Makalah Ekper
Makalah Ekper
EKOLOGI PERAIRAN
DISUSUN OLEH:
NIER FADILLAH (1514141008)
NUR FITRIANA RAHMAT (1514142001)
JURUSAN BIOLOGI
A. Latar Belakang
Sumber: http://materikimia.com/gaya-antarmolekul/
b. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0
°C).
c. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-
garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.
d. Nama alternatif Air adalah aqua, dihidrogen monoksida,
hidrogen hidroksida.
e. Titik lebur 0 °C (273.15 K) (32 ºF).
f. Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 ºF).
g. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak
zat kimia.
h. Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan
mengalirinya arus listrik.
i. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-
garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang
tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut
sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air).
j. Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan
membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu,
permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air.
k. Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk
adanya kehidupan.
l. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organic
untuk melakukan replikasi.
m. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi.
n. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-
lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air.
o. Peradaban manusia berjaya mengikuti sumber air.
p. Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran
badan.
q. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara
satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah
pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan
beberapa faktor lainnya.
r. Karakteristik kimia air meliputi: pH, DO (dissolved oxygent), BOD
(biological oxygent demand), COD (chemical oxygent demand),
kesadahan dan senyawa kimia beracun. Nilai pH air dapat mempengaruhi
rasa dan sifat korosi. Beberapa senyawa beracun lebih toksik dalam
bentuk molekul daripada dalam bentuk ion, yang bentuk tersebut
dipengaruhi oleh pH.
2. Sifat Fisik Air
a. Suhu
Cahaya matahari merembes sampai pada kedalaman tertentu pada
semua perairan, sehingga permukaan air hangat (agak panas). Air yang
hangat kurang padat dibanding air yang dingin, sehingga lapisan air yang
dingin disebut epilimnion dan lapisan air yang hangat disebut hipolimnion.
Dalam setiap penelitian dalam ekosistem akuatik, pengukuran suhu air
merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena
kelarutan berbagai gas di dalam air serta semua aktivitas biologis-
fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur.
Menurut Hukum Van’t Hoffs kenaikan suhu sebesar 10C (hanya pada
kisaran suhu yang masih ditolerir) akan meningkatkan aktivitas fisiologis
(misalnya respirasi) dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Pola suhu
ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas
cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya
dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan
yang tumbuh ditepi (Brehm & Maijer 1990 dalam Barus, 2004). Menurut
Nontji (1993), suhu air permukaan di Perairan Nusantara umumnya
berkisar pada 23-31°C. Secara alami suhu air permukaan merupakan
lapisan yang lebih hangat karena mendapat radiasi matahari siang pada
siang hari. Oleh karena kerja angin, maka lapisan teratas sampai
kedalaman kira-kira 50-70 m dapat terjadi pengadukan, akibatnya di
lapisan kedalaman 50-70 m terdapat suhu hangat yang homogen (sekitar
28°C). Di perairan dangkal lapisan homogen ini dapat berlanjut sampai ke
dasar. Suhu di permukaan dipengaruhi oleh kondisi metereologi. Faktor-
faktor metereologi yang berperan disini adalah curah hujan, penguapan,
kelembaban, udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi
matahari. Oleh sebab itu suhu di permukaan biasanya mengikuti pola
musiman (Anonim 1, 2013)
b. Intensitas Cahaya
Faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan
mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya tersebut akan
diabsorsi dan sebagia lagi akan dipantulkan ke luar dari permukaan air.
Dengan terbentuknya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut
akan mengalami perubahan yanag signifikan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat
mengalami pembiasan yang menyebabkan kolam air yang jernih akan
terlihat bewarna biru dari permukaan. Pada lapisan dasar, warna air akan
berubah menjadi hijau kekuningan, karena intensitas dari warna ini paling
baik ditransmisi dalam air sampai ke lapisan dasar (Anonim 1, 2013).
c. Warna, Bau, dan Rasa Air Tawar (Effect of Sediment)
Air tawar pada umumnya tidak berwarna, sehingga tampak
bersih,bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar juga bias
memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
karenasedimen (bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya. Air
permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal
terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandungkomponen-
komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah.Walaupun
bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkandari air
tersebut, namun demikian air minum dimungkinkan masihmengandung
komponen-komponen terlarut. Pada dasarnya air murni tidak enak untuk
diminum karena beberapabahan yang terlarut dapat memberikan rasa yang
spesifik terhadap airminum. Oleh karena itu, air minum yang lazim
diperdagangkan bukanmerupakan air murni. Jadi air yang tidak tercemar,
merupakan air yang tidakmengandung bahan-bahan asing tertentu dalam
jumlah melebihi batas yangditetapkan sehingga air tersebut dapat
digunakan secara normal untukberbagai keperluan. Adanya benda-benda
asing yang mengakibatkan airtidak dapat digunakan secara normal disebut
dengan polusi/pencemaran.Kebutuhan makhluk hidup akan air sangat
bervariasi, maka batasan-batasanpencemaran untuk berbagai jenis air juga
berbeda. Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true
color)yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu
(apparentcolor), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut
juga karenaadanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan
tersuspensi,seperti yang bersifat koloid. Air yang normal pada dasarnya
tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasapada air lingkungan (kecuali air laut
yang mempunyai rasa asin) merupakanindikasi kuat bahwa air telah
tercemar. Rasa yang menyimpang tersebutbiasanya disebabkan oleh
adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan
dengan baunya karena pengujian terhadaprasa air jarang dilakukan
(Anonim 2, 2014)
d. Tegangan permukaan
Adanya ikatan hidrogen dalam molekul air menyebabkan air
cenderung bersatu membentuk suatu kekuatan yang dinamakan kohesi.
Daya kohesi ini diperlukan untuk melawan kekuatan dari luar molekul
yang akan memecahkan ikatan-ikatan hidrogen. Kekuatan kohesi ini
terjadi pada batas antara air dan udara, sehingga membentuk suatu "kulit"
di permukaan air. "Kulit" ini cukup kuat untuk menyangga benda-benda
kecil, kekuatan ini disebut tegangan permukaan. Di antara sekian banyak
zat cair, air memiliki tegangan permukaan yang paling tinggi, hal ini
memungkinkan terjadinya asosiasi organism baik yang hidup di bawahnya
maupun di atasnya.
e. Kalor penguapan
Air memiliki kalor penguapan yang tinggi, hal ini nampak ketika
air dipanaskan maka proses penguapanrnya akan berlangsung lebih lambat
dibandingkan dengan cairancairan lainnya (SCHROEDER, 1977). Hal ini
terjadi sebagai akibat dari kekuatan ikatan hydrogen diantara molekul air
yang harus diputuskan agar molekul dapat terlepas. Tingginya kalor
penguapan air ini menyebabkan tingginya pula titik didih air (100°C), oleh
karena itu air di permukaan bumi berbentuk cairan dan bukan berbentuk
gas. Sifat air yang demikian itu dapat menjadikan air sebagai bahan
pendingin yang sangat baik, karena dapat menyerap sejumlah besar panas.
f. Kapasitas melarutkan
Air dapat melarutkan zat-zat kimia dan dapat digunakan sebagai
medium yang di dalamnya berlangsung berbagai reaksi kimia.
Kebanyakan proses-proses kimia yang berlangsung, menyangkut reaksi
yang menggunakan air sebagai pelarutnya. Kemampuan air dalam proses
melarutkan zatzat kimia disebut sebagai daya larut air, dan daya larut
tersebut tergantung kepada sifat terpolarisasinya molekul air dan ikatan
hidrogen. Sebagai pelarut polar air juga dapat melarutkan berbagai macam
garam bergantung pada interaksi antara ion-ion garam dengan muatan
listrik yang dimiliki oleh molekul air (Tjutju, 2003).
3. Sumber Air Tawar
a. Air hujan
Pemanfaatan sumber air yang berasal dari air hujan biasa dilakukan
di daerah-daerah yang tidak mendapatkan air tanah, atau walaupun
tersedia air tapi tidak dapat digunakan. Air hujan yang akan
dimanfaatkan biasanya ditampung dari atap rumah, kemudian ditampung
dalam tong, bak, atau kolam. Sumber air tersebut mengandung banyak
bahan-bahan yang berasal dari udara seperti gas-gas (oksigen, nitrogen,
karbon dioksida), asam-asam kuat yang berasal dari gas buangan industry
tertentu dan partikel-partikel radioaktip. Dari atap penampungan sendiri
dicemari oleh partikel-partikel debu, kotoran burung, dan berbagai
kotoran lainnya. Sumber air yang berasal dari air hujan ini walaupun
tidak murni termasuk dalam kategori air lunak, sehingga apabila akan
dimanfaatkan untuk air minum perlu direbus dulu (Tjutju, 2003).
Siklus hidrologi menurut Suyono (2006) adalah air yang
menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah
melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke
permukaan laut atau daratan.Sedangkan siklus hidrologi menurut Soemarto (1987)
adalahgerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi
sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
Siklus atau daur merupakan suatu perputaran atau lingkaran suatu hal yang
terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan. Siklus hidrologi adalah
perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada bentuk awal.
Daur/siklus hidrologi atau siklus air, atau siklus H2O merupakan sirkulasi yang
tidak pernah berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke
udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam tiga
fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Siklus hidrologi memainkan
peran penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus
hidrologi sangat significant dalam kehidupan. Siklus air secara alami berlangsung
cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat berapa lama
air menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis,
pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor lain.
Aini Ardiana Nur, Savitri Rachmawati, Firsa Olivia Susan, Sarmaulina Sitompul.
2013. Siklus Air. Diponegoro: Universitas Diponegoro.
Anonim 1. 2013. SIfat Fisika dan Kimia Air. Sumatera Utara: Universitas
Sumatera Utara.
Anonim 2. 2014. Sifat Fisika, Kimia, Dan Biologi Sistem Perairan Air tawar Dan
Air Laut. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Susana Tjutju. 2003. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseana. Vol. XXVIII (3) :
17-25