PRAKTIK KLINIK I
Disusun Oleh :
TAHUN 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak, atau suatu
tahun 1860, pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu
tersebut tidak bertambah baik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak
beberapa tahun, yang saat ini dikenal sebagai spastic diplegia. Penyakit ini
Anak celebral palsy termasuk salah satu jenis kelainan fisik (tuna
cerebrum yang berarti otak, dan palsy yang berarti kelumpuhan. Jadi
dan anggota gerak yang dibatasi oleh garis tengah yang didepan atau
B. Epidemiologi
dunia adalah sekitar 2-2,5 tiap 1000 kelahiran hidup. Dimana hal
C. Etiologi
perlu digali mengenai hal bentuk cerebral palsy, riwayat kesehatan ibu
sekitar kelahiran dimana terjadi kerusakan motorik pada otak yang sedang
deposit fibril amiloid pada tunika media dan tunika intima arteria kecil
kongenital dari otak, ibu yang mengalami malnutrisi berat pada saat
atetosis.
2. Perinatal
akan tetapi hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti apakah
yang lahir prematur sudah memiliki kelainan otak sejak awal yang
terjadi pada bayi dengan berat badan lahir yang sangat rendah,
sedangkan pada bayi prematur dengan berat badan lahir lebih dari
tali pusat yang melilit leher bayi, prolaps tali pusat (tali pusat keluar
3. Postnatal
bayi.
D. Patofisiologi
mati, maka tidak ada lagi impuls yang diteruskan ke sel otot. Ataupun
lokasi lesi, termasuk pada korteks motoris serebral, ganglia basalis atau
gestasi dan induksi ventral yang berlangsung pada minggu ke 5-6 masa
gestasi. Fase selanjutnya terjadi proliferasi neuron, yang terjadi pada masa
yang terjadi pada masa gestasi bulan 3-5. Migrasi terjadi melalui dua cara
pada saat lahir sampai beberapa tahun pasca natal. Pada stadium ini terjadi
pada sel-sel hipokampus yaitu pada kornu ammonis, yang akan bisa
E. Gambaran Klinis
1. Paralisis
campuran.
2. Gerakan involunter
3. Ataksia
4. Kejang
sensibilitas.
F. Klasifikasi
yang banyak.
Bentuk kelumpuhan spastisitas tergantung kepada letak dan
gerak tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang
lainnya.
tubuh.
terkontrol pada otot muka dan seluruh anggota gerak. Gerakan otot
nampak sebagai getaran yang bersifat regular atau spasme yang tiba-
3. Tipe Ataksia (5 %)
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan
peralatan mandi.
4. Penanganan deformitas
H. Prognosis
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
perempuan, beragama Islam dan sisi dominan kiri. Anak bertempat tinggal
pertama dengan pengasuh utama yaitu Ibu. An.Nr dirujuk ke unit Okupasi
B. DATA SUBJEKTIF
mandiri tetapi pola jalannya jinjit, tidak ada luka pada anggota tubuh,
dan jari ke V tangan kanan anak swan neck. Atensi anak sudah cukup
Kontrol postural, gross motor serta fine motor belum cukup baik.
2. Data Screening
pertama kali pasien datang untuk terapi yaitu usia 13 tahun dengan
dengan baik dan benar dikarenakan adanya keterbatasan LGS dan KO.
3. Initial assessment
Ekstremitas atas dan bawah pada sisi sebelah kanan spastik. Ketika
movement.
D. DATA OBJEKTIF
rumah sakit. An.Nr merupakan anak pertama. Saat hamil ibu berusia 26
tahun. Pada usia 1 tahun ibu An.Nr membawa ke rumah sakit dengan
palsy. Ibu tidak memiliki riwayat apapun, tidak pernah mengalami trauma
sudah berusia 4 tahun. perilaku anak saat ini (usia 13 tahun) bermain
bersama teman-teman yang lain pada fase play stage. Secara umum anak
kooperatif, tidak bergantung pada orang tua, dan friendly. Kontak mata
terhadap frustasi bagus, tonus otot normal, motorik kasar dan motorik
halus kurang kontrol kepala bagus, pola berjalan jinjit dan terdapat spastik
(FIM) yang dilakukan pada tanggal 13 Juli 2017 diperoleh nilai 107 yaitu
okupasi terapi untuk anggota gerak atas lingkup gerak sendi (LGS)
shoulder = 65ᵒ. LGS pada elbow, fleksi = 65ᵒ, ekstensi elbow =170ᵒ. LGS
pada lengan bawah, supinasi =70ᵒ, pronasi = 80ᵒ. LGS pada wrist, fleksi =
75ᵒ, ekstensi = 20ᵒ, deviasi radiasi = 20ᵒ, deviasi ulnar = 25ᵒ. LGS pada
Metacarpo Phalangeal (MP), jari II = 65ᵒ, jari III = 65ᵒ, jari IV = 45ᵒ, jari
V =45ᵒ. LGS pada Proximal Interphalangeal (PIP), jari II = 45ᵒ, jari III =
45ᵒ, jari IV = 35ᵒ, jari V = 35ᵒ. LGS Distal Interphalangeal (DIP), jari II
=50ᵒ, jari III =45ᵒ, jari IV =45ᵒ, jari V =45ᵒ. Pengukuran kekuatan otot
(KO) terhadap An.Nr diperoleh nilai kekuatan otot shoulder fleksi dan
1. Aset
2. Limitasi
Lingkup gerak sendi (LGS) dan kekuatan otot (KO) kurang maksimal.
Gross motor, fine motor, dan kontrol postural kurang baik. Dalam
Anak tidak mampu menggosok gigi dengan baik dan benar karena
1. Prognosis Klinis
2. Prognosis Fungsional
menggosok gigi secara mendiri karena gejala motorik yang ringan dan
DIGUNAKAN
(setelah makan) yang masuk dalam BADL (Basic Activity Daily Living),
menggosok gigi. Kognitif anak bagus, namun lingkup gerak sendi (LGS)
dan kekuatan otot (KO) anak masih kurang maksimal menyebabkan An.Nr
belum mampu menggosok gigi secara mandiri dengan baik dan benar,
sesi terapi
1. Adjunctive
2. Enabling
b. Uraian
lumbricales, fleksi MCP PIP DIP JARI II-V, fleksi IP dan MCP
jani I.
3. Purposeful
b. Uraian
kekuatan otot carpi ulnaris, lumbricales, fleksi MCP PIP DIP JARI
4. Occupational
Uraian
anak melakukan aktivitas meremas malam pad dan balon yang berisi
lumbricales, fleksi MCP PIP DIP JARI II-V, fleksi IP dan MCP jari I
1. Adjunctive
2. Enabling
b. Uraian
3. Purposeful
b. Uraian
otot buccinator dan orbicularis oris yang berada di pipi untuk bisa
4. Occupational
Uraian
hal ini mengacu pada konsep isometric atau kontraksi statis untuk
berada di pipi.
1. Adjunctive
2. Enabling
b. Uraian
3. Purposeful
b. Uraian :
4. Occupational
Uraian
1. Adjunctive
2. Enabling
b. Uraian
3. Purposeful
4. Occupational
Uraian
dengan gradasi tinggi mangkok selevel perut, dada, dan mulut. Hal ini
1. Adjunctive
assistive movement.
2. Enabling
b. Uraian
3. Purposeful
b. Uraian
Uraian
1. Adjunctive
ekstensi elbow, fleksi-ekstensi wrist dan buka tutup jari dengan active
assistive movement.
2. Enabling
b. Uraian
otot (KO) pectoralis major; biceps brachii dan lingkup gerak sendi
3. Purposeful
b. Uraian :
4. Occupational
Uraian
kiri lalu sebelah kanan menggunakan tangan dengan baik dan benar.
5. Jelaskan bagaimana kerangka acuan atau metode yang anda pilih
dengan gradasi tinggi pada mangkok selevel perut, dada, dan mulut.
pectoralis major; biceps brachii dan lingkup gerak sendi (LGS) elbow
; shoulder
K. RE-EVALUASI
gigi dan memencet pasta gigi walaupun dengan pola pegang sikat gigi
sesi terapi. Selain itu menggosok gigi bagian kiri sudah mampu, tetapi
mandiri namun bagian sebelah kiri anak belum mampu, dan dalam
spesifik.
menjadi lebih baik atau tidak. Yang lebih baik yang mana? Bagaimana
lebih baiknya? Berikan alasan – alasan. Kalau tidak menjadi lebih baik,
agar pasien mampu meningkatkan kekuatan otot dan lingkup gerak sendi.
Terapi selama 12 kali sesi masih kurang karena anak memerlukan waktu
yang cukup lama dalam peningkatan perkembangan program terapi yang
telah diberikan.
M. Follow up
program terapi di Klinik Mitra Insan Mandiri Ponorogo, orang tua ikut
melatih anak menggosok gigi dengan baik dan benar di rumah secara
konsisten agar anak terbiasa dan bisa melakukannya sendiri. orang tua
harus menahan diri dari keinginan untuk membantu agar anak menjadi
mandiri. oleh karena itu terapis dan orang tua harus sepakat, fokus, dan
satu tujuan konsisten melatih anak agar mandiri baik di tempat terapi
maupun di rumah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak, atau suatu
dan anggota gerak yang dibatasi oleh garis tengah yang didepan atau
adalah paralisis spastik atau dengan paralisis pada pergerakan volunter dan
perempuan, beragama Islam dan sisi dominan kiri. Anak bertempat tinggal
Cerebral palsy spastik hempilegi dan diagnosis Okupasi Terapi (OT) pada
15 kali sesi terapi yaitu mampu menggosok gigi secara mandiri dengan
baik dan benar. Namun anak sudah mampu mencapai STG 3 yang telah
B. Saran
lama-lama anak akan mampu melakukannya dengan baik dan benar secara
mandiri. Selain itu orang tua harus menahan diri dari keinginan untuk
Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara terapis dan orang tua untuk
Adnyana IMO. Cerebral Palsy Ditinjau dari Aspek Neurologi. Denpasar: UPF
http://www.childrensmemorial.org/depts/orthopaedic/defaults.aspx
2003. p. 255-8. 3.
p. 621-7.