Pembimbing :
Yayang Indriyani
Yulina
Yunita
A. Definisi
Panti Jompo merupakan upaya Pemerintah untuk mengayomi para Lansia (orang lanjut
usia) yang hidup miskin dan terlantar. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 telah
mengamanatkan, memperhatikan “Fakir Miskin dan Anak Terlantar”. Pendirian Panti Sosial
didasarkan atas Undang-Undang RI no.4 Tahun 1965 tentang “Pemberian Bantuan
Kehidupan bagi Orang-Orang Jompo”; Keputusan Mentri Sosial RI No.3/1/50/107/1979
tentang “Pemberian kehidupan bagi Orang-orang usia Lanjut”; Undang-Undang RI No.6
tahun 1998, tentang “Kesejahteraan Lanjut Usia”.
Panti Jompo merupakan unit pelaksanaan teknis yang memberikan pelayanan sosia
l bagi lanjut usia, yaitu berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti makanan
dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan
sosial, mental serta agama, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi
ketentraman lahir batin (DEPSOS RI, 2003).
Pengertian panti jompo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti
jompo diartikan sebagai tempat merawat dan menampung jompo.
Panti jompo (rumah perawatan) merupakan sebuah tempat tinggal atau tempat
penampungan bagi orang orang yang sudah tua.
Panti jompo adalah tempat dimana tempat berkumpulnya orang – orang lanjut usia
yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala
keperluannya, dimana tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Fungsi pelayanan dapat berupa pusat pelayanan sosial lanjut usia, pusat informasi
pelayanan sosial lanjut usia, pusat pengembangan pelayanan sosial lanjut usia, dan pusat
pemberdayaan lanjut usia.
H. Fasilitas
Fasilitas untuk panti jompo diatur dalam Peraturan Perundang- Undangan dan
Penyelenggaraan Penyandang Cacat Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 yang
mencangkup akses ke dan dari dalam bangunan, pintu, tangga, lift, tempat parkir, toilet dan
beberapa lainnya dalam aksebilitas pada bangunan umum. Dalam Departemen Sosial manula
dimasukkan kedalam kategori penyandang cacat, mental maupun fisik.
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk keluarga lansia, seharusnya keluarga untuk dapat sesering mungkin
menjenguk lansia ini di panti, tidak hanya untuk hari-hari tertentu saja,
agar mereka tidak merasa terbuang oleh keluarganya, dan untuk keluarga yang sama
sekali tidak pernah menjenguk lansia ini, datanglah berkunjung
menjenguk lansia yang pernah dititipkan ke panti, karena mereka sangat merindukan
keluarganya.
2. Untuk lansia, yang dititipkan ke panti jangan merasa terbuang atau di kucilkan
oleh keluarga, karena mungkin tinggal di panti ini jauh lebih baik dari pada tinggal dirumah
bersama keluarga, selalu bersyukur dan menikmati masa tua bersama penghuni panti yang
lain dengan rasa senang.
3. Untuk petugas panti, anggaplah para lansia yang tinggal di panti ini seperti orang tua
kita sendiri, selalu mengasihi dan menyayangi mereka agar mereka merasa senang, nyaman
dan merasa masih tetap ada keluarganya di panti ini.
4. Untuk Pemerintah yang terkait, agar lebih meningkatkan lagi perhatiannya kepada
para lansia yang berada di panti jompo maupun lansia yang terlantar
agar lebih mensejahterakannya, untuk lansia yang tinggal di panti jompo
agar Pemerintah menggerakkan lagi agenda atau kegiatan lansia di panti yang tidak
membuat mereka bosan tinggal di panti jompo.
DAFTAR PUSTAKA