Tujuan
1. Mahasiswa mengatahui dan menjelaskan karakteristik penguat kelas B dan AB.
2. Mahasiswa dapat merancang penguat kelas B dan AB.
3. Mahasiswa dapat melakukan analisa rangkaian penguat kelas B dan AB.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan penguat kelas B dan AB.
C. Dasar Teori
Pada gambar 1, rangkaian tersebut akan bekerta jika tegangan pada transistor
sedikit di atas tegangan cutoff atau tegangan batas yakni 0,6 – 0,7 V. Namun karena
dalam kasus ini digunakan tegangan yang berfluktuasi cepat (AC) atau bolak baik
sesuai dengan frekuensi yang diberikan maka kestabilan transistor harus dijaga.
Pada penguat kelas B, digunakan resistor antara kaki basis kedua transistor (lihat
gambar). Spesifikasi kurva VBE, nilai maksimum dan lain-lain dari kedua transistor
yang digunakan harus semirip mungkin, sebagai contoh 2N3904 dengan 2N3906.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah bawa arus kolektor (IC) pada transistor
cukup sensitive dengan perubahan tegangan VBE dan perubahan suhu yang
diakibatkan oleh adanya beda tegangan tiap kaki transistor. Hal ini akan
menimbulkan crossover distortion. Oleh karena itu untuk mengakomodasi panas
yang dihasilkan dapat digunakan heat sink atau kelongsong bakar untuk menjaga
suhu pada kaki transisitor.
Dengan IDC adalah arus ke transistor yang dirata-ratakan dalam satu siklus, yaitu :
sehingga
Sedangkan
Disipasi Daya Penguat Kelas B Disipasi daya maksimum pada penguat kelas B
dinyatakan sebagai berikut :
Karakteristik Penguat Kelas B
Fungsi :
Penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir sinyal audio karena
bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt). Dalam
aplikasinya, penguat kelas B menggunakan sistem konfigusi push-pull yang
dibangun oleh dua transistor. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan
dalam praktik, meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya
frekuensi radio (RF) yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.
D. Hasil Percobaan