PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bulan wanita melepas satu atau dua sel telur (ovum) dari indung
telur, yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk dalam saluran
telur. Pada waktu pembuahan, cairan sperma tumpah kedalam vagina dan
berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian
yang menggembung di tuba falopii.
Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk melelehkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian, pada tempat
yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel sperma yang kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut dengan pembuahan
(konsepsi=fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat ke mukosa rahim.
Sampai nidasi terjadi diperlukan waktu sekitar 6-7 hari. Untuk mempunyai
darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkanlah plasenta.
Jadi, dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan, harus ada sel ovum, sel
sperma, proses pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plantasi.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3
bagian, yaitu :
1. Kehamilan triwulan pertama (sebelum 14 minggu).
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 14-28 minggu).
3. Kehamilan triwulan ketiga (Antara 28-36 minggu atau sesudah 36
minggu).
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar kehamilan
b. Untuk mengetahui fisiologi pertumbuhan janin.
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan.
d. Untuk mengetahui perubahan fisiologi pada kehamilan
e. Untuk mengetahui pemeriksaan ibu hamil.
f. Untuk mengetahui jadwal pemeriksaan kehamilan.
g. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks. Spermatoginum berasal dari sel primitif tubulus menjadi
spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang
kompleks dari panca indera, hipotalamus, hipofisis dan sel interstitial
leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada
setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala ( lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan
ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energy sehingga
dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi ( Manuaba, 2010).
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atai
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung
seperti uraian di bawah ini;
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiate yang mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang disebut vitelius.
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada
zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang didindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai
silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
Spermatozoa menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu
pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan
fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopii.
4. Proses Nidasi atau Implantasi.
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma,
“vitelus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang
dalam keadaan “metafase’. Proses pemecahan dan pematangan
mengikuti bentuk anaphase dan telofase sehingga pronukleusnya
menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keaadaan haploid
saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu
dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
5
6
5. Pembentukan Plasenta
Nidasi atau implementasi terjadi pada bagian fundus uteri
dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel tropoblas
yang tumbuh tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner cell
mass akan tertanam ke dalam endometrium. Terjadinya nidasi
(implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel
yang dekat dengan ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan
yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk
“ectoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua
ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri
dari unsur ectoderm, endoterm dan mesoderm. Ruangan amnion
dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat
diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
7
8
2. Faktor Janin
a. Jenis kelamin janin
b. Penyimpangan genetic: kelainan kongenital, pertumbuhan abnormal.
c. Infeksi intrauterine.
3. Faktor plasenta
Plasenta adalah akar janin untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dalam rahim. Karena itu, plasenta sangat penting artinya
untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim yang ditetapkan dengan
indeks plasenta.
Indeks plasenta = Berat plasenta
Berat badan bayi
Sumber : Manuaba, 2010.
4. Pernafasan janin
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-gerakan
pernafasan, namun air ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru-
parunya. Pusat pernafasan ini dipengaruhi oleh kadar O2 CO2 di dalam
tubuh janin. (Mochtar, 1998).
9
10
8. Usia kehamilan
11
12
13
14
5) Vaskularisasi
Arteri uterina dan arteri ovarika bertambah dalam diameter,
panjang dan anak-anak cabang nya. Pembuluh darah balik
(vena) mengembang dan bertambah.
6) Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasi nya dan menjadi lunak (soft) di
sebut tanda goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warna nya menjadi livid dan ini di
sebut tanda chadwick.
b. Indung Telur ( ovarium)
Ovulasi terhenti, masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
c. Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva
akibat hipervaskularisasi. Vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan.Warna livid pada vagina dan portio serviks di sebut tanda
chadwick.
d. Dinding perut (Abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robek nya serabut elastis dibawah kulit sehingga timbul striae
gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada
hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diastasis rekti
bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya
dan di sebut linea nigra.
e. Payudara
Selama kehamilan payudara betambah besar, tegang dan berat.
Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli,
bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting
susu dan aerola payudara, kalau diperas keluar air susu (kolostrum)
berwarna kuning.
2. Perubahan pada organ dan sistem lainnya
a. Sistem sirkulasi darah
1) Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak
akhir trimester 1. Volume darah akan bertambah banyak kira-
kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti
curah jantung yang meningkat sebanyak kurang lebih 30%.
Akibat hemodilusi (pengenceran darah) yang mulai jelas
kelihatan pada kehamilan 4 bulan,ibu menderita penyakit
jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
2) Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein
albumin dan gamaglobin menurun dalam triwulan pertama dan
meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Betaglobin
dan fibrinogen terus meningkat.
3) Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume
plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk
memenuhi kebutuhan transport O2 yang sangat diperlukan
selama kehamilan.
4) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama
trimester kedua dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra
hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstrimitas
atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester
pertama.Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
15
16
5) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3
bulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir
kehamilan.
b. Sistem pernapasan wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak
napas.
Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diagfragma
akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit
selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
c. Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan
muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan. Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan
obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi,
biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
d. Tulang dan Gigi
Persendian panggul akan lebih longar karena ligamen-ligamen
melunak (softening). Juga terjadi pelebaran pada ruang persendiaan.
Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
Gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor
lain, misalnya hygiene yang buruk diusekitar mulut.
e. Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi :
1) Muka
Disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
2) Payudara
Puting susu dan aerola payudara.
3) Perut
Linea nigra striae.
4) Vulva
f. Kelenjar Endokrin
1) Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
2) Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
3) Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh.
E. Pemeriksaan Ibu Hamil
1. Anamnesis
a. Anamnesis mencakup identitas istri dan suami : Nama, umur, agama,
pekerjaan,alamat,pendidikan, suku/bangsa.
b. Anamnesis khusus :
Riwayat kehamilan sekarang : HPHT,riwayat haid, gerakan janin,
keluhan yang di alami, tanda-tanda bahaya / penyulit, obat yang
dikonsumsi, kekhawatiran khusus.
Riwayat kehamilan yang lalu : Jumlah kehamilan, jumlah anak
yang lahir hidup, jumlah kelahiran prematur, jumlah abortus,
persalinan dengan tindakan (SC,VE) riwayat pendarahan pada
persalinan/pasca persalinan, kehamilan dengan tekanan darah
tinggi, berat bayi < 2,5 kg atau > 4 kg, masalah lain.
Riwayat kesehatan/penyakit yang sedang/pernah di derita
Keadaan sosial ekonomi : status perkawinan, respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilan ini, riwayat KB, dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, pola makan/minum,
kebiasaan merokok, minuman keras, mengkonsumsi obat
terlarang, kegiatan sehari-hari (beban kerja), tempat dan petugas
kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan.
Menuliskan hasil anamnesis dengan jelas
Menutup pertanyaan dengan ramah.
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : kompos mentis, tampak sakit.
Pemeriksaan takanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat
badan
17
18
b. Pemeriksaan khusus
Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak
janin yang tampak).
Palpasi
Tehnik pemeriksaan leopold :
1. Leopold 1
Letakakan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan mengeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian. Jika usia kehamilan
> 22 minggu, tinggi fundus dapat di lakukan dengan
menggunakan meteran. Letakkan meteran dengan angka nol
(0) tepat dipertenggahan tepi atas simfisis. Tarik pita keatas
sampai fundus uteri.
2. Leopold II
Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus
untuk menentukan bagian apa yang terletak di bagian
samping. Letakkan membujur dapat ditetapkan punggung
anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cucian.
Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
3. Leopold III
Letakan telapak tangan kanan pada dinding bawah perut ibu
(diatas simfisis) raba bagian bawah uterus dan coba
goyangkan sedikit.
4. Leopold IV
Pada pemeriksaan leopold IV,pemeriksa menghadap kearah
kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk
ke pintu atas panggul. Bila bagian terendah masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesar nya, maka tangan yang
melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa
konverge.
Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas)
Auskultasi
19
20
- Rencana pengobatan.
- Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan.
Sumber: Manuaba, 2010.
21
22
Mata
Leher
Kardiovaskuler
Pencernaan/abdomen
Ekstremitas
Sistem persyarafan
Genito urinaria
Pemeriksaan janin
Tinggi badan
Berat badan sebelum hamil
Berat badan sekarang
Lila
Tanda-tanda vital
2) Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium selama hamil khususnya
hematokrik (menggambarkan anemia).
Waktu masuk ruang bersalin ulangi lagi pemeriksaan Ht,
Urinalis untuk protein, glukosa dan keton. Contoh darah
perlu diambil untuk crossmatching untuk persiapan bila ada
transfusi.
3) Pengkajian khusus fetal
DJJ, air ketuban dan penyusupan kepala janin.
DJJ : hasil periksa setiap 30 menit atau lebih sering jika ada
tanda-tanda gawat janin.
Warna dan adanya air ketuban : penilaian air ketuban setiap
kali melakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah.
Molase atau Penyusupan tulang kepala janin. Penyusupan
adalah indicator penting tentang seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang)
panggul ibu.
2. Diagnosa
a. Ansietas b/d lingkungan yang tidak familier, nyeri, atau kurang
pengetahuan tentang proses persalinan.
b. Nyeri akut b/d agen cedera
c. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan
d. Keletihan berhubungan dengan kehamilan
3. Perencanaan
a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status
kesehatan
Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam
perawatan.
Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.
Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan :
1) Tidak gelisah
2) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan
dalam peristiwa hidup.
3) Ada kontak mata
4) Tidak ketakuatan
5) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
6) Tidak ada peningkatan ketegangan
7) Tidak ada peningkatan keringat
8) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas
normal(TD: systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg,
Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/ menit)
9) Berkonsentrasi
10) Tidak ada blocking pikiran.
Intervensi dan rasional
1) Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang-
kurangnya setiap 4 jam ketika terjaga.
R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi
23
24
Intervensi :
1) Kaji jenis dan tingkat nyeri pasien.
R/ Untuk mengetahui jenis dan tingkatan nyeri klien akut
atau kronis. Untuk menghindari interpretasi subjektif.
2) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan
gunakan bantal untuk membebat atau menyokong daerah
yang sakit bila diperlukan.
R/ Untuk menurunkan ketegangan atay spasme otot dan
untuk mendistribusikan kembali tekanan pada bagian tubuh.
3) Rencanakan aktivitas distraksi.
R/ Membantu klien memfokuskan pada masalah yang tidak
berhubungan dengan nyeri.
4) Pada saat tingkat nyeri klien tidak terlalu kentara,
implementasikan teknik mengendalikan nyeri alternatif.
R/ Teknik nonfarmakologis pengurangan nyeri akan efektif
bila nyeri pasien berada pada tingkat yang dapat ditoleransi.
5) Berikan obat yang dianjurkan untuk mengurangi nyeri,
bergantung pada gambaran nyeri pasien.
6) R/ Untuk menentukan keefektifan obat.
25
26
27
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta
dan tumbuh kembang hasil sampai aterm (Manuaba, 2010).
Perkembangan janin pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih
merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3
sampai ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai
disebut fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai
periode kehamilan.
Tanda dan gejala kehamilan diantaranya adalah Tanda-tanda
presumptif, Tanda-tanda kemungkinan hamil dan Tanda pasti (tanda
positif). Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan terjadi pada sistem reproduksi
diantaranya Uterus, Indung telur (ovarium), Vagina vulva, Dinding perut
(abdominal wall) dan Payudara. Serta Perubahan pada organ dan sistem
lainnya diantaranya Sistem sirkulasi darah, Sistem pernapasan, Saluran
pencernaan, Tulang dan gigi, Kulit dan Kelenjar endokrin.
Pemeriksaan Ibu Hamil meliputi tahap Anamnesa, Pemerikaan fisik,
Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan
bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian
terendah, pelvimetri panggul) dan Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan
laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan
bakteriologis). Jadwal Pemeriksaan Kehamilan yaitu pada Trimester I dan II
Setiap bulan sekali serta pada Trimester III Setiap 2 minggu sekali sampai
ada tanda kehamilan.
Konsep Asuhan Keperawatan meliputi tahapan proses Pengkajian,
Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
29