Anda di halaman 1dari 10

KESETIMBANGAN KIMIA

A. Pengertian Kesetimbangan Kimia


Kesetimbangan kimia adalah ilmu yang mempelajari semua proses yang dapat
berlangsung dua arah, artinya proses atau reaksi yang dapat balik. Keadaan kesetimbangan kimia
diperlihatkan pada contoh dibawah ini :
Ag+ + Fe2+ ↔ Ag + Fe3+
Tanda panah kedua arah yang berlawanan menunjukkan bahwa reaksi dapat dibalik atau terjadi
reaksi yang setimbang. Saat keadaan setimbang, tidak akan terjadi perubahan secara makrokopis,
artinya perubahan yang dapat diamati atau diukur, tetapi reaksi terus berlangsung dalam dua arah
dengan kecepatan yang sama. Jadi kesetimbangan kimia bersifat dinamis, jika ion Ag+ dan Fe2+
dicampur, laju perubahan Ag+ dan Fe2+ setiap saat selalu berubah.
Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan
produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun
demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah mnjadi produk
secara terus-menerus sambil molekul-molekul produk berubah menjadi reaktan kembali dengan
kecepatan yang sama.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah reaksi
dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan produk. Sesaat
setelah produk tersebut, pembentukan reaktan produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi
maju dan reaksi balik adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai.
Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai
reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan
fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika.
Jadi kesetimbangan reaksi disebut juga dengan kesetimbangan dinamis. Kesetimbangan
dinamis adalah pada keadaan-keadaan setimbang reaksi tidak diam (statis), tetapi terjadi dua
reaksi berlawanan arah yang mempunyai laju reaksi sama. Pada keadaan tidak setimbang ini
tidak terjadi lagi perubahan bersih dalam sistem reaksi. Misalnya kesetimbangan dinamis yang
diasumsikan dalam kehidupan sehari-hari.
Air dipanaskan dalam wadah tertutup sampai air menguap. Pada saat air menguap, uap
air tertahan pada permukaan tutup wadah. Selanjutnya, uap air tersebut akan mengalami
kondensasi,yaitu uap air menjadi cair kembali, kemudian jatuh kedalam wadah. Pada wadah
tersebut terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu proses penguapan yang arahnya keatas
dan proses kondensasi yang arahnya kebawah. Pada saat tertentu laju proses penguapan dan laju
proses kondensasi akan sama. Hal itu dapat kita lihat volume air dalam wadah tersebut adalah
tetap. Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan dinamis.
Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya produk
sama dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan ini, biasanya tidak
terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju
reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan setimbang. Reaksi yang berada dalam keadaan
setimbang disebut Sistem Kesetimbangan. Perhatikan reaksi berikut.
Laju reaksi kekanan
CuSO4. 5H2O CuSO4+ 5H2O (Laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri)
Reaktan produk
Ciri-Ciri Kesetimbangan kimia:
a. Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap
b. Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan.
c. Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
d. Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada
e. Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati.

1. Kesetimbangan Dinamis
Reaksi yang berlangsung setimbang bersifat dinamis, artinya reaksinya berlangsung
terus-menerus dalam dua arah yang berlawanan dan dengan laju reaksi yang sama. Contoh
kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan pada proses penguapan
air. Bila air dipanaskan dalam wadah tertutup rapat, airnya lama kelamaan akan habis berubah
menjadi uap air. Tetapi belum sempat habis, uap air yangnaik ke atas mengalami kejenuhan
sehingga akan jatuh kembali menjadi embun. Apabila dibiarkan terus-menerus, kecepatan
menguapnya air akan sama dengan kecepatan mengembunnya uap air menjadi air. Pada saat itu,
tercapai keadaan setimbang dimana tidak nampak lagi adanya perubahan ketinggian air dalam
wadah tertutup tersebut.
Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang berada dalam keadaan
setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor tertentu yang mengakibatkan terjadi
pergeseran kesetimbangan.
2. Reaksi Dapat Balik
Sebenarnya semua reaksi dapat balik. Misalnya bila bensin bakar akan menghasilkan gas
CO2 dan H2O disertai dengan energi yang besar. Dalam kondisi yang luar biasa, bila orang mau
mengeluarkan energi yang sangat besar dan melalui prosedur yang sempurna maka sangatlah
mungkin membuat bensin dari gas-gas yang dihasilkan itu. Kenyataan menunjukkan bahwa
upaya demikian tidak ekonomis, tidak praktis, dan tidak mempunyai nilai tambah. Dalam
laboratorium beberapa hasil reaksi dapat langsung direaksikan menjadi reaktan kembali. Semua
reaksi yang hasilnya dapat dikembalikan ke pereaksi semua disebut reaksi dapat balik.
3. Keadaan Setimbang atau Kesetimbangan
Bagaimana jika reaksidiatas dilakukan dalam ruang tertutup? Reaksi akan segera terjadi
pada saat gas H2 dan bijih besi Fe3O4 dipanaskan dan terjadi Fe dan uap H2O. Tetapi segera
setelah uap H2O dan Fe terbentu atau terjadi reaksi yang lambat. Makin banyak uap H2O dan Fe
terjadi makin cepat pula terjadi Fe3O4 dan gas H2O . Suatu saat akan terjadi, yaitu laju reaksi
kedua reaksi tersebut di atas menjadi sama. Pada saat itu pula konsentrasi-konsentrasi Fe3O4.,H2,
Fe, dan H2O tidak berubah tau tetap. Pada keadaan semacam itu terjadilan kesetimbangan kimia.
Dengan demikian, apa bila suatu reaksi dapat balik dan reaksi maju dan reaksi balik berlangsung
dengan laju yang sama maka terjadilah keadaan reaksi yang disebut kesetimbangan kimia.
Demi praktisnya maka kedua reaksi diatas dapat ditulis dengan menggunakan 2 arah
panah.
FE3O4(s) + 4H2(g) ↔ 3FE(s) + 4 H2O(g)
Reaksi ke kanan disebut reaksi maju.Reaksi ke kiri disebut reaksi balik. Secara
makroskopik pada keadaan setimbang tidak terlihat terjadi perubahan, konsentrasi zat-zat tidak
berubah, karena laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik. Tetapi, secara mikroskopik pada
keadaan setimbang pembentukan Fe(s) dan H2O dan pembentukan FE3O4 (s) dan H2(g) selalu
terjadi. Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan kimia.
Pada saat reaktan berkurang laju reaksi maju menurun sedang pada saat itu hasil reaksi
bertambah dan laju reaksi balik naik. Pada saat reaksi mencapai titik tertentu yang menunjukkan
laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik maka kesetimbangan kimia terjadi.
B. Tetapan kesetimbangan
Kesetimbangan homogen adalah suatu kesetimbangan yang hanya terdiri atas satu fasa
atau reaksi dalam dimana semua spesies pereaksi ada dalam fase yang sama . Salah satu contoh
kesetimbangan homogen yaitu :
H2O + I2 ↔2HI
2SO2 + O2 ↔ 2SO3
Gas A dan B bereaksi membentuk C dan D. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi
pembentuk gas C dan D adalah sama dengan pembentukan gas A dan B. Reaksi ini dapat
dinyatakan dengan persamaan :
A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g)
V1 adalah kecepatan reaksi pembentukan gas C dan D. V2 adalah kecepatan reaksi pembentukan
gas A dan B.
Pada saat setimbang :
[C][D]
K = [A][B]

Harga K adalah tetap pada temperatur tertentu yang sama. Untuk reaksi pada temperatur tetap,
secara umum dinyatakan dengan persamaan :
mA + nB ↔ pC + qD
[𝐂]𝐩 [𝐃]𝐪
Kc= [𝐀]𝐦 [𝐁]𝐧

1. Makna Tetapan Kesetimbangan


a. Memberi Informasi tentang Ketuntasan Reaksi
Seperti diketahui Kc atau Kpadalah nisbah konsentrasi atau tekanan parsial pada keadaan
setimbang zat di sebelah kanan (produk) menjadi pembilang sedangkan zat di sebelah kiri
(pereaksi) menjadi penyebut. Jadi, harga Kc atau Kpyang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi
ke kanan berlangsung sempurna atau hamper sempurna. Sebaliknya, harga Kc atau Kp yang
sangat kecil menunjukkan bahwa reaksi ke kanan tidak berlangsung besar-besaran.
Contoh:
1. 2H2 (g) + O2 (g)<==> 2H2O Kc = 3 × 1081 pada 25°C
Reaksi ini dapat dianggap berlangsung tuntas ke kanan
2. ½ N2 (g) + ½ O2 (g)<==> NO (g) Kc = 1 × 10-15 pada 25°C
Reaksi ini hanya dapat membentuk sedikit sekali NO.
b. Meramalkan Arah Reaksi
Apabila zat pada ruas kiri dan ruas kanan dari suatu reaksi kesetimbangan dicampurkan ke dalam
suatu wadah reaksi, maka sangat mungkin bahwa campuran tidak setimbang.Reaksi harus
berlangsung ke kanan atau ke kiri sampai mencapai kesetimbangan. Dalam hal seperti ini, arah
reaksi dapat ditemukan dengan memeriksa nilai kuosien reaksi(Qc). Kuesion reaksi adalah nisbah
konsentrasi yang bentuknya sama dengan persamaan Kc.
 Jika Qc < Kc berarti reaksi bersih berlangsung ke kanan sampai Qc = Kc
 Jika Qc > Kc berarti reaksi bersih berlangsung ke kiri sampai Qc = Kc
 Jika Qc = Kc berarti campuran setimbang.
Contoh;
Harga Kc untuk reaksi H2(g) + I2(g)<==> 2HI(g) pada suhu 458°C = 49. Pada suatu percobaan, 2
mol H2 dicampurkan dengan 2 mol I2 dan 4 mol HI dalam suatu ruangan 10 liter pada suhu
458°C
a. Apakah campuran tersebut setimbang ?
b. Bila tidak, kea rah mana reaksi berlangsung spontan
Jawab:
a. Apakah campuran setimbang ?
Campuran berada dalam keadaan setimbang jika Qc = Kcberdasarkan data yang ada
Qc = HI2 = (4/10)2 = 4
H2 I2 (2/10) (2/10)

Ternyata Qc≠ Kc berarti campuran tidak dalam keadaan setimbang


b. Ke arah mana reaksi berlangsung spontan ? Karena Qc< Kc berarti penyebut harus dikurangi
atau pembilang harus diperbesar, reaksi akan spontan ke kanan.

1. Hubungan Kp dan Kc
Persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis sebagai berikut :
P = ( n/V ) RT
Karena ( n/V ) = konsentrasi (C), maka P = CRT
Untuk reaksi A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g)
Harga Kp menjadi :
Kp = Kc x (RT)∆n

A. Pergeseran Kesetimbangan Kimia


 Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kanan, jika produk bertambah atau pereaksi
berkurang.
 Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kiri, jika produk berkurang atau pereaksi bertambah.
1. Azas Le Chatelier
Pada tahun 1884, Henri Louis Le Chatelier (1850-1936) berhasil menyimpulkan
pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan. Kesimpulan Le Chatelier tersebut kini kita
kenal sebagai azas Le Chatelier sebagai berikut: Bila terhadap suatu kesetimbangan
dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung
mengurangi pengaruh aksi tersebut. Secara singkat, azas Le Chatelier dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Reaksi = - Aksi
Pergeseran kesetimbangan kimia dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya
konsentrasi zat,tekanan atau volume, dan temperatur.
a. Pengaruh konsentrasi Zat Terhadap Kesetimbangan Kimia
 Jika konsentrasi salah satu zat ditambah, maka reaksi kesetimbangan akan bergeser dari arah
( menjauhi ) zat yang ditambah konnsentrasinya.
 Jika konsentrasi salah satu zat dikurangi, maka reaksi kesetimbaangan akan bergeser ke arah
zat dikurangi konsentrasinya.
Contoh : Pada persamaan reaksi berikut.
N2(g) + 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = - 92 kJ
Apabila konsentrasi N2 ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
kanan, karena bila konsentrasi zat ditambah maka reaksi kesetibangan akan bergeeser dari
arah yang ditambah konsentrasinya.
Apabila konsentrasi N2 dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri,
karena bila konsentrasi zat dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang
ditambah konsentrasinya.
b. Pengaruh Tekanan dan Volume terhadap Kesetimbangan Kimia
Apabila tekanan pada siistem ditambah/volume diperkecil maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih kecil.
Apabila tekanan pada sistem diperkecil/volume ditambah maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah molekul yang lebih besar.
Contoh : Pada persamaan reaksi berikuut :
N2(g) + 3H2(g) <==> 2NH3(g) H = -92 kJ
Jumlah mol reaktan = 1 + 3 = 4
Jumlah mol produk = 2
Apabila tekanan pada sisitem ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
kanan, karena jika tekanan ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah
jumlah molekul yang lebih kecil yakni 2.
Apabila volume pada sistem dikurangi maka reaksi kesetimmbangan akan bergeeser
ke kanan, karena jika volume sisitem dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah molekul yang lebih kecil yakni 2.
Apabila tekanan pada sistem dikurangi maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
kiri, karena jika tekanan ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
molekul yang lebih besar yakni 4.
Apabila volume padaa sisitem ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser
ke kiri, karena jika volume sistem ditambah maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah molekul yang lebih besar yakni 4.
c. Pengaruh Temperatur
Kesetimbangan reaksi dapat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan suhu diluar
sistem.Hubungan antara perubahan suhu dengan sistem kesetimbangan kimia dirumuskan
oleh Van’t Hoff.Van’t Hoff menyatakan bahwa “jika dalam sistem kesetimbangan bergeser
kearah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm).Sebaliknya, jika dalam sistem
kesetimbangan suhu ruang diturunkan kesetimbangan bergeser kearah reaksi yang
mengeluarkan kalor (ekstorm).
Contoh : Masukkan gas NO2 berwarna coklat ke dalam tabung reaksi
Masukan banyak NO2 yang dimasukkan makin coklat warna gas tersebut.
Tutuplah dengan penutup karet. Dalam tabung reaksi terdapat kesetimbangan gas:
2NO2 ↔N2O4
Cokelat tak berwarna

B. Sistem Kesetimbangan dalam Industri


Masalah yang selalu dihadapi oleh suatu industry adalah bagaimana memperoleh
hasil yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan proses yang
efisien dan efektif. Bahan baku yang digunakan perlu diproses sedemikian rupa sehingga
tidak banyak sisa atau residu yang harus dibuang. Untuk memecahkan masalah tersebut
pengetahuan tentang kesetimbangan kimia sangat dibutuhkan oleh beberapa industry kimia
misalnya, industry pembuatan ammonia dan industry pembuatan asam sulfat.
1. Pembuatan Amonia
Amonia (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting baik sebagai bahan
dasar pembuatan pupuk maupun sebagai pelarut yang baik untuk berbagai senyawa ionic
dan senyawa polar. Secara indrustri ammonia diproduksi dengan proses Haber yang
mereaksikan gas hydrogen dan gas nitrogen dengan menggunakan katalis permukaan
platina.
N2(g)+ 3H2 ↔ 2NH3(g) ∆H= -92KJ
Kesetimbangan terjadi dan reaksi kea rah NH3 berlangsung secara eksotermik.Pada
keadaan biasa reaksi ini berlangsung tidak sempurna. Dengan pertolongan loncatan api
listtrik hanya kurang dari 1% saja gas N2 diubah menjadiNH3. Untuk mengatasi masalah ini
Fritz Haber menerapkan asas yang telah dinyatakan oleh Le Chatelier 25 tahun
sebelumnya.Marilah kita sekilas mengkaji peranan penting dalam produksi
ammonia.Perhatikan persamaan reaksi di bawah ini.
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92KJ
Suhu yang rendah akan menyebabkan tumbukan antara molekul N2(g) dan H2(g) tidak
berlangsung efektif sedangkan suhu yang tinggi menyebabkan reaksi ini membentuk reaksi
kesetimbangan lebih cepat. Mengingat reaksi ke kanan akan berlangsung secara eksotermik
maka penambahan kalor akan menyebabkan reaksi bergeser ke kiri. Amonia yang dihasilkan
menjadi sangat sedikit. Menurut asas Le Chatelier pergeseran reaksi ke kanan akan terjadi
pada tekanan tinggi atau volum ruang yang diperkecil.
Dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan, Firtz Haber menemukan bahwa suhu
5500C dan tekanan 250 atmosfer meningkatkan hasil ammonia sebesar 10% bila katalis
dapat diperoleh Pt digunakan. Pada suhu 5000C dan tekanan 350 atmosfer dapat diperoleh
hasil ± 30%.Dengan perkembangan teknologi yang tinggi reaksi tersebut dijalankan pada
suhu 6000C dan tekanan 1000 atmosfer.Saat ini 55% sampai dengan menggunakan
katalisator yang lebih baik, yaitu katalis besi oksida yang mengandung sedikit kalium dan
aluminium oksida.Keadaan reaksi yang dpaat menghasilkan gas NH3 sebanyak-banyaknya
itu disebut keadaan optimum.
2. Pembuatan Asam Sulfat
Seperti amonia, asam sulfat juga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.Misalnya untuk larutan elektrolit dalam aki.Dalam industri pupuk, asam sulfat
digunakan sebagai bahan dasar untuk memproduksi amonium sulfat dan amonium
superfosfat. Dalam pemurnian minyak bumi ( petroleum refening ), asam sulfat digunakan
sebagai zat pemurni, yaitu menghilangkan warna gelap dari hasil, terutama senyawa sulfur.
Dalam industri besi dan baja, asam itu digunakan untuk menghilangkan karat besi sebelum
digalvanisasi atau diberi lapisan enamel.Asam sulfat dibuat dari reaksi belerang trioksida
dengan air.Sedangkan belerang trioksida dibuat dari gas belerang oksida yang dioksidasi
dengan gas oksigen. Proses ini dikenal dengan nama proses Kontak.
2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g) ∆H = -191,2 kJ
Reaksi ke kanan tidak terjadi pada suhu kamar. Tetapi pada suhu 400°C dengan
menggunakan katalis vanadium oksida ( V2O5 ) reaksi berjalan dengan baik, yaitu 98%
sempurna. Reaksi tersebut tidak perlu dilakukan pada tekanan yang tinggi.Pada waktu yang
lalu, katalis platina (Pt) pernah digunakan.Ternyata, platina ini teracuni dan menjadi tidak
katif. Belerang teroksida ( SO3 ) diabsorbsi oleh asam sulfat pekat dan membentuk asam
pirosulfat ( H2S2O7 ).
SO3(g) + H2SO4(I) pekat ↔ H2S2O7(I)
Asam pirosulfat ini diubah menjadi asam sulfat dengan menambahkan air.
H2S2O7(I) + H2O(I) ↔ 2H2SO4(I)
Asam yang dihasilkan dari proses ini adalah 100%.
Dari uraian di atas dapat diamati bahwa konsep yang penting dalam industri kimia yang
menggunakan reaksi kesetimbangan adalah bahwa kondisi atau keadaan reaksi menentukan
hasil reaksi.

Anda mungkin juga menyukai