Anda di halaman 1dari 31

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

LINGKUP PEKERJAAN

1 1. Pekerjaan Pembangunan IPAL, adapun uraian pekerjaan sebagai berikut.

Pekerjaan Main WWTP ( Waste Water Treatment Plant )

- Pekerjaan Pendahuluan
Semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, termasuk mobilisasi dan demobilisasi.

- Struktur Beton Bertulang utk Landasan


Mutu beton adalah k-250-300
Bentuk beton adalah umpak dan plat bertulang

- Pekerjaan Baja
Baja tahan karat, baja karbon lapis galvanis
Tebal baja 5mm
Kuat tarik standar SNI.

- Unit Flot Fast


- sebuah ruangan dengan ukuran ( 1.0 m x 1.0 m x 1,5 m )
- bahan adalah baja 5mm
- lapisan fiber - finishing cat
- berfungsi sebagai seteling debit
- dan seteling aerasi
- dgn kontrol pulp 0,5” dan pipa pvc 2”
- blower 3 s/d 5 PSI / 15 s/d 30 bar
- bakteri aktif
- Unit Floatasi
- sebuah ruangan dengan ukuran ( 1.0 m x 1.0 m x 1,5 m )
- bahan adalah baja 5mm
- lapisan fiber - finishing cat
- berfungsi sebagai seteling debit
- dan seteling aerasi
- dgn kontrol pulp 0,5” dan pipa pvc 2”
- Bakteri aktif

- Unit Sedimentasi
- sebuah ruangan dengan ukuran ( 1.0 m x 1.10 m x 1,5 m )
- bahan adalah baja 5mm
- lapisan fiber
- finishing cat
- unit lamela – lamela
- jumlah lamela 6 unit
- ukuran lamela panjang 1 meter, lebar 0.8m, tinggi 0,75m
- Screen
- Bakteri aktif

- Unit In Out Area / Trikling - Suatu ruangandengan ukuran ( 1.0 m x 0,4 m


x0,75 m x 2)
- Selter bakteripvc 0,5 “
-PVC / roll hair dan pompa
- bakteri aktif

- Unit Dischanse / Absorber


- sebuah ruangan dengan ukuran ( 1.0 m x 1.0 m x 0,75 m )
- bahan adalah baja 5mm
- lapisan fiber - finishing cat
- Karbon aktif 2 unit
- ukuran karbon aktif tebal 25cm x 0,75cm x 0,5m
- screen 200 mess
- bakteri aktif

- Unit Aerasi Super Natan


- sebuah ruangan dengan ukuran ( 1.0 m x 1.0 m x 0,75 m )
- Steling aerasi pvc 0,5 “
- sistim aerasi
- bahan adalah baja 5mm
- lapisan fiber - finishing cat
- bakteri aktif

- Pekerjaan Pelapisan fiber dan Cat


- tebal fiber 2mm
- jenis resin 201
- cat warna terang (tahan asam dan basa)

ELEKTRIKAL

- Pompa air
- Pompa 1
Pompa air menggunakan sumber daya dari arus AC dengan voltase 220 volt
Head 2 s/d 3m
Putaran 1500 s/d 2000 RPM
Debit 2,5 s/d 3,5 GPM

- Pompa 2
Pompa air menggunakan sumber daya dari arus AC dengan voltase 220 volt
Head 1 s/d 1,5m
Putaran 1000 s/d 1500 RPM
Debit 0,5 s/d 1 GPM
Tenaga cadangan adalah dari UPS

- Instalasi Listrik + timer otomatic


- Pekerjaan instalasi listrik dan instrument pompa dan blower
- pemakaian kabel ukuran 2,5 NYM SNI - Berbungkus pralon pvc atau
pengaman - tahan tegangan s/d 250 volt.
- bahan kabel tembaga
- tenaga cadangan adalah dari UPS dengan kapasitas 2000 watt atau setara -
baterai 100 Amper / 200 ampere sistimatis on - off - Sistimatisasi untuk pompa
dan blower.
- Timer otomatis blower
- pompa dengan kontrol manual dan otomatis

- Pekerjaan Instalasi Air


Semua jenis instalasi air menggunakan pipa pvc dan pipa baja tahan asam atau
galvanilizet

- 1.2. Untuk pekerjaan tersebut pemborong hendaknya menyediakan :

 Tenaga kerja, tenaga ahli yang memadai sepadan dengan jenis dan
lingkup pekerjaan.
 Bahan, alas kerja dan segala keperluan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembuatan bangunan.
 Serobong kerja untuk peralatan yang melakukan kerjanya sehubungan
dengan pekerjaan di lapangan dan biaya pembangunannya menjadi beban
pemborong.
 Serobong kerja untuk menyimpan barang-barang dan Kantor sebagai
ruang kerja untuk para petugas yang ditunjuk oleh pemborong, mengenai
ukuran dan letaknya harus mendapat persetujuan dari direksi/pemberi
tugas.
Lapangan pekerjaan berupa daerah pernukiman dan kantor dengan kondisi tanah
berupa tanah lempung dan tanah gembur, di musim kemarau berdebu sedang pada
musim hujan becek dan lengket.

SITUASI

2.1 Pembangunan fisik bangunan berlokasi di dalam Kota Samarinda

2.2 Lahan tanah datar perlu pembersihan lahan sekitar bangunan seperti dalam
peta situasi.

SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN BETON

Syarat-syarat ini bersifat umum, dan dipergunakan dalam proyek pemerintahan


3.1. Persyaratan untuk penggunaan air ;

a. Air sumur yang dapat diminum.


b. Air sungai yang tidak mengandung lumpur yang cepat mengendap
c. Air yang tidak mengandung minyak dan bahan-bahan terapung lainnya.
d. Secara visual air yang digunakan adalah air yang tidak berwarna, tidak terasa,
jernih, bersih, tidak mengandung zat-zat kimia serta tidak mengandung bahan
organik lainnya.

3.2. Persyaratan untuk penggunaan pasir-1


a. Butiran-butiran pasir harus keras, tajam, tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
berukuran melalui ayakan berlubang 5 mm persegi dan tertinggal diatas ayakan
berlubang 0,075 mm2.
b. Kadar lumpur yang terkandung tidak boleh lebih dari 5 %.

c. Pasir untuk urugan peninggian dan tujuan semacamnya harus bersih dari
kotorankotoran apapun.
d. Pasir untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971

3.3. Persyaratan untuk penggunaan kerikil dan batu pecah;


a. Kerikil dan butiran mineral yang harus melalui ayakan berlubang persegi 76
mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi 5 mm.
b. Batu pecah adalah butiran mineral hasil buatan / pecahan batu alam yang dapat
melalui ayakan berlubang 76 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang
persegi 5 mm.
c. Kerikil harus keras, bersih dan harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan
dalam PBI 1971.

3.4 Persyaratan untuk penggunaan batu gunung / batu padas.


a. Ukuran batu gunung tergantung pada penggunaannya, bersih tidak
mengandung tanah dan merata besarnya.
b. Batu gunung tidak boleh menunjukan tanda-tanda cacat atau banyak
mengandung tanah atau lapuk.

3.5 Persyaratan untuk penggunaan besi beton dan kawat beton;

a. Besi beton yang dipergunakan untuk bangunan ini harus memenuhi syaratsyarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
b. Besi beton yang dipergunakan harus sesuai dengan gambar bestek konstruksi dan
perhitungan, dan tidak boleh menggunakan besi beton biasa.
c. Kawat pengikat besi beton, harus dari baja lunak yang sudah dipijarkan.

3.6 Persyaratan untuk penggunaan semen Portland.


a. Tidak dibenarkan untuk menggunakan semen merek / produk luar negeri.
b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI.9-
1963
c. Tidak diperkenankan menggunakan semen sweeping (semen bekas) atau
sejenisnya atau semen yang sudah lewat mass berlakunya atau semen yang
sudah mulai mengeras.
d. Untuk pekerjaan ini dipergunakan semen merek / produk tonasa, apabila
semen tersebut langka di pasaran dapat digunakan merek lain dengan seizin
direksi.
3.7 Persyaratan untuk penggunaan kayu;
a. Jenis kayu yang dipergunakan untuk bangunan ini harus memenuhi
syaratsyarat yang tercantum dalam PKKI. 1971.
b. Ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan gambar bestek
konstruksi dan perhitungan kelas kuat kayu.
c. Untuk pekerjaan utama dalam pelaksanaan ini tidak boleh menggunakan kayu
bekas, apalagi bekas bekisting karena mengandung pasta semen.
d. Untuk pekerjaan bekisting dapat diperbolehkan mempergunakan kayu dengan
kualitas tercantum dalam kelas III PKKI. 1971.

GAMBAR GAMBAR DETAIL DAN KONSTRUKSI

4.1 Pelaksanaan pekerjaan harus di sesuai dengan gambar bestek, gambar detail dan
gambar konstruksi, berdasarkan perhitungan tanpa harus mengurangi
kokohnya konstruksi secara keseluruhan.

4.2 Semua pekerjaan harus dilaksakan sesuai dengan ukuran-ukuran yang terteradalam
gambar bestek, gambar konstruksi.

4.3 Apabila ukuran-ukuran tersebut tidak ada gambar-gambar yang dimaksud, maupun
di syarat-syarat teknis dalam RKS maka pelaksana / PIHAK KE DUA tidak boleh
begitu saja mengukur dalam gambar yang ada. Pelaksana PIHAK KE DUA, wajib
melaporkan kepada direksi atau pengawasan lapangan untuk mendapatkan
penjelasan dan ketentuan semestinya.

4.4 Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksana / PIHAK KE DUA ternyata


menyimpang dari ukuran yang telah ditentukan didalam gambar sebagaimana
tersebut diatas atau tercantum dalam RKS ini tanpa sepengetahuan direksi,
Pemimpin proyek / PIHAK KE SATU maka pelaksana PIHAK KE DUA harus
bertanggung jawab sepenuhnya.
4.5 Jika pekerjaan harus dibongkar secara keseluruhan, sebagian dari hasil
pekerjaan, atau yang sedang dikerjakan oleh pelaksana / PIHAK KEDUA
sebagai akibat dari kurangnya ukuran-ukuran, kurang baiknya bahan yang
digunakan, maka pelaksana / PIHAK KE DUA tidak dibenarkan untuk
menuntut ganti rugi apapun, pada pimpinan proyek / PIHAK KE SATU agar
penyempurnaan hasil karyanya dan bahan bangunan yang harus dibongkar
tadi, tidak diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan.
PENGUKURAN DAN PEMATOKAN PEEL

5.1 Pelaksana / PIHAK KE DUA diwajibkan mempelajari seluruh gambar dan uraian
syarat teknis. Bila dalam rencana tersebut ada sesuatu perbedaan ukuran diantara
gambar, maka pemborong wajib melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
keputusan.

5.2 Pelaksana / PIHAK KE DUA tidak dibenarkan untuk melakukan perbaikan sendiri
yang terdapat dalam perencanaan tersebut. Akibat kelalaian dalam pelaksana /
PIHAK KE DUA seluruhnya menjadi tanggung jawabnya. Pelaksana PIHAK KE
DUA bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ketentuan
peel-peel dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan rencana
kerja dan syarat-syarat teknis. Pelaksana PIHAK KE DUA diwajibkan
mencocokkan seluruh ketentuan ukuran satu sama lainnya tiap pekerjaan dan
segera melapor kepada direksi seluruh keputusan dalam pembetulan harus
disetujui oleh direksi.

5.3 Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana / PIHAK KE DUA terlebih dahulu


mengecek ketetapan peel-peel mutlak diperhatikan dengan sesungguhnya. Andai
terjadi kesalahan yang menyimpang dari ketentuan yang ada, maka Pelaksana /
PIHAK KE DUA tidak dapat ditolerir. Karena itu direksi berhak memerintahkan
untuk membongkar dengan resiko menjadi tanggung jawab Pelaksana / PIHAK
KE DUA.
Pelaksana PIHAK KE DUA melakukan pengukuran dan pencocokan kembali
terhadap pengukuran yang dilakukan pertama sesuai dengan ketentuan ukuran
yang berlaku dalam gambar rencana.
5.4 Pelaksana / PIHAK KE DUA memulai pekerjaan setelah dapat ditentukan ukuran
dasar (bow plank). Papan bow plank dari kayu meranti. Sisi atas lures (waterpas)
diketam dan tidak terpengaruh akibat cuaca, dipasang kuat dengan tiang-tiang
balok 5/7 kayu kapur.

5.5 Segala persiapan pengukuran untuk pekerjaan (uitset ) dengan waterpas dan teodolit
menjadi tanggungjawab pelaksana.

MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

6.1 Pelaksana / PIHAK KE DUA menclatang bahan yang diperlukan untuk proyek
tersebut.
6.2 Termasuk tenaga pembongkaran material dari mobil truk ke gudang penyimpanan
menjadi tanggung jawab kontraktor.

MEMBERSIHKAN DAN MERATAKAN LAHAN

7.1. Lokasi bangunan dan halaman terlebih dahulu harus dibersihkan dari semak dan
pepohonan.
7.2 Apabila terdapat perbedaan level tanah pada posisi bangunan dan halaman maka
kontraktor harus membersihkan area tersebut dengan cara menggali / menimbun
sampai posisi tersebut rata kemudian pada area timbunan harus dipadatkan
menggunakan Stemper.

7.3 Hasil akhir dari pematangan lahan dalam bidang lahan yang datar dan telah
dipadatkan serta telah disetujui oleh direksi teknik.

PEKERJAAN GALIAN TANAH


8.1 Untuk pekerjaan galian pondasi lebar dan dalamnya galian harus sesuaidengan
gambar rencana atau diminta lain oleh direksi teknik.

8.2 Jika tanah galian tersebut bias dipergunakan sebagai bahan timbunan maka tanah
tersebut dapat distok ditempatkan agar jauh dari tempat bangunan dan apabila
tidak layak digunakan sebagai bahan timbunan maka tanah tersebut harus
dikeluarkan dari lokasi proyek.

URUGAN TANAH PONDASI

9.1 Pekerjaan urugan tanah untuk pondasi adalah tanah bekas galian pondasi apabila
tanah tersebut layak digunakan atau diminta lain oleh direksi.

9.2 Urugan harus dipadatkan dengan cara manual atas persetujuan direksi teknik.

PEKERJAAN TANGKI BAJA KARBON

10.1Baja adalah dengan ketebalan 5mm dan telah sesuai dengan standar SNI

10.2 Dilakukan uji tarik .


10.3 Tahan Korosi terhadap asam
10.4 Perletakan dapat dimulai setelah kontraktor selesai melakukan "SetOut" posisi
tiangtiang pancang yang akan di pancang.

URUGAN PASIR

11.1 Urugan pasir baik bawah lantai / bawah pondasi menggunakan pasir urug

11.2 Tebal urugan disesuaikan pada gambar rencana atau atas perintah direksi teknik.

11.3 Urugan pasir harus dipadatkan dengan cara manual atau mekanis, kemudian
permukaan urugan dibuat rata.
PEKERJAAN LAYER DENGAN FIBER GLAS

12.1 Fiber glas dilakulkan layer per layer


12.2 Fiber digunakan adalah jenis yang kuat dan tahan terhadap jenis asam dan basa

PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG

13.1 Pekerjaan beton tak bertulang (rabat) dengan campuran 1 sp : 3 ps : 5 kr dengan


ketebalan 5 cm.

13.2 Syarat material/bahan dan teknik pencampuran harus sesuai dengan pasal 3
Spesifikasi bahan bangunan yang telah disebutkan diatas.

13.3 Penyempurnaan permukaan beton akibat pembukaan cetakan harus ditutup spesi /
mortel semen. Menghaluskan / mengaci semua permukaan beton bila dikehendaki
oleh direksi teknik.

PEKERJAAN BETON BERTULANG

14.1 Syarat material/bahan dan teknik pencampuran harus sesuai dengan pasal 3
Spesifikasi bahan bangunan yang telah disebutkan diatas. Dengan komposisi
campuran berdasarkan gambar rencana dengan mutu beton K 250.

14.2 Baja tulangan untuk beton pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pembongkaran dan
penempatan batang baja tulangan dan penganyaman untuk penulangan beton,
sesuai dengan Spesifikasi dan gambar atau yang disetujui oleh direksi teknik. Jarak
antara penulangan yang sejajar dan tidak boleh kurang dari diameter batang atau
ukuran maksimum.

14.3 Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki
harus digunakan bila perlu cetakan dapat dibuat dari plywood, papan
diserut/diketam rata dan halus, dan dalam keadaan baik dan sebagaimana
dikehendaki untuk menghasilkan hasil yang sempurna. Semua cetakan harus
betul-betul teliti dan kuat kedudukannya sehingga tidak ada perubahan atau
gerakan lain selama penuangan beton. Penyanggah cetakan (perancah) harus
bersandar pads pondasi yang baik sehingga tidak ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan.

14.4 Pekerjaan tidak boleh dicor sebelum semua cetakan, baja tulangan beton,
penyokong dan pengikat dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh direksi teknik. Setiap lapisan harus
dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang dimungkinkan, sehingga terbebas
dari kantong-kantong kerikil dan udara. Dalam pemadatan dari beton, kepala alat
penggetar (vibratory) harus dapat menembus dan menggetar kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang berada di bawah, tetapi jangan sampai alat penggetar
tersebut bersentuhan dengan besi tulang karena kondisi tersebut akan membuat
besi tulangan bernah posisi dan akan tertarik.
14.5 Perawatan beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera
setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui.

14.6 Penyempurnaan permukaan beton akibat pembukaan cetakan harus ditutup


spesi/mortel semen. Menghaluskan/mengaci semua permukaan beton bila
dikehendaki oleh direksi teknik.

A. Pemeriksaan dan Pengujian

17.7 Contoh pemeriksaan dan pengujian dari semua semen harus dilaksanakan oleh
Direksi, dan contoh pemeriksaan dan pengujian demikian harus sesuai dengan
N.1.8.

17.8 Direksi senantiasa berhak untuk memeriksa bahan-bahan, pemeriksaan analisa


oleh laboratorium, pemeriksaan yang diadakan di tempat penimbunan semen dan
mengambil contoh-contoh dari semen untuk pemeriksaan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan bagi Direksi untuk mengambil
contoh-contoh.

17.9 Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan. Semen yang tidak dapat diterima oleh Direksi maka harus
tidak dipergunakan atau diafkir.Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan dan
telah dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi injeksi, maka hasil pekerjaan
tersebut harus dibongkar kembali dan diganti dengan bangunan yang memakai
semen yang telah disetujui, semua biaya atas beban Pelaksana.

17.10 Silinder-silinder atau kubus-kubus untuk memeriksa, dari beton atau adukan yang
dipakai dalam pekerjaan sewaktu-waktu dapat dibuat oleh Direksi untuk tujuan
pemeriksaan mutu beton yang dikehendaki seperti tercantum di atas. Pelaksana
harus menyediakan semua semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
tanpa pembebanan biaya pada pemberi proyek.

B. Tempat Penyimpanan

17.2.1 Pelaksana harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen pada
tempat-tempat yang baik yang memudahkan pengangkutan ke lokasi pekerjaan
dan semen tiap saat harus dengan cermat terlindung terhadap kelembaban dan
mendapat udara. Gudang-gudang semen harus terlindung terhadap iklim, harus
berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus cukup besar
untuk memuat semen dalam jumlah cukup untuk pekerjaan tersebut. Penggunaan
semen harus sesuai dengan urutan datangnya semen, semen yang lama harus
digunakan dahulu daripada yang barn datang.Hendaknya semen dalam sak jangan
sampai ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
17.2.1 Timbangan-timbangan yang baik clan diteliti harus diadakan oleh Pelaksana
untuk menimbang semen di dalam gudang atau dimanapun dan juga harus
melengkapi segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.
17.2.2Pelaksana harus menunjuk penguasa gudang yang cakap, yang mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang sesuai dengan
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

C. Pasir, Kerikil dan Bahan-bahan Bangunan

Pekerjaan

17.3.1Semua bahan pasir kerikil dan bahan-bahan bangunan tembok yang dipakai untuk
semua bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam Dokumen
Kontrak, dan untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin
dikehendaki oleh direksi, harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci dan harus
sesuai dengan berkas permintaan yang diberikan Direksi.

D. Pengangkutan dan Penyimpanan

17.4.1 Pelaksana harus mengangkut, membongkar, dan menimbun semua pasir, kerikil
dan bahan-bahan bangunan lainnya sebagaimana diminta untuk melaksanakan
pekerjaan.

17.4.2 Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Pelaksana harus membersihkan bahkan
membuat/memperbaiki saluran pembuang air, pada semua tempat untuk
penimbunan bahan bangunan.

17.4.3 Pelaksana harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir, kerikil dan batu
belah, sehingga tidak mengganggu kegiatan lain dan tidak terganggu oleh
timbunan hasil galian saluran atau tidak saling mencampur dengan bahan
bangunan lain.

17.4.4 Pelaksana diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan
kembali pasir, kerikil ataupun bahan pasangan batu, yang terpisah atau kotor
karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup.
17.4.5 Pelaksana harus mengatur semua pekerjaan penimbunan dengan cara yang
sedemikian dengan menaruh semua bahan langsung ditimbun di atas bahan
terakhir dan dengan lapisan tidak lebih dari 1,25 m.

17.4.6 Pasir, kerikil dan bahan batu tidak boleh dipindahkan dari timbunan, kecuali bila
dipakai dan diperlukan untuk meratakan jalan yang dapat dilalui oleh truk, untuk
menempatkan lapisan-lapisan berikutnya.

17.4.7 Pengangkutan bahan jangan menimbulkan dampak negatif terhadap arus lalu
lintas di jalan, Kontraktor supaya mengatur arus pengangkutan barang pada
waktu-waktu arus lalu lintas sepi.
PEKERJAAN PENGECATAN

20.1 Untuk pekerjaan pengecatan terlebih dahulu harus di amplas atau dihaluskan
dengan rata, yang merata pada bidang yang dilapisi.

20.2 Penghalusan tidak boleh merusak atau mengurangi kontruksi.

PEKERJAAN LISTRIK dan TIMER OTOMATIS

21.1 Pekerjaan instalasi listrik harus sesuai dengan gambar rencana dan dikerjakan oleh
tenaga ahli yang telah memiliki sertifikat AKLI.

21.2 Semua kabel harus dibungkus dengan pipa PVC khusus kabel atau kabel khusus.

21.3 Pemasangan Lampu, Lampu yang digunakan adalah lampu lampu TL dan XL Watt,
ditempatkan sesuai dengan gambar rencana.
21.4 Semua bahan yang digunakan harus baru dan dalam kondisi baik dan dapat
diterima oleh direksi teknik.
21.5 Setelah instalasi terpasang maka harus dilakukan testing, apabila dalam testing
tersebut ada instalasi ada gangguan maka perbaikan tersebut menjadi jawab awab
kontraktor pelaksana.

BLOWER
Pekerjaan blower bersamaan dengan pengerjaan daerah flotasi

POMPA AIR
Pompa air menggunakan jenis pompa yang tahan asam dan mendapatkan referensi dari
pihak terkait atau yang di setujui oleh pihak owner.

INTALASI AIR
Instalasi air limbah mwenggunakan pipa 2” dari pipa baja tahan asam atau galvanis dan
pipa
PVC.
PENUTUP

5.1 Apabila dalam bestek (syarat–syarat pekerjaan) ini untuk uraian dan bahan–bahan
serta pekerjaan tidak disebut dalam perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh
Pemborong” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

5.2 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik bila ada bagian–bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini tapi tidak dimasukan kata demi kata dalam bestek ini
maka harus dilaksanakan oleh Pemborong dan diterima sebagai hal yang
disebutkan.

5.3 Hal–hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat–syarat ini akan diatur
kemudian secara musyawarah berdasarkan peraturan–peraturan lain yang lazim
dipergunakan dalam suatu pekerjaan pemborongan bangunan sepanjang tidak
bertentangan dengan rencana – rencana kerja dan syarat–syarat ini.
5.4 Selama masa operasional maka cost / pengeluaran ditanggung oleh pihak kontraktor
sampai dengan alat dinggap bisa operasi, melalui test sesuai dengan SK Gubernur
tentang Baku Mutu Limbah cair.

5.5 Semua pekerjaan dinyatakan selesai dan di terima apabila telah lulus uji baku
mutu dari pihak terkat dan kredibel atau yang ditunjuk oleh pihak direksi teknik atau
owner.

CONTOH METODE PELAKSANAAN REHAB JALAN 1

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Penyediaan Fasilitas seperti :
1. Direksikeet/Kantor Lapangan
2. Gudang
3. Bengkel
4. Laboratorium
5. Mobilisasi
6. Papan Nama Proyek
7. Rambu-rambu Lalulintas
2. Pra Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu diantaranya :
a. PCM (Pre Construction Meeting)
b. Field Engineering (FE)

3. Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan seperti :


Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan menunjang dalam
pelaksanaan pekerjaan serta jenis, type dan kuantitas alat sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.

Urutan atau langkah dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Pembongkaran Pasangan Batu


Pekerjaan pembongkaran ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada pasangan batu
lama yang sudah rusak sehingga harus diganti.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui.
· Memilih pasangan batu yang akan dibongkar.
· Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan
alat bantu.
· Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi pekerjaan.

2. Galain Biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada
paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan
dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda
pelaksanaannya adalah sebgai berikut :
1. Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.
2. Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
3. Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul,
singkup, belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan
Dump Truck kap. 3-4 m3.
4. Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui
· Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup,
belincong dan roda dorong.

3. Baja Tulangan U 24
Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk
ke jalan desa.
Tahapan Pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar
rencana.
c. Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi bagian
luar baja tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang lainnya.

4. Beton K-250
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga
ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan
dengan kayu acuan.
1. Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).
2. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
3. Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
4. Prosedur pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan digunakan
dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
5. Tahapan Pekerjaan :
· Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
· Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air yang
telah disediakan dengan alat water tank truck.
· Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
· Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu perancah
dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan gambar.
· Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan dan
pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik
(kuat tekan) beton tercapai.
· Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan
pengetesan dilaboratorium.

5. Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air.


Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui. Galain dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket 0,3 m3.
Tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang
kelokasi yang telah ditentukan. Para pekerja melakukan perapihan hasil galian
sehingga bentuk drainase yang diinginkan bisa terbentuk
6. Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar
1. Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase.
2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
3. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
4. Prosedur pekerjaan :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
· Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan dan
harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
· Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
· Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah
me memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
5. Tahapan Pekerjaan :
· Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir
pasang dan semen.
· Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.
· Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih
dengan alatn water tank truck.
· Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.
· Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan
pemasangan sesuai dengan gambar.
· Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
· membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk
mengetahui karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

7. Pekerjaan Pasangan Batu


a. Pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan tembok penahan tanah (TPT)
pada lokasi-lokasi tertentu untuk mencegah kelongsoran.
b. Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
c. Lokasi pekerjaan dilokasi-lokasi tertentu disepanjang jalan penanganan.
d. Prosedur pekerjaan :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
· Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan digunakan harus
sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
· Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
· Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan sudah
memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
Tahapan Pekerjaan :
· Sebelum pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu.
· Kedalaman galian sesuai dengan gambar pelaksanan.
· Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
· Matrial tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan suling-
suling.
· Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen.
· Material tersebut dicampur menggunakan concerte mixer dan diberi air.
· Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi.
· Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan
pamasangan sesuai dengan gambar.
· Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.

8. Timbunan Biasa
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan
dilaksanakan yang mana diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu
atau pekerjaan TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui.
· Material dihampar dengan tenaga manusia.
· Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper.
§ Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat Bantu.

9. Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok
Penahan Tanah setelah timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Material dihampar dengan tenaga manusia.
· Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory roller atau
stamper.
· Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu

10. Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine


Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan
Beraspal Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada
perkerasan lama.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor
dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
· Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
· Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar
lokasi pekerjaan.
· Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar
rencana.

11. Lapis Pondasi Agregat Kelas B (untuk Perkerasan Berbutir)


Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi
agrergat kelas B merupakan lapisan bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan
dengan ketebalan sesuai gambar rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material
(job mix design) agregat kelas B yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai
spesifikasi teknik yang disyaratkan.
· Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader
dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat
kelas B dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
· Material agregat kelas B dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan
padat sesuai gambar.
· Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck
dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat
pneumatic tire roller.
· Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
· Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan
test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

12. Lapis Pondasi Agregat Kelas A (untuk Perkerasan Berbutir)


Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi
agrergat kelas A merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan
ketebalan seusia dengan gambar rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material
(job mix design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai
spesifikasi teknik yang disyaratkan.
· Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader
dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat
kelas A dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
· Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan
padat sesuai gambar.
· Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck
dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat
pneumatic tire roller.
· Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
· Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan
test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

13. Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor


Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan aspal dan pondasi yang
telah rusak. Ukuran dari pekerjaan minor ini adalah kurang dari 40 x 40 cm dan dengan
total volume setelah penggalian kurang dari 10 m3 per kilometer. Pekerjaan ini
dilaksanakan untuk perbaikan lapis pondasi pada perkerasan jalan sebelum pekerjaan
perkerasan jalan hotmix dilaksanakan. Lapis pondasi agregat kelas B merupakan lapisan
pondasi bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana
perbaikan pondasi.
· Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan
bervariasi.
· Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
· Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

14. Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor


Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai
dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk
pekerjaan minor. Lapisan pondasi ini merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi
pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan
bervariasi.
· Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
· Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

15. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor


Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka
lapisan pondasi ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan
dengan Tendem Roller.
· Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan menggunakan alat
bantu.

16. Lapis Resap Pengikat


Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan setelah pekerjaan
perbaikan pondasi agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi
agregat ini ditutup dengan menggunakan material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base)
dimana untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi agregat dengan laston lapis
pondasi (AC-Base) menggunakan Lapis Resap Pengikat yang disiramkan dengan
menggunakan aspal sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor.
· Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi
campuran aspal cair.
· Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang
akan dilapisi.
· Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan

17. Laston – Lapis Pondasi (AC-Base)


Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan
penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm. Lapisan ini digunakan
sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan
perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –
Lapis Pondasi (AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi
teknik yang disyaratkan.
· Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui
ketebalan dan densitynya.
· Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
· Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke
lokasi pekerjaan.
· Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat
tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan
kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil trial
dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
· Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
· Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

18. Lapis Perekat


Sebelum laston Lapis Aus AC-WC Levelling dihampar pada existing jalan, untuk
merekatkan antara permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan
bahaan lapis perekat yang disemprotkan dengan menggunakan apal spayer.
Metoda kerja :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untur disetujui
· Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air
compressor.
· Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi
dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
· Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang
akan dilapisi.
· Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.
19. Laston – Lapis Aus (AC-WC) Levelling
Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai
dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot
mix dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –
Lapis Aus (AC-WC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai
Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
· Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa diketahui
ketebalan dan densitynya.
· Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.
· Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
· Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan
dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian
dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan
sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
· Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
· Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

20. Marka Jalan Termoplastik


Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa pengecatan
Marka Jalan dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan jalan AC-
WC Leveling yang telah selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran.
· Cat disemprotkan dengan Compressor diatas permukaan perkerasan jalan.
· Peralatan beserta bahan dibawa oleh Dump Truck.
· Glass Bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di
semprotkan.
· Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

21. Patok Pengarah


Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan.
Patok pengarah terbuat dari beton dengan mutu K-300.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
· Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana
kedalaman patok.
· Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah
agar patok dapat berdiri dengan benar.
· Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
· Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

22. Lapis Pondasi Agregat Kelas B (untuk bahu jalan)


Setelah pekerjaan perkerasan aspal maupun perkerasan jalan beton selesai dilaksanakan,
selanjutnya dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan
bahu jalan. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk meningkatkan daya dukung pada bahu jalan
dan keamanan bagi pengguna jalan.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material
(Quality control) Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan
sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
· Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel loader
dengan komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater agregat B
dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
· Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan
ketebalan padat sesuai gambar rencana.
· Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing
dengan Pneumatic Tyre Roller.
· Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan
test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis

Anda mungkin juga menyukai