Pendahuluan
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan professional terhadap wanita
hamil dan juga wanita dewasa dengan tujuan untuk menjamin kondisi kesehatan
yang terbaik baik untuk ibu maupun bayi yang sedang dikandung selama masa
kehamilan. 1
dilakukan secara optimal dan dimulai sejak sebelum konsepsi dan terus berlanjut
Amerika Serikat pada tahun 1901. Data terakhir pada tahun 2001 menunjukkan
rata-rata sebanyak 12 kali dan bahkan ada yang kunjungannya hingga 17 kali
bahkan lebih.2
kematian ibu yang sangat tinggi pada waktu itu dan memang terbukti ampuh.
Program ini mampu menurunkan angka kematian ibu secara dramatis mulai dari
690 per 100.000 kelahiran pada tahun 1920 hingga menjadi 50 per 100.000 pada
tahun 1955. Bahkan dengan perhitungan beban biaya yang dikeluarkan maka
care mampu menghemat hingga 1.49$ biaya yang akan dikeluarkan untuk
persalinan dan perawatan bayi yang baru dilahirkan. Selain itu antenatal care juga
dengan demikian akan sangat banyak dampak positif yang diperoleh dari
berkembang kunjungan antenatal care masih jauh dari yang ditemukan di AS,
jumlah kunjungan antenatal care yang diterapkan yaitu 1 pada trimester pertama,
1 pada trimester kedua, dan 2 pada trimester akhir. Jumlah minimal ini sangat
jauh sekali dibandingkan jumlah kujungan yang didapatkan pada negara maju.
tinggal di wilayah perkotaan pun hanya sekitar 72% saja yang memenuhi jumlah
kunjungan minimal dan wanita yang tinggal dipedesaan hanya sekitar 57% saja. 3
Indonesia menghadapi masalah kematian ibu yang sangat besar bahkan jika
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Pada data terakhir Januari 2012
Darussaalam. 4
Seperti yang telah disinggung di atas bahwa wanita yang sedang hamil
memiliki berbagai macam risiko yang sangat besar dan dapat mengancam nyawa.
Wanita yang menjalani antenatal care akan terhindar dari berbagai macam risiko
selama kehamilan yang bisa mengancam nyawa ibu dan bayinya. ANC mampu
menurunkan morbiditas dan mortalitas baik bagi ibu dan bayi yang akan
melalui identifikasi dini serta system rujukan yang terbangun dengan baik melalui
program ANC ini terhadap wanita hamil yang memilki peningkatan risiko
komplikasi selama kehamilan. Selain itu melalui program ANC ini akan terdeteksi
secara dini pula berbagai macam penyakit yang dapat menular secara vertical dari
ibu kepada bayi yang dikandungnya seperti HIV, malaria, hepatitis dsb. Sehingga
nyata terutama dalam rangka menurunkan angka kematian ibu. Seperti yang sudah
1920 menjadi hanya sekitar 50 per 100.000 kelahiran per 100.000 kelahiran pada
tahun 1955. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Berg dkk pada tahun
didapatkan bahwa adanya peningkatan risiko kematian ibu hingga lima kali lipat
bagi wanita hamil yang tidak menjalankan program ANC. Selain itu berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Herbst dkk pada tahun 2003 menemukan bahwa
persalinan premature hingga dua kali lipat. Selain itu terdapat pula data yang
ditunjukkan oleh Vintzileos dkk pada tahun 2002 dari National Centre of Health
Statistics menunjukkan bahwa laju angka stillbirth pada wanita yang menjalani
ANC adalah 2.7 per 1000 dibandingkan dengan wanita yang tidak menjalani ANC
Cakupan ANC
jumlah wanita yang melakukan ANC minimal satu kali dengan tenaga medis
Lebih parahnya lagi di daerah-daerah dengan angka kematian ibu tertinggi justru
jumlah ANC minimal 4 kali selama kehamilan justru lebih sedikit yaitu untuk
Pelaksnaan ANC
Tujuan ANC
lain: 2
pada tahun 2016 maka tujuan ANC disempurnakan lagi yaitu untuk memberi
perawatan terhadap wanita hamil dengan penuh hormat, sesuai dengan keperluan
individual, dan berpusat pada kontak perorangan dengan penerapan praktik klinis
yang efektif (baik intervensi maupun tes yang dilakukan ), serta memberikan
informasi yang relevan dan tepat waktu, dan dukungan psikososial serta
emosional oleh para praktisi klinis yang terampilan dengan interpersonal yang
Frekuensi
ANC sebaiknya dilakukan segera setelah seorang wanita dari hasil
negara maju yang frekuensi kunjungan ANC nya bisa mencapai 17 kali
didampingi oleh suami atau keluarga yang lainnya agar dapat dilakukan edukasi
dengan baik. Selain itu dari minimal 4 kali kunjungan tersebut bagi ibu-ibu hamil
yang ANC nya dilakukan bersama tenaga medis seperti bidan maka disarankan
setidaknya 1 kali melakukan pemeriksaan pada dokter. Selain itu juga disarankan
Namun saat ini Guideline Development Group dari WHO telah mengkaji
bahwa jumlah ANC minimal 4 kali yang dulu dikenal dengan nama focused
antenatal care (FANC) dinilai masih kurang adekuat untuk menurunkan angka
mortalitas dan memberikan outcome yang baik dari kehamilan. Sehingga pada
tahun 2016 WHO kemudian mengembangakan model ANC baru dengan 8 kali
komunikasi antar petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan jika suatu
untuk menggali kemungkinan adanya riwayat penyakit dari ibu yang dapat
berdampak terhadap kehamilannya saat ini atau mencari tahu mengenai riwayat
sekali untuk mengetahui apakah riwayat menstruasi sebelumnya teratur atau tidak.
Karena jika siklus menstruasi dari ibu yang bersangkutan tidak teratur maka
penghitungan usia kehamilan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik saja sulit
untuk dilakukan dan menjadi tidak akurat. Jika usia kehamilan tidak bisa
dipastikan dengan baik maka penentuan waktu persalinan pun akan menjadi tidak
valid dan dapat menimbulkan berbagai dampak yang buruk bagi kehamilannya
Selain itu perlu juga dilakukan skrinning dan pendataan terkait kondisi
psikososial dari ibu yang sedang hamil tersebut. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi kesehatan mental dari sang ibu yang menurut ACOG juga
pula kondisi social juga perlu didata untuk mengetahui status social ibu,
pendidikan terakhir, ras, dan etnisnya. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi
komunikasi dan edukasi, status nutrisi ibu yang sangat dipengaruhi oleh berbagai
2
faktor tersebut.
Selain itu adanya skrinning psikososial ini saat pendataan awal ketika
ibu baru memulai program ANC nya juga turut membantu mendukung tujuan dari
model ANC baru yang direkonedasikan oleh WHO tahun 2016 dimana ditekankan
terhadap ibu yang bersangkutan dan bersifat privasi serta disesuaikan dengan
kebutuhan per individu. Sehingga dengan adanya skrinning ini petugas kesehatan
dapat mendeteksi kemungkinan apa saja yang akan menjadi penghalang dalam
Evaluasi Klinis
seperti kondisi anemia yang bisa dicurigai dari gambaran konjungtiva yang
bertujuannuntuk mengukur
Setelah dilakukan
varises, dan edema yang dapat menjadi penyulit saat proses persalinan
nanti
dari pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, kadar haemoglobin, tes HIV,
tinggi dan kadar gula darah. Tujuan pemeriksaan ini untuk mendeteksi secara dini
kemungkinan berbagai macam komplikasi dan juga penyakit yang dapat menular
selama kehamilan. Jika dari hasil pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan
laboratorium mendukung kea rah diagnose sesuai tabel disamping maka dapat
Pemeriksaan DJJ
bagi wanita yang terdeteksi positif terinfeksi HIV perlu diulangi lagi
minimal 8 kali pertemuan sesuai dengan rekomendasri WHO 2016, antara lain:
Intervensi Nutrisi
konsumsi makan sehat dan anjuran untuk tetap melakukan aktivitas fisik selama
masa kehamilan. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar ibu hamil tetap dalam
kondisi sehat dan mencegah penambahan berat badan yang berlebih. Berdasarkan
rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan ditentukan dari IMT saat
Kebutuhan kalori
tidak terpenuhi maka saat itu juga protein dalam tubuh akan dipecah
sedang berkembang.1
Kebutuhan protein
atau per harinya adalah 5-6 g. sumber protein terutama dari hewan,
Kebutuhan mineral
kepada wanita hamil namun secara garis besar seorang klinisi dapat memberikan
sesuai dengan porsi yang mereka perlukan dan boleh konsumsi garam
secukupnya
konsentrasinya.
berdasarkan rekomendasi WHO 2016 hal tersebut tidak perlu rutin dilakukan jika
tidak ditemukan hipertensi sebelumnya. Justru terdapat beberapa poin yang harus
diperhatikan baik dari aspek ibu maupun janin yang akan dijelaskan sebagai
berikut:1
- Anemia
- Bakteriuria asimptomatik
ataupun dipstick. 1
psikis dapat menimpa ibu hamil. Sehingga hal ini harus mampu
GDM juga termasuk dalam poin yang harus diperhatikan dari aspek
ibu. Sekali terdeteksi kadar gula darah tinggi pada ibu hamil kapanpun
Kemudian dari aspek bayi teradapat beberapa poin pula yang harus
dievaluasi yaitu: 1
usia kehamilan. 1
Tindakan Pencegahan
- Bakteriuria asimptomatis
Pemberian antibiotic pada wanita hamil dengan bakteriuria
- UTI berulang
- Vaksinasi TT
- Pencegahan konstipasi
Berbagai tindakan terapi baik farmakologis maupun non-farmakologi
1
WHO. WHO recomendations on antenatal care for a positive pregnancy
experience. Luxemburg: Green ink; 2016.
2
Cunningham FG, Leveno KJ & Bloom SL Williams Obstetrics. New York: Mc
Graw Hill; 2014
3
Agus Y, Horiuchi S. Factors influencing the use of antenatal care in rural West
Sumatra, Indonesia. BMC Pregnancy and Childbirth. 2012;12:9.
4
Masfiah S, Anandari D, Taji. Does prenatal care package in Indonesia reduce
miscariage/stillbirth? Management in health 2015; XIX(1):34-37.
5
UNICEF. Maternal Health. [homepage on the Internet]. 2017 [cited 2017 Oct
27]. Available from: Unicef, Web site: https://data.unicef.org/topic/maternal-
health/antenatal-care/
6
WHO.Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan
rujukan. Jakarta: 2013.