El3109 1 13214004
El3109 1 13214004
Abstrak
Transistor Q1 selalu konduksi pada seluruh selang
Pengelompokan penguat BJT berdasarkan jenisnya sinyal input sinusoid. Sumber arus IBIAS menarik
dikarakterisasi menjadi penguat kelas A, B, dan AB. arus dari transistor Q1 dan beban RL. [1]
Penguat kelas A mengalami distorsi saturasi dengan efisiensi
Saat tegangan input terendah, maka arus yang
25%, penguat kelas B 78,5% dengan distorsi cross-over.
ditarik sumber akan datang dari beban RL sehingga
Penguat kelas AB merupakan modifikasi kelas B dengan
beban akan mendapat tegangan terendah negatif –
rangkaian bias untuk menghilangkan distorsi cross-overnya.
IBIASRL. Saat tegangan input tertinggi maka
Kata kunci: penguat, kelas A, kelas B, kelas AB, BJT transistor Q1 akan memberikan arus lebih dari
yang ditarik sumber arus sehingga beban akan
1. PENDAHULUAN memperoleh arus dan tegangan puncak positif. [1]
Melalui percobaan ini akan diihat karakteristik dari Distorsi yang terjadi pada penguat kelas A adalah
masing-masing penguat kelas A, B, dan AB. distorsi karena transistor masuk keadaan saturasi.
Hal ini terjadi karena tegangan antara collector dan
Adapun tujuan percobaan modul 4, yaitu :
emitor terlalu rendah (< 0,3 V). [1]
a. Mengamati dan mengenali klasifikasi
penguat berdsarkan bagian fungsi 2.2 TAHAP OUTPUT PENGUAT KELAS B
sinusoidal saat transistor konduksi
Rangkaian penguat kelas B adalah sebagai berikut.
b. Mengukur dan menganalisa distorsi pada
tahap output penguat kelas A, B, dan AB
c. Mengukur dan menganalisa daya dan
efisiensi penguat kelas A, B, dan AB
2. STUDI PUSTAKA
𝟐𝑽̂𝑶
𝑷𝑺 =𝑽
𝝅 𝑹𝑳 𝑪𝑪
daya yang disampaikan pada beban,
𝟐
𝟏𝑽̂𝑶
𝑷𝑳 =
Gambar 3 Rangkaian Penguat Kelas B dengan Umpan 𝟐 𝑹𝑳
Balik Penguat Operasional [1] dengan demikian daya terdisipasi pada masing-
Penguat operasional menjamin bahwa tegangan masing transistor akan bergantung pada
input akan sama dengan tegangan output. Dengan amplituda tegangan output atau tegangan
demikian, distorsi cross-over yang dihasilkan oleh inputnya. [1]
kedua transistor akan hilang. [1]
𝟐
𝟏𝑽̂𝑶 𝟏𝑽̂𝑶
2.3 TAHAP OUTPUT PENGUAT KELAS AB 𝑷𝑫𝑸 = 𝑽𝑪𝑪 −
𝝅 𝑹𝑳 𝟒 𝑹𝑳
Rangkaian Penguat Kelas AB adalah sebagai
berikut. 3. METODOLOGI
Alat dan komponen yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
- Kit praktikum Penguat Daya (1buah)
- Generator Sinyal (1buah)
- Osiloskop digital dengan FFT (1buah)
- Multimeter Digital (1buah)
- Catu Daya (2buah)
Catu Daya dipasang pada tegangan 6V, dengan
terlebih dahulu diukur menggunakan multimeter.
Multimeter Digital yang digunakan menggunakan
kabel jarum dan hanya berjumlah 1 buah, sehingga
diperlukan pemasangan dan pencopotan
Gambar 4 Rangkaian Penguat Kelas AB [1]
rangkaian saat mengukur arus catu daya.
Rangkaian Penguat Kelas AB adalah rangkaian Pengamatan spektrum dengan FFT dilakukan
penguat kelas B yang dimodifikasi agar tidak dengan melihat amplitudo frekuensi dasar dan
terjadi distorsi cross-over. Susunan transistor BJT frekuensi harmonik ketiganya.
tidak berubah. Perubahan terjadi pada bagian
Gambar 5 Langkah kerja percobaan penguat kelas A Gambar 7 Langkah kerja percobaan penguat kelas B
dengan feedback Op-Amp
3.2 PENGUAT KELAS B
Setting Vin = 4Vpp, 1kHz. Tegangan output (Vo) 3.4 PENGUAT KELAS AB
adalah tegangan pada RL. Q1 = BD139 dan Q2 = Setting Vin = 4Vpp, 1kHz. Tegangan output (Vo)
BD140. adalah tegangan pada RL. Q1 = BD139 dan Q2 =
Langkah-langkah percobaan penguat kelas B BD140.
ditunjukkan bagan berikut: Langkah-langkah percobaan penguat kelas B
ditunjukkan bagan berikut:
Pengamatan kualitatif
Menyusun rangkaian seperti
linearitas dengan RL=33Ω, Pengamatan kualitatif
gambar 2 dengan Vcc = -Vcc =
serta grafik VTCnya dengan Menyusun rangkaian seperti linearitas dengan
6V
mode XY gambar 4 dengan Vcc = -Vcc = R1=R2=1,8kΩ, 4,7kΩ, 1kΩ
6V serta grafik VTCnya dengan
mode XY
4 40 ~
10 50 ~20
13 ~50 20
Gambar 10 VTC penguat kelas A
Analisis selanjutnya dilakukan dengan
Dapat dilihat dari gambar diatas, bentuk kurva menggunakan fungsi MATH FFT(Fast Fourier
tegangan input sama dengan kurva tegangan Transform) pada sinyal output untuk berbagai
output. Secara kasat mata dapat dilihat pula bahwa rentang sinyal input.
penguatan tegangan Vo/Vin sebesar 1V/V.
Ketika Vin=10Vpp, rangkaian penguat telah
Dari Voltage Transfer Characteristic pada Gambar mengalami saturasi, sehingga muncul impuls pada
10 dan 12, terlihat terjadinya saturasi pada frekuensi harmoniknya. Dari gambar diatas, dapat
rangkaian. Hal ini ditunjukkan dengan garis dilhat munculnya sinyal impuls pada frekuensi
mendatar di daerah kiri bawah kurva dimana harmonik dasar hingga ketiga. Dengan
tegangan output tidak bias lebih kecil lagi. Dapat memperbesar Vin=13Vpp, muncul tambahan
dilihat pula, untuk tegangan input yang sama, dari sinyal impuls lagi hingga harmonika keempat. Lain
Gambar 11 dan 13 terlihat bahwa tegangan output halnya ketika sinyal input tidak menyebabkan
mengalami pemotongan lebih kecil saat resistansi rangkaian dalam keadaan saturasi (Vin=4Vpp),
beban lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa sehingga sinyal sinusoidal output tidak mengalami
toleransi penguat terhadap saturasi akan gangguan dan hasil FFTnya hanya berupa satu
meningkat dengan bertambah besarnya resistansi buah impuls saja.
Vin = 4 Vpp
I+ 62,0 mA P+ 372 mW
I- 72,4 mA P- 434,4 mW
η = 7,51 %
Vin = 6 Vpp
I+ 62 mA P+ 372 mW
I- 72 mA P- 432 mW
Gambar 12 Kurva tegangan ouput untuk berbagai input VOUT 5,76 Vpp PLOAD 125,67
Hasil perhitungan daya dengan pengukuran arus mW
pada catu daya dan tegangan output (Vrms) dari
osiloskop ditunjukkan oleh tabel berikut: VOUT RMS 2,04 V PDISIPASI 678,33
mW
Tabel 2 Pengamatan Daya penguat kelas A
I+ 62,3 mA P+ 373,8 mW
4 35 ~
10 50 10
13 ~55 ~20
η = n/a
Vin = 2 Vpp
I+ 2,07 mA P+ 12,42 mW
I- 2,31 mA P- 13,86 mW
η = 10,52 %
η = 22,97 %
Vin = 6 Vpp
I+ 18,81 mA P+ 112,86
mW
I- 19,25 mA P- 115,5 mW
VOUT RMS 1,49 V PDISIPASI 161,08 Gambar 17 Kurva tegangan input(atas kiri), output(atas
mW kanan), VTC ouput (bawah kiri), dan VTC Op-Amp
(bawah kanan)
VOUT 10 Vpp PLOAD 280,04 Kurva VTC untuk Op-Amp memiliki sedikit
mW perbedaan dengan adanya garis vertikal yang
mengindikasikan penguatan sangat tinggi ketika
VOUT RMS 3,04 V PDISIPASI 108,45 nilai input tegangan mendekati nol. Penguatan ini
mW akan berkurang menjadi 1V/V ketika sinyal input
dinaikkan dan menjadi nol ketika keadaan saturasi.
η = 72,08 % Hal ini terjadi karena saat besar tegangan input
sangat kecil, sinyal output pada penguat kelas B
Efisiensi maksimum untuk penguat kelas B adalah dengan feedback Op-Amp ini mengalami kembali
78,5% [2]. distorsi cross-over nya. Maka dari itu, Op-Amp
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perlu menguatkan sinyal yang masuk ke kedua
semakin tinggi tegangan input yang diberikan, transistor hingga penguatan menjadi 1V/V dan
maka efisiensi dari penguat akan semakin besar. distrosi cross-over hilang.
Hal ini membuktikan bahwa hasil percobaan
konsisten dengan persamaan efisiensi secara
teoretis. Semakin tinggi sinyal input, maka
Vin = 4mVpp
Tabel 5 Amplituda FFT frekuensi harmonik dasar dan
ketiga penguat kelas B dengan berbagai input
I+ 0 mA P+ 0 mW
Vin Amplituda Vout
(dB) I-
(Vpp) 0,07 mA P- 0,42 mW
Fh0 Fh3
VOUT 40 mVpp PLOAD 0,002 mW
4 40 ~
VOUT RMS 8,07 mV PDISIPASI 0,418 mW
10 50 30
η = 0,47 %
13 ~55 ~20
Vin = 10 Vpp
Sama seperti pada penguat kelas B tanpa Op-Amp,
sinyal output akan tetap sehat ketika transistor I+ 37,61 mA P+ 227,46
belum dalam keadaan saturasi, yaitu ketika mW
tegangan input masih dibawah batas saturasi
(sekitar 10Vpp). Hal ini dibuktikan degan hasil FFT I- 36,7 mA P- 220,2 mW
dari sinyal output yang berupa impuls untuk nilai
tegangan input sebesar 4Vpp. VOUT 10 Vpp PLOAD 326,01
Ketika nilai tegangan input diperbesar hingga mW
mencapai batas saturasi, muncul sinyal harmonik
output yang amplitudanya semakin besar untuk VOUT RMS 3,28 V PDISIPASI 121,65
nilai tengangan input semakin besar. Muncul pula mW
sinyal harmonik lainnya ketika tegangan input
terus diperbesar melebihi batas saturasinya. η = 72,82 %
4.3.3 PENGAMATAN DAYA DISIPASI Dapat dilhat dari tabel diatas, bahwa nilai
DAN DAYA PADA BEBAN penguatan sesuai dengan persamaan teoretis yang
menyatakan bahwa nilai efisiensi akan naik ketika
Kurva tegangan output untuk berbagai tegangan
besar tegangan input juga naik.
input ditunjukkan gambar berikut:
Dapat dibandingkan pula nilai efisiensi untuk
tegangan input sebesar 4Vpp ada penguatan kelas
B dengan dan tanpa feedback Op-Amp. Efisiensi
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 9
pada penguat B dengan feedback Op-Amp sedikit transistor tidak mengikut nol, melainkan sebesar
lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa Op-Amp. VCC – IR.
Hal ini dikarenakan pembacaan lebih baik dapat
Dapat dilihat dari kurva VTC untuk berbagai nilai
dilakukan pada penguat kelas B dengan Op-Amp
resistor bahwa garis mendatar pada kurva lebih
karena tidak adanya distorsi cross-over pada output.
cepat terjadi pada resistor dengan nilai yang tinggi.
Hal ini terjadi karena resistor berpengaruh dalam
4.4 PENGUAT KELAS AB
menentukan nilai batas tegangan saturasinya.
Hasil percobaan penguat kelas B dengan feedback Semakin besar nilai resistor, maka semakin kecil
Op-Amp adalah sebagai berikut: batas saturasinya, sehingga transistor akan lebih
cepat memasuki daerah saturasi, atau dengan kata
4.4.1 PENGAMATAN KUALITATIF lain, swing output akan semakin lebar dengan
LINEARITAS DAN VTC semakin kecilnya nilai resistor yang digunakan.
η = 17,58 %
Vin = 4 Vpp
I+ 5,36 mA P+ 32,16 mW
I- 5,40 mA P- 32,4 mW
η = 68,72 %
Vin = 6 Vpp
I+ 5,36 mA P+ 32,16 mW
I- 5,41 mA P- 32,46 mW
Gambar 22 Kurva tegangan input-output untuk
pengukuran daya VOUT 6 Vpp PLOAD 99,28 mW
Hasil perhitungan daya dengan pengukuran arus VOUT RMS 1,81 V PDISIPASI -34,66
pada catu daya dan tegangan output (Vrms) dari mW
osiloskop ditunjukkan oleh tabel berikut:
η = 153,63 %
Tabel 8 Pengamatan Daya penguat kelas AB
Vin = 4mVpp
Vin = 10 Vpp
I+ 5,34 mA P+ 32,04 mW
I- 5,47 mA P- 32,82 mW
η = 473,25 %
5. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai
berikut.
Penguat ideal kelas A memiliki penguatan
1V/V dengan efisiensi maksimum 25%
Penguat ideal kelas B memiliki penguatan
1/V/V dengan efisiensi maksimum 78,5%
Distorsi cross-over pada kelas B dapat
dihilangkan dengan menggunakan
rangkaian umpan balik Op-Amp atau
dengan rangkaian bias seperti pada kelas
AB.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hutabarat, Mervin T, Petunjuk Praktikum
Elektronika, Sekolah Teknik Elektro dan
Informatika, Institut Teknologi Bandung, 2016.
[2] Sedra and Smith, Microelectronic Circuits, Oxford
University Press, USA, 1997.