“KOAGULASI”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Unit Proses
DISUSUN OLEH :
1.ATIQAH ULFA NADIYAH (1410941004)
2. WAHDINI PUTRI GUSPI (1410942004)
3. RISNA FATILLA (1510941025)
4.WIDYA (1510941033)
5. MUNASARI (1510942002)
DOSEN:
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu proses koagulasi dan flokulasi
2. Mengetahui Proses kimia dari koagulasi dan
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses koagulasi dan
flokulasi.
4. Mengetahui kelebihan dari proses koagulasi dan flokulasi dalam sistem
penyediaan air minum
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menambah pengetahuan mengenai proses koagulasi dan flokulasi dalam
instalasi pengolahan air.
2. Sebagai bahan referensi bagi pembaca mengenai metode koagulasi dan
flokulasi dalam instalasi pengolahan air.
BAB II
LANDASAN TEORI
𝑃
G= √𝑉.𝜇 (2.1)
dalam hal ini:
P = suplai tenaga ke air (N.m/detik)
V = volume air yang diaduk, m3
µ = viskositas absolut air, N.detik/m2
Persamaan (2.1) berlaku umum untuk semua jenis pengadukan. Parameter yang
membedakannya adalah besarnya tenaga yang disuplai ke dalam air (P) yang dapat
dihitung dengan rumus-rumus yang akan dijelaskan pada subbab 2.3.2. Rumus
yang digunakan untuk menghitung nilai P bergantung pada metoda pengadukan
yang digunakan.
Gambar 2.3 Tipe paddle (a) tampak atas, (b) tampak samping
Tabel 2.2 Kriteria Impeller
Gambar 2.4 Tipe turbine dan propeller. (a) turbine blade lurus, (b) turbine blade
dengan piringan, (c) turbin dengan blade menyerong, (d) propeller 2 blade, (e)
propeller 3 blade (Qasim, dkk., 2000)
dengan:
P = tenaga , N-m/det.
KT = konstanta pengaduk untuk aliran turbulen
n = kecepatan putaran, rps
Di = diameter pengaduk, m
ρ = massa jenis air, kg/m3
KL = konstanta pengaduk untuk aliran laminar
μ = kekentalan absolut cairan, (N-det/m2).
Nilai KT dan KL untuk tangki bersekat 4 buah pada dinding tangki, dengan lebar
sekat 10 % dari diameter tangki diberikan pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Konstanta KT dan KL untuk tangki bersekat
di mana:
P = tenaga, N.m/det
CD = koefisien drag (dapat dilihat pada Tabel 5.6)
A = luas permukaan paddle wheel, m2
ρ = rapat massa air, kg/ m3
v = kecepatan relatif putaran paddle, m/det
Sistem IPAM memiliki flokulator seperti gambar di bawah untuk mengolah air
dengan debit 12.000 m3/hari. Flokulator terdiri dari tiga kompartemen dengan
ukuran yang sama, panjang total 18 m dan tinggi 4,5 m dan lebar 4,5 m.
Kompartemen pertama memiliki 4 buah paddle dengan jarak dari poros sebesar 1,9 ;
1,7 ; 1,5; 1,3 m. Kompartemen kedua memiliki 3 buah paddle dengan jarak dari
poros 1,9 ; 1,7; 1,5 m, sedangkan kompartemen ketiga memiliki 2 buah paddle
dengan jarak dari poros sebesar 1,9 dan 1,5 m. Setiap paddle memiliki ukuran lebar
0,1 m dan panjang 4,5 m. Pada suhu 25 C, hitung kecepatan putar poros agar nilai
G rata–rata 25/detik.
Penyelasian:
1. Hitung tenaga untuk menghasilkan G = 25/detik
Pada suhu 25 C nilai = 0,89 x 10-3 kg/m.det dan =997 kg/m3
P = G2 μ V = (25/detik)2 x (0,89 x 10-3 kg/m.det) x (18 m x 4,5 m x 4,5 m) = 203 N-
m/detik
Nilai P ini adalah tenaga total yang dihasilkan oleh tiga kompartemen.
2. Hitung nilai kecepatan relatif tiap paddle pada kompartemen pertama:
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,9 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,9 = (8,95 n) m/detik
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,7 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,7 = (8,01 n) m/detik
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,5 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,5 = (7,07 n) m/detik
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,3 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,3 = (6,13 n) m/detik
3. Hitung nilai kecepatan relatif tiap paddle pada kompartemen kedua:
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,9 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,9 = (8,95 n) m/detik
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,7 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,7 = (8,01 n) m/detik Untuk paddle
dengan jarak ke poros = 1,5 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,5 = (7,07 n) m/detik
4. Hitung nilai kecepatan relatif tiap paddle pada kompartemen ketiga:
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,9 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,9 = (8,95 n) m/detik
Untuk paddle dengan jarak ke poros = 1,5 m:
vi = 0,75 x (n rps) x 2 π r = 0,75 n x 2 x π x 1,5 = (7,07 n) m/detik
5. Hitung kecepatan putaran (n):
Dalam sistem flokulator di atas, hanya ada satu nilai n karena putaran dihasilkan
oleh satu
poros.
Ukuran paddle adalah sama, Li = 4,5 m dan Wi = 0,1 m.
Ratio Li/Wi = 45. Berdasarkan Tabel 5.6, nilai CD = 1,9
A = jumlah tangkai x 4,5 m x 0,1 m = 2 x 4,5 m x 0,1 m
Gunakan persamaan
203 N-m/detik = (1/2) x 1,9 x (2 x 4,5 m x 0,1 m) x (997 kg/m3) x {(8,95 n)3 +
(8,01n)3 + (7,07n)3 + (6,13 n)3 + (8,95 n)3 + (8,01 n)3 + (7,07 n)3 + (8,95 n)3 +
(7,07 n)3}
m/detik
n = 0,0377 rps = 2,26 rpm
Jadi, untuk menghasilkan nilai G rata–rata 25/detik, maka paddle wheel harus
diputar dengan kecepatan 2,26 putaran per menit.
DAFTAR PUSTAKA
Water Treatment Handbook, 6th edition, Volume 1, Degremont Water and the
Environment, 1991
Casey. T.J., Unit Treatment Processes in Water and Wastewater Engineering, John
Wiley & Sons, Singapore, 1997.
Droste, Ronald L., Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment, John
Wiley & Sons, New York, 1997
Qasim, Syed R, Edward M. Motley, dan Guang Zhu, Water Works Engineering:
Planning, Design dan Operation, Prentice Hall PTR, Upper Saddle River, NJ
07458, 2000.
Reynolds, Tom D. dan Richards, Paul A., Unit Operations and Processes in
Environmental Engineering, 2nd edition, PWS Publishing Company, Boston,
1996.
Fair, Gordon M., Geyer, John C., dan Okun, Daniel A., Water and Wastewater
Engineering, Volume 2: Water Purification and Wastewater Treatment and
Disposal, John Wiley and Sons Inc. New York, 1981