat tersebut.

e. Para dokternya memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara

faktor biologis, sosial dan emosional dengan penyakit yang dihadapi, serta

menguasai teknik pemecahan masalah untuk mengatasi berbagai penyakit yang

agak mirip atau tidak khas serta berbagai penyakit yang tergolong psikosomatik.

3. Debra P. Hymovick and Martha Underwood Barnards (1973) menetapkan ada lima

karakteristik pokok dari pelayanan dokter keluarga:

a. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

yang lebih responsif serta bertanggung jawab.

b. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan kesehatan tingkat

pertama (termasuk pelayanan darurat) serta pelayanan lanjutan (termasuk

pengaturan rujukan).

c. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan pencegahan penyakit

dalam stadium dini serta peningkatan derajat kesehatan pasien setinggi mungkin.

d. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk diperhatikannya pasien tidak

hanya sebagai orang perorang, tetapi juga sebagai anggota keluarga dan anggota

masyarakat.
e. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk dilayaninya pasien secara

menyeluruh dan dapat diberikan perhatian kepada pasien secara lengkap dan

sempurna, jauh melebihi jurnlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.

4. Menurut Ikatan Dokter Indonesia

Ikatan Dokter Indonesia merumuskan karakteristik pelayanan dokter keluarga

sebagai berikut:

a. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang, melainkan

sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat

sekitarnya.

b. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan

perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah

keseluruhan keluhan yang disampaikan.

c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat

kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal

serta mengobati penyakit sedini mungkin.

d. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan

berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik - baiknya.

e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama

dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.


Jika diperhatikan, karakteristik pelayanan dokter keluarga sebagaimana dikemukakan

di atas, terlihat bahwa pelayanan dokter keluarga memang merupakan suatu

pelayanan kedokteran yang memiliki kedudukan tersendiri. Sebagian melihatnya

sebagai pelayanan dokter spesialis. Tetapi sebagian lainnya berpendapat hanya

menunjuk pada tata cara pelayanan saja.

2.10. Perbedaan Dokter Praktek Umum dan Dokter Keluarga

Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter

keluarga (Qomariah, 2000) :

DOKTER
DOKTER
PRAKTEK
KELUARGA
UMUM

Cakupan
Terbatas Lebih Luas
Pelayanan

Menyeluruh,

Paripurna, bukan
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan
sekedar yang

dikeluhkan
Kasus per kasus Kasus per kasus

dengan dengan
Cara Pelayanan
pengamatan berkesinambungan

sesaat sepanjang hayat

Lebih kearah

Lebih kuratif pencegahan, tanpa

Jenis Pelayanan hanya untuk mengabaikan

penyakit tertentu pengobatan dan

rehabilitasi

Lebih
Kurang
Peran keluarga diperhatikan dan
dipertimbangkan
dilibatkan

Promotif dan Tidak jadi Jadi perhatian

pencegahan perhatian utama

Dokter – pasien –
Hubungan dokter-
Dokter – pasien teman sejawat dan
pasien
konsultan

Secara individual
Awal pelayanan Secara individual sebagai bagian

dari keluarga
komunitas &

lingkungan

Tabel 1. Perbedaan Dokter Praktek Umum dan Dokter Keluarga


BAB III

CRITICAL APPRAISAL

Pada kegiatan jurnal reading, penulis telah mendapatkan jurnal yang akan ditelaah

yaitu “Dokter di Layanan Primer dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga dalam

Sistem Pelayanan Kesehatan”. Jurnal ini telah menjawab pertanyaan dasar telaah

jurnal, yaitu:

Validity

Telah dilakukan telaah jurnal menggunakan “Check List Umum Penilaian Struktur

dan Isi Makalah”. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Judul Jurnal

“Dokter di Layanan Primer dengan Pendekatan Kedokteran Keluargaa dalam Sistem

Pelayanan Kesehatan”. Judul jurnal menggambarkan secara keseluruhan isi dari

jurnal tersebut, sehingga judul jurnal ini dapat dikategorikan tepat, padat dan jelas.

Judul jurnal tersebut tidak terlalu panjang ataupun terlalu pendek. Ini merupakan daya

tarik tersendiri bagi pembaca untuk memilih jurnal tersebut.

Pengarang dan Institusi

Aturan baku penulisan nama pengarang adalah nama keluarga ditulis lebih dahulu

diikuti dengan nama awal dan nama pengarang tersebut dituliskan dibawah judul.

Namun, pada jurnal ini nama pengarang ditulis nama awal terlebih dahulu dengan

diikuti nama keluarga, jadi belum mengikuti kaidah aturan baku nama pengarang.

Tetapi nama pengarang ditulis dibawah judul yang sudah mengikuti kaidah.
Pada jurnal ini telah dicantumkan institusi dari pengarang yaitu Fakultas Kedokteran

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Abstrak

Abstrak ditulis secara singkat dan menggambarkan secara ringkas keseluruhan dari isi

jurnal serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Abstrak yang baik

memiliki jumlah kata antara 200 hingga 250. Pada jurnal ini, terdapat 80 jumlah kata

pada abstrak. Sehingga jumlah kata untuk abstrak masih kurang memenuhi.

Pendahuluan

Setiap pernyataan pada pendahuluan memiliki sumber yang jelas, hal ini dibuktikan

dengan adanya nomor-nomor yang merujuk ke daftar pustaka. Sehingga memiliki

bukti yang kuat.

Isi

Data dan informasi diperoleh berdasarkan studi literatur sehingga diharapkan dapat

saling menutupi kelemahan dan melengkapi data/informasi yang dibutuhkan serta

menangkap realitas masalah menjadi lebih diandalkan. Dengan studi literatur akan

diketahui sampai dimana terdapat kesimpulan dan generalisasi yang telah pernah

dibuat sehingga sitasi yang diperluka dapat diperoleh.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal yang baku. Semua foot note pada

naskah dijelaskan didaftar pustaka. Semua foot note merujuk pada sumber yang jelas.
Importance

Hal ini menjadi sangat penting, karena jurnal ini membahas tentang pendekatan

dokter keluarga pada layanan primer Pelayanan kesehatan di Indonesia belum baik

dan merata dari segi ketersediaan, keterjangkauan maupun mutu. Pendekatan dokter

keluarga pada layanan primer menyediakan sistem pelayanan kesehatan yang efektif,

berkualitas dan tepat sasaran. Kedokteran keluarga mengajarkan bagaimana

penanganan pasien dengan pendekatan bio-psiko-sosio-kultural, bukan hanya sesuai

keluhan fisik, namun juga mental, rohani, dan kehidupan sekitar yang mempengaruhi

sakit. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan primer di Indonesia ialah pelayanan oleh

dokter praktik umum yang masih belum didasari dengan ilmu kedokteran keluarga,

selain itu lemahnya pemahaman para stake holder dalam membuat kebijakan masih

belum mendukung pengembangan pelayanan dokter keluarga. Sehingga jurnal ini

dapat menambah wawasan dari dokter umum dan stake holder terhadap dokter

keluarga untuk mewujudkan pelayanan primer berbasis dokter keluarga.

Applicabillity

Temuan dijurnal ini sangat bermanfaat terutama dalam hal melaksanakan pelayanan

primer dengan pendekatan prinsip-prinsip dokter keluarga demi melaksanakan

pelayanan yang lebih baik dan holistik. Sehingga nantinya layanan primer diharapkan

dapat memberikan High cost- benefit rasio melalui minimum-expenditure dan

maxiumu-result.
BAB IV

PEMBAHASAN

Puskesmas Way Kandis terletak di Jl. Pulau Damar No. 90 Perumnas Way Kandis

Kecamatan Tanjung Senang. Puskesmas Way Kandis mencakup 5 kelurahan, yaitu

kelurahan Pematang Wangi dan Perumnas Way Kandis, Way Kandis, Tanjung

Senang dan Labuhan Dalam.

Puskesmas Way Kandis telah melakukan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan

dengan prinsip dokter keluarga. Menurut dokter Kartika, salah satu dokter di

Puskesmas Way Kandis, pelayanan dokter keluarga sudah dilakukan sesuai dengan

prinsip kedokteran keluarga yang ada. Kelima fungsi dari dokter keluarga telah

dilakukan yaitu sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, penghubung atau

penyampai pesan, pembuat keputusan, manajer, dan pemimpin dari masyarakat.

Pada prakteknya, pelayanan dokter keluaraga di Puskesmas Way Kandis telah

menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan kunjungan serta perawatan pasien di

rumah. Salah satu contohnya telah dilakukannya kunjungan dan perawatan pasien

BBLR dan dilakukan pemantauan setiap bulannya. Dr. Kartika mengatakan bahwa

kondisi pasien sudah membaik pada awalnya berat badan lahir pasien 1700 gram dan

setelah dilakukan perawatan, kondisi pasien membaik dan mendapatkan peningkatan

berat badan. Pelayanan dokter keluarga juga dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya.

Hal ini menunjukkan pelayanan kedokteran keluarga telah dilakukan di Puskesmas

Way Kandis.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta

WHO. 2010. The World Health Report 2010. http://www.who.int./whr/2010/enindex.html.

Akses 7 Februari 2018

Danakusuma, Muhyidin. 2004. Pengantar Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran


Komunitas.IDI : Jakarta

Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta

Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family Medicine
Practice. Singapore International Foundation : Singapore

Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta

Kurniawan H. 2015. Dokter di Layanan Primer dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga


dalam Sistem Pelayanan Kesehatan. Jurnal kedokteran syiah kuala. Volume 15 Nomor
2 Agustus
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai