Anda di halaman 1dari 3

1.

Susunlah sebuah wacana yang terdiri atas 5-8 paragraf (200-250 kata) dengan tema:
"Potensi Wisata Alam Indonesia". Jenis paragraf deskripsi atau persuasi.
Wisata alam yang berada dalam kawasan konservasi bisa dibedakan berupa Taman Nasional,
Taman Wisata, Taman Buru, Taman Laut dan Taman Hutan raya. Tujuan ini adalah untuk menjaga
keseimbangan antara aspek pariwisata dan aspek konservasi. Secara umum disadari bahwa
dalam menunjang sektor pariwisata secara nasional, pengembangan kegiatan wisata alam di
Indonesia mempunyai prospek bagus sebagai penunjang devisa negara non migas. Dimana
potensi obyek wisata alam yang memiliki Indonesia sangat besar nilainya.

Usaha pemerintah untuk meningkatkan pendapatan devisa negara melalui sektor non migas
yaitu mengembangkan pembangunan kepariwisataan pada hakekatnya merupakan upaya untuk
mengembangkan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata. Hal ini diwujudkan dengan
adanya bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan
seni budaya serta peninggalan sejarah purbakala. Seorang peneliti lingkungan bernama “Wind”
memberikan pendapat faktor utama dalam usaha untuk menarik pengunjung wisata alam
dengan mengkhuskan pada keadaan alam dan budaya, hubungan masyarakat dan pelayanan
dalam daerah taman wisata dan wisata alam.

Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan jumlah uang yang signifikan untuk
mendukung program pembangunan Indonesia. Pada tahun 1993, US$ 950 miliar diperoleh dari
pariwisata di kawasan AsiaPasifik sendiri, dan 10% dari yang berasal dari kegiatan ekowisata.
Karena Indonesia kaya keanekaragaman hayati dan budaya, ada kesempatan baginegara ini
untuk mendapatkan 10% dari jumlah ini. Jika ini terjadi, Indonesia akan mendapatkan US $ 950
juta dari ekowisata sub sektor. Sebuah pasar potensial untuk ekowisataadalah Amerika Serikat,
di mana 43 juta orang siap untuk melakukan ekotours. Ekowisata belum optimal dikembangkan
di Indonesia, sesuatu yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang tinggi (terkait
dengan keragamannya flora, fauna dan budaya). Hal ini umumnya percaya bahwa kurang dari 5%
dari pendapatan pariwisata Indonesia berasal dari ekowisata.

Situasi untuk ekowisata laut lebih jauh tertinggal balik potensinya. Sebagian besar sumber daya
laut dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan pariwisata (snorkeling dan diving) belum
mengadopsi konsep ekowisata, atau situs yang tepat belum dibuka untuk pariwisata.
Pemberdayakan masyarakat yang sukses dalam mengembangkan ekowisata kelautan di
Kepulauan Seribu (Jakarta) perlu dilengkapi dengan kegiatan lain. Sumberdaya kelautan
Indonesia memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam kegiatan ekowisata. Dalam
pengembangan wisata bahari harus ada pertimbangan yang hati-hati terhadap kondisi terumbu
karang, terutama mengingat dampak yang ditimbulkan oleh penyelam scuba.
Sebagai contoh, Data WWF terbaru bioregion Wallacea menunjukkan bahwa terumbu karangdi
Bali telah rusak. Hal ini disebabkan penangkapan ikan (yang terkait dengan pemboman ikan dan
penggunaan bahan kimia beracun). Snorkeling yang ceroboh dan diving juga dapat memberikan
kontribusi terhadap masalah. Target pasar yang tepat merupakan prasyarat untuk ekowisata
yang sukses. Segmen pasar untuk ekowisata terdiri dari: (i) “Generasi diam”, 55-64 tahun orang-
orang yang cukup kaya, umumnya berpendidikan dan tidak punya anak tergantung, dan dapat
melakukan perjalanan selama empat minggu; (ii) “Generasi muda”, usia produktif 35-54 tahun,
yang mungkin bepergian dengan keluarga dan anak-anak (menghabiskan 2-3 minggu perjalanan)
– bepergian untuk menghilangkan stres, dan (iii)”generasi X”, berusia 18-29 tahun, yang suka
melakukan ecotours sebagai backpackers – mereka umumnya siswa yang dapat melakukan
perjalanan selama 3-12 bulan dengan pengeluaran bulanan sebesar US $ 300-500.

Disarankan bahwa promosi produk ekowisata Indonesia harus bertujuan untuk mencapai
berbagai kohort wisatawan ini . Negara asal pelancong juga perlu diperhitungkan dalam promosi,
sebagai budaya yang berbeda menanggapi pesan dan rangsangan yang berbeda . Di Indonesia,
Biogeographi, bagian barat (Sumatera,Kalimantan, Jawa dan Bali) memiliki karakteristik yang
sama dengan di Asia, sedangkan bagian timur, Maluka dan Irian Jaya (Papua), memiliki
karakteristik yang sama dengan Australia Australia. Sulawesi dan Nusa Tenggara memiliki
karakteristik tersendiri. Keragamanekosistem mencerminkan keanekaragaman flora dan fauna di
negara ini.

Indonesia adalah Negara kedua paling tinggi keanekaragaman hayatinya setelah Brasil.
Keragaman flora, fauna dan ekosistemnya, serta keragaman budaya, merupakan potensi atraksi
untuk pengembangan ekowisata di negara ini. Ekowisata dan wisata alam diakui sebagai
khususnya kondusif untuk memperkaya dan meningkatkan sector pariwisata, atas dasar bahwa
bentuk-bentuk pariwisata menghormati warisan alam dan penduduk setempat dan sesuai
dengan daya dukung situs. Hal ini cukup menarik untuk mengeksplorasi konsep ekowisata dari
sudut pandang Indonesia , serta implementasinya di Indonesia. Adalah sebuah visi di negara yang
pariwisata akan menjadi sumber utama pertukaran asing dalam 10 tahun mendatang. Peran
ekowisata dalam visi ini adalah fundamental.

2. Bacalah dengan cermat wacana di bawah ini, kemudian tentukan judul yang tepat bagi
wacana tersebut dan buat ringkasan/ikhtisarnya.
Judulnya adalah “ Kreatif dengan Menulis”
Ringkasan : Remaja dihadapkan pada berbagai tantangan untuk melakukan hal-hal kreatif. Salah
satu tantangan itu adalah membiasakan diri menulis, baik karya ilmiah popular maupun karya
kreatif (fiksi). Setidaknya ada enam manfaat yang bisa dipetik dari kebiasaan menulis; pertama,
sebagai sarana untuk mengungkapkan diri; kedua, untuk meningkatkan pemahaman terhadap
sesuatu; ketiga, untuk melahirkan/mengungkapkan kepercayaan diri; keempat, untuk
meningkatkan kesadaran atas lingkungan; kelima, untuk menumbuhkan semangat agar selalu
memperbaiki diri, dan; keenam, untuk memperbaiki kemampuan dalam menggunakan bahasa
atau menguasai unsur-unsur kebahasaan. Menulis sesungguhnya adalah upaya mengekspresikan
apa yang kita lihat, alami, rasakan, dan pikirkan ke dalam bahasa tulis. Untuk menyajikan tulisan
yang bagus, kita harus memilih bahan yang bagus pula, tidak boleh asal-asalan. Bahan-bahan
yang bagus itu bisa kita dapatkan dengan “menggumuli’ berbagai teks kehidupan yang begitu
luas dan beragam, seperti teks bacaan atau literatur (buku, Koran,/majalah, jurnal, internet).

Anda mungkin juga menyukai