Anda di halaman 1dari 1

A20

29 AGUSTUS 2010

Hari Anya Jatuh Cinta


■ Nukila Amal

AGI itu Anya tak menatap huyung. Tatapannya berputar me-

P
YUYUN NURRACHMAN (TEMPO)

cermin. Dari kamarnya ia natap pelataran parkir dengan bi-


berlari menuju dunia luar, ngung, lalu menatap Pak Satpam
berkejaran dengan waktu. yang juga menatapnya dengan bi-
Pintu, tangga, ruang ma- ngung. datang menghampiri sambil
kan, dapur, pintu, garasi, dilewati mendencing-dencingkan segepok
tak sampai semenit. Blusnya salah kunci. Hasan.
dikancingkan, rambutnya tak tersi- “Hasan. Bapak. Kenapa begini
sir, hak sepatu kirinya patah saat kosong, Pak? Ke mana orang-orang,
melintasi meja makan. Semua ini mobil-mobil, motor-motor, helm-
baru disadarinya kemudian. Anya helm?”
duduk terhenyak di depan setir, me- “Nggak ada orang hari ini. Ibu
rasakan lega yang luar biasa. Rasa mau lembur?”
menyenangkan itu dihayatinya se- “Lembur? Ini hari apa?”
saat saja, ia mesti buru-buru. Ta- “Hari Sabtu.”
ngan dan kakinya bergerak nyaris “Ooo? Terus ngapain saya buru-
otomatis ketika memundurkan mo- buru lari-lari sampai hak sepatu
bil keluar garasi. patah sebelah? Ini, lihat, Pak.”Anya
Di perempatan pertama ketika mengangkat kaki kirinya, sejenak
lampu menyala merah, ia bersan- menyilangkan kaki di lututnya un-
dar. Dengan agak berhati-hati, tuk menunjukkan bukti sol sepatu.
Anya memiringkan kepalanya ke “Khilaf rupanya. Kalau begitu saya
kiri dan kanan, menggoyangkan ke- bisa lembur menulis. Saya semalam
pala dengan senang; terasa begitu berniat melanjutkan dua prospek-
ringan, nyaris seperti ada yang tak tus, tenggatnya seminggu lagi.”
beres di dalam sana. “Silakan, Bu.” Jawab Pak Sat-
Anya tertawa. Ia merasa dirinya pam, tersenyum agak canggung me-
bagai akan lepas. Seakan ada sepa- natap patahan hak sepatu pantofel
sang sayap ringan sedang mengem- yang bergelantungan kritis di uda-
bang, mungkin di punggungnya, ra. Sesaat lamanya Anya berada da-
mungkin di kaki, di tangan, atau di lam posisi ala bangau seperti itu.
jari-jari. Di manapun berada, se- “Menulis yang bukan prospek-
akan sayap-sayap itu sedang berki- tus....” Anya tersenyum senang,
bas-kibas, siap melesat terbang. membayangkan prospek hari yang
Anya bergidik girang. Rasanya membentang di hadapan. Prospek
seperti jatuh cinta. jok kursi mobil untuk bersandar.
Kertas-kertas.... Huruf-huruf....
KBY LAMA SENAYAN — TU- Anya ingat untuk menurunkan
HAN Bersamamu — TARIF LAMA kakinya sambil berkata cepat. “Ta-
— Boruku Naburju — DIKONTRA- pi, bapak diam-diam menyadari
KAN — Available Now!! — MAN- bukan, kalau saja para staf yang
TAP BENEERR — LAS KETOC datang lembur di hari Minggu—se-
MAGIC — KEBERSIHAN ADA- ngaja atau tidak—niscaya perusa-
LAH TANGGUNG JAWAB KITA haan kita kian berjaya, berdenyut-
BERSAMA — obat perkasa — denyut dengan revitalisasi bisnis.
FRED CHIKEN — Jeep — LAJUR Ekonomi, mikro dan makro. Para
KIRI KHUSUS BUS — Abang ja- staf perusahaan sekuritas ini, seper-
rang pulang — Win Bali Trip! — ti Bapak ini, akan senang dalam se-
PEJABAT DI NEGERIKU SUKA curity. Lembur Hari Minggu, tak
KORUPSI — JL. PIRUS — ZAKAT ada kerumunan staf, distraksi, kon-
PEDULI UMAT — BaDuT SULAP tradiksi, presentasi, cuma AC sepoi-
— Pasrah tapi tak rela — JASA sepoi.... Beberapa yang juga patut
DOCUMENT — KLINIK BUKA 24 dipuji adalah yang pulang jam dua
JAM — SOMEDAY LAUNDRY malam, atau yang bawa pulang ber-
SERVICE — Buronan Mertua — kas ke rumah karena kalau pulang
GOOD BLESS YOU — Warung RE- malam dia takut kena marah istri
LA NGETOP — CUCI SOFA — Jo- atau mertua—tadi saya bilang apa?
in! You will meet strange people! — O ya, saya mau lembur nulis yang
BUBUR KACANG IJO — CANOPI bukan prospektus. Tapi kupikir-pi-
CAIN lubang menganga di jalan…. Tapi krama berkendaraan, terus saja je- menginjak pedal rem. Chevrolet. kir, mirip prospektus juga, soalnya
Anya tertawa senang. Betapa pa- pagi itu matanya seakan hanya lalatan membaca ini-itu. Hanya sedikit celah bersisa dengan seperti berada di ambang sebuah
gi itu huruf-huruf menyergap mata mendesakkan tatapan pada huruf- Begitu kewalahan Anya, hingga pantat mobil yang ngerem menda- prospek.... sesuatu, begitulah. Saya
menebar pesona. Anya menatap hu- huruf. di suatu saat ia mesti menutup ma- dak di depannya. Jantung Anya ber- mau ke mobil. Nah, selamat menja-
ruf-huruf yang muncul cemerlang Anya mengerjap-ngerjapkan ma- ta. Berharap ketika membuka mata, debar-debar oleh kecelakaan yang ga pertahanan dan keamanan per-
dari penjuru-penjuru. Entah meng- ta. Ia bertekad mesti berkonsentrasi ia akan menatap jalanan dan yang tak jadi. usahaan, Bapak! Terima kasih dan
apa, pagi itu tulisan teramat menyi- menatap lalu-lintas. Ia tak mau di- penting-penting saja, tak lagi mele- permisi.”
ta perhatiannya. Seakan punya ka- tangkap polisi berkumis seram ka- sat-lesat ke sana-sini menuju segala A terlambat sejam lebih, hampir Mengapa pagi ini ia begitu cere-
dar cekaman yang lebih daripada
berbagai hal yang biasanya dan se-
mestinya ia perhatikan. Kelap-kelip
rena ceroboh melanggar aturan,
atau mencederai orang tak bersa-
lah, mobil, motor, pohon—semua
yang berhuruf. Jarinya mencengke-
ram lingkar setir. Ada yang terasa
genting....Tiba-tiba ada suara klak-
I setengah sepuluh saat memasuki
pelataran parkir. Pak Satpam
datang menghampiri saat ia me-
wet, apakah Pak Satpam mengerti
rentetan perkataannya, Anya tak
peduli. Ia lega bisa leluasa menulis
lampu mobil, penyeberang jalan, rel yang berjiwa. Tapi matanya seakan son panjang, terdengar begitu de- markir mobil. Anya menyambar tas, lagi. Anya berbalik, sudah tiba wak-
kereta api, manuver motor-motor, menolak segala hukum dan tata- kat. Anya membuka mata, refleks keluar dari mobil dengan agak ter- tunya melepas keluar para penghu-

Anda mungkin juga menyukai