Anda di halaman 1dari 4

A.

Tujuan
1. Mahasiswa mengatahui dan menjelaskan karakteristik penguat kelas B dan AB.
2. Mahasiswa dapat merancang penguat kelas B dan AB.
3. Mahasiswa dapat melakukan analisa rangkaian penguat kelas B dan AB.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan penguat kelas B dan AB.

B. Alat dan Bahan


1. Osciloscop 1 buah
2. Multimeter 1 buah
3. Function Generator 1 buah
4. Power supply 1 buah
5. Resistor
6. Transistor
7. Kapasitor
8. Breadboard

C. Dasar Teori

C1. Penguat Kelas B

Dalam rangkaian elektronika terkadang dibutuhkan suatu rangkaian yang


dapat memberikan penguatan pada sinyal masukan yang diberikan atau penguatan
daya. Salah satu peran dari transistor adalah sebagai komponen penguat daya. Besar
penguatan yang diberikan bergantung pada karakteristik transistor yang digunakan
dan jenis kelas penguat daya yang digunakan pula.

Penguat A daya menggunakan satu buah transistor dan mempunyai rata-rata


efisiensi rendah, berkisar antara 25% hingga 30%.

Penguat daya kelas B atau penguat push-pull menggunakan dua transistor[1]


dengan pemasangan yang saling bertolak belakang. Maksud dari saling bertolak
belakang adalah pada penguat daya kelas B terdapat bagian untuk positive half cycle
dan negative half cycle. Hal ini dilakukan agar sinyal yang diloloskan masih tetap
sinyal bolak-balik. Keluaran sinyal pada rangkaian ini masih dimungkinkan terdapat
cacat sehingga untuk mengurangi hal tersebut dibutuhkan keadaan panjar maju
pada tiap emitternya.
Hasil perbandingan input dan output pada rangkaian penguat daya kelas B
adalah sebagai berikut.

Pada gambar 1, rangkaian tersebut akan bekerta jika tegangan pada transistor
sedikit di atas tegangan cutoff atau tegangan batas yakni 0,6 – 0,7 V. Namun karena
dalam kasus ini digunakan tegangan yang berfluktuasi cepat (AC) atau bolak baik
sesuai dengan frekuensi yang diberikan maka kestabilan transistor harus dijaga.
Pada penguat kelas B, digunakan resistor antara kaki basis kedua transistor (lihat
gambar). Spesifikasi kurva VBE, nilai maksimum dan lain-lain dari kedua transistor
yang digunakan harus semirip mungkin, sebagai contoh 2N3904 dengan 2N3906.

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah bawa arus kolektor (IC) pada transistor
cukup sensitive dengan perubahan tegangan VBE dan perubahan suhu yang
diakibatkan oleh adanya beda tegangan tiap kaki transistor. Hal ini akan
menimbulkan crossover distortion. Oleh karena itu untuk mengakomodasi panas
yang dihasilkan dapat digunakan heat sink atau kelongsong bakar untuk menjaga
suhu pada kaki transisitor.

Kelemahan dan kekurangan yang didapati pada penguat kelas B seperti


sensitivitas pada transistor ternyata dapat diatasi dengan penggunaan dioda pada
rangkaian penguat. Ide penggunaan dioda adalah untuk membuat tegangan bias
pada dioda emitter. Untuk melakukan ini dibutuhkan dioda yang memiliki kurva VBE
mirip dengan kurva VBE yang dimiliki oleh transistor pada penguat. Dengan demikian
dioda ini juga akan dapat menekan terjadinya crossover distortion pada penguat.
Penguat jenis ini disebut penguat kelas AB.
Daya output maksimum untuk rangkaian kelas B adalah :

Efisiensi Daya Maksimum Penguat Kelas B Penguat balans kelas B sangat


efisien sehingga banyak digunakan sebagai penguat daya. Untuk rangkaian seperti
gambar berikut, daya DC yang diberikan oleh catu kepada transistor adalah :

Dengan IDC adalah arus ke transistor yang dirata-ratakan dalam satu siklus, yaitu :

sehingga

Sedangkan

Maka daya output AC maksimum untuk penguat kelas B adalah :

sehingga efisiensi daya maksimum dinyatakan :

Disipasi Daya Penguat Kelas B Disipasi daya maksimum pada penguat kelas B
dinyatakan sebagai berikut :
Karakteristik Penguat Kelas B

 Efisiensi lebih tinggi (50 - 70)%.


 Ada pemotongan sinyal maka penguat B dibuat B dibuat "push pull"
 Phush pull atau transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).
 Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar.
 Adanya cacat silang (cros over).
 Tegangan power supply +, - dan ground.
 Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor.
 Batasan tegangan 0,6V.

Fungsi :
Penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir sinyal audio karena
bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt). Dalam
aplikasinya, penguat kelas B menggunakan sistem konfigusi push-pull yang
dibangun oleh dua transistor. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan
dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya
frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.

D. Hasil Percobaan

Anda mungkin juga menyukai