Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Syariah
Produktivitas dan
Pengelolaan Organisasi dan
Pengendalian Efektif dalam
Syariah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

15
Ekonomi Manajemen 31009 Jurdan Ali, ST. MM

Abstract Kompetensi
Metode peningkatan produktivitas Mampu menjelaskan perihal
tanggapan manajerial terhadap produktivitas organisasi dan
peruhanan, kualitas stabilitas, proses pengelolaan perubahan dan mampu
perubahan, system pengendalian menjelaskan perihal pengendalian
efektif, informasi dan pengendalian, efektif dalam syariah
revolusi computer dan system
informasi manajemen
2017 Manajemen Syariah
2 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
Pengertian Produktivitas

Batasan produktivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, tergantung pada
tujuan masing - masing organisasi, yang bergerak di bidang profit ataupun untuk customer
jatisfaction atau juga organisasi publik ataupun swasta. Pengertian produktivitas dapat
diartikan secara umum sebagai tingkat perbandingan antara hasil keluaran (output) dengan
memasukkan (input) Bernandin dan Russell(1993). John Soeprihanto berpendapat bahwa
produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara hasil -- hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang dipengaruhi atau perbandingan jumlah produksi (output)
dengan sumber daya yang digunakan (input) (Toni Setiawan, 2012: 148).

Menurut Parmiti (2000: 202) menyatakan secara umum produktivitas adalah


menunjuk pada rasio output terhadap input mencangkup biaya produksi dan biaya peralatan,
sedangkan output bisa terdiri dari penjualan, pendapat dan kerusakan. Sedangkan pengertian
produktivitas secara filosofi, dan menurut Dewan Produktivitas Nasional produktivitas
merupakan sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa suatu
kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Secara
teknis produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan keseluruhan
sumber daya yang dipergunakan, dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan
setiap sumber yang digunakan, produktivitas adalah ukuran yang menunjukkan pertimbangan
antara input dan outputyang dikeluarkan (Sunyoto, 2012: 41).

Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil


organisasi dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan
membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat dilakukan dengan
memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atu output
yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu (Blecher, 1987: 3).
Produktivitas sering diukur dalam bentuk masukan dan keluaran ekonomi. Akan tetapi,
masukan dan keluaran sumber daya manusia dan sosial juga merupakan faktor penting. Jika
perilaku organisasi lebih baik, dapat memperbaiki kepuasan kerja sehingga terjadi
peningkatan hasil sumber daya manusia

2017 Manajemen Syariah


3 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Memahami konsep dan teori produktivitas secara baik dapat dilakukan dengan cara
membedakannnya dari efesiensi dan efektivitas. Efektivitas dapat didefinisikan sebagai
tingkat ketepatan dalam memilih atau menggunakan suatu metode untuk melakukan sesuatu
(efektif=do right things). Efesiensi dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dan berbagai
kemudahan dalam melakukan kegiatan (efesiensi=do things right). Efensiensi diukur sebagai
rasio output dan input.

Pengukuran efesiensi adalah penentuan outcome dan penentuan jumlah sumber daya yang
dipakai untuk menghasilkan outcome dan penentuan jumlah sumber daya yang dipakai untuk
menghasilkan outcome tersebut. Di sektor swasta dan di banyak kasus sektor public, efesiensi
dan produktivitas dianggap sinonim. Selain efesiensi, produktivitas juga dikaitkan dengan
kualitas output yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Faktor -- Faktor Determinan Produktivitas

Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa Produktivitas sangat dipengaruhi oleh
faktor -- factor yaitu: 1. Knowledge;2. Skills;3. Abilities;4. Attitudes; dan5. Behaviors

Klingner dan Nanbaldian (1993) menyatakan bahwa produktivitas merupakan fungsi utama
perkalian dari usaha pegawai (effort) yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan
kemampuan pegawai (ability), yang diperoleh melalui latihan -- latihan. Produkivitas yang
meningkat berarti performansi yang baik akan menjadi feedbeck bagi usaha, atau motivasi
pekerjaan pada tahun berikutnya. Selain keterkaitan produktivitas dengan usaha dan
kemampuan sumber daya manusia, produktivitas juga memiliki hubungan keterkaitan dengan
efesiensi, efektivitas, dan kualitas (Toni Setiawan, 2012: 150).

Adapun fungsi -- fungsi kepegawaian yang utama adalah pengadaan alokasi, pengembangan,
dan hukuman dari sumber daya manusia pengembangan pegawai secara historis kurang
mendapat perhatian. Fungsi pengembangan pegawai memusatkan perhatian pada peningkatan
kemampuan dan motivasi dari para pegawai pemerintah untuk bekerja. Fungsi
pengembangan melengkapi fungsi pengadaan, yang menandakan usaha awal dari seorang
majikan untuk menyeleksi orang berdasarkan kemampuan dan faktor -- faktor lain yang akan
berpengaruh terhadap kinerja para pekerja selanjutnya.

3. Lingkungan Perbaikan Produktivitas

2017 Manajemen Syariah


4 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bidang bidang yang berkaitan dengan program -- program peningkatan atau perbaikan
produktivitas antara lain adalah yang pertama mencakup dinamika perubahan -- perubahan di
dalam struktur organisasi, kedua mencakup proses -- proses dalam manajemen sumber daya
manusia dan ketiga mencakup prosedur -- prosedur pelaksanaan MSDM.

Lingkup perbaikan produktivitas menurut Gomes (1995) adalah:

Fleksibilitas dalam melakukan prosedur-prosedur pelayanan sipil

Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, seperti mengetik, daftar gaji, dan
pembelian.

Mengumpulkan laporan --laporan keuangan untuk meningkatkan pendapatan

Desentralisasi yang terpilih atau reorganisasi ke dalam unit -- unit yang sama

Pemakaian yang meningkat mengenai ukuran -- ukuran kinerja dan standar -- standar kerja
untuk memonitor produktivitas

Konsulidasi pelayanan -- pelayanan

Penggunaan modal -- modal keputusan ekonomi rasionalis untuk menjadwalkan dan masalah
-- masalah konservasi energi lainnya.

Recycling projects
Adapun teknik memperbaiki produktivitas menurut (Wibowo, 2012: 116) menunjukan
adanya beberapa cara untuk memaperbaiki produktivitas yaitu industrial engineering
technique, economic analyze, dan behavioral techinique.

Industrial engineering techniquedilakukan melalui work study, work simplification dan


pareton analysis. economic analysis menggunakanmanagement through value analysis, cost--
benefit analysis, zero based budgeting dan cost productivity allocation. Sementara
behavioral technique menggunakan organization development, brainstorming, forced
field analysis dan nominal group technique.

1. Studi kerja (work study)

2017 Manajemen Syariah


5 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Studi kerja yang digunakan untuk mempelajari pekerjaan orang dan mengindikasi faktor yang
memengaruhi efesiensi. Biasanya digunakan dalam usaha meningkatkan output dari jumlah
sumber daya tertentu dengan sedikit atau tanpa investasi kapital lebih lanjut.

2. Pengembangan organisasi (organization development)

Pengembangan organisasi adalah proses yang terencana, dikelola, dan sistematis. Tujuannya
adalah mengubah sistem, budaya, dan perilaku organisasi dengan maksud memengaruhi
efektivitas organisasi.

3. Curah gagasan (brainstorming)

Suatu proses membangkitkan gagasan secara terorganisir untuk menghindari evaluasi terlalu
dini karena apabila demikian, dapat menutup timbulnya gagasan yang baik.

4. Forced field analysis

Merupakan alat untuk menganalisis situasi yang perlu diubah. Hal ini memfasilitasi
perubahan dalam organisasi dengan meminimalkan usaha dengan gangguan.

5. Nominal group technique

Merupakan pendekatan partisipatif pada penemuan fakta, identifikasi masalah dan kekuatan,
membangkitkan gagasan, dan mengevalusai progress.

Setiap organisasi pada umumnya ingin memperbaiki kinerja dengan cara melakukan
perbaikan produktivitas, namun usaha tersebut tidak selalu berhasil. (Blecher. 1987: 14)
mengungkapkan adanya kesukaran dalam melaksanakan perbaikan produktivitas karena hal
-- hal berikut:

1. Perintah dari manajemen puncak


2. Definisi dan rasional tidak jelas
3. Komitmen dari atas rendah
4. Perangkap pengangkatan koordinator
5. Kegagalan mengukur kesiapan organisasi
6. Pengukuran menggantung
7. Ketidak jelasan tanggung jawab dan akuntabilitas rendah
8. Menyenangkan dengan teknik

2017 Manajemen Syariah


6 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia, Pimpinan -- Pimpinan Departemen, Badan

Legislatif dan Eksekutif dalam Peningkatan


Produktivitas
Performansi pegawai dipengaruhi oleh usaha, memotivasi dan kemampuan pegawai,
dan juga kesempatan dan kejelasan tujuan -- tujuan kinerja yang diberikan oleh organisasi
kepada seorang pegawai. Masing -- masing faktor di atas mempunyai peran tertentu yang bisa
mempengaruhi upaya perbaikan produktivitas.

Faktor kesempatan dari para pegawai untuk bekerja dengan baik sering diabaikan
atau tidak mendapat perhatian yang serius. Para pekerja juga harus diberi harapan -- harapan
konerja yang masuk akal, tidak hanya kejelasan dari pada pertanyaan tujuan tetapi juga
fisibilitas tujuan secara keseluruhan.

Faktor lain yang berkaitan dengan produktivitas meliputi perhatian terhadap alat
pengaman dan kondisi kerja seperti sakit sehingga meninggalkan kerja, atau konpensasi dari
pekerja, tentu berarti biaya dari organisasi dalam jumlah uang yang besar, dan kondisi kerja
yang tidak nyaman jelas akan mempengaruhi kesempatan bagi pekerja untuk bekerja secara
lebih efesien dan efektif.

Faktor lainnya adalah yang berkaitan dengan sistem kepegawaian itu sendiri. Jika
suatu sistem terlampau kaku maka mungkin hanya sedikit kesempatan fleksibilitas dalam
tugas -- tugas kerja, mobilitas karir, dan implementasi rencana -- rencana insentif.

Faktor lain yang mendukung produktivitas di dalam pemerintahan, yang dengan


mudah sering diabaikan (overlook) adalah kejelasan tujuan. Pengukuran produktivitas di
dalam penyediaan pelayanan sosial sering diganggu oleh gagasan -- gagasan yang mendua
dari apa yang merupakan output yang diterima. Terlalu sering dijumpai tujuan yang terlaulu
sloganistik. Jadi seorang pekerja harus tahu apa yang dipertimbangkan oleh organisasi
sebagai suatu kinerja yang memuaskan agar ia dapat melakukan seperti apa yang diharapkan
oleh organisasi tersebut. Pada tingkat legislatif -- legislatif hal ini berarti spesifikasi prioritas
dan tujuan program.

Pada level departemen, manajer dan supervisor harus menterjemahkan prioritas


tersebut ke dalam unit kerja khusus dan perorangan, dan harus pula menyediakan feedback

2017 Manajemen Syariah


7 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk para pekerja tentang kinerja mereka. Instansi kepegawaian bisa memberikan hal -- hal
yang berkaitan dengan kejelasan tujuan dengan melakukan analisis pekerjaan berdasarkan
waktu, dan dengan melatih para supervisor dalam penyusunan standar -- standar performansi
dan dalam proses penilaian performansinya.

Pada level pimpinan instansi dan legislative produktivitas pegawai akan ditingkatkan
melalui pengalokasian upah dan kondisi kerja yang bersaing dengan para pemimpin yang
lain, melalui pemberian insentif -- insentif dan melalui penerimaan kebijaksanaan manajemen
sumber daya manusia yang adil. Para politisi daya yang memadai untuk mencapai tujuan --
tujuan yang fisibel, juga untuk menetapkan prioritas program.

Pada level departemen dan supervisor, faktor -- faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai termasuk perhatian pada metode -- metode seleksi, pelatihan on the job, kaitan
imbalan atau upah dengan kinerja, perlakuan yang adil terhadap pekerja, rancangan pekerjaan
yang menantang dan tangga karir yang menunjukan seorang pekerja bisa tumbuh bersama
majikan yang sama, melengkapi para pegawai dengan alat -- alat yang memadai bagi
perdagangannya, dan memberikan informasi kepada para pegawai sehingga mereka bisa
melakukan penyesuaian dalam kinerja yang juga akan mempengaruhi produktivitas.

Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan produktivitas :

Diantaranya Memperbaiki Manajemen Operasi Yaitu dengan mencari metode


peningkatan produktivitas Baik melalui peningkatan system dalam pengelolaan produksi
maupun sarana pendukung, serta keahlian karyawan Meningkatkan keterlibatan karyawan
:Meningkatkan Partisipasi karyawandalam pengambilan keputusan, merupakan upaya
manajerial dalam mencetak sumber daya terutama ketrampilan sebagai manajer sehingga
organisasi dapat berjalan lebih efektif.

Manajemen operasi sebagai metode peningkatan produktivitas Manajemen Operasi


(operation management) sekelompok aktivitas manajerial yang digunakan oleh sebuah
organisasi untuk mengubah sumber daya input menjadi produk, jasa, atau keduanya
Manajemen operasi sangat penting bagi organisasi karena dampak langsungnya terhadap
faktor tak berwujud seperti daya saing, kualitas,produktivitas, juga secara langsung
mempengaruhi keseluruhan efektivitas organisasi. Ada dua hal yang sangat penting dalam
mengukur produktiviats yaitu efisensi dan aktivitas. Adapun arti dari Efisien : menggunakan

2017 Manajemen Syariah


8 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sumber dayasecara bijaksana dengan cara hemat biaya. Sedangkan Efektif berati :membuat
keputusan yang tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses

komponen-komponen organisas berkolaborasi untuk meningkatkan produktiviats


organisasi dengan tujuan memenangkan persaingan di dunia bisnis. Oleh karena itu
organisasi harus bersiap menghadapi tantangan persaingan melalui peningkatan
produktivitas.Untukl itu perlu ketepatan dalam menetapkan strategi bisnis. Beberapa landasan
ayat Al Quran :

QS 83 : 22-24 : Islam mengajak umatnya untuk berlomba-lomba,berkompetisi menjadi yang


terbaik

QS 37 : 60-61 : Keberuntungan dan kemenangan adalah meraih surga Allah dan diperoleh
melalui usaha dan kerja keras.

QS 83 : 1-3 dan Hadits Rasul : menyatakan bahwa orang yang berbakti tidak berarti
menghalalkan semua cara, Tuhan memberikan ancaman terhadap perbuatan culas dan dzalim
Melalui ayat di atas, menunjukkan bahwa prinsip dasar manajemen syariah sangat
mendorong usaha dan cara yang baik sebuah organisasi untuk memenagnkan persaingan,
yaitu melalui produktivitas ayang tinggi. Perubahan yang terjadi di dunia bisnis telah
menciptakan persaingan dan ini harus diantisipasi dengan baik olehorganisasi Manajemen
syariah memandang penting produktivitas demi memenangkan persaingan dalam dunia
bisnis. Produktivitas dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas produk dan kinerja
organisasi Dalam usaha memenangkan persaingan, organisasi tetap ahrus mengedepankan
proses yang baik dalam rangka mencapai sebuah tujuan besar baik itu dunia maupun akhirat.
Seperti diungkapkan dalan landasan ayat berikut ini :

Pandangan Al Quran : QS 2 :148 :

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya . Maka
berlomba-lombalah dalam membuat kebaikan. QS 37 : 60-61 “Sesungguhnya ini adalah
kemenangan besar. Untuk kemenangan itu hendalah berusaha orang-orang bekerja. Dari ayat
tersebut menjelaskan bahwa individu maupun organisasi harus memiliki tujuan jelas dan
saling berlomba dalam meraih kebaikan (kompetitif) Perenungan bahwa meski Islam
mengajak umatnya berlomba-lomba , berkompetisi menjadi yang terbaik, namun the ultimate
winning dari pencapaian adalah surga. QS 83 : 1-3 : “Kecelakaan besarlah bagi orang yang
curang yaitu yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka mninta dipenuhi.
2017 Manajemen Syariah
9 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PENGENDALIAN
Pengendalian adalah suatu proses pemantauan prestasi dan pengambilan tindakan untuk
menjamin hasil yang diharapkan. Sedangkan Proses Pengendalian manajemen adalah pross
dimana manajer pada seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi
mengimplementasikan strategi yang di maksud. Proses pengendalian mengukur kemajuan
kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat
pada waktunya untuk mengambil tindakan perbaikan.

Metoda pengendalian organisasi dewasa ini telah menjadi lebih cermat dan tidak lagi
mudah, sebagian diakibatkan oleh pengunaan computer dalam pengolahan data. Kita
menyadari bahwa pengendalian yang terlalu ketat akan merugikan baik bagi organisasi
maupun individu dalam organisasi itu. Pengendalian yang memaksa para anggota organisasi
tengelam dalam tata cara resmi, atau terlalu banyak membatasi berbagai perilaku akan
mematikan motivasi, merintangi kreatifitas dan akhirnya akan merusak pelaksanaan tugas
dalam organisasi.

Tingkat pengendalian yang dianggap ekstream atau berbahaya, berbeda-beda


tergantung pada situasinya. Biro iklan misalnya mungkin akan memerlukan pengendalian
yang lebih fleksibel dari pada laboratorium riset. Iklim perekonomian mungkin akan
mempengaruhi tingkat pengendalian yang dapat diterima oleh anggota organisasi. Dalam
keadaan resesi, sebagian besar dari masyarakat akan dapat menerima pengendalian dan
pembatasan yang lebih ketat, akan tetapi dalam kondisi pertumbuhan yang makmur,
peraturan dan pembatasan kerap kali akan tampak seolah-olah kurang sesuai.

Dengan demikian, tugas manajer dalam menegakan pengendalian adalah sedapat


mungkin menemukan keseimbangan yang memadai antara pengendalian organisasi yang
cukup efektiv dan kebebasan individu. Terlalu banyaknya pengendalian akan menjadikan
organisasi sebagai tempat kerja yang menyesakan, yang merintangi, dan yang tidak dapat
memberikan kepuasan kerja pada para karyawannya. Dengan pengendalian yang terlalu
kendor, organisasi menjadi kacau balau, tidak efisien, dan tidak efektiv dalam mencapai
tujuannya.

Karena Organisasi, orang-orang, lingkungan dan teknoligi terus mengalami


perubahan,system pengendalian yang efektif membutuhkan peninjauan kembali dsan
perubahan ayang berkesinambungan., sebagai contoh , bila sebuah divisi produksi

2017 Manajemen Syariah


10 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mempekerjakan individu yang relative tidak memiliki keterampilan dan tidak berminat akan
pekerjaanya.,maka system pengendalian mungkin memerlukan sering diadakannya
pemeriksaan mutu dan produktifitas yang terinci.akan tetapi jika perusahaaan bermaksud
untuk memprodukdsi produk /jasa yang sama dilokasi yang lain dengan karyawan yang lebih
terampil dan tertarik akan pekerjaanya,maka system pengendalianmya mungkin
membutuhjkan lebih sedikit tempat-tempat pengukuran dan para karyawannya dapat
dibarikan otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar untuk memantau dan memperbaiki
prestasi kerjanya.

JENIS-JENIS METODE PENGENDALIAN


Metode-metode pengendalian dapat dikelompokan menjadi :

 Pengendalian pra-tindakan. Pengendalian pratindakan memastikan bahwa


sebelum suatu tindakan diambil maka sumber daya manusia, bahan dan
keuangan yang diperlukan telah dianggarkan.

 Pengendalian Kemudi, atau Pengendalian Umpan Kedepan.


Pengendalian kemudi dirancang untuk mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan dari standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan tindakan
perbaikan diambil sebelum suatu urutan tertentu dirampungkan.

 Pengendalian Penyaringan. Pengendalian penyaringan merupakan suatu proses


dimana aspek-aspek spesifik dari suatu prosedur harus disetujui atau syarat
tertentu harus dipenuhi sebelum kegiatan dapat dilanjutkan. Pengendalian
penyaringan menjadi sangat berguna sebagai alat pengecekan ulang.

 Pengendalian Purna Tindakan. Pengendalian purna tindakan mengukur hasil-


hasil dari suatu tindakan yang telah dirampungkan.

KARAKTERISTIK SISTEM PENGENDALIAN YANG EFEKTIF


Karakteristik sistem pengendalian yang efektif diantaranya adalah :

2017 Manajemen Syariah


11 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. System-sistem pengendalian yang dapat dihandalkan dan yang efektif mempunyai
karakteristik tertentu yang sama. Arti penting relative dari karakteristik tersebut akan
berbeda-beda menurut keadaan masing-masing, tetapi sebagian besar system
pengendalian diperkuat oleh kehadiranya.

2. Akurat, informasi tentang hasil prestasi harus akurat.

3. Tepat waktu.

4. Informasi harus dikumpulkan, diarahkan dan segera dievaluasi jika hendak diambil
tindakan tepat pada waktunya untuk menghasilkan perbaikan

5. Obyektif dan Konprehensif, informasi dalam system pengendalian harus dapat


dipahami dan dianggap onyektif oleh individu yang mengunakanya.

6. Dipusatkan pada tempat-tempat pengendalian strategic. Sistem pengendalian


sebaiknya dipusatkan pada bidang-bidang yang paling banyak akan terjadi
penyimpangan dari standar atau yang akan menimbulkan kerugian paling besar.

7. Dari segi ekonomi realistis, biaya untuk mengimpletasi system pengendalianya


sebaiknya lebih sedikit atau maksimal sama dengan keuntungan yang diperoleh
darisystemitu.
Realistis dari segi organisasi.

8. Dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi.

9. Luwes. Sistem pengendalian harus mengandung sifat luwes, sehingga organisasi


tersebut dapat segera bertindak untuk mengatasi perubahan-perubahan yang
merugikan atau menfaatkan peluang-peluang baru.

10. Persepektif dan Operasional. Sitem pengendaliaan yang efektif dapat


mengidentifikasi, setelah terjadi penyimpangan dari standar, tindakan perbaikan yang
perlu diambil.

11. Diterima oleh para anggota organisasi. Pengendalian harus berkaitan dengan tujuan
yang berarti dan dapat diterima.

Sistem Pengendalian yang Efektif dalam Syariah

2017 Manajemen Syariah


12 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara etimologis ”controlling” lazimnya diterjemahkan dengan ”pengendalian” atau
pengawasan. George R.Tery merumuskan pengendalian sebagai suatu usaha untuk meneliti
kegiatan-kegiatan yang telah akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek yang
dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin
dicapai.

Pengendalian dapat dilakukan melalui tahap-tahap yang telah ditentukan berdasarkan


perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Seorang manajer dapat melakukan fungsi
pengendalian dengan baik, jika mengetahui secara jelas proses pengendalian tersebut. Salah
pendapat yang sering dipakai di kalangan para ahli di Indonesia adalah pendapat Hasibuan.
Menurutnya tahap-tahap pengendalian adalah sebagai berikut:

 Menentukan standar-standar atau dasar untuk melakukan kontrol.

 Mengukur pelaksanaan kerja.

 Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan deviasi-deviasi


bila ada;

 Melakukan tindakan-tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar


pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.

Namun dasar untuk mengendalikan dalam Islam belum tentu sama dengan
pendekatan di atas. Mekanisme kontrol internal atau eksternal, bisnis atau kontrol pribadi dan
sosial atau hukum tidak boleh melanggar prinsip-prinsip dasar syariah. Pendekatan Islam
untuk mengontrol muncul dari pandangan dunia. Modus pemikiran sekuler memberikan
penekanan besar pada pentingnya aspek individual dari diri manusia. Kebajikan kerjasama
sosial dan kontrol tidak sepenuhnya dipahami. Jadi pemimpin harus mengambil inisiatif
untuk mengembangkan dan menanamkan suasana yang baik di mana bukan hanya kompetisi,
tetapi juga ramah hubungan kerja individu dapat dipelihara dan dipupuk. Melalui pendekatan
ini, potensi individu optimal untuk efisiensi dapat dikembangkan. Syarat untuk setiap jenis
kontrol adalah tiga (Abo-Hebeish, AM, 1995) sebagai berikut:

1) Menetapkan standar kinerja

2) Menginformasikan sebelum dilakukan tindakan.

3) Mengambil langkah-langkah perbaikan, jika diperlukan

2017 Manajemen Syariah


13 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi Manajerial Pengawasan dan Pengendalian
Fungsi manajerial pengawasan dan Pengendalian adalah untuk mengukur dan
mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan bahwa tujuan organisasi disemua
tingkat dan rencana yang di desain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan. Pengawasan
membutuhkan prasyarat adanya perencanaan yang jelas dan matang serta struktur organisasi
yang tepat. Dalam konteks ini, implementasi syariah diwujudkan melalui tiga pilar
pengawasan dan pengendalian, yaitu:

 Ketaqwaan individu. Seluruh personel SDM perusahaan dipastikan dan dibina agar
menjadi SDM yang bertaqwa.

 Kontrol anggota. Dengan suasana organisasi yang mencerminkan formula Team,


maka proses keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan pengawalan dari
para SDM-nya agar sesuai dengan arah yang telah ditetapkan.

 Penerapan (supremasi) aturan. Organisasi ditegakkan dengan aturan main yang jelas
dan transparan serta-tentu saja-tidak bertentangan dengan syariah.

Sistem Informasi Manajemen


Sistem Informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen pengambilan keputusan/kebijakan dan menjalankan operasional dari kombinasi
orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang terorganisasi. atau sistem
informasi diartikan sebagai kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen.

Kaitan antara Sistem Informasi dan Islam


Pada dasarnya, Islam hadir dengan masyarakat informasi. Informasi dari zaman Nabi
Adam AS hingga Nabi akhir zaman, Muhammad SAW dikumpulkan dan terbagi menjadi
Informasi Islam meliputi Al –Qur’an, Hadits dan penjelasan serta pendapat ulama mengenai
islam secara keseluruhan. Disamping itu masyarakat Islam juga mengembangkan dan
menghimpun informasi-informasi lain dari pada filosof Yunani dan mengembangkannya,
sehingga peradaban Islam sangat maju. Kini, di abad 20 kita berada di era revolusi teknologi
yang berpuncak pada proses konvergensi, dimana teknologi informasi menyatu dengan

2017 Manajemen Syariah


14 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
telekomunikasi membentuk maha jaringan computer global bernama internet sebagai
infrastruktur informasi baru.

Dalam perspektif Islam ada tiga sumber informasi yang selalu digunakan atau
dimanfaatkan oleh manusia, di antaranya Pertama, Wahyu (al Qur’an dan al-Hadits) atau
lazim disebut sebagai Foundamental of Information. Inilah salah satu karakter khusus tentang
kajian informasi dalam Islam; Kedua, Manusia. Manusia sebagai sumber informasi terbagai
pada dua aspek. Aspek pertama adalah ide atau gagasan. Ide dan gagasan dari manusia dapat
diolah menjadi informasi. Aspek kedua adalah pendapat atau opini juga dapat di olah menjadi
informasi, yang menghasilkan scientific information; Ketiga, peristiwa atau realitas yang
mensejarah. Peristiwa adalah kejadian yang telah diceritakan atau diberitakan dalam
kehidupan sosial, dan hal tersebut dapat diolah atau diproduksi menjadi informasi. Ketiga
sumber tersebut tersusun dalam satu sistem yang saling terkait dalam membentuk dan
menghasilkan suatu informasi. (Abd Ghani, 2001: 76-77)

Teknologi Sistem Informasi memberikan kemudahan akses penyebaran dan


pengambilan informasi kepada khalayak umum. Kini teknologi tersebut semakin lekat
dengan islam, sebagai salah satu penanda agama yang selalu mengikuti perkembangan
zaman. Bukan pada perubahan dari segi hal yang mendasar seperti aqidah, namun karena
perihal keduniaan masyarakat islam dituntut untuk dinamis dan selalu memperkaryakan
semua hal yang dapat memajukan seorang muslim dari yang telah baik menjadi lebih baik
lagi. Nabi bersabda:

‫أيمنتكمم أيمعليكم برأ يممرر كدمنيياَككمم‬

“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.”

(HR. Muslim, no. 2363)

Hadits tersebut mengabarkan bahwa sebagai seorang muslim, kita di izinkan untuk
melakukan perkembangan kemajuan dalam hal dunia karena hal tersebut tidak menjadi hal
yang diterangkan oleh Nabi SAW. Dalam hal ini, termasuk kehadiran sistem informasi yang
tidak dilarang keberadaannya. Apalagi jika sistem tersebut dapat mendukung kemajuan islam.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH


Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang
teknologi informasi untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan membuat
2017 Manajemen Syariah
15 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
aplikasi khusus yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi yang ada
diperbankan syariah yang salah satunya adalah proses transaksi jual beli salam.

Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi mulai


dari operating system yang hampir setiap tahun mengeluarkan versi
baru, software pendukung, delivery channel maupun hardware yang terus dikembangkan
untuk mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.

Delivery channel merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah perbankan dunia menuju sistem Cyber
Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan pengujian
terhadap aplikasi, apakah aplikasi yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan
aplikasi lain dalam platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara langsung maupun
dengan perantara perangkat lain (middleware).

Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk


melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta untuk mengolah data
yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar terkomputerisasi dan lebih akurat sehingga
tidak akan mengalami human error atau redudansi data. Aplikasi ini juga didukung dengan
teknologi internet agar dapat diakses secara online oleh petugas dibagian-bagian yang
bersangkutan.

Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga membangun


website khusus untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan kemudahan kepada
nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh informasi tentang perbankan syariah
maupun produk-produknya.

Sedangkan Untuk meningkatkan daya saing di era globalisasi ini, perbankan syariah
mempunyai 4 strategi yang di terapkan di perbankan syariah.

1. Membentuk SDI Berkualitas. Hal ini merupakan peluang yang sangat prospektif,
sekaligus merupakan tantangan bagi kalangan akademisi dan dunia pendidikan untuk
menyiapkan Sumber Daya Insani (SDI) yang berkualitas yang ahli di bidang ekonomi
syari’ah, bukan karbitan seperti yang banyak terjadi selama ini. Tingginya kebutuhan
SDI bank syari’ah ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi syariah semakin
dibutuhkan oleh masyarakat karena Sumber Daya Insani menjadi aset terpenting
dalam dunia industri manapun termasuk perbankan syariah.
2017 Manajemen Syariah
16 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Ekspansi Segmen Pasar Bank Syariah. Disadari atau tidak, segmentasi pasar
perbankan syariah di Indonesia masih terfokus kepada masyarakat muslim saja.
Padahal universalitas ekonomi Islam tidak hanya sebatas masyarakat muslim saja. Hal
yang paling penting adalah bahwa perbankan syariah bukan hanya diperuntukkan bagi
masyarakat muslim saja, tetapi non-muslim pun bisa menikmatinya. Apabila
masyarakat non-muslim ingin menikmati layanan perbankan syariah, maka perlu
diatur secara jelas teknis transaksinya (ijab-qabul) yang disesuaikan dengan nilai-nilai
yang dianut oleh pribadi konsumen.

3. Akselerasi Produk Perbankan Syariah. Keberagaman produk dan jasa sebagai ciri
khas bank syariah. Bank syariah perlu terus melakukan inovasi produk dan dapat
mengeksplorasi kekayaan skema keuangan yang variatif dan sekaligus bisa
menunjukkan perbedaan dengan perbankan konvensional.

4. Penggunaan sistem IT modern. Dukungan sistem IT yang modern sangat mendukung


peningkatan daya saing bank syariah secara nasional. Kebanyakan nasabah memilih
bank karena adanya kemudahan bertransaksi, misalkan adanya ATM yang tersebar di
seluruh Indonesia.

2017 Manajemen Syariah


17 Jurdan Ali, ST. MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai