Eric Barli Strabismus Isi
Eric Barli Strabismus Isi
PENDAHULUAN
kedua meridian vertikal retina tegak lurus. Salah satu mata bisa tidak sejajar
dengan mata yang lain, sehingga pada satu waktu hanya satu mata yang
terjadi di segala arah - ke dalam, ke luar, ke atas, dan ke bawah atau torsional.
penutupan salah satu mata) disebut strabismus laten, heterotrofia, atau foria.1
massa di orbita, fraktur orbita, penyakit mata tiroid, atau kelainan kelainan
didapat lainnya.1
1
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Aspek Motorik
mata luar. Pergerakan bola mata ke segala arah ini bertujuan untuk memperluas
untuk jauh dan dekat. Otot-otot bola mata ini menggerakan bola mata pada 3 buah
sumbu pergerakan, yaitu sumbu antero-posterior, sumbu vertikal dan sumbu naso-
temporal (horizontal).2
3
Fungsi masing-masing ototnya yaitu 2 :
saraf ke III.
4
Diperlukan penentuan kedudukan pergerakan bola mata, dan 9 posisi untuk
mata 2 ;
2. Posisi sekunder, mata melihat lurus ke atas, lurus ke bawah, ke kiri dan ke
kanan
3. Posisi tertier, mata melihat ke atas kanan, ke atas kiri, ke bawah kanan dan
ke bawah kiri.
5
Aksi sekunder ; intorsi dalam aduksi dan aduksi dalam
elevasi
depresi.
depresi
elevasi.
refleks. Bila refleks ini tidak dapat dipertahankan maka akan terdapat juling.
Juling adalah satu keadaan dimana kedudukan bola amata yang tidak normal.
titik nodal dan fovea sentral dan garis yang menghubungkan titik fiksasi, sentral
pupil dan fovea sentral. Strabismus adalah suatu keadaan dimana kedudukan
kbola mata tidak kesatu arah. Pada strabismus sumbu bola mata tidak berpotongan
dilihat kedua mata dapat diterima dengan ketajaman yang sama dan kemudian
secara serentak dikirim ke susunan saraf pusat untuk diolah menjadi sensasi
6
penglihatan tunggall. Mata akan melakukan gerakan konvergensi dan divergensi
untuk dapat melihat bersama serentak pada kedua mata. Pasien dengan juling akan
mengeluh mata lelah atau astenopia, penglihatan kurang pada satu mata, lihat
ganda atau diplopia, dan sering menututp sebelah mata. Penyulit supresi dini yang
2. Aspek Motorik
peleburan, dan penggabungan di otak yang berasal dari 2 bayangan mata sehingga
tunggal ini mempunyai sifat ketajaman bentuk, warna dan cahaya sedangkan
ukuran dimensinya hanyalah panjang dan lebar. Untuk menghindari agar tidak
terjadi bayangan yang berasal dari titik yang tidak sefaal, maka terjadi pergerakan
tunggal, yaitu ;
1. Bayangan benda yang jatuh pada kedua fovea sama dalam semua
gradasi.
7
2. Bayangan benda selalu terletak pada kedua fovea sentral
Bila terjadi hal diatas maka akan terdapat bayangan tunggal binokular,
sedang bila salah satu faktor diatas tidak terjadi maka akan terjadi penglihatan
binokular yang tidak tunggal. Penglihatan tunggal dengan kedua mata ini dapat
terjadi pada semua bayangan di kedua makula dan luar makula sehingga terjadi
mata untuk daerah sentral selalu disertai dengan penglihatan tunggal daerah
perifer.2
Refleka fusi
Refleks fusi ini dirangsang oleh terjadinya bayangan terpisah pada kedua mata
atau terdapatnya bayangan satu pada 2 titik retina tidak sekoresponden. Supresi,
dimana otak mengabaikan bayangan benda mata yang lainnya untuk mencegah
1. Juling kongenital
8
Refleks di dalam strabismus
Refleks fiksasi
Suatu refleks untuk melakukan fiksasi agar penglihatan menjadi baik. Pada
keadaan ini harus ada sinar, sensasi dan persepsi mata. Pada refleks relaksasi mata
kembali pada kedudukan semula atau mengambila kedudukan baru. Bayi mulai
ada refleks fiksasi pada usia 6 minggu dimana ia mulai mengikuti gerakan benda
di depan matanya.
refleks adaptasi dekat yaitu untuk melihat benda lebih baik pada keadaan
refleks ini didapatkan keternagan keduudkan tubuh sampai pada tiitk berat
tubuh.
lainnya.
9
- Refleks ambliopia, ambliopia yang terjadi akibat rangsangan daerah tepi
retina.
- Refleks fusi, usaha mata mempertahankan letak mata searah atau sejajar.
bayangan terpisah pada kedua mata atau terdapatnya bayangan satu pada 2
penyimpangan abnormal dari letak satu mata terhadap mata yang lainnya,
sehingga garis penglihatan tidak paralel dan pada waktu yang sama, kedua mata
tidak tertuju pada benda yang sama. Penyakit matat juling biasanya dialami oleh
terpenuhi (faal masing-masing mata baik, kerjasama dan faal masing-masing otot
2.3 Etiologi
Strabismus ada yang terjadi sejak lahir dan ada pula yang terjadi dalam
mata; kelainan dalam otak; lumpuh sebagian syaraf yang mensyarafi otot-otot luar
10
bola mata; penyakit sistemis; kelainan otot-otot luar bola mata; kelainan-kelainan
Factor keturunan
baik, maka bila anak nya menderita strabismus dengan operasi akan
Kelainan anatomi kelainan otot ektraokuler dan tendon tendon nya dapat
Kelainan pada fascial struktur adanya kelainan hubungan fascia otot otot
bola mata. Kelainan anatomi ini bias congenital maupun didapat ( trauma,
cornea
retinopathy
- ptosis berat
11
Kelainan innervasi
2.4 Klasifikasi 5
Latent : phoria
Manifest : tropia
1. Strabismus vertical
2. Strabismus horizontal
Latent : esophoria
Manifest : esotropia
Latent : esophoria
Manifest : esotropia
12
FORIA
a. Orto foria
apapun. Pada ortoforia kedudukan bola mata ini tidak berubah walaupun
yang jarang dan kedudukan bola mata tergeser sebesar 3-5o pada bidang
b. Heteroforia
penglihatan, yaitu 2 :
1. Esoforia 2
adanya refleks fusi. Esoforia yang mempunyai sudut penyimpangan lebih besar
13
pada waktu melihat jauh dari pada waktu melihat dekat disebabkan insufisiensi
divergen. Esoforia yang mempunyai sudut penyimpangan lebih kecil pada waktu
melihat dekat disebabkan oleh suatu ekses konvergen. Biasanya diakibatkan oleh
suatu akomodasi yang berlebihan pada hipermetropia yang tak dikoreksi. Bila
besar sudut penyimpangan sama besar pada waktu melihat dekat dan melihat jauh,
maka ini disebut sebagai basic type. penglihatan esoforia dapat diobati dengan
jalan :
3. Memberikan prisma base out yang dibagi sama besar untuk mata kiri dan
kanan
2. Eksoforia 2
sumbu penglihatan ke arah temporal. Dimana pada eksforia akan terjadi deviasi ke
luar pada mata yang ditutup atau dicegah terbentuknya refleks fusi. Eksoforia
keseimbangan kekuatan otot luar bola mata karena kedudukan bola mata pada
waktu istirahat pada umumnya ada pada keadaan sedikit menggulir ke arah luar.
penyimpangan pada waktu melihat jauh lebih besar daripada waktu melihat dekat,
14
maka hal ini biasanya disebabkan oleh suatu ekses divergen. Sedangkan apabila
sudut penyimpangan pada waktu melihat dekat lebih besar dibanding waktu
melihat jauh, maka hal ini disebabkan oleh kelemahan akomodasi. Pada orang
suatu perbaikan yang mendadak pada orang dengan hipermetropia dan presbiopia
yang mendapat koreksi kaca mata dapat menimbulkan eksoforia karena hilangnya
Bila tidak berhasil dapat diberikan prisma base in yang kekuatannya dibagi dua
3. Hiperforia 2
terjadi deviasi ke atas pada mata yang ditutup. Umumnya keadaan ini disebabkan
kerja yang berlebihan (over action) otot-otot rektus inferior dan obliqus superior
atau kelemahan (under action) otot-otot rektus inferior dan obliqus superior.
dengan kacamata prisma dan puncak diatas (vertical base up) di depan mata yang
sumbu penglihatannya lebih rendah. Dapat juga dilakukan operasi pada otot-otot
15
4. Hipoforia 2
bila ditutup. Sikloforia, mata berdeviasi torsi pada mata yang ditutup. Sikloforia
penglihatan berotasi :
kepala, kelopak mata yang berat, mual vertigo, dan kadang-kadang diplopia.
TROPIA
Heterotropia
nyata di mana kedua sumbu penglihatan tidak berpotongan pada titik fiksasi.
Heterotropia dimana kedudukan mata tidak normal dan tetap. Keadaan heterotropi
1. Herediter
16
2. Anatmoik, kelainan otot luar, kelainan rongga orbita
3. Kelainan refraksi
heterotropia : uji tuutp mata, uji refleks kornea Hirschberg, uji Krimsky, uji
penglihatan :
Esotropia 6
banyak didapatkan kurang lebih 75% dari kasus strabismus. Sedangkan dinegara
1. non akomodatif 6
17
lebih dari separuh kasus esotropia termasuk golongan ini. Cirri khasnya:
penyimpangan mata terjadi pada tahun pertama dan seiring waktu lahir (
congenital).
mata
- operasi
2. Akomodatif 6
Kira kira 1/3 kasus estropia termasuk dalam golongan ini. Penderita ini
akomodatif dibagi :
suatu usaha akomodasi pada hipertropia tak terkoreksi. Ia biasanya timbul pada
anak normal, tetapi sensitif antara usia 2 dan 3 tahun bila terdapat suatu
hipertropia sedang sampai tinggi dalam tingkat +4.00 D atau lebih. Biasanya
18
esodeviasi muali bila si anak mulai tertarik perhatian untuk memperhatikan objek-
kebanyakan kasus. Bila kaca mata tidak cukup segera diberikan atau bila hipeopia
itu tidak terkoreksi dengan penuh, maka esodeviasi itu dapat menjadi sukar
Pasien –pasien ini menderita suatu esotropia sedang untuk jarak jauh dengan
suatu esotropia yang lebih besar untuk jarak dekat. Seperti pada esotropia
nyata usia 2 dan 3 tahun. Pengobatan terdiri dari koreksi penuh untuk kelainan
refraksi jarak jauh (kaca minus) dengan tambahan bifokal untuk jarak dekat.2
bila konvergensinya terlalu besar akan terjadi strabismus konvergen. Onset dari
alternating. 6
19
- Untuk amblyopia pengobatannya dengan oklusi terlebih dahulu
3. Paralytic esotropia 6
Dapat disebabkan parase satu atau lebih otot mata. Yang sering terjadi
- Keradangan cns
- Trauma
- Kelainan congenital
Klinis : - bila musculus rectus lateralis mengalami paralyse total, mata tidak dapat
20
dilakukan oklusi pada mata yang paratik untuk menghindari
diplopia
Eksotropia 2
penglihatan yang nyata dimana sumbu penglihatan menuju titik fiksasi sedangkan
lateral.
Bentuk-bentuk eksotropia :
Penyebab-penyebab eksotropia :
dominan.
bidang sensorimotor
Crouzon.
21
Pengobatan dengan koreksi refraksi pada eksotropia merupakan hal yang
penting dan harus dilakukan dengan hati-hati. Bila pasien eksotropia dengan
hipermetropia maka harus diberi kacamata dengan ukuran yang kurang dari
miopia maka harus diberi kacamata yang lebih besar ukurannya dari seharusnya
dilakukan reseksi otot rektus lateral dan otot rektus medial mata yang sama pada
yang berdeviasi.
22
2.6 Diagnosis
ANAMNESA
1. Anamnesa keluarga
operasi yang berhasil pada satu anggota keluarga sering memberikan hasil
2. Onset
Pada umur berapa anak mulai tampak juling. Hal ini penting untuk
prognosanya.
3. Type terjadinya
Apakah perlahan lahan, tiba tiba, atau ada hubungan nya dengan penyakit
sistemik.
4. Type deviasinya
Pada keadaan apa penderita terlihat juling ? apakah besarnya deviasi itu
tetap?
5. Fiksasi
Apakah mata yang bedeviasi tetap satu mata? Atau bergantian (alternating)
23
TAJAM PENGLIHATAN (VISUS ) 1
gangguan penglihatan pada salah satu mata. Untuk pasien yang sangat muda,
mungkin hanya dapat dipastikan bahwa mata dapat mengikuti suatu sasaran yang
bergerak. Sasaran harus berukuran sekecil mungkin sesuai dengan usia, perhatian,
dan tingkat kewaspadaan anak. Fiksasi dikatakan normal apabila fiksasi tersebut
bersifat sentral (foveal) dan dipertahankan terus sementara mata mengikuti suatu
pengenalan menggunakan gambar Allen. Pada usia 4 tahun, banyak anak dapat
memahami permainan “E” jungkir balik (Snellen) dan uji pengenalan HOTV.
Pada usia 5 atau 6 tahun, sebagian besar anak dapat berespons terhadap uji
larutan oftalmik cyclopentolate 1%. Kadang kadang digunakan larutan atau salep
berwarna gelap yang kurang berespon terhadap obat obat yang lebih lemah.
24
MENENTUKAN ADANYA DAN BESARNYA DEVIASI
Uji tutup: sewaktu pemeriksa mengamati satu mata, di depan mata yang
pertama dan kemudian dimata yang lain. Uji ini memperlihatkan deviasi
dipindahkan dengan cepat dari satu mata ke mata yang lain untuk
depan satu mata sampai terjadi netralisasi gerakan mata pada uji tutup
25
bergantian. Contohnya, untuk mengukur esodeviasi penuh, penutup
makin tinggi didepan satu mata sampai gerakan refiksasi horizontal mata
prisma prisma itu tidak boleh di tumpuk pada arah yang sama di depan
satu mata .
2. Hirschberg test
Pada uji ini mata disinari dengan sentolop dan akan terlihat
refleks sinar pada permukaan kornea. Refleks sinar pada mata normal terletak
pada kedua mata sam-sama ditengah pupil. Bila satu refleks sinar di tengah pupil
sedang pada mata yang lain di nasal berarti pasien juling ke luar atau eksotropia
dan sebaliknya bila refleks sinar sentolop pada kornea berada di bagian temporal
kornea berarti mata tersebut kuling ke dalam atau esotropia. Setiap pergeseran
letak refleks sinar dari sentral kornea 1 mm berarti ada deviasi bola amta 7
derajat.1
26
3. uji krimsky ( menilai derajat deviasi mata ) 2
cahaya refleks kornea dengan prisma. Dengan uji Krimsky prisma dengan
kekuatan yang sesuai dengan beratnya juling dipegang di depan mata berfiksasi
hypertropia) dan refleks cahaya diobservasi agar dipusatkan pada pupil mata yang
sehingga refleks sinar pada mata yang juling terletak di tengah kornea. Kekuatan
prisma yang diletakkan pada mata yang fiksasi dan memberikan sinar ditengan
pada mata yang juling merupakan beratnya deviasi mata yang juling.
Dengan satu mata tertutup, mata yang lain mengikuti sasaran bergerak
otot antagonisnya.
27
2. Pemeriksaan pergerakan binokuler
Kedua mata melihat lurus pada skala Maddox ( ditengah ada lampu
fiksasi
2.7 Penatalaksanaan
2. Memperbaiki kosmetik
- Pemberian kacamata
- Kombinasi keduanya
3. Pengelihatan binokuler
28
- Latihan orthoptic
A. Non Operatif
- Kacamata
- Ortahunoptics :
-oklusi
-pleoptic
-obat-obatan
-latihan synoptophore
B. Operatif
29
2.8 komplikasi 6
supresi
30
Merupakan usaha yang tidak di sadari dari penderita untuk
Amblyopia
Yaitu menurunkan visus pada satu atau dua mata dengan atau tanpa
Adalah suatu keadaan dimana fovea dari mata yang baik (yang tidak
bedeviasi) menjadi sefaal dengan daerah diluar fovea dari mata yang
berdeviasi.
Defect otot
dari struktur konjungtiva dan jaringan fascia yang ada di sekeliking otot
Antara lain : head tilting, head turn. Keadaan ini dapat timbul untuk
kearah aksi otot yang lumpuh. Contoh : paralyse rectus lateralis mata
31
2.9 Prognosis
Dengan deteksi dini, prognosis strabismus sangat baik. Jadi, sangat penting
untuk mengetahui kapan harus merujuk anak ke dokter mata. Dalam kondisi
diagnosis yang akurat dan pemberian pengobatan yang tepat sebelum usia 6
atau berkembang pada masa bayi, hal itu dapat menyebabkan ambliopia, di
juga bisa menjadi masalah kosmetik. Satu studi melaporkan 85% pasien
pekerjaan, sekolah, dan olahraga karena strabismus mereka". Studi yang sama
citra diri mereka". Setelah operasi, juling bisa kembali, jadi operasi kedua
32
BAB III
KESIMPULAN
Strabismus atau juling berarti suatu kelainan posisi bola mata dan bisa
terjadi pada arah atau jarak penglihatan tertentu saja, misalnya kelainan posisi
untuk penglihatan jarak jauh saja atau ke arah atas saja, atau terjadi pada semua
arah dan jarak penglihatan. Kata strabismus pada saat ini sering digunakan dalam
penglihatan binokular yang disebabkan oleh tidak adanya satu atau lebih
persaratan tersebut tersebut di atas. Nama lain yang lebih tepat untuk strabismus
sarat bahwa visus kedua mata adalah sama baiknya, faal ototnya baik dan susunan
saraf pusat cukup baik untuk mensitesa bayangan yang dikirimkan oleh kedua
binokuler tersebut diatas : dengan kata lain secara terhadap memperbaiki visus
factor keturunan yang biasanya kita ketahui “Genetik Pattern”nya belum diketahui
dengan pasti, tetapi akibatnya sudah jelas. Bila orang tua yang menderita
33
strabismus dengan operasi berhasil baik, maka bila anaknya menderita strabismus
34
DAFTAR PUSTAKA
4. strabismus taekoes
5. SMF Ilmu Penyakit Mata. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: RSU
6. Wk
35