Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut mengandung dua unsur yaitu infeksi dan
saluran pernafasan. Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit
(Gunawan, 2010). ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Menurut para
ahli, daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena sistem pertahanan
tubuhnya belum kuat. Dengan kondisi anak yang lemah, proses penyebaran penyakit menjadi
lebih cepat. Resiko ISPA Menyebabkan kematian pada anak dalam jumlah kecil, akan tetapi
menyebabkan kecacatan seperti otitis media akut (OMA) dan mastoiditis. Bahkan dapat
menyebabkan komplikasi fatal yaitu pneumonia. (Listyowati, 2013).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka


kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15-20% pertahun pada golongan
usia balita, ±13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian
tersebut terdapat di negara berkembang dan ISPA merupakan salah satu penyebab utama
kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setian tahun (WHO, 2007). Di Indonesia,
ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita.
Selain itu ispa juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei
mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 merupakan ISPA/Pneumonia sebagai
penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30 % dari seluruh
kematian balita dan bayi (Listyowati, 2013).

Faktor resiko terjadinya ISPA terdiri dari 3 (tiga) faktor yaitu faktor lingkungan,
faktor individu anak, serta faktor prilaku.faktor lingkungan meliputi pencrmaran udara dalam
rumah,kondisi fisik rumah , dan kepadatan hunian rumah.faktor individu anak meliputi umur
anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A, dan status immunisasi.sedangkan faktor prilaku
berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA pada bayi dan balita
dalam hal ini adalah praktek penanganan ISPA dikeluarga baik yang dilakukan oleh ibu
ataupun keluarga lainnya (Kemenkes RI , 2016).

Analisa World Health Organization (2007), menunjukkan bahwa efek buruk asap
rokok lebih besar bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. Ketika perokok membakar
sebatang rokok dan menghisapnya, asap yang diisap oleh perokok disebut asap utama
(mainstream), dan asap yang keluar dari ujung rokok (bagian yang terbakar) dinamakan
sidestreamsmokeatau asap sampingan. Asap samping ini terbukti mengandung lebih banyak
hasil pembakaran tembakau dibanding asap utama. Asap ini mengandung karbon monoksida
5 kali lebih besar, tar, dan nikotin 3 kali lipat, ammonia 46 kali lipat, nikel 3 kali lipat
nitrosamine sebagai penyebab kanker kadarnya mencapai 50 kali lebih besar pada asap
sampingan dibanding dengan kadar asap utama.
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lebih lazim ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Dimana-mana mudah menemui orang merokok, baik laki-laki maupun watina,
ank kecil maupun orang tua, baik kaya maupun miskin. Merokok merupakan bagian hidup
masyarakat prevalensi merokok telah menurun di banyak negara maju dalam beberapa tahun
terakhir tetapi tetap tinggi di negara berkembang. Tembakau membunuh 70% korban berasal
dari negara berkembang termasuk Indonesia (Bustan, 2007). Anak laki-laki dari segi aktivitas
lebih dekat dengan ayah pada seorang ayah yang mempunyai kebiasaan merokok maka akan
semakin mudah terkena asap rokok yang kemungkinan besar akan memicu terjadinya ISPA
(Hidayat, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sejauh mana program P2ISPA yang dilaksanakan di Puskesmas


Langensari 1 dapat berjalan sesuia dengan target yang telah ditetapkan dan mengetahui
perencanan program ISPA.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengevaluasi angka kesakitan pneumonia balita di UPTD Langensari 1.


2) Untuk mengetahui permasalahan penghambat dan penunjang dari program P2ISPA.
3) Untuk mengetahui sasaran desa yang sudah mencapai target.

BAB II

GAMBARAN UMUM UPTD PUSKESMAS LANGENSARI 1

A. Geografi

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Langensari 1 mencakup 2 Desa dan 1 Kelurahan yaitu

Desa Kujangsari dan Rejasari dan Kelurahan Bojongakntong. Adapun letak geografisnya

adalah antara 10828”LU – 10840”LU dan 71930BT –72630BT dengan luas keseluruhan

764,3 km2. Batas-batasnya yaitu :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Cilacap

 sebelah Timur berbatasan dengan Desa Langensari wil. Kerja PKM Langensari 2

 sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lakbok Kab. Ciamis, dan

 sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pataruman Kota Banjar.


Luas wilayah UPTD Puskesmas Langensari 1 adalah 1.567 Km2. Dilihat dari keadaan

topografi, wilayah UPTD Puskesmas Langensari 1 sebagian besar merupakan daerah datar.

Daerah dengan topografi yang sangat menononjol yaitu di Desa Kujangsari dengan dataran

yang menghampar. Sedangkan topografi perbukitan minor terdapat di Desa Rejasari dan

Dusun Bojongsari Kel. Bojongkantong yang keduanya berbatasan dengan desa Mulyasari.

Gambar 1

Peta Wilayah UPTD Puskesmas Langensari 1

Tahun 2016

BANTARDAWA

RANCABULUS

SINDANGGALIH

BOJONGSARI

SAMPIH

LANGKAP
LANCAR

SASAGARAN

MARGASARI

CITANGKOLO

SINDANGMULYA

CIJUREY

SINDANGASIH
B. Demografi
B.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan data dari Kantor Camat Langensari yang kami himpun bulan Desember

2016 tercatat jumlah penduduk di wialyah kerja PKM Langensari 1 sebanyak 29.984 jiwa.

Dengan jumlah penduduk Laki-laki 15.165, perempuan 14.819 dengan rasio 1,02. Penduduk

terbanyak di desa Kujangsari dengan 10.990 jiwa dan paling sedikit di desa Rejasari dengan

9.437 jiwa.

Sedangkan kelompok umur terbanyak adalah 5 – 9 tahun dengan 2.477 jiwa. Secara

keseluruhan kepadatan penduduk adalah 56.07 jiwa/km2.,

Gambar 2
Jumlah Penduduk
di Wilayah Puskesmas Langensari 1
Tahun 2016
11,500
10,990
11,000

10,500

10,000
9,557
9,500 9,437

9,000

8,500
Kujangsari Bojongkantong Rejasari

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Langensari 1 tahun 2016 sebanyak

29.984 jiwa, terdapat sebanyak 3.669 KK. Jumlah penduduk terbesar di wilayah Desa

Kujangsari yaitu sebanyak 10.990 jiwa atau sebesar 36.5% dari total jumlah penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Langensari 1 dengan 9.971 KK dan wilayah dengan jumlah

penduduk paling sedikit yaitu Desa Rejasari sebanyak 9.437 jiwa atau 31.5% dengan 3.166
KK. Kepadatan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Langensari 1 adalah 20.06

jiwa/km2, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1
Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Jumlah KK dan Kepadatan Penduduk
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Langensari 1 Tahun 2016

LUAS
JUMLAH KEPADATAN
WILAYAH Distribusi
NO DESA PENDUDUK PENDUDUK
KM2 Penduduk
KM2
1 Kujangsari 537.595 10.990 20.44 20.55
2 Bojongkantong 378.847 9.557 25.23 17.87
3 Rejasari 650.650 9.437 14.50 17.64

Puskesmas 1.567,092 29.984 60,17 56,07


Sumber data : BPS, Langensari Dalam Angka 2016

B.2 Kepadatan Penduduk

Kepadapatan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Langensari 1 tahun 2016

sebesar 20.06 penduduk per KM2 dengan luas wilayah 1.567 KM2. Kepadatan penduduk

terbesar terjadi di Kel. Bojongkantong yaitu sebesar 25.23 penduduk per KM2.

Gambar 3
Perbandingan Kepadatan Penduduk
di Wilayah Puskesmas Langensari 1
Tahun 2016

25.23
30.00 20.44
14.50
20.00

10.00

0.00
Kujangsari bojongkantong Rejasari

B.3 Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Langensari 1 berdasarkan jenis

kelamin tahun 2016, terbanyak pada laki-laki yaitu 15.165 jiwa atau sebesar 50,58%,

sedangkan perempuan hanya sebanyak 14.819jiwa (49,42%).

C. Gambaran Umum UPTD Puskesmas Langensari 1


1. Ketenagaan

UPTD Puskesmas Langensari 1 saat ini memiliki tenaga sebanyak 28 orangdengan berbagai

macam kualifikasi pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padatabel berikut :

Tabel 2
Ketenagaan di Puskesmas Langensari 1 Tahun 2016

No Tenaga Jumlah Tingkat Status


Pendidikan
1 Dokter 1 org S1 profesi PNS
2 Dokter Gigi - -
3 Perawat 6 org D3 Keperawatan 5 PNS
1 TKK
1 org 1 SPK 2 PNS
4 Bidan 10 org D3 Kebidanan 5 PNS
5 PTT
5 Perawat Gigi 1 org D3 1 PNS
6 Kesling 1 org D3 1 PNS
7 Kesmas 1 org D3 1 Sukwan
8 Gizi 1 org D1 1 PNS
9 Asisten Apoteker
10 Laboratorium 2 org D3 1 PNS
1 TKK
11 Lain-lain 3 org 2 org SLTA 1 PNS
2 org SD 1 TKK
1 sukwan
Sumber : LT1 Puskesmas Langensari 1 2016

Jumlah ketenagaan yang ada di UPTD Puskesmas Langensari 1 dirasakan sudah mencukupi

namun masih perlu adanya tambahan tenaga kesehatan, terutama asisten apoteker.

2. Sarana dan Prasarana

a. Bangunan Puskesmas Induk (kondisi baik)

- Poskesdes sebanyak 5 buah, dengan kondisi baik

c. Rumah Dinas

- Rumah dinas dokter 1 buah, kondisi baik

- Rumah dinas paramedis 2 buah, kondisi baik.

e. Alat transportasi darat


- Motor dinas di Puskesmas sebanyak 5 buah (4 baik, 1 rusak ringan)

- Mobil Puskesmas Keliling 1 buah, kondisi baik.

- Mobil Ambulance 1 buah, kondisi baik

3. Sumber Dana

Sumber dana untuk kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Langensari 1

selama tahun 2016 terdiri atas 3 sumber dana yaitu :

a. Operasional (APBD)

c. JKN (APBN)

d. Dana BOK (APBN)


BAB III

Grafik 1.1

Cakupan Pneumonia di Wilayah Puskesmas Langensari 1

Tahun 2016

Usia < 1 Thn Usia 1-5 Thn


100.00%
91%
90.00%
80.00%
72%
68.80% 68%
70.00%
60.00% 54% 56.30%
52.60%
50.00% 45.30%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

Grafik 1.2

Cakupan Pneumonia di Wilayah Puskesmas Langensari 1

Tahun 2017
180.00%

160.00%

140.00%

120.00%

100.00% Usia < 1Thn


80.00% Usia 1-5 Thn
Usia 0-3 Thn
60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Kujangsari Bojong Kantong Rejasari Puskesmas

Grafik 1.3

Cakupan Pneumonia di Wilayah Puskesmas Langensari 1

Tahun 2016-2017

180.00%

160.00%

140.00%

120.00%

100.00%
Tahun 2016
80.00% Tahun 2017
60.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Kujangsari Bojong Kantong Rejasari Puskesmas

Tabel 1.1

Identifikasi Masalah

No Upaya Target Pencapaian Masalah

.
1 P2ISPA (Cakupan 86% 143,04% Masih tingginya angka
Pneumonia usia 0-5 kejadian penderita

tahun) pneunomia dari target

86% di dapatkan cakupan

143,04% di Puskesmas

Langensari 1 pada tahun

2017.

Prioritas Masalah

U
Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.

Seriousness dilihat dari dampak masalahtersebut

S
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
ketidakberhasilan , dan membahayakan sistem atau
tidak.

Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi


berkembangdikaitkan kemungkinan masalah

G
penyebab isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.

Berdasarkan skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil).
No. Masalah U S G Total
1. Masih tingginya 5 5 5 15
angka kejadian
penderita
pneunomia dari
target 86% di
dapatkan cakupan
143,04% di
Puskesmas
Langensari 1 pada
tahun 2017.

Mencari Akar Penyebab Masalah

Dengan Menggunakan Diagram Sebab-akibat dari Ishikawa

Manusia
Metode
Peran lintas sektor kurang Belum maksimalnya penyuluhan

PJ program ISPA
belum pelatihan Masih tingginya
angka kejadian
pneunomonia di
Puskesmas
Langensari 1

Media penyuluhan Tingkat ekonomi rendah


kurang memadai

Sarana Masih banyaknya perokok

Masih banyaknya
pengelolaan sampah yang dibakar
Dana

Lingkungan
No. Priotas Penyebab Alternatif Pemecahan Ket.
Masalah Masalah Pemecahan Masalah
Masalah Terpilih
1. Masih Metode : - Mengaktifkan Penyuluhank -
tingginya 1. Belum kembali program esehatan.
angka kejadian maksimalnya penyuluhan luar Refreshing
pneunomonia penyuluhan. dan dalam kader dalam
di Puskesmas gedung. tatalaksana
Langensari 1 - Meningkatkan kasus ISPA.
kunjungan rumah
penderita
pneunomi.
Manusia : - Meningkatkan -
1. Peran lintas kerja sama lintas
sektor kurang. sektor. (lintas
2. PJ program kerja - promkes).
ISPA - Refreshing
belum pelatihan petugas dalam
menjaring
penderita ISPA.
Sarana : - Melakukan -
1. Media pengadaan media
penyuluhan promosi ISPA
kurang memadai. dengan
melakukan kerja
sama lintas
program promkes
(Brosur, Lembar
balik, dll).
Lingkungan : - Meningkatkan -
1. Masih kerja sama lintas
banyaknya perokok program
2. Tingkat (Kesling) dalam
ekonomi rendah. mereduksi angka
3. Masih perokok.
banyaknya - Dan dalam
pengelolaan pengelolaan
sampah yang sampah dalam
dibakar. standar.

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PROGRAM ISPA

UPTD PUSKESMAS LANGENSARI 1 TAHUN 2018


Su
Kebut Wak Kebu
Mit m
Upaya Target uhan tu tuha
N Sasar Penanggun ra Indikator be
Keseh Kegiatan Tujuan Sasara Sumb Pela n
o an g Jawab Kerj Kinerja rb
atan n er ksan Angg
a ia
Daya aan aran
ya
1 P2 A.
ISPA PERSIAPAN
1. Koordinasilintas Peme Tersus Petugas Ka Fe kegiatan
Pertem program gang unnyaj ISPA . b, program
uanlinta dlmpenyusunan progr adwalk Pu Juli terkoordi
s jadwalkegiatan am egiatan s, , nasi
progra terkai Pe Ok
m t tu t
ga 20
s 18
pr
og
ra
m
lai
nn
ya
2. Mensosialisasik Cama Tersosi Petugas Ka Ap Kegiatan
Pertem an program t, alisasin ISPA . ril, program
uan ISPA kepada OPD ya Pu Ok tersosialis
lintas sektor lain tingka progra s. t asi
sektor t Kec. m 20
diare 18
B.
PELAKSAN
AAN
1.Refreshin Mengingatkan Kader Tersosi Petugas ATK, Bi Jul 1.Tra Peningkat
g kader kembali atau Posya alisasin Diare Mak da i nsp an
dalam meningkatkan ndu ya an, n 20 ot = pengetah
tatalaksa pengetahuan tatalak Min De 18 1 uan
na kasus kader tentang sana um, sa org tentang
ISPA tatalaksana diare Trns x1 tatalaksan
kasus diare pot kl x a diare
Kad 74
er pos
x Rp
50.
000
=
Rp
3,7
00,
000
,-
2.Ma
kan
= 1
kl x
76
or x
Rp
25.
000
=
Rp
1,9
00,
000
,-
3.
Sna
ck 1
kl x
76
or x
Rp
25.
000
=
Rp
1,1
40,
000
,
4.Atk
=1
kl x
74
or x
Rp
5.0
00 =
Rp
370
,00
0,-
Juml
ah =
Rp
6.08
4.00
0,-
2. Masyarakatme Masy 5posya Petugas ATK, M Ma 1 org Meningka A
Penyuluh mahamipenyaki araka ndu/th ISPA alat ed ret x5 tnyakesad PB
ankeseha tISPAdanmenur t di pera isd , pos 5 aranber’P D
tan unkanangkakes Posya ga an Ap bula HBS B
akitan ndu, Pa ril, nx O
Pustu ra Ag 50.0 K
danP m s, 00 =
uskes ed Se Rp25
mas is, p, 0.00
Bi Ok 0
da t20
n 18
De
sa
C.
EVALU
ASI
1. Mencatatdanm Semu Semua Petugas ATK De 1 rim Adanya A
Pelapora elaporkanhasilk akegi hasilke ISPA s = Rp. data PBD
ndanpen egiatan atan giatant 20 35.0 kasusISPA
catatan yang ercatat 18 00,-
telah dandila
dilaks porkan
anaka
n
2.Monitoring Mengetahui hasil Hasil Semuak Petugas Ka De Pencapaian
kegiatan kegiatan program kegiat egiatant ISPA .Pu s sesuai
an erawasi s. 201 target.
8
BAB IV
PENUTUP

Setelah penulisan selesai dalam membuatdan menyusun laporan tahunan P2


ISPAUPTD Langensari I Kota BanjarTahun 2017,kami dapat menarik kesimpulandan
saran sebagai berikut

A Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai