Abstract. This study aims to assess and analyze in depth the values of happiness and explore
the positive character embodied in the teaching-learning process in the interior of Papua.
Happiness is a concept that describes the condition of the individual when directing his
feelings on the positive and take advantage of its positive character to interpret the events
that lived in daily life. Phenomenological qualitative approach used in this study.
Partisipants of three people, and the process of collecting data through interviews,
observation, and documentation. The results showed that the teacher directs his feelings into
positive things based on experience during the serve, namely; when students in the interior
can follow the lessons learned and continue their education to a higher level, can indicate the
identity of the teacher directly in the inland, the unity of work among teachers, and get
support from the local community and their families
Keyword: feeling positive, happiness, positive character, teacher
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis secara mendalam nilai-
nilai kebahagiaan serta mengeksplorasi karakter positif yang diwujudkan dalam proses
belajar-mengajar di pedalaman Papua. Kebahagiaan merupakan suatu konsep yang
menggambarkan kondisi individu ketika mengarahkan perasaannya pada hal yang positif
dan memanfaatkan karakter positif yang dimiliki untuk memaknai peristiwa-peristiwa yang
dijalaninya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif fenomenologi digunakan
dalam penelitian ini. Partisipan sebanyak tiga orang, dan proses pengumpulan data melalui
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru
mengarahkan perasaannya ke hal-hal yang positif berdasarkan pengalaman selama
mengabdi, yaitu; ketika siswa-siswa di pedalaman dapat mengikuti pelajaran yang diberikan
dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dapat menunjukkan identitas guru
secara langsung di pedalaman, adanya kesatuan kerja diantara para guru, dan mendapatkan
dukungan dari masyarakat setempat maupun keluarga mereka.
Kata kunci: guru, karakter positif, kebahagiaan, perasaan positif
Papua termasuk salah satu provinsi di dilakukan oleh Barter (2008) di Kanada
Indonesia yang berhubungan dengan wila- menunjukkan bahwa terdapat kesulitan
yah perbatasan luar negeri, sebagaimana untuk menarik minat dan mempertahankan
yang dinyatakan oleh The Australia Indonesia tenaga pendidik berkualitas seperti guru
Partnership for Decentralisation (AIPD), yaitu; dan administrator di wilayah pedalaman,
Merauke, Pegunungan Bintang, Supiori and karena lulusan perguruan tinggi lebih terta-
Keerom merupakan empat kabupaten yang rik ke pusat-pusat perkotaan, disamping itu
berada di wilayah perbatasan (aipd.or.id). bekerja di pedalaman oleh beberapa lulusan
Pembangunan pendidikan di Papua dilaku- perguruan tinggi hanya dijadikan sarana
kan secara kontekstual parsial, kontekstual sementara untuk mendapatkan pekerjaan di
dalam arti menyesuaikan dengan budaya perkotaan.
sosial ekonomi masyarakat dan parsial Guru yang telah mengabdi di wilayah
dengan melakukan pemetaan wilayah keda- pedalaman, menunjukkan bahwa mereka
lam beberapa lingkaran; lingkaran pertama telah memahami makna identitas dan inte-
untuk wilayah kota, kedua untuk daerah gritasnya dengan baik sebagai seorang
pinggiran, ketiga untuk daerah terpencil guru, seperti yang disampaikan oleh dua
dan keempat adalah daerah-daerah teriso- orang guru yang bertugas di pedalaman
lasi. Pendidikan di wilayah kota dan daerah sumatera bahwa; tiada kebahagiaan terting-
pinggiran difokuskan pada peningkatan gi, kecuali melihat anak didik bisa berhasil;
mutu, sedangkan untuk daerah lainnya ada kepuasan batin yang dirasakan ketika
lebih menitikberatkan pada membuka dan memberikan pengajaran kepada murid-
meluaskan akses pendidikan (Kompas.com, murid yang polos dan lugu di sekolah yang
2011). terpencil; dan mendidik bukanlah kewajib-
Myburgh dan Poggenpoel (2002), da- an, tapi pengabdian yang pasti akan dibalas
lam penelitiannya di Afrika Selatan mene- pahala tak terkira oleh Tuhan
mukan bahwa transformasi dalam sistem (Jalancerdas.com, 2012).
pendidikan dan sekolah menyebabkan guru Yun, Ding-chu, dan Zhi-hui (2010), da-
tidak mampu memahami peran dan iden- lam penelitian survey di Provinsi Sichuan
titas mereka sendiri yang akhirnya para Tibet dengan menggunakan metode peneli-
guru mengalami masalah oleh karenanya tian kualitatif menunjukkan faktor yang
fenomena-fenomena yang melingkupi pro- mendukung kebahagiaan guru menjalankan
fesi guru dalam kondisi sekarang mengaki- tugasnya di wilayah pedalaman, yaitu; ada-
batkan guru mudah tertekan dan akhimya nya harmoni yang baik dalam hubungan
mengalami stress (Toifur & Prawitasari, keluarga, kesehatan dalam pekerjaan, hu-
2003). Masalah-masalah yang kemudian bungan interpersonal yang baik, dan
muncul akibat hal tersebut terwujud dalam peningkatan pendapatan merupakan faktor
berbagai bentuk perilaku merusak (destruk- lainnya dalam mendukung kebahagiaan.
tif) seperti penyalahgunaan narkoba/alko- Hal ini sesuai dengan penelitian yang
hol, absensi, dan merusak hubungan sosial dilakukan oleh Myburgh dan Poggenpoel
(antara guru dengan peserta didik, rekan (2002) di Afrika Selatan, seorang guru mera-
kerja, dan keluarga mereka) (Myburgh & sakan kebahagiaan sebagai pribadi yang
Poggenpoel, 2002). profesional terjadi dalam interaksi dengan
Keinginan untuk menjadi guru-guru di peserta didik dan bekerja bersama sebagai
wilayah pedalaman tentunya belum banyak sebuah tim dengan guru lain.
dimiliki oleh banyak orang, penelitian yang
Pradiansyah (dalam Aziz, 2011) menga- yang positif, kesejahteraan tertinggi, dan
takan bahwa kebahagiaan guru akan motivator utama bagi semua perilaku
menentukan efektivitas pentransferan ilmu manusia (Lu, Gilmour, & Kao, 2001).
pada anak didik, yang artinya; ketika seo- Kebahagiaan menurut Harris (2008)
rang guru merasa bahagia ia dapat menye- memiliki dua arti, yaitu; pertama, kata keba-
suaikan dirinya pada identitas maupun hagiaan dapat mengacu pada suatu perasa-
integritas yang dimilikinya sehingga de- an gembira, senang atau puas (perasaan ini
ngan mudah mengikuti cara dan kecepatan akan senantiasa lenyap), dan kedua, keba-
berpikir siswanya, oleh karenanya siswa hagiaan adalah hidup yang kaya, memuas-
dapat memperoleh suatu pengetahuan seca- kan dan bermakna (bukanlah perasaan yang
ra utuh. Penelitian tentang kebahagian pada sifatnya sementara karena perasaan ini
para pendidik adalah penelitian yang timbul ketika seseorang menjalani hidupnya
sangat penting mengingat profesi tersebut dengan baik). Seligman (2005), menegaskan
adalah profesi yang sangat strategis dalam bahwa kehidupan yang baik tentu lebih
memajukan kehidupan suatu bangsa daripada sekedar kehidupan yang menye-
melalui praktik pendidikan. nangkan, sedangkan hidup yang bermakna
lebih tinggi dibandingkan dengan hidup
Kebahagiaan yang baik.
Kebahagiaan merupakan istilah umum Seligman (2005), menegaskan bahwa
untuk menggambarkan tujuan dari keselu- untuk mewujudkan kebahagiaan, seseorang
ruhan upaya psikologi positif (Seligman, harus memiliki perasaan positif melalui
2005), Fave et. all, (2010) menyatakan bahwa emosi positif, merasa senang pada masa
ahli psikologi positif masih menghadapi sekarang, dan memiliki sikap optimis terha-
tantangan mendasar untuk menemukan dap masa depan serta untuk mencapai
kesepakatan pada terminologi kebahagiaan kebahagiaan yang sejati (authentic) dengan
yang dikarenakan; (1) definisi kebahagiaan memanfaatkan kekuatan-karakter yang ada
berasal dari tradisi filosofis belum teruji pada diri seseorang (karakter positif yang
secara valid karena kurangnya jumlah studi terdiri dari 24 kekuatan karakter yang
dan sampel yang sedikit; (2) ambigunya membentuk kebajikan) dalam pekerjaan,
terminologi kebahagiaan yang memiliki cinta, aktivitas bermain, dan kepengasuhan.
makna ganda; (3) sebagian besar alat inves-
Berdasarkan definisi kebahagiaan para
tigasi kebahagiaan adalah berupa skala.
ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa
Hills dan Argyle (2001) mengatakan kebahagiaan merupakan suatu konsep yang
bahwa kebahagiaan merupakan konsep menggambarkan kondisi individu ketika
multidimensional yang terdiri dari dua mengarahkan perasaannya pada sesuatu
unsur yaitu emosional dan kognitif. Istilah- yang positif dan memanfaatkan karakter
istilah yang memiliki kesamaan dengan positif yang dimiliki untuk memaknai
kebahagiaan (Bekhet, Zauszniewski, & peristiwa-peristiwa yang dijalaninya dalam
Nakhla, 2008), yaitu; kepuasan hidup kehidupan sehari-hari.
(Kozma, Stones, & McNeil, 1991); mengalir
(flow)/puncak pengalaman (Averill & More, Prinsip-prinsip Kebahagiaan
2000); kesejahteraan (Natvig, Albrektsen, &
Prinsip-prinsip kebahagiaan dalam
Qvarnstrom, 2003); dan kualitas hidup
keilmuan psikologi sangat beragam, hal ini
(Meeberg, 1993). Kebahagiaan juga dikon-
dikarenakan setiap pendekatan psikologi
septualisasikan sebagai pengalaman batin
dalam memahami manusia sangat tergan-
tung pada batu pijakan filosofisnya (Riyono, kebajikan (virtue) dan pada gilirannya
2011). Pandangan psikoanalisis oleh mendukung emosi positif.
Sigmund Freud; kebahagiaan lebih dilihat Prinsip-prinsip yang telah disebutkan
dari perspektif pleasure principle (prinsip oleh beberapa pendekatan dalam keilmuan
kesenangan). Prinsip inilah yang menjadi psikologi dan para ahli, menunjukkan
sumber energi yang bersembunyi dalam bahwa setiap pendekatan memiliki cara
bagian terbesar ketidaksadaran manusia, pandang sendiri untuk memberikan jawab-
bila seseorang gagal memenuhi prinsip ini an secara universal mengenai esensi keba-
maka ia akan menggunakan mekanisme hagiaan yang dialami oleh manusia karena
pertahanan ego (mechanism of self defense) salah satu kekuatan manusia adalah
(Seligman, 2005). kebahagiaan (Seligman, 2005; Bekhet,
Pandangan psikologi Behaviorisme oleh Zauszniewski, & Nakhla, 2008).
B.F Skinner, menggantikan istilah pleasure
principle dengan reinforcement (penguatan). Kebahagiaan Guru di Pedalaman Papua
Prinsip ini lebih memfokuskan bahwa
Kebahagiaan meliputi keyakinan bah-
setiap perilaku manusia sangat ditentukan
wa seseorang akan mendapatkan hal-hal
oleh hubungan stimulus-respon dari ling-
penting dan menyenangkan baginya, oleh
kungan bukan karena dorongan dari dalam
karenanya kebahagiaan dikonseptualisasi-
dirinya. Skinner menyebutkan pula bahwa
kan sebagai pengalaman batin yang positif,
pikiran dan emosi memang ada namun hal
kesejahteraan tertinggi, dan motivator
tersebut bukan penyebab timbulnya suatu
utama bagi semua perilaku manusia (Lu,
perilaku melainkan dibentuk oleh peristiwa
Gilmour, & Kao, 2001; Bekhet, Zauszniews-
lingkungan (Seligman, 2005).
ki, & Nakhla, 2008). Kebahagiaan tentunya
Pandangan psikologi Humanistik oleh lebih dari sekedar pencapaian tujuan hidup,
Maslow (dalam Bekhet, Zauszniewski, & karena pada realitas yang terjadi kebaha-
Nakhla, 2008) tidak menjelaskan secara rinci giaan selalu dihubungkan dengan kesehat-
tentang hubungan antara pemuasan kebu- an yang baik, kreativitas yang lebih tinggi,
tuhan dan kebahagiaan manusia namun pendapatan yang lebih tinggi dan tempat
dapat ditarik kesimpulan dari teorinya, kerja yang lebih baik, oleh karenanya
yaitu; kehidupan yang baik atau orang yang kebahagiaan dapatlah diartikan sebagai
bahagia, sangat ditentukan oleh kepuasan adanya perasaan positif, seperti perasaan
dari kebutuhan-kebutuhan yang terpenuhi bahagia dan pikiran yang mengarah pada
dan untuk mencapai kepuasan dari kebu- kepuasan hidup (Diener, & Biswas-Diener,
tuhan yang lebih tinggi diperlukan kondisi 2008). Synder & Lopez (2007) mengemu-
lingkungan yang baik (keluarga, ekonomi, kakan, kebahagiaan merupakan emosi
dan pendidikan). positif yang bersifat subjektif dan sangat
Pandangan psikologi positif oleh bergantung pada masing-masing individu
Seligman (2005) menekankan kehidupan mendefinisikannya dalam kehidupan.
yang baik dan bermakna pada tiga pilar Guru harus mampu menjalankan tugas
utama, yaitu; pertama, emosi positif, kedua secara professional sesuai dengan kompe-
sifat positif dengan mengoptimalkan tensinya dan hal ini merupakan tanggung
kekuatan karakter (character-strenght) dan jawab guru sebagai konsekuensi dari profe-
kebajikan (virtue), dan yang ketiga institusi sinya. Guru-guru yang bertugas di pedala-
positif (demokrasi, keluarga yang kukuh man papua tentunya berhadapan tidak
dan kebebasan informasi) yang mendukung hanya dengan tugas dan tanggung jawab
mereka namun juga dengan berbagai terdapat dalam lingkungan alami (natural
tantangan dan kesulitan-kesulitan tertentu settings), dan mencoba menginterpretasi
yang harus dihadapinya. Hanya sedikit fenomena tersebut. Penelitian kualitatif
orang yang mau dan bisa hidup dalam diartikan sebagai kegiatan-kegiatan teren-
dunia yang serba terbatas namun, tidak cana, mencakup seperangkat praktek penaf-
bagi para guru-guru yang mendidik para siran yang memudahkan dunia partisipan
pelajar di daerah-daerah pedalaman yang dan informan dapat terlihat. Terdapat lima
sulit dijangkau. Hal itu tetap mereka jalani pendekatan metodologis dalam penelitian
dengan penuh semangat dan dedikasinya kualitatif, yaitu: biografi, fenomenologi,
untuk terus mendidik anak-anak bangsa grounded theory, studi kasus, dan etnografi.
memperoleh pendidikan yang wajar dan Perspektif penelitian yang digunakan sesuai
berkualitas. Dalam penelitian ini akan lebih dengan tujuan penelitian ini, yaitu; fenome-
terfokus pada bagaimana gambaran keba- nologi yang mengkaji mengenai makna
hagiaan guru pedalaman Papua berdasar- kebahagiaan yang dimiliki oleh guru-guru
kan perasaan dan karakter positif yang yang bertugas di pedalaman Papua (Denzin
dimilikinya. & Lincoln, 2000; Creswell, 2007).
permasalahan yang akan diteliti dianta- langsung dengan sumber data, yang dila-
ranya, yaitu; kukan secara tak berstruktur, dimana
a) Informan partisipan mendapatkan kebebasan dan
kesempatan untuk mengeluarkan pikiran,
Penulis memanfaatkan significant others
pandangan, dan perasaan secara natural.
sebagai informan yang kompeten dalam
Pertanyaan terbuka (open-ended questions)
memberikan informasi berkaitan dengan
diajukan kepada partisipan agar memberi-
pengalaman mengajar guru-guru di
kan jawaban secara terperinci apa yang
pedalaman Papua. Informan dalam
ingin dikemukakan, open-ended questions
penelitian ini yaitu informan tahu dan
akan memudahkan proses dialog dan mem-
informan pelaku. Informan tahu dalam
bantu partisipan menggambarkan penga-
penelitian ini, yaitu Dinas Pendidikan
lamannya secara jelas tanpa ada unsur
dan Pengajaran Kabupaten Keerom,
rekayasa (Moustakas, 1994; Creswell; 2007).
yang mengetahui data tentang guru-guru
di Kabupaten Keerom. Informan pelaku,
Observasi
yaitu mereka yang mengenal lebih dekat
karakteristik guru yang terpilih sebagai Observasi yang akan dilakukan oleh
partisipan; guru-guru lain sebagai rekan peneliti, yaitu; dengan berpartisipasi seba-
kerja partisipan. gai pemeran serta, dalam hal ini peneliti
mengamati secara langsung perilaku sub-
b) Dokumen tertulis
yek, lokasi sekolah, lingkungan tempat
Untuk melengkapi dan mendukung tinggal guru, dan proses pembelajaran di
informasi, penulis menggunakan doku- dalam kelas yang dilakukan guru sebagai
men tertulis mengenai partisipan, yang tambahan informasi mengenai makna keba-
meliputi; SK CPNS dan SK PNS, Surat hagiaan guru di pedalaman Papua.
keterangan aktif melaksanakan tugas, Panduan observasi dalam penelitian ini
dan lain sebagainya yang berfungsi menggunakan alat (instrument), berupa; 1)
untuk memberikan informasi tambahan catatan anekdot (anecdotal record) mengenai
dan dapat dijadikan sebagai bukti infor- catatan lapangan selama proses penelitian
masi verbal dari partisipan. berlangsung mengenai hal-hal maupun
c) Dokumen tidak tertulis perilaku-perilaku yang menggambarkan
Dokumen tidak tertulis dalam penelitian fenomena kebahagiaan guru, dan 2) skala
ini berupa simbol-simbol yang ditemu- nilai (rating scale) yang berskala tiga (tidak
kan selama penelitian, diantaranya; kea- pernah, jarang, pernah) untuk mengamati
daan demografi wilayah sekolah, ling- kualitas dari gejala-gejala fenomena keba-
kungan sekolah serta kondisi fisik mau- hagiaan guru di pedalaman Papua yang
pun psikologis partisipan. Dokumen dimunculkan pada perilakunya.
tidak tertulis difungsikan sebagai tam-
bahan informasi kepada penulis yang Dokumen
dapat menjadikan informasi lebih akurat. Salah satu jenis data dalam penelitian
kualitatif adalah bahan tertulis, seperti
Cara Pengumpulan Data petikan maupun keseluruhan dokumen,
Wawancara surat menyurat, rekaman, dan kasus sejarah
(Patton, 1990; Augusta, 2005). Dokumentasi
Wawancara merupakan teknik pe- dipergunakan untuk keperluan penelitian
ngumpulan data dengan melakukan dialog karena; 1) berfungsi sebagai sumber yang
an bagi para siswanya agar apa yang telah litas yang berguna untuk bekerja baik
diusahakan dapat menjadi bekal di masa- bangsa dan negara.
masa yang akan datang.
Partisipan ALS
Partisipan YK
Bapak ALS merupakan teman kerja dari
Bapak YK saat ini berusia 40 tahun dan bapak YK dan beragama Kristen Protestan
beragama kristen protestan, ia melaksana- yang saat ini berusia 43 tahun. ALS meng-
kan tugas sebagai guru di salah satu sekolah awali tugasnya sebagai guru di pedalaman
yang berada di pedalaman Kabupaten pada tahun 2002 sampai dengan 2012 di SD
Keerom yaitu SD Inpres Kaesenar dari Inpres Yabanda dan pada tanggal 06 Febru-
tahun 2009 sampai sekarang. Awal penem- ari 2012 berdasarkan SK Bupati Keerom ia
patan YK di SD Inpres Kaesenar tidak ditugaskan menjabat kepala sekolah di SD
hanya melaksanakan tugasnya sebagai seo- Inpres Kaesenar sampai dengan saat ini.
rang guru dalam memberikan pengetahuan Sebagai kepala sekolah yang baru ditempat-
kepada anak-anak di pedalaman tetapi juga kan di SD Inpres Kaesenar, ia berusaha
memberdayakan masyarakat melalui pe- semampunya untuk bisa memenuhi tang-
nyuluhan-penyuluhan atau pembinaan gung jawabnya sebagai seorang guru
kampung, bahkan YK bersama dengan pegawai negeri yang telah menyatakan diri
kepala sekolah membuka jalur transportasi untuk bersedia di tempatkan dimanapun,
udara dengan memfungsikan lapangan menurut ALS sebagian orang menolak
terbang yang panjangnya kurang lebih tiga untuk ditempatkan di SD Inpres Kaesenar
ratus meter di Dusun Kaesenar. karena kesulitan yang beragam harus
Kebahagiaan yang dirasakan YK ketika diterima dalam perjalanan menuju dusun
menjadi guru di pedalaman, ia dapat Kaesenar, karena untuk bisa sampai ke
melakukan pembinaan kampung melalui dusun Kaesenar membutuhkan waktu ku-
penyuluhan-penyuluhan yang diberikan rang lebih tiga hari dari kabupaten Keerom
kepada masyarakat. Keterbukaan dalam dengan menggunakan jalur transportasi
bekerjasama membuatnya dapat memper- darat dan sungai.
tahankan kesatuan kerja melalui komu- Karakter positif bermasyarakat yang
nikasi yang terjalin dengan baik dan sebagai dimiliki ALS ditunjukkan ketika pertama
seorang yang beragama kristen protestan ia kali tiba di dusun Kaesenar, karena sebelum
merasa bahagia dapat menjalin hubungan melaksanakan tugas ia harus mempelajari
baik dengan teman guru maupun masya- keadaan-keadaan yang ada di pedalaman
rakat melalui bidang pendidikan. Semangat dengan baik untuk mengetahui faktor-
yang tinggi dalam memajukan masyarakat faktor penunjang proses belajar mengajar,
pedalaman membuatnya mampu mengha- kebahagiaan yang dirasakan oleh ALS kare-
dapi setiap kesulitan untuk memenuhi na setiap masalah yang menjadi kesulitan-
tanggung jawabnya sebagai seorang guru di nya dapat diselesaikan bersama masyarakat
pedalaman. Segala keterbatasan yang ada di melalui tokoh adat dan komite sekolah.
pedalaman membuat YK bersyukur dapat Keterbukaan dalam bekerjasama mendu-
menunjukkan identitas guru pegawai negeri kung kepemimpinan ALS di sekolah untuk
secara langsung kepada masyarakat di menjamin pelaksanaan pembelajaran sesuai
pedalaman yang kemudian memunculkan dengan ketentuan yang berlaku secara
harapan agar di masa yang akan datang nasional. ALS mengutamakan pelayanan
siswa-siswa yang di ajarnya memiliki kua- dan pengabdiannya dibandingkan dengan
penghasilan maupun tunjangan yang diteri- setiap guru memiliki rasa tanggung jawab
ma, hal ini menunjukkan semangat yang untuk melayani tanpa adanya paksaan.
tinggi dimiliki dalam menjalankan tugas- Hasil analisis sebelumnya menunjukkan
nya. bahwa tiap partisipan memanfaatkan
Nilai-nilai agama yang menjadi pan- kekuatan karakter ini untuk memampukan
duannya dalam melaksanakan tugas mereka memahami keadaan yang ada
membuatnya bahagia karena ia terpanggil masyarakat.
untuk melayani masyarakat pedalaman kita harus... apa menyatu dengan masya-
dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan. rakat, pertama kita harus ini,.. istilahnya
Karakter positif dalam bentuk harapan, eh.. kita sama-sama.... masyarakat, ya,
terwujud melalui motivasi-motivasi yang pertama kita masuk ke tempat itu kita harus
diberikan kepada siswa untuk terus berta- menyatu dengan masyarakat dulu, kumpul
han dengan setiap kesulitan agar dapat kemudian kita berdialog, bagaimana untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang menyatu dengan mereka. (TRW.MM_b.19-
lebih tinggi dan hal ini memberikan rasa 23)
bahagia ketika siswanya dapat bekerja
saya senang ke sini, karena itu,.. tadi, hati
untuk merubah kehidupan mereka ke arah
nurani saya, dan yang kedua di sini saya
yang lebih baik di masa yang akan datang.
sama sekali tidak takut, karena masyarakat
Kekuatan karakter bersyukur yang dimiliki
dengan, keberadaan saya sudah mereka baku
oleh ALS memberikan kebahagiaan baginya
cocok, sudah pas, mereka juga menerima
yang juga didukung oleh nilai-nilai agama
dengan sangat positif, karena mereka juga
yang dianutnya, karena menurut ALS tanpa
bahagia sekali, saya juga bahagia. (TRW.
penyertaan Tuhan dalam setiap pekerjaan
YK_b.374-377)
yang dilakukannya tidak akan menghasil-
kan sesuatu yang baik. seperti di Kaesenar ini,.. kita harus betul-
betul, mengetahui kondisi itu, seperti apa
Tema-tema karakter positif ya? keadaan ini, di kampung ini seperti
apa? itu yang perlu kita, eh,.. pelajari dulu,
Hasil analisis data menunjukkan tema
yang kitong harus persiapkan dulu,.. karak-
umum yang muncul dari ketiga partisipan
ternya seperti apa, kemudian kita melang-
secara bersamaan mengenai karakter positif
kah ke, eh,.. masuk ke dalam, eh,.. sekolah,
yang dimiliki dalam mendukung kebaha-
atau masuk ke dalam proses belajar
giaan mereka ketika bertugas di pedalaman
mengajar. (TRW.ALS_b.41-44)
terdiri atas; bermasyarakat; agama sebagai
motivasi; keterbukaan dalam bekerjasama; Pernyataan-pernyataan para guru
semangat dalam melaksanakan tugas dan; tersebut diatas menggambarkan adanya
bersyukur sebagai seorang guru. kekuatan karakter bermasyarakat yang
dilakukan, maka kekuatan karakter pertama
Bermasyarakat yang dimunculkan oleh para guru ketika
Bermasyarakat merupakan salah satu melaksanakan tugasnya di pedalaman
upaya guru dalam menciptakan hubungan adalah bermasyarakat. Cara bermasyarakat
sosial dengan menjadi salah satu bagian yang ditunjukkan oleh para guru yaitu;
penting dari kehidupan masyarakat di dengan santun hidup berdampingan serta
pedalaman. Bermasyarakat yang dilakukan menghormati setiap norma maupun sistem
oleh para guru yaitu dengan menerapkan nilai yang berlaku dimasyarakat. Adanya
kebersamaan dan persaudaraan sehingga kesempatan bermasyarakat di pedalaman
individu yang terlibat dalam hubungan panduan untuk bertindak sesuai dengan
tersebut. kebaikan-kebaikan yang terkandung ajaran-
nya. Keyakinan yang teguh akan kebera-
Agama sebagai motivasi daan Tuhan membuat MM selalu berdoa
untuk menguatkannya menjalani profesinya
Agama yang dianut masing-masing
sebagai guru, bahkan tempat ibadah yang
partisipan menjadi satu kekuatan karakter
jauh dari tempatnya mengajar tidaklah
dalam menjalani profesi guru di pedalaman,
menjadi halangan bagi MM dalam melak-
penghayatan akan nilai-nilai agama diwu-
sanakan ibadah. Kebermaknaan agama bagi
judkan dalam setiap proses yang mereka
YK membuatnya berusaha mewujudkan
hadapi dan secara garis besar mereka
nilai-nilai agama dengan mengasihi sesama
meyakini bahwa tanpa adanya tuntunan
melalui profesinya sebagai guru, karena YK
Tuhan akan sangat sulit bagi mereka untuk
meyakini bahwa dengan beragamalah ia
bertahan di pedalaman. Agama merupakan
dapat mewujudkan nilai kebaikan-kebaikan
suatu ajaran yang mengandung nilai-nilai
yang dimilikinya. ALS menganggap bahwa
kebaikan bagi seseorang dan menunjukkan
sebagai penganut agama kristen protestan
adanya suatu kekuatan yang lebih besar di
ia merasa berkewajiban untuk membagi
luar diri seseorang yang dapat memberikan
kasih yang dimiliki kepada sesama manu-
ketenangan ketika berada dalam kesulitan.
sia, maka ia melaksanakan profesinya terse-
untuk masalah keberanian ya, kita istilah- but atas dasar kasih yang merupakan nilai
nya kan kita tawakal aja kan, segala sesuatu dari agama yang dianutnya.
kan yang kita jalani, bukan dengan sendiri,
Keimanan yang dimiliki setiap
itu ada salah seorang yang dipantau, diawa-
partisipan dari nilai agama memampukan
si sehingga kita tawakal kepada-Nya, kepada
mereka menghadapi situasi yang sulit, MM
Tuhan (TRW.MM_b.262-265)
melaksanakan tugas di tempat yang
Itu sudah jelas,.. jelas, kalo seandainya saya berbeda dengan latar belakang agamanya
tidak punya nilai agama, saya tidak mung- namun ia tetap bertanggung jawab pada
kin ada di sini,.. saya membagikan ilmu,.. profesinya karena ia merasa bahwa
saya berikan mereka, yang didik mereka jadi tanggung jawab profesi guru tidak hanya
tidak tau menjadi tau, karena itu adalah akan dilakukan di dunia namun di akhirat
kasihan, berarti saya kasih,.. kasih itu saya oleh karenanya setiap usaha yang dilakukan
miliki dan kasih itu juga harus bagi sama ia berserah secara penuh pada tuntunan
mereka. (TRW.YK_b.553-556) Tuhan melalui doa.
saya adalah seorang percaya, seorang agama salah satunya ya berdoalah untuk lebih
nasrani, bahwa saya akan melayani penuh menguatkan batin kita,.. itu sudah, itu
dengan kasih sayang, dan ikhlas betul betul faktor yang paling kuat. (TRW.MM_b.265-
melayani,.. anak anak kita yang ada di sini, 267)
khususnya juga masyarakat yang ada di
Motivasi yang bersumber dari nilai aga-
sini, itu betul betul timbul dari niat hati
ma mendukung seseorang untuk mela-
kami, betul betul timbul dari hati kami.
kukan yang terbaik bagi sesama, YK
(TRW.ALS_b. 738-741)
menyadari bahwa ketertinggalan masyara-
Agama menjadi sesuatu yang sangat kat pedalaman dalam berbagai bidang
bernilai bagi seseorang ketika menghadapi membuatnya mengambil peranan untuk
kesulitan-kesulitan dalam menjalani kehi- memberikan pengetahuan yang dimilikinya
dupannya karena agama memberikan kepada masyarakat di pedalaman dengan
motivasi saya adalah kebahagiaan itu, kare- pedalaman membuat mereka tetap sema-
na saya selaku manusia,.. saya selaku guru, ngat dalam bekerja.
yang orang, yang tidak tau bisa menjadi
tau, yang tidak bisa membaca bisa jadi Bersyukur sebagai seorang guru
membaca, itulah kebahagiaan saya, jadi
Bersyukur merupakan suatu bentuk
motivasi saya sekarang ini, yang tidak bisa
ungkapan perasaan atas hasil dari peris-
itu, usahakan bagaimana caranya mereka
tiwa-peristiwa masa lalu maupun rasa
jadi bisa, itu.. itulah motivasi saya. (TRW.
senang menjalani proses kehidupan di masa
YK_b.355-359)
kini, pada prinsipnya para partisipan
Kemampuan mengendalikan diri untuk menunjukkan rasa syukur ketika harus
tidak lari ketika berhadapan dengan sesuatu bertugas di daerah-daerah yang memiliki
yang berbahaya menunjukkan bahwa tingkat kesulitan yang beragam. Syukur
seseorang mampu mengelola perasaannya merupakan kekuatan karakter bagi para
secara positif untuk mencapai tujuannya. partisipan, karena dengan bersyukur inilah
ALS ketika pertama kali melakukan perja- yang juga memampukan mengatasi hal-hal
lanan ke tempat tugas harus menghadapi yang negatif yang muncul dari setiap
berbagai macam kesulitan, bahkan terpaksa peristiwa.
harus kembali ke kota karena ada peristiwa
karna dengan guru, ya setiap ini kan ada
yang mengharuskannya kembali. Perjalan-
imbalan juga kan, istilahnya dari negara
annya melewati daerah-daerah yang menu-
kan uda di kasih gaji, dikasih ini, jadi harus
rut masyarakat setempat berbahaya tidak
kita jalani, sesuai dengan apa yang kita,...
membuatnya mundur maupun menolak
kalau tanpa profesi guru ya, kita tidak akan
untuk bertugas di pedalaman. ALS tetap
di ini, kita punya bekal untuk masa depan.
berpegang teguh pada prinsipnya untuk
(TRW.MM_b.528-531)
mau melayani masyarakat di pedalaman,
walaupun juga terkadang harus mengatasi akhirnya mulai tahun kemarin sudah kelas
masalah yang dapat membahayakan bagi enam sudah ujian, sekarang lagi, sudah
dirinya. tujuh orang kelas enam, mungkin besok lagi
mereka ujian, kami bersyukur sekali, dan
jangan dengan masalah itu, sa bisa, mundur
kami sangat bahagia. (TRW.YK_b.191-194)
di tempat itu, nah, kalo apabila sa mundur
di situ, pikiran saya, bahwa saya ini sudah dalam pekerjaan saya bersyukur ya, kepada
tidak mampu, tidak mampu untuk melak- Tuhan bahwa selain Tuhan, kita tidak bisa
sanakan tentang, eh, proses belajar di tem- berbuat apa apa ya, tidak bisa berbuat apa
pat ini. (TRW.ALS_b.255-258) apa, walaupun itu, kita katakan bahwa, oh,
saya ini bisa, saya ini mampu, tapi kalo
Semangat dalam bekerja terwujud pada
tidak di sertai iman kita kepercayaan kita,
kemampuan guru mengelola perasaan
saya kira itu tidak bisa berjalan dengan baik.
secara positif melalui pengendalian diri
(TRW.ALS_b. 745-748)
ketika berada dalam situasi yang sulit.
Pengendalian diri mengacu pada keyakinan Pernyataan-pernyataan diatas menun-
bahwa seseorang memiliki kendali secara jukkan pola syukur yang beragam dari
positif atas setiap peristiwa yang sedang setiap partisipan, selain itu juga MM men-
dihadapi, yang kemudian memotivasi para syukuri dirinya sebagai bagian dari pega-
partisipan untuk bisa melayani dan mem- wai negeri sipil yang menerima penghasilan
bawa perubahan bagi kemajuan masyarakat dari pemerintah yang dapat menunjang
kehidupannya di masa-masa yang akan
datang. Bahkan sebagai guru yang memiliki Kalau dibilang bahagia, bagaimana ya.. saya
tanggung jawab yang mulia ia bersyukur kalau di sana itu bahagia ketika sudah
dapat memenuhi tanggung jawabnya terse- melihat anak-anak, mereka sudah bisa baca
but dengan memberikan pengetahuan kepa- tulis, baca ini, istilahnya kita arahkan mere-
da siswa-siswanya, hal ini memberikan ka, mereka bisa kerja, bisa laksanakan, itu
suatu kebanggaan kepada MM ketika me- sudah satu kebanggaan untuk, bagi saya
ngetahui bahwa usaha yang dilakukannya sebagai guru. (TRW.MM_b.144-147).
tersebut mencapai hasil yang baik.
yaitu; (1) adanya keterkaitan; (2) adanya dimensi lingkungan, yaitu kondisi sese-
pengembangan identitas dan budaya; (3) orang ketika merasa nyaman dan puas
saling ketergantungan; (4) pengembangan dapat beraktivitas di luar lingkungan
spiritualitas; (5) ideologi dan politik, dan (6) keluarganya yaitu di masyarakat luas
keterlibatan dalam aktivitas sosial. Berma- (Badan Pusat Statistik, 2014).
syarakat yang dilakukan para partisipan Penelitian yang dilakukan menunjuk-
menunjukkan adanya pemahaman yang kan bahwa kondisi hubungan sosial yang
positif terhadap keadaan masyarakat di terjadi diantara para partisipan didukung
pedalaman yang kemudian memunculkan oleh adanya toleransi, kerukunan, kekom-
tanggung jawab sosial, dan loyalitas. pakkan, sikap percaya antara partisipan,
Tanggung jawab sosial dan loyalitas dan ketersediaan kesempatan untuk berso-
melandasi kekuatan karakter dalam berma- sialisasi dengan masyarakat di pedalaman.
syarakat yang dimiliki para guru di peda- Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
laman, Peterson dan Seligman (2004) dilakukan Wijayanti dan Nurwianti (2010)
mengatakan bahwa tanggung jawab sosial bahwa kekuatan-kekuatan karakter berma-
merupakan suatu bentuk orientasi dalam syarakat mendasari kehidupan komunitas
membantu orang lain walaupun tidak akan yang sehat, melalui sikap adil antara sesa-
mendapatkan sesuatu ketika memberikan ma, gotong royong, dan saling berbagi.
bantuan, sedangkan loyalitas berkonotasi Penelitian yang dilakukan Tkach dan
suatu komitmen yang tidak tergoyahkan Lyubomirsky (2006) juga menunjukkan
dalam memegang teguh prinsip-prinsip bahwa hubungan sosial dalam bentuk
kesetiaan pada kelompok untuk menjaga keterlibatan langsung pada suatu aktivitas
ikatan persahabatan tetap terjalin. Individu sosial ketika membantu orang lain dan
merasakan adanya kebahagiaan ketika berkomunikasi menjadi salah satu strategi
memanfaatkan kekuatan karakter berma- utama untuk mencapai kebahagiaan.
syarakat, karena merasa berkewajiban Ajaran agama yang dianut masing-
untuk mengutamakan kepentingan umum masing partisipan dan keyakinan kepada
dalam mencapai kebaikan dan menciptakan Tuhan Yang Maha Esa menjadi satu
suatu tempat yang nyaman bagi generasi kekuatan karakter yang mereka terapkan
selanjutnya di masa yang akan datang, untuk mencapai kebahagiaan sekalipun
sehingga para partisipan menjadi bagian berada dalam situasi yang tidak menye-
penting untuk kemajuan masyarakat di nangkan. Bentuk-bentuk pendekatan agama
pedalaman digunakan para partisipan yaitu dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdoa, mewujudkan nilai-nilai agama, dan
kebahagiaan partisipan dalam melakukan pasrah kepada Tuhan untuk menemukan
hubungan sosial di masyarakat, ditunjuk- solusi atas suatu permasalahan yang timbul
kan dengan adanya hubungan timbal balik dari diri sendiri maupun lingkungan. Carr
antara partisipan dengan individu lain (2004) mengatakan bahwa keterlibatan sese-
(selain anggota keluarga) atau sekelompok orang dalam kegiatan keagamaan atau
masyarakat di lingkungan tempat tinggal komunitas agama dapat memberikan
partisipan. Hal ini sesuai dengan hasil dukungan sosial bagi orang tersebut.
penelitian survey yang dilakukan Badan Keyakinan akan keberadaan Tuhan dan
Pusat Statistik pada tahun 2013 yang meng- adanya makna positif dari ajaran agama,
gambarkan bahwa masyarakat Indonesia membuat para partisipan merasa yakin
merasakan adanya kebahagiaan melalui berada dalam tuntunan Tuhan dan beru-
arahan kepada teman kerjanya bahkan mau terdapat berbagai teori yang mendalami
menerima dengan tulus setiap masukan. aspek tersebut, yaitu teori keinginan-
Individu yang terbuka cenderung lebih kepuasan tentang kebahagiaan, teori ke-
mampu bekerjasama daripada mereka yang puasan hidup mengenai kebahagiaan, teori
tertutup karena seseorang merasakan keba- Daniel Kahneman tentang kebahagiaan
hagiaan ketika lebih terbuka dan mau objektif, dan teori keadaan emosi mengenai
membantu orang lain. Penelitian oleh kebahagiaan, lebih lanjut Raibley (2012)
Seligman dan Diener (Seligman 2005) mene- menekankan bahwa pusat dari semua teori
mukan bahwa orang yang paling bahagia tersebut memiliki keterkaitan dan fokus
adalah mereka yang sedang terlibat dalam utamanya memiliki kesamaan, yaitu adanya
hubungan romantis, karena orang yang perasaan episodik atau perasaan kebaha-
bahagia adalah mereka paling sedikit meng- giaan dialami oleh orang-orang yang memi-
habiskan waktu sendirian dan mayoritas liki semangat tinggi, suasana hati yang baik,
dari mereka bersosialisasi. orang yang merasa nyaman, dan orang
Penelitian menggambarkan bahwa para yang tersenyum pada waktu tertentu.
guru memiliki pribadi yang terbuka Semangat para partisipan merupakan
sehingga mudah menyesuaikan dirinya suatu dorongan emosional secara positif
dengan keadaan di sekolah dan masyarakat untuk menyelesaikan suatu tugas atau kesu-
pedalaman yang kemudian mengarahkan litan sehingga mereka merasakan adanya
mereka pada kebahagiaan ketika memenuhi kebahagiaan ketika mampu menyelesaikan
tuntutan profesinya secara profesional, tugas tersebut dengan baik. Filsuf kontem-
senada dengan hal ini penelitian yang porer berpendapat bahwa kebahagiaan dari
dilakukan Tkach dan Lyubomirsky (2006) perspektif psikologis yaitu adanya perasaan
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan senang pada suatu waktu, kebahagiaan
antara keterbukaan dengan kebahagiaan episodik, atau kebahagiaan sesaat (Raibley,
yang hubungkan oleh afiliasi sosial dan 2012). Filsuf seperti Haybron (dalam
menjadi salah satu strategi untuk mening- Raibley, 2012) berpendapat bahwa istilah
katkan kebahagiaan. Yun, Ding-chu dan sedang bahagia mengekspresikan sebuah
Zhi-hui (2010) dalam penelitiannya juga aspek yang berbeda dari perspektif psiko-
menemukan bahwa faktor-faktor penentu logi, hal ini terwujud pada orang-orang
kebahagiaan guru di pedalaman tidak yang menyatakan bahwa kebahagiaan
hanya didasarkan pada penghasilan yang merupakan tujuan hidup dan bentuk
diterima namun juga ditentukan oleh keter- kebahagiaan dipahami sebagai suatu kondi-
bukaan dalam bekerja sama, dan memiliki si emosional yang memiliki kecenderungan
hubungan interpersonal yang baik. untuk merespon peristiwa kehidupannya
Kekuatan karakter semangat yang sesuai dengan makna tertentu.
dimiliki oleh para partisipan terwujud pada Haybron (dalam Raibley, 2012) menciri-
kemampuan mereka dalam mengendalikan kan kondisi emosi seseorang ketika meng-
diri, memaknai secara positif setiap peris- alami kebahagiaan, yaitu keadaan suasana
tiwa yang dihadapi, dan tetap tenang ketika hati seseorang terwujud pada suatu keba-
berhadapan pada situasi yang sulit maupun jikan untuk mendapatkan kesenangan besar
berbahaya bagi dirinya. Kebahagiaan tentu- dalam hal-hal baik, lebih optimis, menjadi
nya dapat dicapai seseorang dalam melak- lebih terbuka dan ramah, dan mengambil
sanakan tugas dengan bersemangat menja- lebih banyak kesempatan. Sedangkan ciri
lani kehidupannya, menurut Raibley (2012) kondisi emosi seseorang ketika berada pada
suasana ketidak bahagiaan, yaitu; merasa kelegaan dan kepuasan, sedangkan emosi
lambat dan kurang sehingga lebih mudah yang diarahkan secara positif pada peristi-
merasakan cemas, takut, mudah marah, dan wa yang pernah dialami dapat ditingkatkan
sedih pada suatu peristiwa. dengan menumbuhkan rasa syukur.
Semangat yang terwujud dalam pelak- Bersyukur merupakan ungkapan rasa
sanaan tugas para partisipan sesuai dengan terima kasih seseorang atas hal-hal yang
teori Haybron (dalam Raibley, 2012) yaitu diterima dalam kehidupannya, para
bentuk kebahagiaan haruslah melibatkan partisipan pada umumnya berterima kasih
kondisi emosional positif dan memuncul- atas profesinya sebagai guru, McCullough,
kan respon-respon emosional negatif yang Tsang dan Emmons (2002) mengatakan
sedikit. Kondisi emosional positif memiliki bahwa ada empat aspek dari rasa syukur,
tiga model respon emosi positif, yaitu (1) yaitu; (1) intensitas (intensity), seseorang
keselarasan, melibatkan ketenangan pikiran yang mengalami suatu peristiwa lebih
dan memiliki kepercayaan diri, hal ini sering bersyukur daripada orang yang
terwujud ketika seseorang berada dalam kurang bersyukur; (2) frekuensi (frequency),
tekanan namun ia tidak cemas dan tidak orang yang bersyukur selalu mengungkap-
memunculkan sikap perlawanan yang kan rasa syukur setiap saat dan memuncul-
berlebihan, tetapi secara emosional terbuka kan perilaku kesopanan. (3) rentang (span),
dan tetap merasa tenang; (2) keterlibatan, yaitu rasa syukur seseorang mengacu pada
berkaitan dengan minat secara aktif pada bidang kehidupan tertentu misalnya keluar-
peristiwa-peristiwa di kehidupan sendiri ga mereka, pekerjaan, kesehatan, dan kehi-
yang merupakan semangat dan perhatian; dupan yang mereka jalani yang memberi-
(3) dukungan, melibatkan emosi positif, kan manfaat. (4) kepadatan (density), yaitu
terutama adanya sukacita dan keceriaan seberapa banyak rasa syukur yang dituju-
ketika merasakan adanya dukungan. kan pada suatu keadaan atau orang lain,
Raibley (2012) menegaskan bahwa seseo- misalnya syukur mendapatkan pekerjaan
rang haruslah melibatkan sikap penyela- yang baik, orang tua, teman, keluarga, dan
rasan, keterlibatan, dan dukungan untuk pendidik.
mendapatkan kebahagiaan. Pemaknaan para partisipan dalam
Bersyukur merupakan kekuatan karak- menginterpretasi pengalamannya selama
ter para partisipan dalam mencapai kebaha- melaksanakan tugas di pedalaman terwujud
giaan, karena hal tersebut memampukan pada rasa syukur. Bersyukur menciptakan
mereka mengatasi hal-hal yang negatif yang suatu pandangan positif terhadap peristiwa
muncul dari setiap persitiwa. McCullough, yang terjadi yang akhirnya menimbulkan
Tsang dan Emmons (2002) mendefinisikan kebahagiaan bagi para guru ketika bertugas
bersyukur sebagai kecenderungan respon di pedalaman. Hasil penelitian yang
emosional pada pengalaman positif dan dilakukan Wood, Joseph dan Linley (2007)
hasil dari suatu pencapaian, selain itu menemukan bahwa syukur berkorelasi
Seligman (2005) juga mengatakan bahwa positif dengan pandangan positif yang
emosi di tentukan dari pemikiran dan kemudian memunculkan strategi pemecah-
penafsiran setiap individu, oleh karenanya an masalah dan menimbulkan kepuasan
pengamatan dan penghayatan secara nega- hidup, gairah hidup dan kebahagiaan,
tif terhadap peristiwa masa lampau dan sebaliknya rasa syukur yang berkorelasi
terlalu menekankan peristiwa buruk adalah dengan perasaan negatif memunculkan
hal utama yang menurunkan ketenangan, perilaku menyalahkan diri sendiri, penggu-
naan narkoba dan penolakan. Lebih lanjut lebih tinggi, dapat menunjukkan identitas
Wood, Joseph dan Linley (2007) menyebut- guru secara langsung di pedalaman, adanya
kan bahwa orang-orang yang bersyukur kesatuan kerja diantara para guru, dan
berusaha mendekati masalah bukanlah mendapatkan dukungan dari masyarakat
menghindari masalah dengan memanfaat- setempat maupun keluarga mereka. Perasa-
kan strategi mengatasi masalah dan duku- an positif yang dimiliki oleh guru membe-
ngan emosional untuk menghindari stres. rikan kebahagiaan ketika mampu menye-
Rasa syukur sebagai guru memberikan suaikan dirinya dengan keterbatasan yang
kebahagiaan bagi partisipan untuk meme- ada di pedalaman untuk mewujudkan
nuhi tuntutan profesinya secara profesional peran dan fungsinya dalam membawa
yang kemudian terwujud dalam bentuk perubahan dan kemajuan melalui bidang
perilaku sehari-hari; MM merasa bersyukur pendidikan bagi masyarakat pedalaman.
karena dengan menjadi guru ia dapat Karakter positif memberikan kebaha-
membantu masyarakat di pedalaman di giaan bagi guru diantaranya, yaitu; pertama,
bidang pendidikan, rasa syukur YK ditun- bermasyarakat dengan santun, hidup ber-
jukkan melalui usahanya memberikan dampingan serta menghormati setiap
pengetahuan bagi siswa-siswanya sedang- norma maupun sistem nilai yang berlaku
kan ALS merasa bersyukur atas tuntunan dimasyarakat pedalaman. Kebahagiaan dari
dan perlindungan Tuhan yang memampu- karakter positif bermasyarakat, yaitu secara
kannya mengatasi setiap kesulitan di peda- langsung dapat melihat dan mengetahui
laman. Hal tersebut sesuai dengan hasil wilayah lain yang sebelumnya sulit dijang-
penelitian yang dilakukan oleh Mc kau, mengetahui budaya-budaya lainnya
Cullough, Tsang dan Emmons (2002), secara langsung, membentuk komunitas
bahwa bersyukur berhubungan dengan sosial yang baru dalam mengatasi keter-
perasaan positif yang mempengaruhi peri- batasan-keterbatasan proses pendidikan di
laku prososial, sifat, dan keagamaan, dima- pedalaman.
na orang-orang yang bersyukur tidak hanya Kedua, pendekatan agama memberikan
menunjukkan keadaan mental yang lebih motivasi bagi para guru, karena dengan
positif (misalnya antusias, tekun, dan penuh mewujudkan nilai-nilai agama pada suatu
perhatian), tetapi juga lebih murah hati, tindakan nyata kepada siswa-siswa untuk
peduli, dan membantu orang lain. mencapai keberhasilan dalam kehidupan-
nya masing-masing di masa yang akan
Kesimpulan datang memberikan kebahagiaan bagi guru
di pedalaman. Ketiga, keterbukaan dalam
Temuan hasil analisis data dan inter- bekerjasama yang terwujud ketika menye-
pretasi disimpulkan pada bagian ini untuk lesaikan suatu masalah dan saling berbagi
menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan mengenai segala hal, adanya
kebahagiaan guru di pedalaman Papua kejujuran, saling memberikan dukungan,
serta karakter positif dari kebahagiaan serta menerima dengan ikhlas masukan
guru-guru dalam memenuhi tuntutan kiner- maupun kritikan yang membangun mem-
janya secara profesional. Kebahagiaan ber- berikan kebahagiaan bagi para guru dalam
dasarkan perasaan positif para guru yaitu; memenuhi tuntutan kinerjanya secara
ketika siswa-siswa di pedalaman dapat profesional.
mengikuti pelajaran yang diberikan dan
Keempat, semangat dalam bekerja yang
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
merupakan suatu dorongan emosional un-
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2000). The Lembaran Negara Republik Indonesia
discipline and practice of qualitative (2012). Peraturan Pemerintah Republik
research. (2nd.ed). Thousand Oaks: SAGE Indonesia Nomor 34 Tahun 2012
Publications.
pada suku jawa. Jurnal Psikologi, 3(2), Yun, L., Ding-chu, W., & Zhi-hui, Y. (2010).
114-122. A survey about teachers economic
Wood, A. M., Joseph, S., & Linley, P. A. income and sense of happiness of the
(2007). Coping style as a psychological Sichuan Tibetan elementary school.
resource of grateful people. Journal of Cross-cultural communication, 6(2), 57-62.
Social and Clinical Psychology, 26(9),
1076–1093.