Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN

AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN PADA SILINDER BETON

Achmad Subki Arinata, M.Taufik Hidayat, Ari Wibowo


Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
e-mail : arinata.achmad@yahoo.co.id

ABSTRAK
Bottom Ash adalah limbah hasil pembakaran batu bara dimana jumlahnya akan terus
meningkat selama industri terus berproduksi. Penanganan limbah ini dilakukan dengan cara
menimbunnya di lahan kosong sehingga apabila volume limbah semakin bertambah maka
semakin luas pula area yang diperlukan untuk menimbunnya.
Berbagai potensi tersebut dimanfaatkan dengan pembangunan berbagai prasarana
penunjang. Prasarana penunjang tersebut seperti pelabuhan laut, anjungan lepas pantai,
jembatan, tempat peristirahatan, dermaga dan sebagainya. Dalam proses pembuatannya
kontak dengan air laut terkadang tidak dapat dihindarkan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh campuran spesi semen
dengan Bottom Ash terhadap nilai kuat tekan beton dengan variasi campuran persentase 0%,
10%, 20%, 25% dan direndam air laut pada durasi 7, 14, 28 hari.
Faktor campuran kadar Bottom Ash dan lama perendaman air laut pada silinder beton
menunjukkan bahwa penambahan Bottom Ash sebagai pengganti semen sebanyak 10%
memiliki peningkatan kekuatan beton dari beton normal (kadar Bottom Ash 0%) sebanyak
1,95 MPa untuk rendaman 7 hari, 3,87 MPa untuk rendaman 14 hari, 0,5 MPa untuk
rendaman 28 hari. Dan untuk kuat tekan pada rendaman 14 hari dan 28 hari mengalami
penurunan kekuatan beton secara tidak signifikan.
Setelah mengetahui hasil dan pembahasan pengaruh campuran kadar bottom ash dan
lama perendaman air laut terhadap kuat tekan pada silinder beton, maka hal ini menunjukkan
dengan penurunan kuat tekan seiring dengan bertambahnya Bottom Ash yang digunakan,
karena sifat semen yang mampu mengikat dan mengeras tidak dapat digantikan seluruhnya
oleh Bottom Ash dan juga karena penggunaan air dalam jumlah yang sama dalam semua
variasi.
Lamanya perendaman menggunakan air laut mempunyai pengaruh yang tidak terlalu
signifikan terhadap nilai kuat tekan pada silinder beton. Hal ini disebabkan air laut
memperlambat proses hidrasi atau pengerasan pada beton.

Kata kunci : Bottom Ash, silinder beton, rendaman, air laut, kuat tekan beton

PENDAHULUAN limbah semakin bertambah maka semakin


Bottom Ash adalah limbah hasil luas pula area yang diperlukan untuk
pembakaran batu bara dimana jumlahnya menimbunnya.
akan terus meningkat selama industri terus Beton merupakan salah satu bahan
berproduksi. Penanganan limbah ini bangunan yang merupakan campuran
dilakukan dengan cara menimbunnya di heterogen antara agregat kasar dan halus
lahan kosong sehingga apabila volume dengan bahan pengikat semen dan air yang
1
dalam proses pencampurannya mengalami bara dan sistem pembakarannya. Beberapa
proses pengerasan atau hidrasi dalam kurun sifat fisik dan kimia yang penting dari
waktu tertentu. Bottom Ash adalah sebagai berikut:
Sebagian besar permukaan bumi Sifat fisik Bottom Ash berdasarkan
merupakan wilayah laut yang didalamnya bentuk, warna, tampilan, ukuran, specific
terkandung berbagai sumber daya alam yang gravity, dry unit weight dan penyerapan dari
sangat besar untuk memenuhi kebutuhan wet dan dry Bottom Ash dapat dilihat pada
manusia. Berbagai potensi tersebut Tabel 1.
dimanfaatkan dengan pembangunan Tabel 1 Sifat fisik khas Bottom Ash
berbagai prasarana penunjang. Prasarana
Sifat fisik Wet Dry
penunjang tersebut seperti pelabuhan laut,
Bottom
anjungan lepas pantai, jembatan, tempat
Ash
peristirahatan, dermaga dan sebagainya.
Dalam proses pembuatannya kontak dengan Bentuk Angular/bersiBerbutir
air laut terkadang tidak dapat dihindarkan. ku kecil/granul
Berdasarkan uraian di atas, maka ar
dapat disampaikan beberapa tujuan Warna Hitam Abu-abu
penelitian yaitu : gelap
1. Untuk mengetahui pengaruh Tampilan Keras, Seperti
campuran spesi pasta semen dengan mengkilap pasir halus,
Bottom Ash terhadap nilai kuat sangat
tekan beton dengan variasi berpori
campuran persentase 0%, 10%, No. 4 (90 – 1,5 s/d 3/4
20%, 25%. Ukuran 100%) in (100%)
2. Untuk mengetahui perendaman air (% lolos No. 10 (40 – No. 4 (50 –
laut pada durasi 7, 14, dan 28 hari ayak) 60%) 90%)
berpengaruh terhadap nilai kuat No. 40 (10%) No. 10 (10
tekan silinder beton. – 60%)
Dengan adanya penelitian ini No. 200 (5%) No. 40 (0 –
diharapkan dapat memberikan manfaat 10%)
berupa informasi tentang pengaruh variasi Spesifik 2,3 – 2,9 2,1 – 2,7
campuran pasta semen dan Bottom Ash, gravitasi
dengan volume persentase 0%, 10%, 20%, Dry Unit 960 – 1440 720 – 1600
25% dan direndam air laut pada durasi 7, 14 Weight kg/m3 kg/m3
dan 28 hari terhadap nilai kuat tekan beton. Penyerapa 0,3 – 1,1% 0,8 – 2,0%
n
DASAR TEORI
Bottom Ash merupakan bahan Komposisi kimia dari Bottom Ash
buangan dari proses pembakaran batu bara sebagian besar tersusun dari unsur-unsur Si,
pada pembangkit tenaga yang mempunyai Al, Fe, Ca, serta Mg, S, Na dan unsur kimia
ukuran partikel lebih besar dan lebih berat yang lain. Berdasarkan penelitian yang
dari pada fly ash, sehingga Bottom Ash akan dilakukan oleh Moulton (1973), didapat
jatuh pada dasar tungku pembakaran (boiler) bahwa kandungan garam dan pH yang
dan terkumpul pada penampung debu (ash rendah dari Bottom Ash dapat menimbulkan
hopper) lalu dikeluarkan dari tungku dengan sifat korosi pada struktur baja yang
cara disemprot dengan air untuk kemudian bersentuhan dengan campuran yang
dibuang atau dipakai sebagai bahan mengandung Bottom Ash. Selain itu
tambahan pada perkerasan jalan. rendahnya nilai pH yang ditunjukkan oleh
Sifat dari Bottom Ash sangat tingginya kandungan sulfat yang terlarut
bervariasi karena dipengaruhi oleh jenis batu

2
menunjukkan adanya kandungan pyrite (iron Pada umumnya kecepatan pengerasan
sulfide) yang besar. beton bertambah dengan bertambahnya
Menurut Amri, S (2005:47), suhu. Pada titik beku kekuatan beton
kekuatan dan keawetan beton pada akan tetap rendah untuk waktu yang
pencampuran air laut tidak berpengaruh lama.
karena pada air laut kandungan konsentrasi 5. Umur
larutan garam 3,5%, namun menyebabkan Pada keadaan yang normal kekuatan
timbulnya noda-noda pada beton, beton bertambah sejalan dengan
penggaramannya dan berkurangnya umurnya (Murdock, dkk 1991).
kekedapan terhadap air. Garam air laut
mengandung 78% sodium klorida (NaCl),
15% klorida (Cl-) dan magnesium sulfat
(MgSO4),sedangkan kandungan karbonat
cukup rendah sekitar 75 ppm, dan apabila
beton digunakan sebagai beton bertulang, air
laut dapat menyebabkan proses korosi pada
tulangannya.
Kuat tekan beton adalah besarnya
beban persatuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila di bebani dengan
gaya tertentu, yang di hasilkan oleh mesin
tekan. Hasil uji dari kuat tekan digunakan
dalam pekerjaan perencanaan campuran
beton dan pengendalian mutu beton pada Gambar 1. Alat uji Kuat Tekan
pelaksanaannya. Kuat tekan beton di (Compression test)
tentukan oleh pengaturan dari perbandingan
semen, agregat halus dan kasar, air dan
berbagai jenis campuran (Wang, Chu-kia METODOLOGI PENELITIAN
dan Salmon, Charles G, 1994). faktor yang Dalam Penelitian ini membuat benda
berpengaruh terhadap kuat tekan beton uji silinder beton. Benda uji tersebut
diatas, terdapat beberapa faktor lain yang diperlukan untuk pengujian kuat tekan
juga memberikan pengaruh. Faktor tersebut dengan menggunakan Compression test.
adalah : Benda uji ini dibuat dengan menggunakan
cetakan silinder berdiameter 15 cm dan
1. Jenis semen dan kualitasnya
tinggi 30 cm sebanyak 5 buah dalam sekali
Mempengaruhi kekuatan rata-rata dan
pengadukan beton.
kekuatan batas.
Bahan yang digunakan :
2. Jenis dan permukaan agregat
Kenyataan menunjukkanbahwa 1. Semen
penggunaan agregat berbutir kasar akan 2. Agregat kasar batuan pecah
menghasilkanbeton dengan kuat tekan 3. Agregat halus yaitu pasir
maupun tari yang lebih besar daripada 4. Air bersih
penggunaan kerikil halus dari sungai. 5. Air laut
3. Efisiensi dari perawatan 6. Bottom Ash
Kehilangan kekuatan sebesar 40% dapat
terjadi bila pengeringan diadakan ebelum Peralatan yang digunakan pada percobaan
waktunya. Perawatan adalah pekerjaan pemeriksaan gradasi agregat halus adalah
sangat penting pada pekerjaan lapangan sebagai berikut:
dan pada waktu pembuatan benda uji. a) Timbangan dan neraca dengan
4. Suhu ketelitian 2 % terhadap benda uji.

3
b) Satu set saringan: 4.75 mm (no. 4); b) Tongkat pemadat baja dengan panjang
2.36 mm (no. 8); 1.18 (no. 16); 0.6 masing-masing ± 600 mm dan
mm (no. 30); 0.3 mm (no. 50); 0.15 berdiameter ± 16 mm.
mm (no. 100); 0.075 mm (no 200). c) Kotak takar atau ember.
Oven pengatur kapasitas suhu (110 ± Peralatan yang digunakan pada
5)oC. percobaan pemeriksaan kadar air agregat
c) Mesin pengguncangan saringan. adalah sebagai berikut:
d) Talam-talam dan kuas. a) Timbangan dengan ketelitian 0,1 %
Peralatan yang digunakan pada berat benda uji.
percobaan pemeriksaan berat jenis dan b) Oven pengatur suhu.
penyerapan agregat halus adalah sebagai c) Talam.
berikut: Peralatan yang digunakan pada
a) Timbangan yang mempunyai kapasitas pembuatan dan pengujian benda uji silinder
lebih dari 1 kg dengan ketelitian 0,1 adalah sebagai berikut:
gram. a) Cetakan dengan ukuran 15 x 30 cm.
b) Piknometer kapasitas 500 ml.
c) Kerucut terpancung diameter atas (40
+ 3) mm diameter bawah (90 + 3) mm
dan tinggi (75 + 3) mm dibuat dari
logam dengan tebal 0.8 mm.
d) Batang penumbuk dengan bidang
penumbuk rata, berat (340 + 15) gram
dan diameter (25 + 3) mm.
e) Saringan no. 4 (4.475 mm).
f) Oven pengatur suhu kapasitas (110 +
5)oC.
Peralatan yang digunakan pada Gambar 2. Cetakan berbentuk silinder
percobaan pengujian berat jenis dan
penyerapan air agregat kasar adalah sebagai b) Tongkat pemadat dengan diameter 16
berikut: mm, panjang 600 mm, dengan ujung
a) Keranjang kawat ukuran 3,35 mm ( dibulatkan, terbuat dari baja yang
no. 6 ) atau 2,46 mm ( no. 8 ) dengan bersih dan bebas karat.
kapasitas ± 5 kg.
b) Tempat air dengan kapasitas dan
bentuk yang sesuai untuk
pemeriksaan. Tempat ini harus
dilengkapi dengan pipa sehingga
permukaan air selalu tetap.
c) Timbangan dengan kapasitas 5 kg
dengan ketelitian 0,1 % dari berat
contoh yang ditimbang dan dilengkapi
dengan alat penggantung keranjang.
d) Oven pengatur suhu dengan kapasitas

e) Saringan no 4 ( 4,78 mm ). Gambar 3. Tongkat pemadat


Peralatan yang digunakan pada
percobaan pemeriksaan berat isi agregat c) Mesin pengaduk semen.
halus dan kasar adalah sebagai berikut: d) Timbangan dengan ketelitian 0,3 %
a) Timbangan kapasitas ≥ 1 kg dengan dari berat contoh.
ketelitian 0,1 gram.

4
e) Peralatan tambahan: ember, sekop, Hubungkan pula kabel listrik antara mesin
sendok, perata, talam tekan dengan sumber arus. Atur jarum
Peralatan yang digunakan untuk penunjuk sampai menunjukkan angka 0
curing silinder beton adalah bak perendaman (nol) dengan cara memutarnya. Kemudian
yang telah diisi dengan air laut. mesin tekan dijalankan dengan penambahan
Pembuatan benda uji berdasarkan beban yang konstan berkisar antara 2-4
pada Peraturan Standar Nasional Indonesia kg/cm² per detik. Setelah itu pembebanan
(SNI). dilakukan sampai benda uji hancur. Lalu
Peralatan pembakaran benda uji hasil beban maksimum akibat pembebanan
adalah oven dengan panas maksimum yang terjadi dicatat.
1000oC. 3. Perhitungan :
Peralatan pengujian kuat tekan P max
adalah mesin penekan beton di Kuat Tekan (f’c) = kg/cm² atau
A
Laboratorium Struktur dan Bahan N/mm²
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Universitas Dengan : A = Luas penampang benda
Brawijaya Malang. uji yang akan ditekan
Pengujian kuat tekan dilakukan di P max = Beban maksimum yang
Laboratorium Struktur dan Bahan diberikan
Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Universitas
Brawijaya Malang.
Tujuan : Mengetahui kuat tekan beton
sebelum dan sesudah
ditambahkan Bottom Ash.
Bahan : Benda uji berbentuk silinder
dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm.
Peralatan : Mesin uji tekan beton
berkapasitas 60 ton
1. Referensi : SNI-1974-1990-F
SNI 03-2847-2002 (Beton)
2. Prosedur pengujian :
Beton berbentuk silinder atau kubus, Gambar 4. Alat uji Kuat Tekan
yang telah dirawat sampai hari pengujian (Compression test)
yang telah ditentukan, diambil dari tempat
perawatan. Lap permukaan sampel sehingga Untuk mempermudah perhitungan
kering, masing-masing diberi tanda/nomor besarnya bak perendaman pada benda uji
agar tidak saling tertukar. Benda uji yang silinder, maka silinder akan diasumsikan
akan ditekan dilakukan pengukuran panjang, sebagai balok dengan panjang 18cm, lebar
lebar, dan tingginya kemudian luas 18cm dan tinggi 30cm. Rencana bak
penampang benda uji yang akan ditekan (A). perendaman untuk benda uji silinder
Untuk benda uji kubus pilih sebanyak 10 buah untuk masing – masing
permukaan yang rata untuk ditekan, perlakuan akan dijadikan satu dengan bak
sedangkan benda uji silinder karena salah perendaman balok, disamping untuk
satu permukaannya tidak rata maka harus di memanfaatkan ruang yang masih tersisa
capping dengan belerang terlebih dahulu pada bak perendaman balok, juga untuk
permukaan yang tidak rata tersebut. menekan biaya untuk pembuatan bak
Benda uji ditimbang dan dicatat (B), rendaman.
siapkan mesin tekan dengan cara maka untuk mempermudah dalam
menyambungkan kabel antara bagian
penekan dengan bagian kontrol mesin. pengelompokan sampel benda uji balok dan

5
silinder akan ditempat dalam satu bak Untuk penelitian kuat tekan betondengan
campuran Bottom Ash data diambil dengan
perendaman yang sama berdasarkan
mengambil benda uji berbentuk silinder
persentase campuran Bottom Ash. dengan diameter 15 cm panjang 30 cm
sebanyak 3 buah benda uji untuk tiap variasi
campuran Bottom Ash dengan volume
persentase 0%, 10%, 20%, 25% dan
perendaman air laut selama 7, 14, dan 28
hari. Jadi total benda uji keseluruhan 36
buah.
Tahapan pelaksanaan dapat dilihat
pada gambar 6.

TAMPAK ATAS

TAMPAK SAMPING

Gambar 5. Rencana Bak Perendaman


Untuk Benda Uji Balok dan Silinder

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kuat


tekan beton setelah durasi perendaman 7, 14,
dan 28 hari terhadap variasi campuran pasta
semen dan Bottom Ash, dengan volume
porsentase 0%, 10%, 20%, dan 25%.
Perencanaan campuran beton mutu normal
sebagai berikut:
Gambar 6. Tahapan pelaksanaan

HASIL PENELITIAN
1. Kuat tekan beton
Pengujian penelitian ini adalah
pengujian kuat tekan terhadap variasi
campuran kadar Bottom Ash dan lama
perendaman air laut pada beton silinder. Uji
Tabel 2. Perencanaan Hubungan Durasi
kuat tekan dilakukan pada Concrete
Curing Beton dengan Campuran Bottom Ash
(Sumber : hasil penelitian)
Compresion Machine. Total benda uji
sebanyak 36 buah untuk beton variasi kadar
Bottom Ash , yang terbagi atas 3 variasi
kadar Bottom Ash yaitu 10%, 20%, 25%

6
dan 0% tanpa menggunakan campuran. agar dapat diketahui hipotesis yang telah
Sehingga total jumlah benda uji untuk dibuat dapat diterima atau ditolak.
pengujian kuat tekan beton sebanyak 36 Uji F satu arah dianalisa dengan
buah beton silinder. membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.
Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan
jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima. Ftabel
didapatkan dari tabel F sesuai dengan nilai α
dan derajat kebebasan, sedangkan Fhitung
diperoleh dari varian between mean yang
Tabel 3. Rata-rata kuat tekan sampel dibagi dengan varian within group dalam
silinder kelompok.
(Sumber : hasil penelitian) Berikut hasil uji hipotesis untuk
setiap pengujian yang menunjukkan adanya
Apabila dibuat grafiknya dengan kesalahan relatif.
menggunakan Microsoft Excel 2010. Maka a. Annova Satu Arah
grafik yang di peroleh adalah sebagai Dari perhitungan analisis diatas
berikut: diketahui Fhitung = 0,095 dan Ftabel = 2,22.
Sehingga Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak dan
H0 diterima. Dengan demikian adanya
pengaruh kadar Bottom Ash sebagai
pengganti semen terhadap kuat tekan beton
silinder.

b. Regresi
Untuk mengetahui hubungan
Gambar 7. Grafik pengaruh lama prosentase kadar Bottom Ash dan lama
perendaman air laut terhadap kuat tekan perendaman terhadap kuat tekan silinder
beton beton dilakukan dengan permodelan
sederhana menggunakan analisis regresi.
Dengan bantuan software Microsoft Excel
didapatkan grafik trend regresi polynomial.
Dengan metode regresi dapat diramalkan
nilai peubah tak bebas dari nilai peubah
bebas.
Regresi yang digunakan adalah
regresi non linier polinomial pangkat dua,
yakni pengaruh pemanfaatan kadar Bottom
Gambar 8. Grafik pengaruh kadar Bottom Ash sebagai pengganti semen dan lama
Ash terhadap kuat tekan perendaman air laut terhadap kuat tekan
silinder beton.
Pada kedua grafik diatas 1. Analisis regresi (polinomial)
menunjukkan bahwa Kadar Bottom Ash 10% pengaruh kadar Bottom Ash
pada rendaman air laut 7, 14 dan 28 hari pengganti semen terhadap Kuat
mempunyai nilai kuat tekan paling tinggi
Tekan beton umur 28 hari
diantara kadar Bottom Ash Bottom Ash yang
lain.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan
dengan analisis statistik, yaitu uji F satu arah
(α = 0,05). Pengujian hipotesis dilakukan

7
Gambar 9. Grafik polinomial antara Gambar 10. Grafik polinomial antara
penggunaan kadar Bottom Ash terhadap kuat perendaman air laut terhadap kuat tekan
tekan beton silinder umur 28 hari. beton silinder umur 28 hari.
Pada grafik diatas menjelaskan Pada grafik diatas menjelaskan
hubungan penambahan kadar Bottom Ash hubungan perendaman air laut terhadap kuat
terhadap kuat tekan beton. Garis polinomial tekan beton. Garis polinomial di atas
di atas dapat memperlihatkan nilai kuat memperlihatkan bahwa tidak ada trend yang
tekan beton yang paling minimum untuk terjadi secara signifikan, sehingga tidak ada
variasi jenis rendaman dan kadar Bottom pengaruh rendaman air laut secara signifikan
Ash. terhadap kuat tekan dan kadar Bottom Ash
pada beton silinder.
Untuk hubungan penambahan kadar
Bottom Ash terhadap kuat tekan beton jenis KESIMPULAN
rendaman 7 hari, persamaan regresi Dari hasil penelitian dapat diambil
polinomial yang didapat adalah y = -0,012x2 kesimpulan sebagai berikut :
+ 0,218x + 17,33. Pada jenis rendaman 14 1. Adanya pengaruh yang nyata dari
hari persamaan regresi polinomial yang pemanfaatan Bottom Ash sebagai
didapat adalah y = -0,024x2 + 0,536x + pengganti semen terhadap kuat tekan
16,11. Dan pada jenis rendaman 28 hari beton silinder. Nilai kuat tekan rata-
persamaan regresi polinomial yang didapat rata dari masing-masing beton
adalah y = = -0,007x2 + 0,121x + 18,50. Hal silinder berbeda pada tiap komposisi
ini menunjukan bahwa kadar Bottom Ash campuran Bottom Ash pada kuat
20% memiliki nilai kuat tekan yang paling tekan beton silinder dengan kadar
rendah pada rendaman 7 hari. Pada Bottom Ash 10% pengganti semen
penambahan kadar Bottom Ash 25% terjadi kekuatan optimal yang
memiliki nilai kuat tekan yang paling rendah memiliki nilai kuat tekan sebesar
untuk rendaman 14 hari. Dan untuk 19,05 MPa untuk rendaman 7 hari,
rendaman 28 hari nilai kuat tekan yang 19,77 MPa untuk rendaman 14 hari,
paling rendah terdapat pada kadar Bottom 18,99 MPa untuk rendaman 28 hari.
Ash 25%. Sedangkan kekuatan paling
minimum terdapat pada kadar
2. Analisis regresi (polinomial)
Bottom Ash 25% yang memiliki nilai
pengaruh lama Perendaman Air
rata-rata kuat tekan 15,48 MPa untuk
Laut terhadap Kuat Tekan beton
rendaman 7 hari, 15,01 MPa untuk
umur 28 hari
rendaman 14 hari dan 16,76 MPa
untuk rendaman 28 hari. Dari hasil
analisa di BAB IV menunjukkan
bahwa penambahan Bottom Ash
sebagai pengganti semen sebanyak
10% adanya peningkatan kekuatan

8
beton dari beton normal (kadar Bottom Ash mempunyai sifat kimia
Bottom Ash 0%) sebanyak 1,95 MPa yaitu kandungan kalsium (Ca) dan
untuk rendaman 7 hari, 3,87 MPa pH yang rendah, sehingga ada bahan
untuk rendaman 14 hari, 0,5 MPa tambahan lain yang mempunyai
untuk rendaman 28 hari. Dan untuk kandungan kalsium (Ca) cukup
rendaman 14 hari dan 28 hari tinggi untuk menutupi kurangnya
mengalami penurunan kekuatan kadar kalsium pada Bottom Ash.
beton secara signifikan. Pada kuat Bahan yang dapat digunakan
tekan yang menggunakan Bottom misalnya dengan menambahkan
Ash ini terdapat kelemahan yaitu kapur. Sehingga campuran Bottom
beton silinder yang menggunakan Ash dan kapur dapat memenuhi
Bottom Ash ini memiliki kemampuan kebutuhan silika dan kalsium yang
menyerap air yang sangat besar dimiliki oleh semen.
dikarenakan sifat Bottom Ash yang 3. Perencanaan dan pembuatan perlu
gembur (friable) dan memiliki diperhatikan lebih teliti. Bahan dan
banyak pori. alat harus dipersiapkan secara baik
2. Lamanya perendaman menggunakan sehingga bisa didapatkan beton yang
air laut mempunyai pengaruh yang berkualitas.
tidak terlalu signifikan terhadap nilai 4. Proses penyimpanan bahan Bottom
Ash harus disiapkan dengan baik,
kuat tekan pada silinder beton. Hal
yaitu disimpan ditempat yang kering
tersebut dapat dilihat dari data hasil dan aman. Dikarenakan limbah
penelitian yang menunjukkan bahwa batubara ini mempunyai kandungan
terjadi peningkatan atau penurunan limbah jenis B3 (Bahan Berbahaya
nilai kuat tekan yang tidak terlalu dan Beracun). Dimana dapat merusak
besar. Serta dari pembuktian analisis atau mencemarkan lingkungan hidup
varian searah dan analisis regresi dan membahayakan kesehatan
manusia.
yang menunjukkan tidak adanya
pengaruh lama perendaman terhadap DAFTAR PUSTAKA
nilai kuat tekan pada silinder beton. Amri, S (2005). Teknologi Beton A-Z.
Hal ini disebabkan air laut Jakarta : Penerbit Universitas
memperlambat proses hidrasi atau Indonesia.
pengerasan pada beton.
Arifin, Septiawan. 2012. Pemanfaatan
SARAN Bottom Ash Sebagai Pengganti
Dari kesimpulan di atas maka ada Semen Terhadap Penyerapan Air
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dan Kuat Tekan Batako. Tugas Akhir
pelaksanaan penelitian agar memperoleh Fakultas Teknik Jurusan Sipil,
hasil yang lebih baik pada penelitian Universitas Brawijaya, Malang.
selanjutnya, diantaranya : Armaja, Wayan. 2001. Prediksi Pengaruh
1. Perlu dilakukan penelitian lagi Nisbah Air Semen Dan Abu Terbang
dengan persentase Bottom Ash Suralaya Sebagai Substitusi Semen
sebagai pengganti semen yang lebih Pada Difusitas Efektif Dalam
kecil misalkan dengan perbedaan Specimen Mortar Dengan Metode
prosentase 5 % sehingga bisa Yang Dipercepat. Jurnal Tugas Akhir
didapatkan hasil yang lebih detail. Fakultas Ilmu Bumi Dan Teknologi
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan Mineral, Institut Teknologi Bandung,
mengenai pemanfaatan Bottom Ash Bandung.
sebagai pengganti semen. Karena

9
Astanto, Triono Budi, 2001, Konstruksi Santoso, Indriani, dkk, 2003. Pengaruh
Beton Bertulang, Kanisius, Penggunaan Bottom Ash Terhadap
Yogyakarta. Karakteristik Campuran Aspal
Beton. Tugas Akhir Fakultas Teknik
Eniarti, Miko, 1996, Analisis Matriks pada Jurusan Sipil, Universitas Brawijaya,
Perencanaan Bangunan Bawah Malang.
Mercusuar, Tugas Akhir Fakultas
Teknik Jurusan Sipil, Universitas Sasonov. 2008. Curing/Perawatan Beton.
Brawijaya, Malang. http://l2a097.blogspot.com (Diakses
April 2014)
Herdy, Ausrian Ramanta ST. 2007.
Pengaruh Variasi Campuran Spesi SNI 03-1974-1990. Metode pengujian kuat
dan Lama Peredaman dengan Air tekan beton. Jakarta. Departemen
Laut Terhadap Kuat Tarik Belah dan Pekerjaan Umum.
Kedalaman Intrusi Air Laut Pada
Mortar. Tugas Akhir Fakultas SNI 03-2834-1993. Tata Cara Pembuatan
Teknik Jurusan Sipil, Universitas Rencana Campuran Beton Normal.
Brawijaya, Malang. Jakarta. Departemen Pekerjaan
Umum.
Moulton LK, Seals RK, Anderson DA.
Utilization of ash from coal burning SNI 15-2049-2004. Semen Portland. Jakarta.
power plants in highway Badan Standarisasi Nasional
construction. Transportation
Smith, M, J & Ismoyo, Ir, PH (1979). Bahan
Research Record 1973 (430):26-39. Konstruksi dan Struktur Teknik.
Murdock, L.J. dan Brook, K.M., 1991, Jakarta: Erlangga.
Bahan dan Praktek Beton, Edisi
Wang, Chu-Kia dan Charles G. Salmon.
Keempat, Terjemahan oleh
1985. Reinforced Concrete Design 2,
Stephanus Hindarko, Erlangga,
Fourth Edition. Harper & Row, Inc.
Jakarta
Diterjemahkan : Binsar Hariandja.
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Jakarta 1993. Desain Beton Bertulang Edisi.
: Andi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Naedi, Kris. 2012. Pemanfaatan Bottom Ash Wibowo, A ST,MT & Setyowati, E, W, Ir,
Sebagai Pengganti Semen Terhadap MT (2003). Buku Diktat Teknologi
Penyerapan Air dan Kuat Tekan Beton. Malang : Penerbit Universitas
Paving Block, Tugas Akhir Fakultas Brawijaya.
Teknik Jurusan Sipil, Universitas
Yuliandoko, Dimas Setyo. 2012.
Brawijaya, Malang. Pemanfaatan Limbah Bottom Ash
Nawy, Edward G, 1990, Beton Bertulang ; Sebagai Pengganti Semen Pada
Suatu Pendekatan Dasar, PT. Genteng Beton Ditinjau dari Segi
Eresco, Bandung. Kuat Lentur dan Permeabilitas.
Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan
Nurbahri, W. 2011. Semen. Sipil, Universitas Brawijaya,
http://wimvynurbahri.blogspot.com/2 Malang.
011/06/semen.html (diakses April
2014). Yulianto, Erfan Yoky ST, Pemanfaatan
Limbah Batu Bara (Bottom Ash)
Nugraha, Paul dan Antoni, 2007, Teknologi Sebagai Bata Beton Ditinjau dari
Beton, Andi, Yogyakarta. Aspek Teknik dan Lingkungan. Jurnal
Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan

10
Sipil, Universitas Muhammadiyah,
Surakarta.
Zaenal, Wachid ST. 1997. Pengaruh Umur
Perendaman Beton Dalam Air Laut
Terhadap Nilai Kuat Tarik Belah
Yang menggunakan Semen Tipe I
Dan Portland Pozzolan Cement
(PPC). Tugas Akhir Fakultas Teknik
Jurusan Sipil, Universitas Brawijaya,
Malang.

11

Anda mungkin juga menyukai