SEMESTER 2
A
R
R
A
N
G
E
By:
ALZIRA SUHAILA
X- D
Syahyudi S.PdI
SHAFIYYATUL AMALIYYAH
TP 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga portofolio PAI ini dapat di selesaikan
dengan baik.
Portofolio ini berisi tugas-tugas yang saya kerjakan pada
semester dua tahun pelajaran 2016/2017 tentang Pai.
Terima kasih kepada Pak Syahyudi S.pd yang telah
memberikan ilmu kepada saya. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga portofolio ini dapat menjadi sebuah
pembelajaran terhadap tugas-tugas saya.
Alzira Suhaila
INDIKATOR PENILAIAN
INDIKATOR POINT SCORE
MAX
Jumlah 100
BAB 7
Demokrasi dalam Al-Qur’an
Musyawarah merupakan inti dari demokrasi dalam ajaran Islam. Banyak ayal Al-Qur’an
yang memerintahkan kita agar melakukan musyawarah, seperti pada Surah Ali Imran 159 dan
Surah Asy Syura 38.
A. Surah Ali Imran 159 dan Surah Asy Syura 38.
1. Surah Ali Imran 159
Artinya;’’Maka disebabkan rahmat dari allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka.sekitarnya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,tentulah mereka menjauhakan
diri dari sekelilingmu.karna itu maaf kan lah mereka,mohonkanlah ampunan bagi
mereka,dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad,maka bertawakkallah kepada allah.sesungguhnya allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepadanya.”(QS Ali Imran;159)
Pada akhir ayat tersebut di jelaskan bahwa apabila kita di beri rezki harus
dinafkahkan kepada kebaikan.Misalnya,diberikan kepada mereka yang membutuhkan baik
secara individu maupun kelompok.
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah ,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-
Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa):
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
2. QS AT Tahrim 6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.
Artinya :
“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka
menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang
demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat.’
3. Berhias
Berhias dalam islam memiliki aturan yang mulia.berhias bagi perempuan lebih bervariasi
daripada laki-laki
Bagi kaum perempuan,berhias tidak boleh berlebihan karena seorang muslimah dilarang
bersolek seperti bersoleknya kaum jahiliyah (tabarruj jahiliyah)
4. Adab Berpakaian
Pakaian memiliki 4 fungsi:
Penutup aurat
Sebagai perhiasan
Perlindungan (takwa)
Penunjuk identitas
Nabi bersabda: "Jauhilah olehmu sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan
kebaikan-kebaikan seperti api memakan kayu bakar: " (HR. Abu Dawud).
B. Sikap Riya'
Riya menurut arti bahasa berarti "melihat" karena ketika berbuat, selalu berusaha agar
dilihat dan diperhatikan orang lain untuk mendapat pujian. Sedang riya menurut istilah
adalah "sikap atau tindakan seseorang memperlihatkan amal perbuatannya serta ibadahnya
kepada orang lain". Dengan kata lain riya adalah melakukan amal ibadah dengan niat karena
selain Allah, ingin pujian atau dilihat orang lain.
Niat karena Allah Swt sangat menentukan nilai dan kadar iman seseorang yang
melakukan pekerjaan, apakah untuk mendapat ridha dan pahala Allah Swt atau untuk tujuan
lain. Rasulullah bersabda:
Artinya: "Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya dan seseorang akan
memperoleh balasan sesuai dengan apa yang diniatkan. " (HR. Bukhari dan Muslim).
Macam-macam riya'
Riya terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
a. Riya' dalam niat
Artinya sejak awal perbuatan, bahkan sebelumnya sudah didasari riya'. Dengan demikian riya'
dalam mat apabila seseorang melakukan sesuatu pekerjaan, hatinya merasa bangga dan
mengharap pujian, sanjungan dan penghargaan dari orang lain, bukan ikhlas karena Allah Swt
Karena niat bukan karena Allah, maka segala apa yang ia lakukan baik ibadah salat, puasa, haji,
maupun amaliah yang lainnya akan menjadi sia-sia dan musnah.
b. Riya' dalam perbuatan
Artinya Riya' dilakukan ketika sedang melakukan perbuatan baik ibadah maupun pekerjaan
amaliyah yang bersifat keduniaan bila didasari dengan niat riya', tidak ikhlas karena Allah Swt,
ingin dilihat orang, mengharap pujian dan sanjungan dari orang lain, tidak akan mendapat nilai
atau manfaat baik bagi dirinya maupun masyarakat, lebih-lebih bagi agama dan negara.
D. Diskriminasi
Diskriminasi adalah perbedaan. Sedangkan menurut istilah diskriminasi
adalah bersikap membeda-bedakan atau memisahkan antara sesama manusia, baik karena
perbedaan derajat, suku, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, usia, golongan, ideologi dan
sebagainya.
Menurut George A Theodorson dan Achilles George Theodorson dalam A
Modern Dictionary of Sosiology mengartikan bahwa diskriminasi adalah perlakuan yang
tidak seimbang terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu,biasanya bersifat
katagorikal, atau atribut – atribut khas berdasarkan suku, bangsa, agama
atau kenggotaan kelas – kelas sosial.
Adapun contoh perbuatan diskriminasi yaitu :
Sebagian masyarakat yang menempatkan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
Adanya jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin.
Di Amerika Serikat, adanya penggolongan antara orang yang berkulit putih dengan
orang yang berkulit hitam ( orang Negro ),Orang kulit putih beranggapan bahwa
mereka adalah orang pribumi.Sedangkan orang Negro dianggap sebagai budak dan
merupakan sumber kerusuhan dan kekacauan.
Stevan yang beragama Kristen enggan berteman dengan Yusuf yang beragama
islam.Hal ini dikarenakan perbedaan agama
Sikap dan Perilaku Muslim yang Menjauhi Sifat Hasud, Riya' dan Zalim, dan
Diskriminasi
1. Selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt
2. Selalu mensyukuri nikmat dan karunia Allah Swt yang diberikan dan menyadari bahwa
Allah Swt memberikan nilai lebih antara satu dengan yang lain.
3. Selalu menanamkan komitmen pribadi dalam setiap tindakannya dalam pergaulan di
masyarakat; yaitu menjadikan dirinya sebagai penyuluh, bukan hakim, menjadikan dirinya
sebagai seorang model muslim yang istiqomah, bukan menjadi pengecam saudaranya,
menjadikan dirinya bagian menjadi solusi dan bukan bagian dari masalah, dan menjadikan setiap
usahanya membawa manfaat bukan mudharat.
4) Menyadari bahwa yang membedakan manusia di sisi Allah adalah kualitas ketaqwaan
mereka.
b. Melihat keragaman ciptaan, bangsa dan suku adalah sesuatu yang wajar dan niscaya.
c. Allah tidak melihat kemuliaan seseorang dari penampilan luar.
d. Membiasakan diri menghindari sifat-sifat saling merendahkan, saling mencela, saling
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, saling berperasangka jelek.
BAB 11
Hukum Islam tentang Zakat
Zakat menurut bahasa berarti suci, tumbuh dengan subur. Sedangkan menurut istilah
zakat adalah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib, kepada orang-orang
yang telah memenuhi syarat-syaratnya dan sesuai dengan ketentuan hukum islam.
ِّص ِل
َ او َ ُ ص َدقَةًت
ِ ط ِه ُر ُه ْم َوت ُ َز ِك
َ يهمبِ َه َ س َكنٌلَّ ُه ِّْم ُخ ْذ ِم ْنأ َ ْم َوا ِل ِه ْم َ َّعلَي ِْه ْم ِإن
َ صالَت َ َك َ
ِّس ِميعٌعَ ِلي ٌم
َ َوالل ُه
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Islam
Baligh (dewasa)
Aqil (berakal sehat
Merdeka
Mampu (Istitha’ah)
a) Islam
Beragama Islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang akan melaksanakan ibadah haji
dan umrah. Karena itu orang-orang kafir tidak mempunyai kewajiban haji dan umrah.
Demikian pula orang yang murtad.
b) Baligh
Anak kecil tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad SAW
“Kalam dibebaskan dari mencatat atas anak kecil sampai ia menjadi baligh, orang tidur
sampai ia bangun, dan orang yang gila sampai ia sembuh”.
c) Berakal
Orang yang tidak berakal, seperti orang gila, orang tolol juga tidak wajib haji.
d) Merdeka
f) Budak tidak wajib melakukan ibadah haji karena ia bertugas melakukan kewajiban yang
dibebankan oleh tuannya. Padahal menunaikan ibadah haji memerlukan waktu. Disamping
itu budak itu termasuk orang yang tidak mampu dari segi biaya, waktu dan lain-lain.
e) Mampu (Istitha’ah) : Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam hal
kendaraan, bekal, pengongkosan, dan keamanan di dalam perjalanan.
C. Rukun dan Wajib Haji
Rukun haji dan umrah merupakan ketentuan-ketentuan/perbuatan-perbuatan yang
wajib dikerjakan dalam ibadah haji apabila ditinggalkan, meskipun hanya salah satunya,
ibadah haji atau umrahnya itu tidak sah. Adapun rukun-rukun haji dan umrah itu adalah
sebagai berikut :
o Ihram
o Wukuf di arafah
o Thawaf
o Sa’i
o Bercukur
o Tertib
D. Hikmah Haji
1. Dalam pelaksanaan ihram, manusia dilatih untuk dapat mengendalikan hawa nafsu,
dirinya(hedonis).
kegiatan hidup manusia didunia ini tidak akan pernah lepas dari pengawasan dan
kekuasaan Allah. Dengan dzikir ketika thawaf yang disertai penghayatan yang
mendalam, diharapkan akan tertanam dalam jiwa orang yang membacanya kesadaran
bahwa manusia itu sangat lemah. Di sini orang akan menganggap bahwa manusia
3. Ibadah sa’i antara Shafa dan Marwah mengingatkan sejarah perjuangan Siti Hajar
ketika mencari air. Ini mengisyaratkan bahwa orang yang haji diharapkan memiliki
etos kerja tinggi, tidak boleh berpangku tangan, mengharap rezeki datang dari langit.
4. Wukuf diarafah bisa disebut sebagai malam perenungan. Arafah sendiri berarti
pengalaman. Maksudnya, orang yang melakukan haji dan umrah diharapkan dapat
mengenal jati dirinya, menyadari segala kesalahannya dan bertekad untuk tidak
mengulanginya.
5. Melempar jumrah terkait erat dengan kisah ibrahim ketika melempar setan. Hal ini
dimaksudkan agar orang yang melakukan haji dan umrah memiliki tekad dan
semangat untuk tidak terbujuk rayuan setan yang merusak dunia ini.
6. Bermalam di mina dan muzdalifah dan diistilahkan malam istirahat dari rangkaian
ibadah haji. Disini orang dapat memulihkan kondisi yang sangat lelah. Ini sebagai
isyarat bahwa manusia memerlukan waktu istirahat dalam hidup ; tidak selamanya
8. Khusus untuk ibadah umrah, ibadah ini memberi kesempatan yang sangat leluasa
kepada kaum muslimin untuk mengunjungi ka’bah karena waktunya tidak ditentukan.
1) Syarat Wakaf
Tunai tanpa menggantungkan pada suatu peristiwa di masa yang akan datang. Misalnya,
“Saya wakafkan bila dapat keuntungan yang lebih besar dari usaha yang akan datang”.
Jelas mauquf alaih nya (orang yang diberi wakaf) dan bisa dimiliki barang yang
2) Rukun Wakaf
kehendak sendiri
barang yang dimilki dapat dipindahkan dan tetap zaknya, berfaedah saat diberikan
milki sendiri walaupun hanya sebagian yang diwakafkan ataumusya (bercampur dan
o Tempat berwakaf (yang berhaka menerima hasil wakaf itu), yakni orang yang memilki
o Akad, misalnya: “Saya wakafkan ini kepada masjid, sekolah orang yang tidak mampu
dan sebagainya” tidak perlu qabul (jawab) kecuali yang bersifat pribadi (bukan bersifat
umum)
madzhab yang erat kaitannya dari pengaruh pengertian wakaf yang dikemukakannya,
maka berikut ini menurut pendapat Ibnu Taimiyah bahwa mengganti apa yang
Pertama, penggantian karena kebutuhan, misalnya karena macet maka dijual dan
hasilnya dipergunakan untuk membeli apa yang dapat menggantikannya; misal kuda yang
diwakafkan untuk perang bila tidak mungkin lagi dimanfaatkan dalam peperangan maka
ia dapat dijual dan hasilnya dipergunakan untuk membeli apa yang dapat
menggantikannya; masjid jika rusak dan tidak mungkin diramaikan maka tanahnya dijual
dan hasil penjualannya dapat dipergunakan untuk membeli apa yang dapat
menggantikannya.
hadiah dengan apa yang lebih baik dari padanya, masjid bila dibangun masjid lain yang
lebih layak bagi penduduk kampung dan masjid yang lama boleh dijual Pendapat ini
identik dengan pendapat pmam Ahmad ibn Hambal di atas. Karena beralasan pada
sebuali hadis Umar ibn Khattab, yang memindahkan masjid Kufah yang lama ke tempat
yang baru, dan tempat yang lama dijadikan pasar bagi penjual-penjual Tamar. Contoh
lain adalah bahwa Umar ibn Khattab dan Utsman ibn Affan pernah membangun masjid
Nabawi tanpa mengikuti konstruksi pertama dan dengan memberi tambahan. Berdasarkan
fenomena tersebut maka diperbolehkan mengubah bangunan wakaf dari satu bentuk ke
Barang asalnya tetap, tidak boleh diberikan, dijual atau dibagikan. Barang yang
diwakafkan tidak boleh diganti atau dijual. Persoalannya akan jadi lain jika barang wakaf
itu sudah tidak dapat dimanfaatkan, kecuali dengan memperhitungkan harga atau nilai
jual setelah barang tersebut dijual. Artinya, hasil jualnya dibelikan gantinya. Dalam
keadaan demikian , mengganti barang wakaf dibolehkan. Sebab dengan cara demikian,
barang yang sudah rusak tadi tetap dapat dimanfaatkan dan tujuan wakaf semula tetap
Sayyidina Umar r.a. pernah memindahkan masjid wakah di Kuffah ke tempat lain menjadi
masjid yang baru dan lokasi bekas masjid yang lama dijadikan pasar. Masjid yang baru tetap
dapat dimanfaatkan. Juga Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa tujuan pokok wakaf adalah
kemaslahatan. Maka mengganti barang wakaf tanpa menghilangkan tujuannya tetap dapat
a) Melaksanakan perintah Allah SWT untuk selalu berbuat baik. Firman Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS Al Hajj : 77)
b) Memanfaatkan harta atau barang tempo yang tidak terbatas
Kepentingan diri sendiri sebagai pahala sedekah jariah dan untuk kepentingan masyarakat
Islam sebagai upaya dan tanggung jawab kaum muslimin. Mengenai hal ini, rasulullad SAW
َ س ِل ِم ْي َن فَلَ ْي
)س ْم ِنِّى (الحديث ْ م ََ ْن الَ َي ْهت َ َّم ِبا َ ْم ِر ا ْل ُم
Artinya: “Barangsiap yang tidak memperhatikan urusan dan kepentingan kaum
Wakaf biasanya diberikan kepada badan hukum yang bergerak dalam bidang sosial
kemasyarakatan. Hal ini sesuai dengan kaidah usul fiqih berikut ini.
ِّ ِ ح ا ْل َج
اص ِ صا ِل ِّ ِ َح ا ْلع
َ ام ُمقَ َّد ُم عَلى َم ِ صا ِل
َ َم
Artinya: “Kemaslahatan umum harus didahulukan daripada kemaslahatan yang khusus.”
Kesan
Selama belajar dengan Pak Yudi
Alhamdulilah saya mengerti apa yang
Bapak ajarkan ke Alzira.
Pesan
Terima kasih kepada Bapak Yudi ,
semoga ilmu yang bapak berikan ke saya
akan berguna untuk ke depannya,
Semoga bapak selalu sehat.
Wassalamualaikum