Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

aktivitas hidup sehari-hari.Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai

perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku ini merupakan sekumpulan

perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong

diri sendiri dibidang kesehatan masyarakatnya (Depkes RI, 2012)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri

mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan

aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Maryunani,2013)

PHBS merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa

memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua

perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan

dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat

merupakan pengertian lain dari PHBS (Proverawati,2012)

Pelaksanaan program PHBS dikelompokkan menjadi 5 tatanan,

yaitu PHBS di sekolah, PHBS di rumah tangga, PHBS di institusi

kesehatan, PHBS di tempat umum, PHBS di tempat kerja.Sekolah sebagai

1
2

salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan hal ini disebabkan

karena banyaknya data yang menyebutkan bahwa munculnya sebagian

penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah usia (6-10 tahun)

misalnya: diare, kecacingandan anemia, ternyata umumnya berkaitan

dengan PHBS.

Dampak lainnya dari kurang dilaksanakan PHBS diantaranya yaitu

suasana belajar yang tidak mendukung karena lingkungan sekolah yang

kotor, menurunnya semangat dan proses belajar dan mengajar disekolah,

menurunkan citra sekolah di masyarakat umum. Oleh sebab itu,

penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan

dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan sekolah (Maryunani,

2013).

PHBS disekolah mempunyai delapan indikator yang meliputi,

mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi

jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan

sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk,

tidak merokok disekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi

badan setiap bulan, membuang sampah pada tempatnya (Maryunani,2013).

Dari delapan indikator di sekolah hanya 3 indikator yang di lihat

oleh peneliti yaitu: mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,

mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah, membuang sampah pada

tempatnya. Dari 3 indikator tersebut peneliti melihat apakah anak sekolah

melakukan indikator tersebut dengan fasilitas yang telah di sediakan oleh


3

sekolah karena sekolah tersebut memiliki penghargaan sekolah adiwiyata

nasional tahun 2014.

Green school atau disebut juga dengan adiwiyata adalah salah satu

program kementriannegara lingkungan hidup dalam rangka mendorong

terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam pelestarian

lingkungan hidup.Green school atau adiwiyata mempunyai pengertian atau

makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala

ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi

dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju

kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan, dalam program ini

diharapkan semua warga sekolah terlibat dalam kegiatan sekolah menuju

lingungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif

(Kementrian Negara, 2009).

Berbagai data menunjukkan bahwa masalah kesehatan anak usia

sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar biasanya

berkaitan dengan PHBS seperti: menggosok gigi dengan baik dan benar,

mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah kesehatan yang

sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan

refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Hasil survei kecacingan

2009 oleh Ditjen P2PL menyebutkan 31,8% siswa SD menderita

kecacingan (Kemenkes,2011).

Salah satu sasaran pola hidup bersih dan sehat adalahparasiswa di

sekolah. PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan


4

oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati,2012)

Pentingnya membudayakan cuci tangan memakai sabun secara

baik dan benar juga di dukung oleh World Health Organization

(WHO).Data WHO menunjukkan setiap tahun rata-rata 100 ribu anak di

Indonesia meninggal dunia karna diare. Kajian WHO menyatakan cuci

tangan memakai sabun dan air mengalir dapat mengurangi angka diare

hingga 47%. Data dari subdit diare Kemenkes juga menunjukkan sekitar

300 orang diantara 1000 penduduk masih terjangkit diare sepanjang tahun.

Penyebab utama diare adalah kurangnya PHBS pada anak sekolah dan

masyarakat, salah satu kurangnya pemahaman mengenai cara cuci tangan

dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih dan mengalir

(Kemenkes RI, 2011).

Berdasarkan analisis kecendrungan secara rerata nasional, terdapat

peningkatan proporsi penduduk berprilaku mencuci tangan secara benar

pada anak-anak tahun 2013 yaitu 47,0% dibandingkan tahun 2007 yaitu

23,2%. Demikian pula denganperilaku buang air besar benar terjadi

peningkatan dari 71,1% pada tahun 2007 menjadi 82,6% pada tahun 2013.

Peningkatan tertinggi proporsi penduduk berprilaku mencuci tangan benar

terjadi di Bangka Belitung dengan besar kenaikan 35,0% (20,6% pada

tahun 2007 menjadi 55,6% pada tahun 2013). Peningkatan terbesar


5

proporsi penduduk berprilaku buang air besar benar terjadi di Sumatera

Barat sebesar 14,8%. Untuk perilaku benar dalam menyikat gigi berkaitan

dengan faktor gender, ekonomi, dan daerah tempat tinggal ditemukan

sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi sore

(76,6%). Menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan

sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya 2,3% (Kemenkes

RI, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Fivi (2013) tentang pelaksanaan

PHBS di SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun, hasil penelitian

menunjukkan bahwa lebih dari separuh siswa yang belum melaksanakan

PHBS yaitu 54.7% , sedangkan yang melaksanakan hanya 45,3% siswa.

Jumlah institusi pendidikan di Indonesia khususnya sekolah dasar

adalah 338.729 sekolah 27 Juli 2011.Angka itu berdasarkan nomor pokok

sekolah nasional, kementrian pendidikan nasional, dari semua tingkatan

mulai dari TK sampai perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta.

Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah 6-

10 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS (Kemenkes RI,

2011).

Upaya pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan

masyarakat terus dilakukan antara lain penyediaan fasilitas kesehatan,

terutama pembangunan dan pembenahan rumah sakit, klinik, puskesmas,

sertafasilitas air bersih sesuai standar yang telah ditentukan. Tujuan utama

adalah agar derajat kesehatan masyarakat terus meningkat seperti angka


6

kematian bayi dan balita buruk diatas.Kebijakan yang ditempuh adalah

melalui program peningkatan kuantitas dan kualitas sarana/ prasarana

kesehatan yang ada.Keberhasilan kebijakan sudahseharusnya dibarengi

dengan program peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

hidup sehat, bersih dan teratur.Berdasarkan hasil evaluasi derajat

kesehatan ditentukan oleh pelayanan dansarana/prasarana kesehatan yang

tersedia serta faktor internal dari masyarakat itu sendiri. Angka kesakitan

(morbiditas) penduduk Kota Padang pada tahun 2011 banyak bayi, balita

dan anak-anak terkena penyakit seperti: gastritis 6,15%, diare 7,81% ispa

4,15% (DKK Padang, 2014).

Berdasarkan penelitian Fauziah 2007 tentang Gambaran

pelaksanaan program PHBS pada murid SDN 11 diwilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya PadangTahun 2009 didapatkan, bahwa

pelaksanaan PHBS mencuci tangan dengan air mengalir terlaksanakan

55,3% kurang terlaksankan 44,7%, mengkonsumsi jajanan sehat di

kantinsekolah terlaksanakan 46,8% kurang terlaksanakan 53,2%,

menggunakan jamban yang bersih dan sehat terlaksanakan 72,3% kurang

terlaksanakan 27,7% , olahraga yang teratur dan terukur terlaksanakan

55,3% kurang terlaksanakan 44,7%, memberantas jentik nyamuk

terlaksanakan 51,1%, kurang terlaksanakan 48,9%, tidak merokok

disekolah terlaksanakan 92,6% ,kurang terlaksanaka 7,4%, menimbang

berat badan dan mengukurtinggi badan setiap bulan terlaksanakan 87,2%


7

kurang terlaksanakan 12,8% , membuang sampah pada tempatnya

terlaksanakan 63,8 kurang terlaksanakan 36,2.

B. RumusanMasalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pelaksanaan

program perilaku hidup bersih dan sehat kelas A (III,IV,V) pada anak

sekolah di SDN 16 Surau Gadang Padang Tahun 2016.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pelaksanaan PHBS Pada Anak Sekolah

Dasar kelas A (III,IV,V) pada anak sekolah di SDN 16 Surau Gadang

Padang Tahun 2016 .


2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi program PHBS ditinjau dari upaya

mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

pada anak sekolah di SDN 16 Surau Gadang Padang Tahun 2016.


b. Mengetahui distribusi frekuensi program PHBS ditinjau dari upaya

mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah pada anak sekolah

di SDN 16 Surau Gadang Padang Tahun 2016.


c. Mengetahui distribusi frekuensi program PHBS ditinjau dari upaya

membuang sampah pada tempatnya pada anak sekolah di SDN 16

Surau Gadang Padang Tahun 2016

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi kepala

sekolah sebagai data dalam membuat perencanaan atau kegiatan yang

mencakup dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah
8

2. Bagi STIKes Mercu Bakti Jaya Padang


Hasil penelitian dapat menjadi bahan tambahan bacaan bagi

mahasiswa STIKes Mercu bakti Jaya Padang dan sebagai bahan

referensi perpustakaan STIKes Mercu Bakti Jaya Padang.


3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai data perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang ingin

melakukan penelitian tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Sekolah


1. Defenisi PHBS Disekolah
PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh

peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan sehat (Proverawati ,2012).


2. Tujuan PHBS Di Sekolah
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan

yakni :
a. Tujuan umum
Setiap siswa, guru , dan masyarakat lingkungan sekolah agar mau

dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan

menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah

sehat.
b. Tujuan khusus
9

1) meningkatkan peran serta aktif setiap siswa guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah PHBS di sekolah.


2) memandirikan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan

sekolah.
3. Sasaran PHBS Di Sekolah

a. Siswa

b. Warga sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite

Sekolah, Dan Orang tua Siswa).

c. Masyarakat lingkungan sekolah (Penjaga Kantin, Satpam)

4. Beberapa Indicator Penilaian PHBS Di Sekolah

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagian ukuran untuk

menilai PHBS sekolah atau kegiatan peserta didik dalam menerapkan

PHBS di sekolah antara lain :

a. Mencuci Tangan Dengan Air Yang Mengalir Dan Menggunakan

Sabun
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun adalah:
1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri

penyebab penyakit bila digunakan , kuman berpindah ke tangan


2) Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh

yang biasa menimbulkan penyakit.


3) Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat

menghilangkan kuman 25% dari tangan, sedangkan mencuci

tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun akan dapat
10

membersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga 80% dari

tangan.
Saat harus mencuci tangan yaitu:
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang,

memegang binatang, berkebun).


2) Setelah buang air besar
3) Sebelum makan dan sesudah memegang makanan.
Manfaat mencuci tangan diantaranya :
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
b) Mencegah penularan penyakit seperti diare, sentry,

kolera thypus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi

saluran pernafasan akut.


c) Tangan menjadi bersih dan bebas kuman.
Cara mencuci tangan yang baik dan benar (atikah

proverawati dan eni rahmawati) yaitu:


1) Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan

sabun
2) Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik.
3) Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung

tangan, sela-sela jari, dan kuku.


4) Basuh tangan sampai bersih dengan air yang

mengalir
5) Keringkan dengan handuk bersih.
b. Mengkonsumsi Jajanan Sehat Dikantin Sekolah
Jajanan bagi anak merupakan hal yang penting sering

dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang

mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Parathyphi

A di 25%-50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri

ini mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih

dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang


11

umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah

penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) illegal seperti borax

(pengawet yang mengandung logam berat boron), formalin

(pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna

merah tekstil), dan methanol yellow (pewarna kuning pada tekstil)

(luroa inggrasia,2010).
Alasan tidak boleh jajan disembarangan tempat, harus dikantin

sekolah karena :
1) Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin

kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan terlindung

dari serangga dan tikus


2) Makanan yang bergizi meningkatkan kesehatan dan kecerdasan

siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi disekolah.


3) Tersedianya air bersih dan mengalir dan sabun untuk mencuci

tangan dan peralatan makan.


4) Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran

pembuangan air kotor.


5) Adanya pengawasan secara teratur oleh guru, siswa dan komite

sekolah.
c. Menggunakan Jamban Yang Bersih Dan Sehat , Serta Menjaga

Kebersihan Jamban.
Jamban merupakan sanitasi dasar yang harus dimiliki setiap

masyarakat. Pentingnya buang air bersih di jamban yang bersih adalah

untuk menghindari dari berbagai penyakit yang timbul karena sanitasi

yang buruk. Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar

pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter


12

dari sumber air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak

mencemari lingkungan sekitar.


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas

pembuangan kotoran manusia, yang terdiri atas tempat jongkok atau

tempat duduk dengan leher atau tanpa leher angsa (cemlung). Yang

dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk

membersihkannya.

Manfaat yang diperoleh jika menggunakan jamban bersih adalah:

1) Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.


2) Tidak mencamari sumber air yang ada disekitar
3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat

menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri, thypus,

kecacingan, penyakit infeksi saluran pencarnaan.


Syarat jamban sehat yaitu :
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air

minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)


b) Tidak berbau
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
d) Tidak mencemari tanah sekitar
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g) Penerangan dan ventilasi cukup
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i) Tersedia air, sabun dan alat pembersih
Cara memelihara jamban sehat adalah :
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada

genangan air
2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruangan jamban

dalam keadaan bersih


3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4) Tidak ada serangga (kecoa,lalat) dan tikus yang berkeliaran.
5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6) Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
13

d. Olahraga Dan Aktivitas Fisik Yang Teratur Dan Terukur


Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana

untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan

kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah

suatu aktifitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan

gerak tubuh berulang-ulang dan di tujukan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani.
Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit

dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta

alat tubuh lainnya.


Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan adalah :
1) Bisa berupa kegiatan sehari-hari yaitu; berjalan kaki, berkebun,

kerja ditaman, mencuci pakaian, mencuci mobil, naik turun tangga,

mengepel lantai dan membwa barang belanjaan


2) Bisa berupa olahraga yaitu : push-up, lari ringan, bermain bola,

berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat.


Cara melakukan aktivitas yang benar adalah :
a) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum

terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan

ditingkatkan secara bertahap.


b) Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah

makan.
c) Awali aktivitas fisik dengan pemanasan atau peregangan.
d) Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan

sampai sedang.
e. Memberantas Jentik Nyamuk Disekolah Secara Rutin
Memberantas jentik nyamuk adalah kegiatan memerikasa tempat-

tempat penampungan air bersih yang ada disekolah (bak mandi,

kolam) apakah bebas dari jentik nyamuk atau tidak.


Kegiatan memberantas jentik nyamuk disekolah diantara nya:
14

1) Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3

M (menguras, menutup, mengubur dan menghindari gigitan

nyamuk)
2) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik,

kepompong nyamuk penular berbagai penyakit, seperti demam

berdarah, demam dangue, chikungunya, malaria, filariaris (kaki

gajah) di tempat – tempat perkembang biakannya.


Manfaat sekolah bebas dari jentik nyamuk adalah :
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan

penyakit dengan perantara nyamuk dapat divegah atau

dikurangi.
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakitsemakin besar

seperti demam berdarah dangue (DBD), malaria, chikungunya,

atau kaki gajah.


c) Lingkunagn sekolah menjadi bersih dan sehat.

f. Tidak Merokok Disekolah


Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen, dan

setidaknya 200 dantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan.

Racun utama pada rokok adalah tar,nikotin, dan karbon monoksida.

Oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindari sejak dini mulai

dari tingkat sekolah dasar.


Alasan tidak boleh merokok disekolah adalah karena rokok adalah

ibarat pabrik bahan kimia. Dalam 1 batang rokok yang diisap akan

dikeluarkan 4.000 bahan kimia yang berbahaya diantaranya yang

paling berbahaya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida.nikotin

menyebabkan ketagihan serta merusak aliran darah, tar menyebabkan

kerusakan pada sel paru-paru dan kanker, sedangkan karbon


15

monoksida menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa

oksigen, sehingga sel tubuh akan mati.


Seorang perokok dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Perokok aktif
Adalah yang merokok secara rutin walaupun itu Cuma 1

batang dalam sehari.atau orang yang menghisap rokok

walaupun tidak rutin sekalipin atau hanya sekedar coba-coba.


2) Perokok pasif
Adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap

rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan

tertutup dengan orang yang sedang merokok.


g. Menimbang Berat Badan Dan Mengukur Tinggi Badan Peserta

Didik
Mengukur berat badan dan tinggi badan merupakan salah satu

upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pertumbuhan dikatakan normal apabila ukuran tubuhnya sesuai dengan

ukuran tubuh anak-anak lain seusianya.


Alasan siswa perlu ditimbang setiap 6 bulan adalah untuk

memantau pertumbuhan berat badan dan tinggi badan normal siswa

agar segera diketahui jika ada siswa yang mengalami gizi kurang

maupun gizi lebih.

Manfaat penimbangan siswa setiap 6 bulan di sekolah antara lain :

1) Untuk mengetahui apakah siswa tumbuh sehat.


2) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan

siswa.
3) Untuk mengetahui siswa yang dicurigai gizi kurang dan

gizinlebih, sehingga jika ada kelainan yang berpengaruh


16

langsung dalam proses belajar disekolah, dapat segera dirujuk

ke puskesmas.
h. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana

yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan, namun

sangat susah untuk diterapkan, hasil penelitian ini sesuai dengan

pernyataan oleh Andang Binawan yang menyebutkan bahwa kebiasaan

membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan

masyarakat, tidak hanya warga miskin bahkan mereka yang

berpendidikan tinggi pun melakukannya (luroa inggrasia,2010).


Alasan membuang sampah ditempatnya adalah karena sampah

adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia maupun alam. Selain kotor, tidak sedap dipandang

mata, sampah juga mengundang kuman penyakit, oleh karena itu

sampah harus dibuang di tempat sampah.


Secara garis besar, Depkes RI (2001) membedakan sampah

menjadi tiga jenis, yaitu :


1) Sampah organic atau kering, yang tidak dapat mengalami

pembusukan secara alamiah, contoh : logam, besi, kaleng,

plastic, karet atau botol


2) Sampah organic atau basah, yang dapat mengalami

pembusukan secara alami, contoh : sampah dapur, sampah

restoran, sisa sayuran, rempah-rempah, atau sisa buah.


3) Sampah berbahaya, contoh: baterai, botol racun nyamuk, atau

jarum suntik bekas.


5. Bermacam Penyakit Yang Terdapat Pada PHBS
Berikut ini merupakan beberapa data jenis penyakit yang di derita oleh

anak sekolah (SD) terkait perilaku:


17

a. Diare
b. TBC
c. Anemia
d. Kecacingan
e. karies dan periodontal
f. kasus merokok
6. Strategi Pelaksanan PHBS
Kebijakan nasional promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar

promosi kesehatan dan PHBS :


a. Gerakan pemberdayaan (Empowerment)
Empowerment strategi pokok dalam mengembangkan kemampuan

individu dan memperkuat gerakan masyarakat. Merupakan proses

pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok

( sasaran ) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti

perkembangan sasaran. Serta proses membantu sasaran, perubahan

sasaran yang diharapkan adalah terjadinya perubahan dalam tiga

aspek berikut:
1) Aspek Knowledge
Terjadi perubahan dari tidak tau menjadi tau atau dasar.
2) Aspek Attitude
Terjadi perubahan dari tau menjadi mau.
3) Aspek Practice
Terjadi perubahan dari mau menjadi mampu melaksanakan

perilaku yang di perkenalkan.

b. Bina Suasana (Social Support)


Social Support adalah strategi pokok dalam rangka menciptakan

lingkungan (khususnya non-fisik) yang mendukung. Upaya

menciptakan lingkungan social yang mendorong individu anggota

masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang di perkenalkan.

Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana antara lain :


1) Pendekatan individu
2) Pendekatan kelompok
18

3) Pendekatan masyarakat umum atau public


c. Advokasi (Advocacy)
Advocacy strategi pokok dalam rangka mengembangkan kebijakan

berwawasan kesehatan, menciptakan lingkungan fisik mendukung

dan menata kembali arah pelayanan kesehatan. Upaya atau proses

yang strategi dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan

dukungan dari pihak-pihak terkait (Stakeholders). Pihak-pihak

terkain ini dapat berupa tokoh masyarakat formal yang berperan

sebagai penentu kebijakan pemerintah. Selain itu , tokoh masyarakat

informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha dan lain sebagainya

dapat berperan sebagai penentu kebijakan tidak tertulis dibidang atau

sebagai penyandang dana non pemerintah.


Sasaran advokasi terdapat tahap-tahapan yaitu :
1) Mengetahui adanya masalah
2) Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan

mempertimbangkan alternative pemecahan masalah.


4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah

satu alternative pemecahan masalah


5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
19

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori
PHBS disekolah didefenisikan sebagai sekupulan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan

sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pebelajran, sehingga mampu

mencegah penyakit secara mandiri, meningkatan kesehatannya, serta

berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.


Menurut Maryunani (2013) ada 8 indikator PHBS pada anak

sekolah mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun,

mengonsusi jajanan sehat di kantin sekolah., enggunakan jamban yang

bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, meberantas jentik

nyamuk, tidak merokok disekolah, enimbang berat badan dan tinggi

badan setiap bulan, membuang sampah pada tepatnya. Pentingnya

PHBS pada anak sekolah yaitu Anak usia sekolah termasuk kelompok

masyarakat yang mempunyai resiko tinggi, anak usia sekolah adalah


20

waktu yang paling tepat untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan

hidup sehat, anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari golongan

anak-anak. Terutaa di Negara yang engenal wajib belajar. Sekolah

adalah salah satu institusi masyarakat yang telah terorganisir secara

baik. Kesehatan anak usia sekolah akan menentukan kesehatan

masyarakat dan bangsa dimasa depan.

Berdasarkan teori diatas maka konsep sebagai berikut


B. Kerangka Konsep

1. Mencuci tangan
dengan air mengalir
dan menggunakan
Program PHBS Di Sekolah sabun.
2. Mengonsumsi jajanan
sehat dikantin sekolah.
3. Membuang sampah
pada tepatnya.

Bagan 3.1 : Kerangka Konsep Tentang Gambaran Pelaksanaan Program Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Kelas A (III, IV, V) Pada Anak Sekolah Di SDN

16 Surau Gadang Padang Tahun 2016


21

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat

gambaran atau mendeskrisikan tentang sesuatu keadaan secara objektif

(Notoatodjo, 2010). Hasil yang diharapkan penulis adalah melihat

Gambaran Pelaksanaan Program Hidup Bersih Dan Sehat kelas A (III,

IV, V) Pada Anak Sekolah di SDN 16 Surau Gadang Padang tahun

2016.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuakan di SDN 16 Surau Gadang padang dan

dilakukan pada bulan juli – februari 2017.


C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoadodjo, 2010). Populasi penelitian ini adalah anak sekolah di

SDN 16 Surau gadang kelas IIIA, IVA, VA berjumlah 100 siswa.


2. Sampel
Sampel adalah bagianyang diabil dari seluruh objek yang diteliti dan

dianggap ewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam

penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan ialah pengambilan

sampel dengan cara sampling dengan teknik propotinal stratified

random sampling dengan rumus (Nursalam,2011).


22

Keterangan :

n = Perkiraan jumlah sampel

N = perkiraan beasar populasi

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)

Maka :

Berdasarkan ruus diatas, dari populasi sebesar 100 maka

didapatkan minimal 80 sampel. Kemudian teknik sampling yang

digunakan dala penelitian ini adalah propotional stratified random

sampling. Pengambilan sampel secara proposi dilakukan dengan mengabil

subjek dari setiap strata atau setiap wilayah. Ditentukan seimbang dengan

banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah (Sugiyono,

2011).
23

Maka untuk menentukan masing-masing kelas digunakan rumus

pengambilan sampel :

Keterangan :

ni = Jumlah sampel kelas

Ni = Populasi Kelas

n = Besar sampel keseluruhan

N = Populasi keseluruhan

Tabel 4.1 Perhitungan sample masing-masing kelas

Jumlah Besar
No Kelas Perhitungan
Siswa Sampel

SDN 16 Surau
Gadang

Kelas III A
1 35 28

Kelas IV A
2 32 26

Kelas V A
3 33 26

Jumlah 100 80
24

Setelah dilakukan peilihan sampel dengan pengambilan secara acak

sederhana. Caranya yaitu dengan menggunakan siste lotre. Hal ini

berarti tiap tiap anak sekolah mepunyai kesempatan yang saa untuk

diseleksi sebagai sampel.

a. Kriteria Inklusi
1. Siswa/i yang ada ditempat saat penelitian
2. Siswa/i yang bersedia enjadi responden dan menandatangani

surat pernyataan bersedia menjadi responden


3. Siswa/i kelas IIIA, IVA, VA SDN 16 Surau Gadang
b. Kriteria Ekslusi
1. Siswa/i yang sakit pada saat penelitian

D. Variabel dan Defenisi Operasional


Table 4.2 Defenisi Operasional

Vari Sub Defenisi Cara Alat Skala hasil


abel Variabel Operasional Ukur Ukur

Pela Mencuci Suatu Angket Kuesio Ordinal Terlaksa


ksan tangan kegiatan ner nakan,
aan dengan mencuci jika skor
prog sabun tangan ≥15 %
ram dan air dengan air Tidak
PHB mengalir mengalir dan terlaksan
S menggunaka akan
n sabun dengan
supaya baik, jik
terhindar dari skor <
kuman dan 15%
penyakit.

Mengko Mengkonsum Angket Kuesio Ordinal Terlaksa


nsumsi si makanan ner nakan,
jajanan dengan menu jika skor
25

kantin seimbang ≥6,9%


sekolah (mengandung Tidak
karbohidrat,ll terlaksan
ama,protein akan
vitamin dan dengan
mineral) di baik, jik
sekolah. skor <
6,9%

Membua Kegiatan Angket Kuesio Ordinal Terlaksa


ng membuang nakan,
sampah sampah pada ner jika skor
pada tempatnya ≥ 8,8 %
tempatny agar sampah Tidak
a tidak terlaksan
berserakan akan
dan terhindar dengan
dari penyakit. baik, jik
skor <
8,8%

E. Instrumen Penelitian
Instruen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data (Nursala,2011). Instrument yang digunakan dala

penelitian ini adlah kuesioner. Daftar pertanyaan yang ada pada kuesioner

didapat dari penelitian sebelunya dan mengacu pada konsep dan teori yang

diuraikan dala tinjauan pustaka, instruen ini terdiri dari :


1. Instrument pertama berisi data demografi yang berisikan nomor

responden, inisial responden, usia, alamat, kelas, jenis kelamin.


2. Instrument kedua dilakukan penelitian tentang perilaku hidup bersih

dan sehat enggunakan kuesioner dengan skala likert. Pada skala likert

tidak ada jawaban benar ataupun salah, responden memberikan respon

dengan derajat kesetujuan atau ketidak setujuan. Ini berdasarkan alat


26

ukur yang telah dibakukan oleh fauziah, (2007). Bagian ini terdiri atas

11 pertanyaan. Skala ini terdiri atas 4 pilihan jawaban yaitu sangat tidak

pernah (1), jarang (2), sering (3), dan selalu (4).


Penilaian pernyataan positif (favourable) yaitu :
 Selalu = 4
 Sering = 3
 Jarang = 2
 Tidak pernah = 1

Penilaian pernyataan negative (unfavourable) yaitu :

 Selalu = 1
 Sering = 2
 Jarang = 3
 Tidak pernah = 4

F. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengurus

surat izin
penelitian di STIKes mercu Bakti Jaya Padang, kemudian surat ditujukan

kepada SDN 16 Surau gadang Padang. Penelitian ini dilakukan setelah

penelitian dinyatakan lulus dalam ujian proposal penelitian untuk

selanjutnya mendapat persetujuan dari institusi STIKes mercu Bakti Jaya

Padang. Setelah mendapatkan surat izin, barulah peneliti mulai melakukan

peneltian. Dengan , memperhatikan masalah etika menurut Dharma (2011)

yang meliputi :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect For Human

Dignity)
Penelitian perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk

mendapatkan informasi yang terbuka terkaitan dengan jalannya

penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari


27

paksaan untuk berpatisipasi dalam kegiatan penelitian (autonnomy).

Beberapa tindakanyang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan

martabat manusia, adalah : penelitian formulir persetujuan subyek

(informed concent). Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada

subjek penelitian. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan

tujuan peneliti yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin

terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Setelah diberikan

penjelaskan, lembar persetujuan diberikan kepada subjek penelitian.

Jika subjek penelitian bersedia diteliti maka mereka akan

menandatangani lembar persetujuan namun jika subjek peneliti

menolak untuk di teliti, maka peneliti tidak akam memaksa dan tetap

menghormatinya.
2. Menghargai privasi dan kerahasiaan suyek penelitian ( Respect for

privacy and confidentiality)


Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu. Pada dasarnya peneliian akan diberikan akibat

terbykanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat

pribado. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya

diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-

hak dasar individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh

menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat

asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga

anatomis adan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat


28

menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai

pengganti identitas responden.


3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justiceand inclusiveness)
Untuk memenuhiprinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara

jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan

faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas,

psikologis serta perasaan regilius subyek penelitian. Lingkukan

penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu

kejelasan prosedur penelitian, prinsip keadilan menekankan sejauh

mana kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara

merata atau menurut kebutuhan, kemampuan, kontribusi dan pilihan

bebas masyarakat. Sebagai contoh dalam prosedur penelitian, peneliti

mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk

mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun

sesudah berpartisipasi dalam penelitian.


4. Mempertimbangkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harms and benefits)


Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi

subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkatpopulasi

(benefience). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

subyek (nonmaleficence).apabila intervensi penelitian berpotensi

mengakibatkan cedera untuk stres tambahan maka subyek dikeluarkan

dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan,

stress, maupun kematian subyek penelitian.


29

G. Metode pengumpula Data


1. Pengumpulan Data
a. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder. Data primer didapatkan menggunakan kuisioner

yang memuat pertanyaan untuk memperoleh data secara langsung.

Sedangkan data sekunder verupa informasi anak sekolah SDN 16

Surau Gadang Padang.

b. Langkah – langkah Pengumpulan Data


1) Penelitian mengumpulkan responden sesuai dengan kriteria

inklusi dan ekslusi


2) Responden diorientasikan terhadap tujuan penelitian oleh

peneliti
3) Sampel siswa/i III, IV, V SDN 16 Surau Gadang Padang Tahun

2016 yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

sebagai responden setelah menyetujui lembar persetujuan

(inform consent) yang diajukan oleh peneliti


4) Responden diberikan kuisioner mengenai perilaku hidup bersih

dan sehat.
5) Setelah terisi dengan lengkap dan benar, kuisioner

dikembalikan kepada peneliti


6) Peneliti memeriksa kelengkapan lembar penelitian. Apabila ada

data yang tidak lengkap maka peneliti meminta respinden

melengkapi data kuisioner,stelah terkumpul, peneliti mengakiri

pertemuan dengan responden.


2. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan secara manual dan menggunkan

komputer dengan tahapan sebagi berikut :


a. Editing (pemeriksaan Data )
30

Editing yaitu proses awal dari pengolahan data dimulai dengan

pemeriksaan data dari lapangan, kemudian penelitian memastikan

bahwa data yang diperoleh baik, artinya data tersebut telah terisi

semua. Konsisten, relevan, dan dapat dibaca dengan bail. Hal ini

dilakukan dengan memeriksa tiap lembar kuisioner yang ada


b. Coding ( Pengkodean Data)
Coding yaitu data yang diperoleh dari sumber data yang sudah

diperiksa kelengkapannya kemudian diubah menjadi angka dengan

tujuan mempermudah saat analisadan mempercepat entry data.

Pengkodeaan dilakukan dengan mengacu pada kode yang telah

disusun.
c. Entry Data ( Memasukkan Data)
Pada tahap ini data dimasukkan kedalam komputersesuai deangan

urutan nomor responden yang diteliti seperti yang tertera pada

instrument penelitian. Sehingga memudahkanpeneliti untuk

melakukan proses pengolahan data.


d. Cleaning ( Membersihkan Data)
Kegiatan cleaning adalah pengecejan kembali data yang telah

dientry dalam komputer untuk memastikan bahwa data tersebut

bersih dari kesalahan sehingga data tersebut benar-benar bersih

dari kesalahan dan siap untuk dianalisa.

H. Analisa Data
Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat terhadap masing-

masing variabel yang diteliti. Analisa data menggunakan statistik

deskriptif berupa distribusi frekuensi dengan ukuran persentase

(Notoatmodjo,2010).
31

Anda mungkin juga menyukai