Anda di halaman 1dari 5

BAB I

1. Uji gmelin

Uji gmelin adalah sebuah tes empedu dalam cairan tubuh. Uji gmelin juga
merupakan tes keberadaan konjugat bilirubin dalam cairan tubuh berdasarkan konversi
bilirubin untuk warna – warni senyawa dengan penambahan asam nitrat.

2. Pigmen empedu

Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam


empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam
empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K
yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan
memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase.
Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks
yng lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Tim Dosen,
2013).
Meskipun hati bukan suatu organ yang tepat dari pencernaan, sekresinya dan
empedu memegang peranan penting dalam pencernaan lemak. Empedu dihasilkan secara
terus-menerus oleh hati, tapi ditampung dalam sebuah alat penampung ialah kantung
empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum, lepasnya
kolesistokinin akan merangsang konsentrasi kantung empedu dan keluarnya empedu yang
dihimpun ke dalam duodenum. Empedu kecuali garam empedu mengandung bahan
lainnya, antara lain ialah pigmen empedu, pigmen empedu ini adalah hasil pemecahan
pigmen sel darah merah, hemoglobin, yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah
yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khass dari
feses atau tinja (Kimball, 1983).
Katabolisme heme dari semua protein heme dilaksanakan dalam fraksi mikrosom
sel retikuloendotel oleh sebuah enzim yang kompleks yang dinamakan heme oksigenase.
Pada saat heme dari protein heme mencapai sistem heme oksigenase, zat besi biasanya
sudah teroksidasi menjadi bentuk feri yang merupakan hemin. Hemin direduksi oleh
NADPH dan oksigen ditambahkan pada jembatan α-metenil pada pirol I dan II porfirin.
Besi fero teroksidasi sekali lagi menjadi feri. Dengan penambahan oksigen lebih lanjut,
ion feri dilepaskan, kemudian karbon monoksida dihasilkan, dan biliverdin IX-α dengan
jumlah ekuimolar terbentuk dari pemecahan cincin tetrapirol. Suatu enzim larut, biliverdin
reduktase, mereduksi jembatan metenil antara pirol III dan IV menjadi gugus metilen
untuk menghasilkan bilirubin IX-α, yaitu suatu pigmen berwarna kuning.

3. Cairan empedu

Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan,
yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan
secara terus-menerus oleh hati, akan tetapi ditampung dalam sebuah alat penampungan
yaitu kantung empedu diantara waktu makan. Bila makanan masuk ke duodenum,
lepasnya kolesistokinin akan merangsang kontraksi kantung empedu dan keluarnya
empedu akan dihimpun ke dalam duodenum (Panil, 2004).
Kandungan empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak
diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedunya menyimpan
cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan
berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau
kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan
beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K. Empedu merupakan campuran dari asam
empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol.
Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui
feses (Anonim, 2012).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan
mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 mL sampai
700 mL dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7. Kontraksi dan pengenduran kandung
empedu diatur oleh hormon kolesistokinin yang dibentuk dalam sel usus, terutama protein
dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan
K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolesterol (Poedjiadi,
2009).
Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu (misalnya
bilirubin), kolesterol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh
tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta
membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Garam empedu menyebabkan
meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga
membantu menyerapnya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah
merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam
empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga
disekresi dalam empedu (Anonim, 2012).
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi
dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan
kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu
derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan
kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya
dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi
bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein
yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam
empedu (Hardjasasmita, 1992).
Asam-asam empedu membantu emulsifikasi lipid yang dimakan, suatu proses
yang memudahkan pencernaan enzimatik dan absorbsi lemak diet. Asam-asam deoksikolat
dan litokolat adalah asam-asam empedu sekunder yang disintesis dalam usus lewat
kerjanya enzim-enzim bakteri pada asam-asam empedu primer. Hanya sebagian asam-
asam empedu primer yang terdapat dalam usus diubah menjadi asam empedu
sekunder (Hardjasasmita, 1992).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama
lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan
bercampurdengan makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke
kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap/dibuang, sehingga cairannya akan lebih
pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan
dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Anonim, 2012).
BAB II

Tes gmelin
Tujuan : Untuk mengetahui adanya pigmen empedu .
Dasar : Penambahan asam nitrat pada pigmen empedu akan menghasilkan senyawa
hasil oksidasi yang berwarna.
Bahan : 1. Cairan empedu encer ( 1: 5 )
2. Larutan asam nirat pekat
Cara kerja :

Bahan Tabung I Tabung II


Cairan empedu encer 3 mL -

Aquades - 3 mL

Asam nitrat pekat ( dinding tabung ) 3 mL 3 mL

Hasil:
Warna larutan

1. Siapkan 2 buah tabung reaksi.


2. Ambil cairan empedu sebanyak 3 mL lalu masukkan ke dalam tabung I yang sudah
disediakan,kemudian tambahkan 3 mL larutan asam nitrat pekat. sedangkan pada tabung II
ambil aquades sebanyak 3 mL lalu masukkan ke dalam tabung II yang sudah disediakan
kemudian tambahkan larutan asam nitrat pekat sebanyak 3 mL.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
BAB III

Bahan Tabung I Tabung II


Cairan empedu encer 3 mL -

Aquades - 3 mL

Asam nitrat pekat ( dinding tabung ) 3 mL 3 mL

Hasil: Ungu pekat – Hijau – Tidak ada perubahan


Warna larutan Orange

Hasil praktikum

Kesimpulan
Dari hasil praktikum di atas, didapatkan hasil pada tabung I warna larutan yang terjadi
adalah ungu pekat lalu berubah jadi warna hijau lalu berubah lagi jadi warna orange hal ini
berarti bahwa cairan empedu mengandung pigmen empedu yakni dimana pigmen empedu
yang utama adalah biliverdin yang berwarna hijau dan bilirubin yang berwarna jingga atau
kuning coklat. Oksidasi pigmen-pigmen empedu oleh oksidator kuat seperti HNO3, akan
menghasilkan turunan senyawa yang berwarna misalnya:
Mesobiliverdin : hijau - biru
Mesobilirubin : kuning
Mesobilisianin : biru - ungu atau violet
Sedangkan pada tabung II yakni yang berisi aquades tidak mengandung pigmen
empedu.

Anda mungkin juga menyukai