A. PENDAHULUAN
cara produksi yang baik, mulai dari penanganan bahan baku hingga
pemasaran.
Kerupuk ikan merupakan salah satu produk olahan dari ikan, dimana
bahan dasarnya adalah ikan yang dicampur dengan tepung tapioka
sebagai bahan pengisi ditambah bumbu bumbu lain (bawang putih, garam,
telur dan gula) sampai tercampur secara homogen, kemudian dicetak,
dikukus dan dikeringkan dalam bentuk irisan tipis-tipis. Apabila akan
dikonsumsi terlebih dahulu harus dilakukan penggorengan dengan minyak.
Bahan baku dalam pembuatan kerupuk ikan adalah tergantung dari
kebiasaan masing-masing daerah, misalnya jenis ikan tenggiri sering
digunakan untuk pembuatan kerupuk khas Palembang dan jenis ikan kakap
digunakan untuk kerupuk di Kalimantan Barat atau ada juga yang
menggunakan udang sebagai bahan baku untuk kerupuk yaitu di daerah
Indramayu dan Sidoarjo.
2. Bahan-bahan pendukung.
Bahan pendukung dalam pembuatan kerupuk ikan berupa tepung
tapioka dan bumbu (garam, bawang putih dan penyedap rasa).
Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari hasil ekstraksi ketela
pohon. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air
panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut
amilopektin. Tepung tapioka pada umumnya mengandung amilosa
kurang lebih 18%, dan kandungan amilopektinnya sangat tinggi.
Disamping itu pati memiliki sifat khas yaitu dapat mengalami proses
gelatinasi pada kisaran suhu 58,5 C – 70C. Pola gelatinasi tepung
tapioka yang mengandung amilopektin cukup tinggi dapat
menghasilkan gel yang cukup stabil dalam mempertahankan
konsistensinya. Sehingga tepung tapioka dapat ditambahkan dalam
pembuatan kerupuk ikan dengan tujuan dapat memperbaiki stabilitas
emulsi yang dapat mengikat air, dapat mereduksi penyusutan
selama pemasakan, memperbaiki irisan produk dan meningkatkan
cita rasa serta irisan kerupuk jika dilakukan penggorengan menjadi
mekar. Sedangkan bumbu-bumbu yang ditambahkan dalam
pembuatan kerupuk ikan bertujuan untuk memberikan cita rasa,
sehingga kerupuk ikan menjadi gurih dan enak.
3. Pembuatan adonan
Pada tahap ini terjadi proses emulsifikasi, yaitu proses pencampuran
antara daging ikan dengan tepung tapioka. Jumlah tepung tapioka
yang ditambahkan adalah perbandingan 1 : 1 (satu bagian ikan dan
satu bagian tepung tapioka) dan bumbu yang ditambahkan
jumlahnya sesuai dengan selera. Daging ikan dicampurkan dengan
tepung tapioka dan bumbu sambil ditambahkan air dingin/hangat
hingga menjadi adonan lumat yang kalis/kental dan homogen
(tercampur rata). Penambahan air ke dalam adonan berfungsi untuk
mencegah supaya adonan tidak kering, selain itu untuk membantu
adonan supaya dengan mudah dicetak sebelum
pengukusan/perebusan.
6. Pemasakan kerupuk
Pada saat proses perebusan/pengukusan adonan akan terjadi
proses gelatinasi, yaitu pembengkakan granula pati yang dapat
mengakibatkan kerupuk pada saat penggorengan menjadi mekar.
Kerupuk dengan kandungan air yang tinggi, bila digoreng hasilnya
tidak akan mekar, daya serap minyak terhadap kerupuk akan tinggi
dan pemakaian minyak akan lebih banyak.
Kerupuk dapat dikonsumsi setelah digoreng dalam minyak goreng.
Untuk memperoleh kerupuk dengan hasil yang baik, yaitu dengan
tekstur yang renyah dan pengembangan/mekar optimal, maka
kerupuk tersebut digoreng dalam minyak dengan panas sedang
(suhu 170C). Bila pada saat penggorengan berlangsung suhu
minyak terlalu rendah (kurang panas), maka kerupuk yang dihasilkan
tidak mekar dan sebaliknya jika suhu minyak terlalu tinggi akan
mengakibatkan kerupuk menjadi gosong dan warnanya tidak
menarik.
LEMBAR KERJA
PEMBUATAN KERUPUK IKAN
TUJUAN :
Peserta pelatihan dapat mengolah ikan menjadi kerupuk ikan tanpa bahan
pengawet dengan kriteria :
Pengembangan kerupuk setelah digoreng optimal
Flavor kerupuk khas ikan
Rasa kerupuk gurih dan enak
Tekstur kerupuk renyah
ALAT : BAHAN :
Pisau 1 Kg daging ikan nila
Baskom 1 Kg tepung tapioka
Kukusan (dandang) 50 gr garam
Kompor 100 gr gula pasir
Talenan 30 gr bawang putih
Cobek + muntu 1 butir putih telur
Oven pengering
LANGKAH KERJA :
TUGAS MANDIRI :
DAFTAR PUSTAKA
1. Teguh Sudarisman dan Elvira A.R., 1996, Petunjuk Memilih Produk Ikan dan
Daging, Penebar Swadaya, jakarta.
2. Singgih Wibowo, 2000, Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging, Penebar
Swadaya, Jakarta.
3. Dian Nurdiani dan Danik Dania A., 1999, Pembuatan Bakso, PPPG
Pertanian, Cianjur.
5. Eddy Afrianto dan Evi Liviawaty, 1998, Pengawetan Dan Pengolahan Ikan,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.