Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOGENESIS PADA KATAK (Ranasp), EMBRIO

MAMALIA, EMBRIO BULU BABI DAN EMBRIO IKAN GATUL HIDUP

Novika Dwi Utamining Tyas (160342606294)


Pembibing : Dra. Dwi Listyorini, M.Si, D.Sc
Offering I/2016
Jurusan biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Malang
Email :dnovika28@gmail.com

PENDAHULUAN

Secara umum, embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel dari
embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari perkembangan manusia.
Tepatnya, embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum
yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia (Sadler,
2000). Secara umum, sel embrionik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain
sel tunggal (yang telah dibuahi), blastomer, blastula, gastrula, neurula, embrio atau janin.

Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini


merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi.
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis
disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang
melalui beberapa fase, antara lain sel tunggal (yang telah dibuahi), blastomer, blastula,
gastrula, neurula, dan embrio atau janin. Setelah fertilisasi zigot mulai membentuk suatu
organisme multiseluler dimulai dengan proses pembelahan yaitu urutan pembelahan mitosis
membagi volume telur menjadi banyak sel-sel kecil. Selama tahapan pembelahan tidak terjadi
pertambahan volume embrio, jadi walaupun terjadi pembelahan sel tetapi tidak diikuti dengan
pertumbuhan sel. Ciri khas stadium pembelahan adalah bahwa pembelahan berlangsung tanpa
istirahat dan rasio inti sitoplasma bertambah kecil. Pembelahan blastomer terdiri atas
pembelahan inti (kariokenesis) yang kemudian diikuti oleh pembelahan sel (sitokenesis) dan
alur pembelahan sama dengan bidang metaphase dari fase mitosis yang telah dialaminya.

Salah satu peristiwa yang terjadi dalam reproduksi adalah rangkaian tahapan
perkembangan janin atau embrio. Selama perkembangan dan pertumbuhannya zigot akan
selalu melakukan pembelahan yang berulang-ulang. Akibatnya terbentuk ribuan sel-sel yang
potensial untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan arahnya. Pembelahan ini akan
berakhir membentuk brastula. Setelah periode pembelahan dan pembentukan brastula maka
embrio akan memasuki tahapan paling kritis dalam perkembangannya yaitu proses garastulasi.
Embrio yang melakukan proses ini disebut gastrula. Proses selanjutnya adalah neurulasi, yang
merupakan proses pembentukan bakal sistem saraf pusat.

TUJUAN
Mempelajari perkembangan embrio katak,manusia,bulubabi, ikan gathul mulai zigot
sampai bentuk larva..

METODE PENELITIAN

Praktikum ini dilakukan pada tanggal 6,13,20 Oktober tahun 2017 di laboratorium biologi FMIPA
Universitas Negeri Malang. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan alat
peraga serta preparat dari embrio ikan gatul, katak, manusia, bulu babi
Alat yang akan digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah papan seksi, alat bedah,
pipet tetes, cawan petri ,mikroskop cahaya, mikroskop stereo. Sedangkan bahan yang kami
butuhkan adalah preparat dan alat peraga embrio ikan gatul, katak, manusia, bulu babi.
Langkah pertama yang dilakukan pada pengamatan dari model perkembangan embrio
katak adalah dengan mengamati satu persatu model perkembangan embrio katak, bulu babi ,
manusia. kemudian mencatat hal-hal yang perlu di catat. Kemudian pengamatan dari preparat
sayatan embrio katak yaitu dengan menggunakan mikroskop stereo dan mengamati serta
mencatat bagian-bagian yang sudah teramati.
Selanjutnya pengamatan pada ikan gatul yaitu dengan menggunakan model
perkembangan ikan gatul dan Ikan Gatul yang kecil diletakkan pada papan seksi. Bagian
perutnya dibuka dan diamati ovariumnya, kemudian digambar. Langkah selanjutnya diambil
ovarium tersebut dan diletakkan pada cawan petri, ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati
dengan lup dan digambar. Setelah itu pembungkus ovarium dibuka dan ditetesi sedikit air. Telur
diambil satu per satu lalu diletakkan di atas gelas arloji dan ditetesi air kemudian diamati
dengan lup. Telur yang belum dibuahi dan yang telah dibuahi dibandingkan dan digambar. Ikan
betina yang besar diambil, ditetesi dengan sedikit air kemudian diamati dibawah mikroskop
stereo. Setelah itu ovariumnya diambil dan diletakkan pada gelas arloji, ditetesi dengan sedikit
air kemudian diamati dengan lup dan digambar. Pembungkus ovarium dibuka dan ditetesi
sedikit air. Telur diambil satu per satu lalu diletakkan pada cawan petri dan ditetesi air
kemudian diamati dengan lup. Perkembangan embrio-embrio yang telah diperoleh diurutkan.
Hasilnya dibedakan dan digambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a) perkembangan embrio pada manusia

Keterangan: (a) sel telur, (b) sel sperma masuk ke sel telur, (c) fertilisasi sel
sperma dan sel telur, (d)&(e) pembelahan mitosis, (f) 2 celled stage, (g) 4 celled
stage, (h) morula, (i) blastula, (j) implantation, (k) 8 days embrio, (l) 12 days
embrio, (m) 22 days embrio, (n) 28 days embrio, (o) 2 months-fetus, (OV) ovum, (S)
sperma, (CA) cairan amnion, (KT) korda sel trofoblastik, (massa sel dalam), (T)
trofoblas, (C) cauda, (N) netochorda, (CO) cupulla optika, (FU) funiculus
umbilicalis, (A) amnion, (KY) kantong yolk, (P) plasenta.

Alat peraga yang diamati adalah alat peraga yang memperlihatkan tahap-tahap
pembelahan pada embrio manusia. Pada model pertama tersebut terlihat terdapat satu sel telur
dengan 1 badan polosit yang terletak pada bagian atas. Pada model seperti ini menunjukkan
bahwa sel telur pada tahap metaphase II. Pada model kedua terlihat sel telur dan sperma. Pada
model ketiga terlihat peleburan inti dari sel telur dan inti dari sperma, ini memperlihatkan
terjadinya proses fertilisasi. Pada model keempat terlihat pembelahan inti sel. Pada model
kelima terlihat pembelahan dinding selnya. Pada model keenam terlihat tahap pembelahan 2
sel. Pada model ketujuh terlihat pembelahan 4 sel. Pada model ke-delapan terlihat tahap
morulasi yang terdapat mikromer dan makromer. Pada model ke-sembilan terlihat tahap
blastulasi yang didalamnya terdapat Inner Cell Mass (ICM), blastosol dan sel trofoblas. Pada
model ke-sepuluh terlihat Hatching, Inner Cell Mass (ICM),Endoderm, blastosol dan sel
trofoblas. Pada model ke-sepuluh ini juga masih pada tahap blastulasi. Pada model ke-sebelas
terlihat jelas sudah terdapat pemisahan daerah yaitu rongga amnion yang terletak pada epiblas
dan terletak di bagian atas. fungsi dari rongga amnion ini yaitu sebagai selaput ekstra embrio.
Pada model ini terlihat juga endoderm, sel trofoblas, keping embrio, dan gastrosol. Pada model
ke-dua belas terlihat juga endoderm, sel trofoblas, amnion, keping embrio, gastrosol atau
kantung yolk dan coelom. Pada model ke-tiga belas terlihat adanya keping embrio, primitive
streak serta yolk. Adanya yolk ini berfungsi sebagai pemberian nutrisi karena belum mempunyai
embrio. Pada model ke-empat belas terlihat adanya embrio yang telah membentuk bakal otak
yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu prosensefalon, mesensefalon, dan telensefalon. Dan juga
bakal mata dan bakal alat gerak sudah Nampak. jadi, dapat disimpulkan ini pada tahap
organogenesis.
Gb. Alat peraga perkembangan janin S(organogenesis)

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Gb. Tahap perkembangan manusia (a) 1 month (b) 2 months (c) 3


months (d) 4 months (e) 4 months (f). (sumber :dokumen pribadi)

perkembangan manusia dibagi menjadi periode prenatal dan periode postnatal.periode


prenatal dibagi menjadi dua yaitu periode embrio dan periode fetus. Periode embrio dimulai
sejak fertilisasi sampai akhir minggu ke-8 selanjutnya periode fetus di mulai minggu ke-9
sampai menjelang lahir. Periode postnatal dalah masa setelah lahir

Perkembangan embrio mansuia mulai bulan pertama sampai bulan ke 7 . pada bulan
pertama embrio memiliki ukuran 5 mm, jantung terdiri 4 ruang dan sudah mulai berdenyut, tali
umbilikalis mulai terbentuk, bakal mata dan telinga mulai nampak demikian anggota depan dan
belakang. Bulan kedua ukuran embrio 30 mm, seluruh struktur penting baik eksternal maupun
internal sudah terbentuk. Bulan ketiga panjang fetus 40 mm, sudah mempunyai sistem organ
seperti yang sudah dipunyai oleh dewasa , genitalnya belum dapat dibedakan dan denyut
jantungnya sudah bisa didengarkan dengan stetoskop. Bulan ke 4 ukuran fetus 56 mm kepala
masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksterna nampak beda, semua anggota
vital sudah terbentuk. Bulan ke lima ukuran fetus 112 mm, rambut sudah mulai nampak
diseluruh tubuh (lanugo), paru-paru selesai dibentuk tapi masih belum berfungsi. Bulan keenam
ukuran tubuh sudah proposional tapi masih tampak kurus, organ internal sudah pada posisi
normal. Bulan ketujuh fetus tampak kurus, keripu berwarna merah, sistem saraf sudah
berkembang untuk mengatur pergerakan fetus. Bulan kedelapan testis ada dalam skortum dan
tubuh mulai ditibuhi lemak sehingga terlihat halus dan berisi, berat badan mulai naik. Bulan ke
sembilan fetus lebih banyak tertutup lemak (veenix caseosa), kuku mulai tampak pada ujung
tangan dan jari. Bulan kesepuluh fetus semakin besar, maka ruang graknay semakin berkurang,
lanugo mulai menghilang, percabagan paru lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir, induk
mensuplai antibodi, plasenta mulai regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi
(amy tenzer,2001)

b. perkembangan embrio ikan gathul

1.gambar alat peraga


2.gambar secara mikroskopis

tahap pertama yang dilakukan pada ikan gathul Pembelahan atau clevage adalah suksesi
pembelahan sel secara cepat yang terjadi setelah fertilisasi. Selama pembelahan itu sel-sel
mengalami fase S (sintesis DNA) dan fase M (mitosis) siklus sel, tapi sering kali hampir selalu
melewati fase G1 dan G2. Embrio tidak membesar selama periode perkembangan ini.
pembelahan hanya membagi-bagi sitoplasma dalam satu sel besar yaitu zigot, menjadi banyak
sel yang lebih kecil yang disebut sebagai blastomer, masing-masing dengan nukleusnya sendiri
(campbell,2004).
Tahap selanjutnya yaitu tahap morula yaitu Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
serangkaian proses pembelahan menjadi sel-sel yang lebih kecil disebut blastomer. Setiap sel
anak akan memperoleh jumlah kromosom yamg sama dengan jumlah kromosom sel induk.
Sejumlah blastomer menyusun struktur seperti bola berongga disebut morula (Yatim,1994).
Tahap selanjutnya yaitu blastula pada ikan memiliki dua tipe, yakni blastula
elasmobranchii dan teleostei. Kedua blastula ikan ini termasuk tipe discoblastula yang sama
halnya dengan blastula burung-burung dan Reptilia. Blastula primer terdiri dari selapis
blastoderm dan blastocoel primer terletak antara blastoderm central dan periblast central.
Pembentukan hypoblast pada elasmobranchii belum jelas. Daerah-daerah yang disangka akan
menjadi calon pembentuk organ pada Elasmobranchii ada 5 apabila dilihat dari atas yaitu
epidermal, neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis dan mesodermal sedangkan
calon pembentuk organ jika dilihat dalam penampang membujur ada 6 yaitu epidermal,
neuroectodermal, notochordal, lamina prechordalis, mesodermal dan entodermal. Kedua
blastula ikan tersebut terdapat thropoblast yang mengelilingi calon pembentuk organ.
Trophoblast akan menjadi bungkus embrio (Sagi,1990).
Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula
berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis
bagi embrio. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi
perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embrio dalam suatu sistem
sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk
melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh.
Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam,
mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar. Dalam proses gastrulasi disamping
terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan
sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu
dari spesies yang bersangkutan (Moore,1988).
Kemudian mengalami tubulasi yang merupakan Pertumbuhan mengiringi pembentukan
gastrula. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih menyusun diri sehingga
berupa bumbung, berongga dan yang tak nyata mengalami pembumbungan hanya notochord
(tetap masif). Tubulasi terjadi mulai daerah kepala sampai ekor. Proses yang menyertai tubulasi
antara lain penonjolan daerah kepala, pembesaran dan pemanjangan daerah badan,
penonjolan daerah ekor, penonjolan doro median daerah badan, dan pembentukan jaringan
ekstra embrional yang bersifat pelindung, pemelihara atau penyalur makanan bagi embrio.
Blastocoel pada proses gastrulasi tidak hilang sama sekali namun susut dan dalam tubulasi
blastocoel tersebut kembali meluas karena ikut ambil bagian dalam melancarkan proses
tubulasi tersebut (Yatim, 1994).
c. perkembangan embrio bulu babi
Keterangan: (a) fertilized egg, (b) 2 celled
stage, (c) 4 celled stage, (d) 8 celled stage, (e)
16 celled stage, (f) 32 celled stage, (g) morula,
(h), (i)&(j) blastula, (k), (l)&(m) gastrula, (n)
prism stage, (o) pluteus stage.

sumber :dokumen pribadi

Tahap pertama yaitu terjadinya fertilisasi . Setelah terjadi fertilisasi maka akan terbentuk
zigot. Zigot ini akan membelah secara vertical. Pembelahan ini bersifat equal. Karena terjadi
pembelahan bersifat equal ini maka akan terbentuk dua blastomer yang sama. Selanjutnya sel
akan membelah lagi menjadi empat blastomer, pembelahan ini bersifat equel dan tegak lurus
terhadap bidang pembelahan pertama. Pembelahan akan terus berlangsung hingga akan
terbentuk bola padat yang bernama morula. Pada Sea Urchin keadaan sel berbeda dengan
katak, akibat adanya pembelahan akan terjadi tiga macam blastomer yang berbeda yaitu
mesomer, mikromer dan makromer. Pembelahan pada Sea Urchin ini sangat cepat sehingga
ketika siklus pembelahan pertama belum selesai pembelahan selanjutnya dapat terjadi.
Selanjutnya setelah terjadi pmbelahan sel maka akan terbentuk blastula.
Pada daerah kutub vegetal terbentuk mikromer yang selanjutnya akan bergerak
melintasi lamina basal menuju blastocoel. Sel-sel inilah yang nantinya akan membentuk
mesenkim primer.
Setelah terjadi blastrulasi, maka akan terbentuk gastrula. Gastrulasi berasal dari kutup
vegetal. Sel-sel di kutiub ini adalah mikromer yang tersususn epitel. Kemudian sel-sel ini akan
beringresi ke dalam blastocoel dan disebut dengan mesenkim primer. Mesenkim primer ini
nantinya akan membentukrangka kapur (spikula). Akibat adanya ingresi maka sel-sel lainnya di
kutub vegetal mengisi tempat yang semula diisi oleh sel-sel yang beringresi sehingga lapisan
sel di tempat ini menjadi datar, kemudian akan berinvaginasi membentuk arkenteron yang
mula-mula berongga kecil kemudian bertambah besar dan akhirnya akan mendesak blastocoel.
Dinding arkenteron berupa hipoblas (mesenkim sekunder). Hipoblas ini akan membentuk
mesoderm dan endoderm. Mesenkim sekunder ini terletak di puncak arkenteron. Sel-sel
mesenkim sekunder ini memiliki suluran filopodia. Dinding luar gastrula adalah epiblas yang
kemudian akan berkembang menjadi ectoderm. Arkenteron akan berhubungsn dengsn dunis
luar melalui sebuah lubang yang disebut dengan blastopurus yang akan menjadi anus Sea
Urchin.
Arkenteron akan memanjang sehingga akan mendesak blastocoel. Embrio akan terus
berkembang hingga nantinya akan terbentuk lapisan lembaga. Tahap gastrulasi berakhir jika
sudah terbentuk tiga lapisan tersebut.
Diakhir perkembangan akan terbentuk saluran pencernaan yang berupa jaringan tulang,
jaringan dan organ pencernaan. Semuanya itu terbentuk dari perkembangan tiga lapisan
lembaga yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.
perkembangan Lanjutan
ketika embrio dipotong secara transversal melalui lubang hidung kita akan mengetahui
epidermis, prosephalon, olfactory pit, sedangkan pada waktu dipotong sacara transversal
melalui telinga dalam kita apat mengamati rhombensefalon, neural crest, otic vesicle,
notochord, faring, jantung, lubang pericardial, dan adhesive gland.
ketika embrio dipotong secara transversal mrlalui usus belakang kita akan mengetahui
spinal cord, notochord, subnotocord, somite, hindgut, dan proctodeum. Sedangkan ketika
embrio dipotong secara transversal melalui pronefros kita akan mengetahui spinal cord, somite,
dan notochord.
Jadi kita akan mengetahui perkembangan lebih lanjut, apa yang akan terjadi setelah
terjadi neurula, yaitu terbentuknya otak dan organ-organ lainnya. Untuk mengetahui dengan
jelas dapat dilakukan irisan secara transversal. Melalui hidung, telinga dalam. Usus belakang,
dan pronefros.
Pembentukan system syaraf pusat diawali dengan pembentukkan bumbung neural
(neurulasi) dan embrio pada tahap ini disebut dengan neurula. (Sudarwati, 1990). Neurulasi
pada amphibi, Aves dan Mamalia pada umumnya sama. Setelah notochord terbentuk maka
notochord akan menginduksi ectoderm untuk untuk terjadi neurulasi.
Pada awalnya bumbung neural masih berbentuk lurus, sebelum bumbung neural
posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling posterior telah memulai dengan
pembentukan otak. Bumbung neural mengelembung membentuk tiga vesikula otak depan
(prosensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang (rhombensefalon). Pada waktu
ujung posterior bumbung neural menutup, dibentuk penonjolan baru yaitu vesikula optic.
Penonjolan ini dari kedua sisi lateral otak depan. Otak depan akan terbagi menjadi telensefalon,
dan dielensefalon. Pada perkembangan berikutnya telansefalon ini akan membentuk serebrum
(otak besar)seadangkan dielensefalon akan menjadi thalamus, hipotalamus. Dan mesensefalon
tidak berubah dan rongga menjadi “aquaduct serebral”. Rhoembensefalon akan berubah
menjadi metensefalon dan mielensefalon. Mielensefalon akan menjadi medulla oblongata
sedangkan metensefalon akan menjadi serebelum dan pons varoli.
d. Embriogenesis pada katak
Tipe telur katak adalah telolesithal yang merupakan telur katak mempunyai banyak yolk
dan terkonsentrasi pada kutub vegetal,sehingga pigmen lebih bnyak pada kutub animal.
Pembelahan katak termasuk pembelahan holoblastik radian unekual (Lestari dkk., 2013).
Blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Setelah telur katak difertilisasi, maka terbentuklah
daerah yang berwarna lebih muda atau kelabu yang disebut daerah kelabu atau grey crescent
(Gambar 1) yang bentuknya seperti bulan sabit. Hal ini terjadi karena ada pigmen yang terbawa
masuk dengan masuknya sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada bertentangan dengan
tempat masuknya sperma akan bergeser ke atas (Yatim, 1994).
d. Perkembangan Embrio Katak.
Gb.(a) Sel telur yang belum membelah (b) Pembelahan pertama secara
meridional (c) Pembelahan keempat meridional secara bersamaan
(d)Pembelahan membentuk blastula (e) Pembelahan lanjut (f) Irisan sagital
embrio katak tahap blastula (g) Irisan sagital tahap blastula lanjut (32 blastomer)
(h) Irisan pembentukan blastophorus (i) Irisan sagital pembentukan archenteron
(tahap gastrula) (j) Irisan sagital pembentukan archenteron (tahap gastrula)(k)
Tahap neurulasi (l) Irisan sagital tahap neurulasi (m) Irisan sagital pembentukan
bumbung neural (tahap neurulasi) (n) Embrio katak tahap tunas ekor (o) Embrio
katak Sumber :dokumentasi pribadi
Gambar 3. (A-B). Pembelahan pertama melalui bidang meridional mulai dari kutub animal ke
arah kutub vegetal. Karena yolk terkumpul di kutub vegetal, pembelahan kedua
sudah mulai di kutub animal ketika pembelahan pertama belum selesai. Pembelahan
kedua juga melalui bidang meridional yang tegak lurus pembelahan pertama. (C)
Pembelahan ketiga lewat bidang equatorial lebih ke arah kutub animal latitudinal. (D-
H) Akhirnya pada belahan yang vegetal akan mempunyai sedikit blastomer dan
berukuran lebih besar daripada animal. (H) Irisan melintang dari embrio tingkat mid
blastula (Sumber: Gilbert, 2000).

model (a) menunjukkan Zigot yang belum mengalami pembelahan. zigot yang belum
mengalami pembelahan. Terdapat daerah abu – abu pada model 1 yang menandakan sel
telur telah dibuahi oleh sel sperma atau disebut dengan fertilisasi. Hal tersebut sesuai
dengan Slack (2006) bahwa ciri telur yang telah difertilisasi adalah adanya daerah kelabu
yang berbentuk sabit (grey crescent). Hal ini akibat penetrasi sperma sehinggaa pigmen di
tempat yang berlawanan bergeser ke arah masuknya sperma kurang lebih sepertiga
pigmen, pigmen menjadi berkurang dan tampak bagian ini lebih pucat warnanya.
model (b) menunjukkan telah terjadi fertilisasi dan merupakan pembelahan pertama
secara meridional dari kutub animal ke kutub vegetal pada daerah kelabu yang terdapat dua
buah blastomer. Hal tersebut sesuai dengan Slack (2006) Pembelahan I dilakukan dengan
meridional yang arah pembelahannya tepat pada garis tengah sabit kelabu dari kutub
animal ke kutub vegetal menghasilkan dua blastomer. Moore (1988) menyatakan bahwa
pembelahan regional melalui kutub anima dan vegetatif dan membelah daerah kelabu.
Daerah kelabu sangat penting dalam proses pembelahan. Para ahli telah melakukan
beberapa riset mengenai pembelahan pada telur katak dengan membelah telur yang telah
difertilisasi di daerah di luar daerah kelabu, dan hasilnya pembelahan tidak terjadi.
Model (c) menunjukkan pembelahan kedua yaitu terdapat 4 blastomer. Pembelahan
kedua dilakukan dengan meridional yang arahnya 90° pembelahan pertama. Hal tersebut
sesuai dengan Campbell et al (2008) pada pembelahan kedua, pembelahan melewati
bidang meridional, tetapi tegak lurus pada bidang pembelahan pertama.
Menurut Yatim (1994) bahwa tipe sel telur amfibi berdasarkan penyebaran yolk (kuning
telur) adalah Telolecithal yang berarti yolknya banyak dan tersebar tidak merata sehingga
berkumpul pada salah satu kutub. Pembelahan ketiga secara horizontal tegak lurus
terhadap bidang pembelahan 1 dan 2 menghasilkan 8 blastomer. Tipe pembelahan sel telur
pada amfibi holoblastik tidak sempurna/unequal : sel yang membelah/blastomer tidak sama
besar atau dominan pada satu kutub, sehingga blastomer terbagi menjadi makromer
(dominan) dan mikromer.
model (d) menunjukkan proses pembelahan morula. Pembelahan ini merupakan
lanjutan dari pembelahan 4 yang mana termasuk dalam pembelahan ke 5. Pembelahan
dilakukan secara horizontal di atas dan di bawah bidang pembelahan 3 yang menghasilkan
32 blastomer. Menurut Campbell et al (2008), Pembelahan secara terus menerus
menghasilkan sebuah bola sel padat yang disebut morula.
Preparat 1,2 dan model e menunjukkan tahapaan pembelahan menjadi blastula karena
telah ditemukan suatu rongga yang disebut blastocoel. Kemudian pada model f,
pembelahan terjadi terus – menerus dan blastocoel semakin terlihat. Menurut Campbell
(2008), Pada tahap ini mengacu pada permukaan berlobus pada embrio. Suatu rongga
yang penuh cairan yang disebut balstosol (blastocoel) dan menghasilkan tahapan
perkembangan bola berlubang yang disebut blastula. Pada katak, karena pembelahan yang
tidak sama, blastocoel berada dibagian kutub animal. Menurut Nieuwkoop (1979) fungsi
rongga blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderem dan sel-sel endoderm
pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel. Amphibia memiliki tipe telur
telolesithal, sehingga telur katak akan membentuk blastula tipe coeloblastula berlapis
banyak. Menurut Moore (1988), blastula pada katak memiliki tiga daerah yang berbeda,
yaitu :
1. Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap blastocoel.Sel-
sel tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini berukuran kecil dan disebut
mikromer, mengandung banyak butir-butir pigmen
2. Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran
besar(makromer) yang merupakan bakal sel-sel endoderem. Mengandung banyakbutir-
butir yolk.
3. Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu (gray
crescent). Daerah ini secara normal akan membentuk sel-sel mesoderem
Selain itu, pada tahap ini ditentukan ‘peta nasib’ bagi calon lapisan ektoderm dan
endoderm, sedangkan untuk hewan tripoblastik yaitu calon lapisan ektoderm, mesoderm
dan endoderm.
Pada model (h) menunjukkan pembentukan bibir dorsal blastophorus yang merupakan
ciri dari tahap awal gastrulasi.
Pada model (i) menunjukkan menunjukkan irisan sagital pembentukan arkenteron
(tahap gastrula) yang menyebabkan blastocoel terdesak dan mengecil. Kemudian terdapat
warna orange pada model yang berukuran kecil yang menunjukkan bakal dari lapisan
mesoderm. Pada preparat 7 juga merupakan tahapan dari gastrulasi. Menurut Bhatnagar &
Bansal (2008) gastrula dimulai dari bagian dorsal kutub vegetal. Gastrula dibentuk dari
serangkaian proses pergerakan sel (gerak morfogenik). Sel – sel yang tersisa di dekat kutub
vegetal sedikit memipih dan membentuk vegetal plate yang melengkung ke dalam akibat
perubahan bentuk sel yang disebut invaginasi. Proses invaginasi terjadi di daerah
intermediet (perbatasan antara mikromer dan makromer). Invaginasi sel ini akan
membentuk blastoporus, pada tepi blastoporus ini akan terbentuk bibir dorsal blastoporus.
Setelah membentuk bibir dorsal blastoporus. Akibat adanya invaginasi akan terjadi
migrasi sel. Hasil dari invaginasi ini adalah akan terbentuknya rongga, rongga inilah yang
disebut dengan arkenteron. Akibat adanya arkenteron maka rongga bastocoel akan
terdesak hingga rongga ini akan menjadi rongga dengan ukuran yang kecil dan terletak di
pinggir. Arkenteron ini nantinya akan menjadi saluran pencernaan primitive. Sedangkan
pada daerah di lain juga terjadi invaginasi yang akan membentuk bibir ventral. Bibir ventral
ini terletak di sisi yang berlawanan dengan bibir dorsal. Selain bibir dorsal dan bibir ventral
juga ada bibir lateral.
Pada model (j) menunjukkan pembelahan yang terjadi terus menerus sehingga tampak
morfologi luarnya menghasilkan banyak blastomer. Kemudian model 9 menunjukkan irisan
sagital dari model 10 yang terjadi proses pembentukan tiga lapisan embrional (tahap gastrula
akhir) ditandai dengan arkenteron mengecil karena terdapat gerak morfogenik dan terbentuk
mesoderm yang ditunjukkan oleh warna orange berjumlah 2 yang berada diatas arkenteron dan
diantara mesoderm terdapat warna putih yang disebut dengan notokord. Ektoderm berada di
luar yang ditunjukkan oleh warna hijau. Endoderm yang berwarna kuning berada di bagian
dalam di bagian posterior dari mesoderm.
Menurut Campbell et al (2008), gastrula dibentuk dari serangkaian proses pergerakan
sel (gerak morfogenik) dengan hasil akhir berupa tiga lapisan sel yaitu ektoderm, mesoderm
dan endoderm. Setelah mengalami invaginasi juga akan mengalami involusi dan juga
merupakan gerak morfogenetik lainnya. Involusi terjadi saat blastoporus terbentuk, bakal
lapisan sel endoderm dan mesoderm di permukaan embrio bergulung melewati tepi bibir ke
dalam interior embrio. Begitu berada di dalam embrio, sel – sel ini akan bergerak menjauhi
blastopor ke arah kutub animal dan terorganisasi menjadi lapisan endoderm dan mesoderm,
dengan endoderm berada di sebelah dalam. Blastocoel mereduksi dan digantikan oleh
arkenteron yang terbentuk oleh tabung endoderm.
Saat gastrulasi selesai, bibir blastoporus yang melingkar mengelilingi sumbat kuning
telur (yolk plug) yang terdiri dari sel – sel luar kaya nutrien, kemudian sel – sel yang menonjol ini
akan bergerak ke dalam saat ekspansi ektoderm menyebabkan blastoporus semakin menciut.
Di titik ini, sel – sel yang tersisa di permukaan membentuk ektoderm, tabung endoderm adalah
lapisan terdalam dan mesoderm terletak diantara kedua lapisan tersebut. Anus katak
berkembang dari blastoporus, sementara mulut akhirnya muncul di ujung arkenteron yang
berlawanan setelah membentang ke sisi ventral di dekat kutub animal (Campbell et al, 2008).
model (k) menunjukkan proses awal neurulasi. Model 12 menunjukkan morfologi luar
ketika embrio pada tahap neurulasi. Gambar Pada tahap ini, terjadi pemanjangan bakalm
mesoderm dan terdapat notokord. Arkenteron berada di tengah di bagian posterior dari
notokord. Pada tahap ini terjadi proses perubahan bentuk fisik dan terjadi pula proses saling
menginduksi diantara lapisan embrional. Pada tahap ini sudah terbentuk lapisan lembaga yaitu
ectoderm, mesoderm dan endoderm.
Neurulasi pada katak merupakan neurulasi primer. Neurulasi diawali dengan proses
induksi notokord terhadap ektoderm di atasnya sehingga terbentuk neural plate atau keping
neural. sel – sel penyusun keping neural menjadi panjang dan menjadi lebih tebal dibandingkan
daerah sekitarnya (Lestari dkk, 2013)
Menurut Campbell et al (2008), notokord terbentuk dari mesoderm dorsal yang
berkondensasi ketika ketika sel – sel berasosiasi erat sebagai satu kelompok tepat di atas
arkenteron. Ektoderm di atas notokord menjadi neural plate. Perubahan dalam bentuk sel
kemudian menyebabkan neural plate melekuk ke dalam, menggulung dirinya menjadi neural
tube yang membentang di sepanjang sumbu anterior – posterior embrio
model (m) menunjukkan tahapan neurulasi akhir. Pada model dapat ditemui beberapa
bagian seperti bumbung neural yang berwarna merah, somit yang berjumlah 2 disamping
bumbung neural, terdapat notokord yang berwarna putih. Menurut Bhatnagar & Bansal (2008)
Pada tahap ini setelah terbentuk keping neural setelah ada induksi dari bakal notochord,
selanjutnya pada tepi kiri kananya akan membentuk lipatan neural (neural fols) sedangkan
bagian tengahnya melekuk disebut parit neural (neural groove) yang nantinya akan membagi
embrio menjadi belahan kanan dan kiri. Bersamaan dengan itu juga terjadi pertemuan antara
lipatan neural kanan dan lipatan neural kiri yang akan membentuk bumbung neural.
model 14 dan 15 merupakan embrio pada tahap tunas ekor. Warna hijau menunjukkan
derivat dari ektoderm, warna kuning menunjukkan derivat dari endoderm, warna orange
menunjukkan derivat dari emsoderm, warna putih merupakan derivat dari notokord dan warna
biru merupakan derivat arkenteron yang membentuk saluran pencernaan.
Lapisan ektoderm yang merupakan lapisan luar embrio akan berdiferensiasi menjadi
ektoderm neural yang akan menjadi sistem saraf pusat, dan pial neural yang akan membentuk
sistem saraf perifer, medula adrenal, melanosit. Sedangkan turunan epidermis dapat dibagi
menjadi dua macam, yang merupakan penebalan epidermis akan membentuk lensa mata,
telinga dalam, dan puting pengecap. Epidermis lainnya akan berkembang menjadi apidermis
kulit, lapisan permukaan mulut dan anus (Lestari dkk, 2013).
Lapisan mesoderm dibagi menjadi lima bagian. (1) kordamesoderm yang membentuk
notokord. (2) mesoderm dorsal yang membentuk somit yang akan berkembang menajdi tulang,
otot rawan dan dermis. (3) mesoderm intermediet yang membentuk sistem urogenital. (4)
mesoderm lateral yang terbagi lagi menjadi mesoderm somatik dan mesoderm splanknik.
Mesoderm splanknik terbagi menjadi mesoderm splanknopleura yang akan membentuk
jantung, pembuluh darah dan sistem peredaran darah. (5) Mesoderm kepala membentuk
jaringan ikat dan otot wajah (Lestari dkk, 2013).
Lapisan endoderm akan berkembang membentuk epitel pelapis saluran pencernaan,
epitel pelapis sistem respirasi, pelapis uretra, pelapis kandung kemih, pelapis sistem
reproduksi, hati, pankreas, timus, kelenjar tiroid dan paratiroid (Campbell et al, 2008).
Menurut Campbell et al (2008), bumbung neural kemudian bermigrasi ke berbegai
bagian embrio, membentuk saraf tepi, bagian – bagian gigi, tulang tengkorak, dan sedemikian
banyak tipe sel yang berbeda sehingga beberapa ahli biologi perkembangan menyatakan
bahwa bumbung neural dapat dianggap sebagai lapisan germinal keempat. Bagian – bagian
notokord vetebrata tetap ada sebagai bagian dalam dari cakram vertebra ada hewan dewasa.

KESIMPULAN

a. perkembangan embrio pada manusia


Tahapan perkembangan embrio meliputi gametogenesis, pembelahan blastulasi,
gastrulasi, organogenesis, histogenesis dan tumbuh. Embrio berkembang menjadi zigot.
Zigot mengalami pembalahan, setelah itu mengalami fertilisasi dan akan terbentuk
morula. Selanjutnya morula berkembang menjadi blastula. Blastula manusia disebut
blastolisis. Kemudian memasuki prose gatrulasi yang ditandai dengan primitive streak.
Hasil proses gastrulasi yang mempunyai tiga lapis lembaga, yaitu ektoderm,mesoderm,
endoderm, kemudian menuju tahap organogenesis (tahap pembentukan organ).
Slanjutnya tahap Histogis dan tumbuh.
b. perkembangan embrio pada ikan gathul
tahap pertama yang dilakukan pada ikan gathul Pembelahan atau clevage
adalah suksesi pembelahan sel secara cepat yang terjadi setelah fertilisasi. Tahap
selanjutnya yaitu tahap morula yaitu Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
serangkaian proses pembelahan menjadi sel-sel yang lebih kecil disebut blastomer
(tahap blastulasi). Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi.
Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau
stadium paling kritis bagi embrio. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang
dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian
embrio dalam suatu sistem sumbu. Kemudian mengalami tubulasi yang merupakan
Pertumbuhan mengiringi pembentukan gastrula. Daerah-daerah bakal pembentuk alat
atau ketiga lapis benih menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga dan yang
tak nyata mengalami pembumbungan hanya notochord (tetap masif). Tubulasi terjadi
mulai daerah kepala sampai ekor.
c. perkembangan embrio pada bulu babi
Embrio bulu babi berkembang dari zigot, kemudian menuju tahap cleavage yaitu
pembelahan 2 dan kelipatannya sampai mencapai 32 . kemudian tahap morula yang ditandai
pembelahan sel mencapai 128 dengan dan membentuk animal pole dan vegetal pole.
Selanjutnya menuju tahap blastrulasi yang ditandai dengan membentuknya sel
mesenkim primer. Setelah tahap gastrulasi selesai menuju tahap gastrula , pada tahap
ini sel-sel mulai berpindah. Endoderm melekuk ke dalam embrio dan membentuk
mesenkim sekunder. Selanjutnya invaginasi semakin melekuk ke dalam akan
membentuk rangka. Tahap selanjutnya akan membentuk esophagus, sistem
pencernaan, kemudian membnetuk larva.
d. perkembangan embrio pada katak
Embrio katak berkembang dari zigot, kemudian melakukan blastulasi membentuk
blastosol dan embrio memasuki tahapan blastula, lalu tahap gastrula dengan proses gastrulasi, dan
proses neurulasi yang menghasilkan neurula lalu terjadi pembentukan organ (organogenesis) dan
morfogenesis sehingga terbentuk larva. Selama perkembangannya terjadi gerakan morfogenetik,
diferensiasi, dan induksi yang bertujuan membentuk organ-organ yang sempurna.
DAFTAR RUJUKAN

Wildan Yatim, Embriologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran. (Bandung: Tarsito, 1994). Hlm.
67.

Majumdar, N. N. 1985. Vertebrate Embryology. New Delhi : Tata McGraw Hill.


Sadler, T.W. 1998. Embriologi Kedokteran. Alih bahasa Irwan Susanto. edisi 5. Jakarta : EGC.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih bahasa lestari, R. et al. safitri, A.,
Simarmata, L., Hardani, H.W. (eds). Jakarta.Erlangga
Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Urry, Lisa A., Cain, Michael L., Wasserman, Steven A., Minorsky,
Peter V & Jackson, Robert B. 2008. Biology 8th Edition. San Fransisco : Pearson Benjamin
Cummings
Ciptono.2008. Perkembangan Katak.Yogyakarta: FMIPA UNY
Dagala, Ned Arnnie. 2015. A Study of Frog Embryo. Department of Biological Sciences, Institute of Arts
and Sciences, Far Eastern University, Nicanor Reyes Sr., Manila.(Online), (DOI:
10.13140/RG.2.1.3696.9121), diakses 21 Oktober 2016
Gilbert , Scott F. 2003. Developmental Biology 7 th Edition. Australia : Elsevier
Hervas, Francisca.,Torres, Karina P.,Larrea, Paola Montenegro and del Pino, Eugenia M. 2015.
Development and gastrulation in Hyloxalus vertebralis and Dendrobates auratus (Anura:
Dendrobatidae). Amphibian & Reptile Conservation. (Online), (8(1) [Special Section]: 121–135
(e90)), diakses 29 Oktober 2017
Pusparini, Dyah.2009.Ikan Gatul sebagai Kandidat hewan Model: Identifikasi Morfologi dan Taksonomi
Ikan Gatul di Lingkungan FMIPA Universitas Negeri Mlang. Diakses pada tanggal 30 oktober
2010 pukul 22.53 WIB

Farichah.2009.Perkembangan Embrio Ikan Gatul (Poecilia sp) Sebagai Kandidat Hewan Model. SkripsI
Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Malang. Diakses pada tanggal 1 November
2017 pukul 19.09 WIB
Yatim, W. 1990.Reproduksi dan Embriologi. Tarsito. Bandung.
Lestari, umie, et all. 2013. Struktur dan Perkembangan Hewan 2. Malang :Universitas negeri Malang
Tenzer, amy ,et all. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang :Universitas negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai