Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

“PANTI TRESNA WERDA”

Pembimbing :

Disusun Oleh Kelompok 8:

Yayang Indriyani

Yossy Rezky Ramadhana

Yulina

Yunita

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Panti Jompo merupakan upaya Pemerintah untuk mengayomi para Lansia (orang lanjut
usia) yang hidup miskin dan terlantar. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 telah
mengamanatkan, memperhatikan “Fakir Miskin dan Anak Terlantar”. Pendirian Panti Sosial
didasarkan atas Undang-Undang RI no.4 Tahun 1965 tentang “Pemberian Bantuan
Kehidupan bagi Orang-Orang Jompo”; Keputusan Mentri Sosial RI No.3/1/50/107/1979
tentang “Pemberian kehidupan bagi Orang-orang usia Lanjut”; Undang-Undang RI No.6
tahun 1998, tentang “Kesejahteraan Lanjut Usia”.
Panti Jompo merupakan unit pelaksanaan teknis yang memberikan pelayanan sosia
l bagi lanjut usia, yaitu berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti makanan
dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan
sosial, mental serta agama, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi
ketentraman lahir batin (DEPSOS RI, 2003).
Pengertian panti jompo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti
jompo diartikan sebagai tempat merawat dan menampung jompo.
Panti jompo (rumah perawatan) merupakan sebuah tempat tinggal atau tempat
penampungan bagi orang orang yang sudah tua.
Panti jompo adalah tempat dimana tempat berkumpulnya orang – orang lanjut usia
yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala
keperluannya, dimana tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta.

B. Dasar Hukum Panti Wreda


Hukum dan etika, psikologis dan perilaku, kesehatan, pembinaan, perawatan, pelayanan
serta jaringan kerjasama tingkat lokal, nasional, regional bahkan global. Dari alasan-alasan
yang sudah disebutkan di atas, bukankah sudah saatnya kita lebih memperhatikan topik
kesehatan lansia terutama di negara-negara berkembang.
Beberapa produk hukum telah dikembangkan, dan yang terbaru adalah Undang-Undang
Republik Indonesia No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Produk hukum
tersebut dapat dijadikan pedoman guna memperbaiki kinerja para pelaksana sehingga
diperoleh kegiatan yang lebih terarah, terpadu, efektif dan efisien dengan tujuan akhirnya,
yaitu membuat lansia dan keluarganya sejahtera.
C. Tujuan Panti Wreda
Adanya panti jompo ini, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lansia dalam
rangka / upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat
kesehatannya secara optimal.

D. Tujuan, Tugas Dan Fungsi Pelayanan


Tujuan pedoman pelayanan ini adalah memberi arah dan memudahkan petugas dalam
memberikan pelayanan sosial, kesehatan dan perawatan lanjut usia di PSTW (Panti Sosial
Tresna Werdha), serta meningkatkan mutu pelayanan bagi lanjut usia. Tujuan pelayanannya
adalah:
a. Terpenuhinya kebutuhan lansia yang mencakup biologis, psikologis, sosial dan
spiritual.
b. Memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktifitas lansia.
c. Terwujudnya kesejahteraan sosial lansia yang diliputi rasa tenang, tenteram, bahagia,
dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tugas pelayanan meliputi :


a. Memberi pelayanan sosial kepada lansia yang meliputi pemenuhan kebutuhan hidup,
pembinaan fisik, mental, dan sosial, member pengetahuan serta bimbingan keterampilan
dalam mengisi kehidupan yang bermakna.
b. Memberi pengertian kepada keluarga lanjut usia, masyarakat untuk mau dan mampu
menerima, merawat, dan memenuhi kebutuhan lansia.

Fungsi pelayanan dapat berupa pusat pelayanan sosial lanjut usia, pusat informasi
pelayanan sosial lanjut usia, pusat pengembangan pelayanan sosial lanjut usia, dan pusat
pemberdayaan lanjut usia.

E. Syarat-Syarat Penitipan Lansia


a. kondisi fisik dan psikis orang tua yang sudah lanjut usia adalah sama seperti melihat
bayi.
b. orang tersebut sama-sama membutuhkan perawatan dan perhatian khusus.
c. karena kondisi medis yang sudah sangat lemah sekali, tentunya sangat memerlukan
sekali bantuan dari orang lain yang benar-benar telah berpengalaman dalam merawat orang
tua yang sudah berusia lanjut.
d. Orang tua merasa lebih berbahagia berada di Panti Jompo misalnya karena banyak
teman-temannya yang seusia dan tentunya komunikasinya“nyambung”.
e. Panti Jomponya baik, artinya selain sarananya memadai juga para
perawatnya melakukan tugas dengan penuh kasih sayang.
f. Tidak ada komunikasi terputus antara orang tua artinya keluarga sering-sering
berkunjung.

F. Masalah Yang Sering Dihadapi Lansia Yang Hidup Di Panti Wreda


Masalah yang sering dihadapi oleh lansia yang tinggal di
panti wredamenurut Wreksoatmodjo, (2013) adalah :.
a. Lansia yang tinggal di panti umumnya kurang merasa hidup bahagia, banyak lansia yang
merasa kesepian tinggal di panti padahal banyak lansia atau penghuni panti disekeliling
mereka.
b. Lansia yang tinggal di panti merasa sedih karena keterbatasan ekonomi,
meskipun kebutuhan mereka sehari-hari terpenuhi.
c. Lansia yang tinggal di panti tercukupi kebutuhan fisik (pangan, sandang dan
papan) namun mereka tetap merindukan dapat menikmati sisa hidupnya dengan
tinggal bersama keluarga.
d. Lansia yang tinggal di panti, pada umumnya adalah lansia terlantar yang jauh dari anak
dan cucu, akan cenderung kurang dapat memaknai hidup, mereka menjalani hidup kurang
semangat, kurang optimis, dan merasa kesepian atau hampa, kurang memiliki tujuan yang
jelas baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurang bertanggung jawab terhadap diri
sendiri, lingkungan dan masyarakat.
e. Lansia yang tinggal di panti cenderung merasa kurang bebas menentukan pilihan dalam
hidupnya, mereka lebih senang tinggal di panti karena ada yang mengurusnya walaupun
mereka merasa terkekang, dan mereka merasa tidak dapat bertindak sesuainilai-nilai yang
diyakininya.
f. Para lansia yang tinggal di panti kurang beraktifitas, baik aktifitas fisik maupunaktifitas
kognitif dan juga kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
g. Lansia penghuni panti banyak yang mengalami underweight (penurunan berat badan).
h. Beberapa hasil penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa lansia yan tingga di panti
lebih beresiko mengalami gangguan kognitif.

G. Penyebab Dari Masalah Yang Dihadapi Lansia Yang Hidup Di PantiWreda


Secara umum penyebab timbulnya masalah pada lansia yaitu disebabkan oleh kondisi
penurunan fisik yang memang muncul dari proses penuaan yang terjadi (Potter &Perry,
2005).
Pada lansia yang tinggal di panti jompo masalah yang sering muncul yaitu masalah
sosial akibat keterbatasan perawatan dan peran keluarga yang merawatnya. Masalah sosial
yang sering terjadi yaitu kesepian, stress, depresi, penarikan diri, dan acuh tak acuh terhadap
diri dan lingkungannya. (Rosita, 2012).
Masalah Umum yang Unik Bagi Lanjut Usia menurut Maryam, (2008) adalah :
a. Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus tergantung pada orang lain.
b. Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk
melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.
c. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan
kondisifisik.
d. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau isteri yang telah meninggal
atau pergi jauh atau cacat.
e. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang semakin bertambah.
f. Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa.
g. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus direncanakan untuk orang
dewasa.
h. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjutdan
memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan yang lebih cocok.
i. Menjadi korban atau dimanfaatkan oleh para penjual obat dan kriminalitas
karena mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan diri.

H. Fasilitas
Fasilitas untuk panti jompo diatur dalam Peraturan Perundang- Undangan dan
Penyelenggaraan Penyandang Cacat Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 yang
mencangkup akses ke dan dari dalam bangunan, pintu, tangga, lift, tempat parkir, toilet dan
beberapa lainnya dalam aksebilitas pada bangunan umum. Dalam Departemen Sosial manula
dimasukkan kedalam kategori penyandang cacat, mental maupun fisik.

I. Keuntungan Dan Kerugian Tinggal Di Panti Wreda


Menurut Hurlock (1996) Ada beberapa keuntungan yang akan didapat para lansia
bila tinggal di Panti Jompo adalah sebagai berikut :
a. Perawatan dan perbaikan wisma dan perlengkapannya dikerjakan oleh lembaga.
b. Semua makanan mudah didapat dengan biaya yang memadai.
c. Perabotan dibuat untuk rekreasi dan hiburan.
d. Terdapat kemungkinan untuk berhubungan dengan teman seusia yang mempunyai
minat dan kemampuan yang sama.
e. Kesempatan yang besar untuk dapat diterima secara temporer oleh teman seusia
daripada dengan orang yang lebih muda.
f. Menghilangkan kesepian karena orang-orang di situ dapat dijadikan teman.
g. Perayaan hari libur bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga tersedia di sini.
h. Ada kesempatan untuk berprestasi berdasarkan prestasi di masa lalu kesempatan
semacam ini tidak mungkin terjadi dalam kelompok orang-orang muda.
Selain mendapat beberapa keuntungan terdapat pula beberapa kerugian bila tinggal
di Panti Jompo, diantaranya adalah :
a. Biaya hidup yang lebih mahal daripada tinggal di Rumah sendiri
b. Seperti halnya makanan di semua lembaga, biasanya kurang menarik daripada
masakan rumah sendiri
c. Pilihan makanan terbatas dan seringkali diulang-ulang
d. Berhubungan dekat dan menetap dengan beberapa orang yang mungkin tidak
menyenangkan
e. Letaknya seringkali jauh dari tempat pertokoan, hiburan dan organisasi
masyarakat.
f. Tempat tinggalnya cenderung lebih kecil daripada rumah yang dulu.

J. Tujuan Pembinaan Kesehatan Lansia Di Panti Wreda


a. Tujuan Umum
Meningkatnya derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia dipanti agar mereka dapat hidup
layak.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan lansia dipanti, baik oleh petugas
kesehatan maupun petugas panti.
2) Meningktnya kesadaran dan kemampuan lansia khususnya yang tinggal dipanti dalam
memelihara kesehatan diri sendiri.
3) Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam upaya pemeliharaan
kesehatan lansia dipanti.
K. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lansia Di Panti Wreda
a. Upaya promotif
Upaya untuk menggairahkan semangat hidup dan meningkatkan derajat kesehatan
lansia agar tetap berguna, baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.
Kegiatan tersebut dapat berupa penyuluhan/demonstrasi danpelatihan bagi petugas
panti mengenai hal-hal berikut ini:
1) Masalah gizi dan diet
2) Perawatan dasar kesehatan
3) Keperawatan kasus darurat
4) Mengenal kasus gangguan jiwa
5) Olahraga
6) Teknik-teknik berkomunikasi
7) Bimbingan rohani
8) Sarasehan, pembinaan mental dan ceramah keagamaan,
9) Pembinaan dan pengembangan kegemaran pada lansia di panti
10) Rekreasi
11) Kegiatan lomba antar lansia di dalam panti atau antar panti
12) Penyebarluasan informasi tentang kesehatan lansia di panti maupun masyarakat
13) luas melalui berbagai macam media.
b. Upaya preventif
Upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh proses penuaan dan komplikasinya.
Kegiatannya dapat berupa kegiatan berikut ini:
1) Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan dipanti oleh petugas kesehatan yang datang
ke panti secara periodik atau di puskesmas dengan menggunakan KMS lansia.
2) Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di puskesmas maupun
petugas panti yang telah dilatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia.
3) Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang
menggunakan buku catatan pribadi.
4) Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-
masing.
5) Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan kondisi
kesehatannya masing-masing.
6) Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
7) Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan tetap produktif.
8) Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap lingkungan
sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu mengadakan hubungan dan pembatasan
terhadap waktu, tempat, dan orang secara optimal.
c. Upaya kuratif
Upaya pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan atau petugas panti terlatih sesuai
kebutuhan.
Kegiatan ini dapat berupa hal-hal berikut ini:
1) Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau petugas panti yang telah
dilatih melalui bimbingan dan pengawasan petugas kesehatan/puskesmas.
2) Pengobatan jalan di puskesmas.
3) Perawatan dietetic.
4) Perawatan kesehatan jiwa.
5) Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
6) Perawatan kesehatan mata.
7) Perawatan kesehatan melalui kegiatan di puskesmas.
8) Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang diperlukan.
d. Upaya rehabilitatife
Upaya untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal mungkin.
Kegiatn ini dapat berupa rehabilitasi mental, vokasional (keterampilan /kejuruan), dan
kegiatan fisik.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
1. Untuk keluarga lansia, seharusnya keluarga untuk dapat sesering mungkin
menjenguk lansia ini di panti, tidak hanya untuk hari-hari tertentu saja,
agar mereka tidak merasa terbuang oleh keluarganya, dan untuk keluarga yang sama
sekali tidak pernah menjenguk lansia ini, datanglah berkunjung
menjenguk lansia yang pernah dititipkan ke panti, karena mereka sangat merindukan
keluarganya.
2. Untuk lansia, yang dititipkan ke panti jangan merasa terbuang atau di kucilkan
oleh keluarga, karena mungkin tinggal di panti ini jauh lebih baik dari pada tinggal dirumah
bersama keluarga, selalu bersyukur dan menikmati masa tua bersama penghuni panti yang
lain dengan rasa senang.
3. Untuk petugas panti, anggaplah para lansia yang tinggal di panti ini seperti orang tua
kita sendiri, selalu mengasihi dan menyayangi mereka agar mereka merasa senang, nyaman
dan merasa masih tetap ada keluarganya di panti ini.
4. Untuk Pemerintah yang terkait, agar lebih meningkatkan lagi perhatiannya kepada
para lansia yang berada di panti jompo maupun lansia yang terlantar
agar lebih mensejahterakannya, untuk lansia yang tinggal di panti jompo
agar Pemerintah menggerakkan lagi agenda atau kegiatan lansia di panti yang tidak
membuat mereka bosan tinggal di panti jompo.
DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2010. Pekanbaru dalam Angka 2012. BPS Kota Pekanbaru.


Bachtiar,Wardi.2006. Sosiologi Klasik Dari Comte Hingga Parsons. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA
Daryanto.2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Apollo.
http: ipi185930-pdf
Panti Jompo, Tempat Membuang Mereka yang Renta
February 7, 2010 oleh Gayatri Mantra
http://balebengong.net/kabar-anyar/2010/02/07/panti-jompo-tempat-membuang-mereka-
yang-renta.html
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=704http://subhankadir.
wordpress.com/2007/08/20/panti-werdha-adalah-pilihan/Desmita. 2008.
Strockslager, Jaime L. dan Liz Schaeffer. 2008. ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRIK.
Edisi ke-2. Jakarta:EGC
Maryam, R Siti.et al. 2008. MENGENAL USIA LANJUT DAN
PERAWATANNYA. Jakarta:salemba medika
Nugroho, wahyudi. 2008. KEPERAWATAN GERONTIK & GERIATRIK. Jakarta: EGC
Pudjiastuti, Sri Ssurini dan Budi Utomo. 2003. FISIOTERAPI PADA LANSIA. Jakarta:
EGC
Tamher, S. dan noorkasiani. 2009. KESEHATAN USIA LANJUT DENGAN
PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN. Jakarta: salemba medika
Psikologi Orang Dewasa
Batusangkar: STAIN Batusangkar Press
Diposkan oleh dewi fadilatul di 23.49
http://dewifadilatul.blogspot.com/2010/12/askep-lansia-di-panti-werdha-dengan.html
Muhammad Hasby Jamil
http://www.scribd.com/doc/134354539/Makalah-Populasi-Khusus-panti-jompo#scribd
Pengertian Panti Jompo
Sunday, June 15, 2008, Adventure di 9:58 PM
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-panti-jompo.html
Lanjut Usia dan Panti Jompo
http://jhon-solution.blogspot.com/2008/06/lanjut-usia-dan-panti-jompo.html
perbedaan permasalahan lansia yang tinggal di panti jompo dengan lansia yang tinggal
dengan keluarga
Maryam, R. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya Jakarta: Salemba Medika Potter
& Perry. (2005).
Fundamental Keperawatan. Vol 1 Jakarta : EGC Rianto, Adi . (2004).
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut oleh masyarakat di Propinsi Jawa Timur Bandung: Depkes
Bandung Rosita. (2012).
Stressor Sosial Biologi Lansia Panti Wredha Usia dan Lansia Tinggal Bersama Keluarga
BioKultur, Vol.I/No.1 hal. 43-52. Sutikno. Ekawati. (2011).
Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia Surakarta: Universits Sebelas Maret
Tamher, S. (2009).
Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan Jakarta: Salemba Medika
Wreksoatmodjo, B. R. (2013).
Perbedaaan karakteristik lanjut usia yang tinggal di keluarga dengan yang tinggal dipanti di
Jakarta Barat Vol. 40. No. 10. Jakarta : bagian neurologi, fakultas kedokteran universitas
atmajaya, Jakarta, Indonesia Yuwanto, L & Pratidina K.P. (2013).
Panti werdha : apakah selalu menjadi tempat yang tepat bagi lansia, Surabaya: Universitas
Surabaya
https://www.academia.edu/9364924/perbedaan_permasalahan_lansia_yang_tinggal_di_panti
_jompo_dengan_lansia_yang_tinggal_dengan_keluarga. Rifa Riviani University Of Jendral
Soedirman, Nursing,

Anda mungkin juga menyukai