A. ANATOMI JANTUNG
6. Serabut Purkinye
Merupakan ujung dari bundle branch, yang berfungi menghantarkan
impuls menuju ke lapisan subendokard pada kedua ventrikel, sehingga
terjadi depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi ventrikel. . Sel purkinje
mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akan
mitokondria dan glikogen serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak
di sentral. Sel-sel pacemaker di subendokard ventrikel dapat
menghasilkan impuls dengan frekunsi 20-40x/menit.
Normalnya, rangsangan listrik jantung berawal dari SA Node, rangsangan
itu kemudian dihantarkanke seluruh jantung melalui konduksi tertentu. Dalam
kondisi tertentu dapat timbul impuls yang bukan berasal dari SA node,
melainkan dari tempat lain seperti atium maupun dari ventrikel. Bila terjadi
kegagalan fungsi dari SA Node, maka sistem lainnya dapat mengambil alih
SA node tersebut.
Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang.
Setiap serat terdiri hanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip
dengan otot lurik karena memilikistria e. Sarkoplasmanya mengandung
banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua serat otot
adalah melalui fascia adherens, macula adherens ( desmosom), dan gap
junctions.
C. CARDIAC CYCLE (SIKLUS JANTUNG)
Siklus jantung adalah urutan kejadian dalam satu denyut jantung, siklus
ini terjadi dalam dua fase: diastole dan systole
1. Diastole
Diastole adalah periode istirahat yang mengikuti periode kontraksi
a. Darah vena memasuki atrium kanan melalui vena cava superior dan
inferior.
b. Darah yang teroksigensi melewati atrium kiri melalui vena pulmonal
c. Kedua ktup atrioventrikular (tricuspidalis dan mitralis)tertutup dan
darah dicegah untuk memasuki atrium.
d. Katup pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinya darah dari
arteria pulmonalis kedalam ventrikel kanan dan dari aorta ke ventrikel
kiri
e. Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki kedua atrium,
tekanan didalamnya meningkat dan ketika tekanan di dalam atrium
lebih besar dari ventrikel, katup AV terbuka dan darah mulai mengalir
dari atrium ke ventrikel
2. Systole
Systole adalah periode kontraksi otot. Berlangsung selama 0,3 detik
a. Dirangsang oleh nodus SA, dinding atrium berkontraksi, memeras
sisa darah dari atrium kedalam ventrikel.
b. Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian
mulai berkontraksi
c. Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium katup
AV menutup, Chordae tendineae mencegah katup terdorong ke dalam
atrium.
d. Ventrikel terus berkontraksi. Katup pulmonalis dan aorta membuka
akibat peningkatan tekanan ini
e. Darah menyembur keluar dari ventrikel kanan ke arteria pulmonalis
an darah dari ventrikel kiri menyembur kedalam aorta
f. Kontraksi otot kemudia berhenti, dan dengan dimulainya relaksasi
otot, siklus baru dimulai.
D. Definisi
STEMI (ST Elevasi Miokard Infark) merupakan penyakit yang terjadi akibat
jaringan miokard mengalami kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang
mengurangi suplai darah adekuat karena penurunan aliran darah koroner.
E. Etiologi
Stemi terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan
akumulasi lipid. Dan ada beberapa faktor pencetus terjadinya Stemi, antara lain
(Sylvana F., & Gabriela, 2005) :
Penyempitan arteri koroner nonsklerolik
Penyempitan aterorosklerotik
Trombus
Plak aterosklerotik
Lambatnya aliran darah didaerah plak atau oleh viserasi plak
Peningkatan kebutuhan oksigen miokardium
Penurunan darah koroner melalui yang menyempit
Penyempitan arteri oleh perlambatan jantung selama tidur
Spasme otot segmental pada arteri kejang otot.
F. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa terbakar, ditindih benda berat,
seperti ditusuk, rasa diperas, dipelintir, tertekan yang berlangsung ≥ 20
menit, tidak berkurang dengan pemberian nitrat, gejala yang menyertai :
berkeringat, pucat dan mual, sulit bernapas, cemas, dan lemas.
2. Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat nitrat.
3. Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal jantung akut.
4. Bisa kolaps atau bingung.
5. Pada pasien dengan diabetes: perburukan status metabolik atau atau gagal
jantung bisa tanpa disertai nyeri dada.
G. Patofisiologi
Stemi umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada
sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang berkembang secara
lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak kolateral
sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat
pada lokasi injuri vascular. Pada sebagian besar kasus, infark terjadi jika plak
aterosklerosis mengalami fisur, rupture atau ulserasi dan jika kondisi local atau
sistemik memicu trombogenesis, sehingga terjadi thrombus mural pada lokasi
rupture yang mengakibatkan oklusi arteri koroner. Penelitian histology
menunjukkan plak koroner cendeeung mengalami rupture jika mempunyai
vibrous cap yang tipis dan intinya kaya lipid (lipid rich core).
Infark Miokard yang disebabkan trombus arteri koroner dapat mengenai
endokardium sampai epikardium,disebut infark transmural, namun bisa juga
hanya mengenai daerah subendokardial,disebut infark subendokardial. Setelah
20 menit terjadinya sumbatan,infark sudah dapat terjadi pada
subendokardium,dan bila berlanjut terus rata-rata dalam 4 jam telah terjadi
infark transmural. Kerusakan miokard ini dari endokardium ke epikardium
menjadi komplit dan ireversibel dalam 3-4 jam. Meskipun nekrosis miokard
sudah komplit,proses remodeling miokard yang mengalami injury terus berlanjut
sampai beberapa minggu atau bulan karena daerah infark meluas dan daerah non
infark mengalami dilatasi.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG
2. Echokardiografi (USG Jantung)
3. Foto Thorax
4. Pemeriksaan laboratorium (Darah lengkap)
I. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen
2. Terapi obat-obatan
3. NGT
J. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering pada Stemi (ST Elevasi Miokard Infark)
adalah aritmia dan gagal jantung. Komplikasi yang lain adalah syok kardiogenik,
ruptur septum atau dinding ventrikel, perikarditis, dan tromboemboli
ASUHAN KEPERAWATAN
kambuh.
2) Data Objektif
Personal hygiene pasien tampak baik
b. Kajian Nutrisi Metabolik
1) Subjektif
Keadaan saat sakit: Intake berapa kali sehari (porsi/banyaknya),
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis miokardium.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume sekuncup.
3. Intolerensi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.
4. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung.
Faktor risiko:
Peningkatan beban kerja ventrikel
Iskemia ventrikel
Kerusakan ventrikel
5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler.
D. Intervensi dan Rasional (NANDANic-Noc Wilkinson, 2011; Nurarif&Kusuma, 2013)
RencanaTindakan
No DiagnosaKeperawatan
Tujuan(NOC) Intervensi(NIC) Rasional
1. Nyeriakutberhubungandenganiske Setelah di 1. Berikanoksigentambahandeng 1. Meningkatkanjumlahoksigen
miamiokardium yang di lakukantindakankeperawatansel an nasal kanulataumasker yang
tandaidengan: ama 2 x 24 sesuaiindikasi adauntukpemakaianmiokarddan
DS: jamklienmenunjukkanadanyape jugamengurangiketidaknyaman
Klien mengatakan dada ngendaliannyeri, yang 2. Mintaklienuntukmenilainyeriat ansehubungandenganiskemia
2. Penundaanpelaporannyerimen
terasanyerisepertidiremas-remas, dibuktikanoleh; auketidaknyamananpadaskala
ghambatperedaannyeri,
menekan, pelaporannyeridapatdikendalik 0-10
nyerihebatdapatmenyebabkans
terkadangmenjalarkeleher, an, nyeridirasakanringan,
3. Manajemennyeri;
yok.
rahang, bahudanlengankiri. durasinyeriberkurang.
ajarkanteknikrelaksasinafasdal 3. Menghilangkannyeriataumenur
DO: 1. skala nyeri 1-2 (10)
amdanimajinasiterbimbing. unkannyeriketingkat yang
2. respirasi :16-20x/menit
Klien tampakgelisah,
3. nadi : 70-80x/menit lebihnyamandandapat
4. Periksatanda vital
berfokuspadadirisendiri,merintih,
ditoleransiolehklien.
sebelumdansesudahpemberian
anorexia, 4. Hipotensi/depresipernapasanda
obat (narkotik)
penurunaninteraksidengan orang patterjadisebagaiakibatdaripem
lain, diaphoresis. beriannarkotik.
Masalahinidapatmeningkatkank
erusakanmiokard.
1. Kelebihanlatihan/aktivitasmenin
1. Catatresponsterhadapaktivitasd
gkatkankebutuhanoksigendanme
anpeningkatanistirahatdenganc
mpengaruhifungsimiokard.
2. Setelah di epat. 2. Penurunancurahjantungmengaki
Penurunancurahjantungberhubun lakukantindakankeperawatansel batkanpenurunankekuatannadi/
2. Pemantauantanda vital
gandenganperubahan volume ama 2 x 24 jam melemah.
3. Makananbesardapatmeningkatka
sekuncup, yang ditandaidengan: klienakanmenunjukkancurahjan
3. Berikanmakanankecil/mudahdi
naktifitasmengunyah,
DS: tungmemuaskan
kunyah
rangsangan vagal
Klienmengatakan BAK yangdibuktikanoleh; haluaran
mengakibatkanbradikardi
tidaksepertibiasanya urine dalambatas normal,
4. Kajiulanghasil EKG 4. Memberikaninformasisehubung
(lebihsedikit) kulithangat,peningkatantolerans
andengankemajuan/perbaikaninf
DO: iterhadapaktivitasfisik,
ark,
Klientampakkeletihan, gelisah, perbaikan gambaran EKG.
keseimbanganelektrolitdanefekt
takikardia, 1. Haluaran urine : 1-2
erapiobat
kulitdingindanberkeringat, cc/kg/jam
2. Interpretasi EKG:
fotothoraks: kardiomegali,
karakteristik sinus ritme :
infiltratprekordialkeduaparu,
a. laju : 60-100x/menit
effusipelura, EKG: b. ritme : interval P-P reguler,
mengidentifikasikan infark Interval R-R reguler
miokard, aritmia, c. gelombang P : positif
perubahangelombang Q, (upright) di sadapan II, selalu
kelainansegmen S-T, dan inverse di ikuti kompleks QRS
d. PR interval : 0,12-0,20
gelombang T
detik konstan dari beat to
1. Perubahan TD
beat.
darahmerupakanresponsklienter
e. durasi QRS : kurang dari
1. Catat/dokumentasikanperubah hadapaktivitasdandapat
0,01.
an TD ,mengindikasikanpenurunaoksig
sebelum,selamadansesudahakti enmiokard.
Setelah di vitas
3. lakukantindakankeperawatansel 2. Menurunkankerjamiokard/konsu
ama 1 x 24 jam msioksigen
klienmenunjukkanperbaikanmo
Intoleransiaktifitasberhubungande bilitas. Ditandai dengan : 3. Aktivitas yang
2. Tingkatkanistirahatditempattid
nganketidakseimbanganantarakeb 1. berpartisipasi dalam memerlukanmenahannafasdanm
ur/kursiatauberikanakivitassen
utuhandansuplaioksigen, yang aktifitas fisik enundukdapatmengakibatkanbra
2. TTV normal ggang yang tidakberat.
ditandaidengan: dikardi,
TD : 90-190/<80 mmhg 3. Anjurkanklienmenghindariteka
DS: N : 60-100x/menit menurunkancurahjantung,
nan abdomen,
S : 36,5 °C ‒ 37,5°C
Klienmengatakanmerasalelah, dantakikardimeningkatkan TD.
R : 16-20x /menit contohnyamengejansaatdefeka
4. Memberikandukungan/pengawa
perubahankemampuanuntukmela 3. Mampu berpindah dengan
njutkanaktivitas atau tanpa alat si santambahanberlanjutdanpartisi
DO: pasi proses
Klientampaksesaknapas,letih,
penyembuhandankesejahteraan.
dispnea, takikardi 4. Rujukke program
rehabilitasjantung.
1. Keadaankulitdanpenurunannadi
biasmengindikasikanvasokonstri
ksisistemikdiakibatkanolehpenur
unancurahjantung
2. Pompajantunggagaldapatmencet
uskandistresspernapasan.
1. Kajiadanyapucat, Dispneatiba-
kulitdingin/lembab, dan tiba/berlanjutmenunjukkankomp
kekuatannadiperifer. likasitromboemboliparu
Setelah di
3. Penurunanalirandarahkemesente
lakukantindakankeperawatan
ridapatmengakibatkandisfungsi
2. Pantaupernapasan
4. selama 1 x 24 jam
gastrointestinal;
klienmenunjukkanadanyakeefe
kehilangan/penurunan
Resikopenurunanperfusijaringanj ktifanperfusijaringan yang
peristaltic, penggunaananalgesik
antung. dibuktikanoleh tekanan sistole 4. Penurunanmasukan/mualterusm
3. Kajifungsigastrointes- tinal;
Faktor resiko: dan diastole dalam rentang enerusdapatmengakibatkanpenur
1. Peningkatanbeban kerja normal, AGD normal, tanda catatanoreksia, unan volume sirkulasi, yang
ventrikel vital dalambatas normal. penurunan/takadabisingusus, berdampaknegativepadaperfusid
2. Iskemia vetrikel
1. TTV normal mual/muntah, distensi anfungsi organ.
3. Kerusakan ventrikel
TD : 90-190/<80 mmhg
abdomen, konstipasi Beratjenismengukur status
N : 60-100x/menit
S : 36,5 ‒ 37,5 hidrasidanfungsiginjal.
R : 16-20 x/menit
4. Pantaumasukandancatatperuba
2. Normal AGD :
PH serum : 7.35 - 7.45 hanhaluaran urine 1. Hipoksemiadapatmenjadiberat
PaCo2 : 35-45 mmHg
selama edema paru,
PaO2 : 75-100 mmHg
SaO2 : 95-99 % o2 mengetahuisejauhmanaperbai
Co2 : 22-32 mEq/L
kanpertukaran gas.
Anion Gap : 13-17 mEq/L
2. Manifestasipernapasantergant
CKMB : < 10 u/l
ungpadaindikasiderajatketerli
batanparudan status
kesehatanumum,
1. Pantauhasilpemeriksaananali
sehinggadapatmenentukaninte
sa gas darah (AGD).
rvensi yang tepat.
Setelah di
3. Meningkatkankonsentrasioksi
lakukantindakankeperawatan 1 2. Kajifrekuensipernapasan,
gen alveolar yang
x 24 jam kedalamandankemudahanber
dapatmemperbaiki/
klienmenunjukkanadanyaperbai napas.
menurunkanhipoksemiajaring
kanpertukaran gas, yang
5. dibuktikanoleh suara nafas an.
4. Mencegahterlalulelahdanmen
bersih, mampu bernapas
urunkankonsumsioksigen.
Gangguanpertukaran gas dengan mudah, agd normal, 3. Berikanoksigensesuaiindikasi
5. Tindakanmeningkatkaninspira
berhubungandenganperubahanme TTV normal. .
simaksimal,
mbran alveolar-kapiler, yang di 1. TTV normal
dapatmemfasilitasipengeluara
TD : 90-190/<80 mmhg
tandaidengan: 4. Mempertahankandudukdikur
N : 60-100x/menit n secret
DS: S : 36,5 ‒ 37,5 siatautirah baring.
(jikaada)untukmemperbaikive
R : 16-20 x/menit
Klienmerasasesaknapas/sulitberna
2. Normal AGD : 5. Tinggikankepala 20-30 ntilasi.
pas PH serum : 7.35 - 7.45
derajat/posisisemifowler,
PaCo2 : 35-45 mmHg
DO:
PaO2 : 75-100 mmHg danajarkantekniknapasdalam.
Batuk-batuk, menggunakan SaO2 : 95-99 % o2
Co2 : 22-32 mEq/L
otot bantu nafas, Hipoksemia
Anion Gap : 13-17 mEq/L
(PO2 < 60 mmHg, PCO2 > 35-45
mmHg)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ganggunan
Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Sylvana. F,. & Gabriela. (2005). IMA (Infark Miocard Akuta). Disusun untuk
melaksanakan tugas kepaniteraan klinik di UPF ilmu penyakit dalam RSUD dr.
Moh Saleh Probolinggo.