Anda di halaman 1dari 28

BAB 3

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Rumah Sakit


3.1.1 5M (Man, Material & Machine, Method, Money, Market)
A. Man
1. Ketenagaan
 Struktur Organisasi
Ruang HCU Melati RSUD Bangil kabupaten Pasuruan dipimpin oleh Kepala
Ruangan dan dibantu oleh ketua Tim Perawat, Perawat Pelaksana, Tata Usaha,
dan cleaning service

KEPALA INSTALASI
RAWAT INSTENSIF
dr.Diana Susanti,Sp.An

Lilis Wahyuni, S.Kep., Ns.

KEPALA RUANGAN
Nanang F, Amd.Kep

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB


MUTU SUMBER MANUSIA SARANA
Retno Rozana, Amd.Kep Sutiyah.S,Kep.,NS Nanang F, Amd.Kep

KETUA TIM KETUA TIM


KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Titik Idawati,Amd.Kep Rosa Damayanti,Amd.Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


PERAWATPELAKSANA
1. Eka Lilis,Amd.Kep 8. Diny F, S.Kep., Ns
2. Heri S,Amd.Kep 9. Ferry ,Amd.Kep
3. Mega Y, Amd., Kep. 10. M Syarif, S.Kep.,Ns
4. Arif W, Amd.Kep 11. Rossa D, Amd.Kep
5. Nani DA, Amd.Kep. 12. Nurul H ,Amd.Kep
6. Retno R, Amd., Kep. 13. Reza L,Amd.Kep
7. Danys,Amd.Kep

Bagan 3.1. Struktur Organisasi Ruang HCU


 Jumlah Tenaga Perawat di Ruang Hcu
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Perawat di Ruang Hcu
Mulai di
No Nama Status Pendidikan Golongan
Hcu
1. Nanang H ,Amd.Kep PNS D3 Kep III A 2014
2. Sutiyah ,S.Kep.Ns PNS S1 Kep III B 2014
3. Titik I ,Amd.Kep PNS D3 Kep III A 2014
4. Eka Lilis, Amd., Kep. PNS D3 Kep III A 2014
5. Heri S, Amd.Kep PNS D3 Kep II D 2014
6. Mega Y, Amd., Kep. NON PNS D3 Kep 2016
7. Arif W, Amd., Kep. PNS D3 Kep III A 2014
8. Nany DA, Amd., Kep. NON PNS D3 Kep 2014
9. Retno R,Amd.Kep PNS D3 Kep IIIA 2014
10. Danys ,Amd.Kep NON PNS D3 Kep 2016
11. Diny F,S.kep NS NON PNS S1 Kep 2016
12. Fery ,Amd.Kep NON PNS D3 Kep 2015
13. M syarif S.kep NS NON PNS S1 Kep 2017
14. Rosa D Amd,Kep PNS D3 Kep IIIA 2015
15. Nurul H Amd.Kep PNS D3 Kep IIIA 2014
16. Riza L,Amd.Kep NON PNS D3 Kep 2016
17. Mimid Amd.Kep NON PNS D3 Kep IIIB 2015
Tabel 3.2 Tenaga Kerja Kesehatan di Ruang HCU
No Klasifikasi Jumlah Masa Kerja Jenis
1. S1 Keperawatan 3 PNS : 1 orang
NON PNS : 2 orang
2. SPK 0
3. DIII Keperawatan 14 PNS : 8 orang
NON PNS : 7 orang
4. Mahasiswa Profesi Unitri 13 6 Minggu Mahasiswa : 13
Malang orang
5. Mahasiswa Poltekkes 1 2 hari Mahasiswa : 1 orang
Kemenkes Lawang
6. Mahasiswa poltekes sidoarjo 5 1 minggu Mahasiswa : 5 orang
Total 36

 Jumlah Tenaga Non Perawat di Ruang HCU

Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Non Perawat di HCU Melati


No Nama Status Pendidikan Golongan Mulai
1. Mimid Non PNS D3 Kep ADMIN 2016

2. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


Kebutuhan tenaga perawat di Ruang HCU dan kebutuhan tenaga perawat klien
kelolaan mahasiswa dari hasil pengkajian sebagai berikut :

 Data tingkat ketergantungan klien di Ruang HCU berdasarkan pengkajian


tanggal 20 november 2017
Tabel 3.4 Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang HCU
No Jumlah px Mandiri Partial Care Total Care
1 5 0 0 5

1. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per


hari, yaitu :

Rata rata hari senin :

a. Keperawatan Langsung
Minimal Care 0 pasien 0 x 2 jam = 0 jam
Partial Care 0 pasien 0 x 3 jam = 0 jam
Total Care 5 pasien 5 x 6 jam = 30 jam
Jumlah = 30 𝑗𝑎𝑚
b. Keperawatan Tidak Langsung
5 pasien × 1 jam = 5 jam
c. Pendidikan Kesehatan
5 pasien × 0,25 jam = 1,25 jam
Total rata rata jam /hari= 36,25 jam

2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per
hari adalah 36,25 : 5 = 7,25 jam/hari

3. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah


langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas sehingga didapatkan
hasil sebagai berikut :

7 jam/pasien/hari x5 pasien/hari x365 hari = 12775 = 6,5 (7 orang)

(365 hari – 76) x 7 jam 2023

20% × 5 = 1 orang

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah

7 orang + 1 orang = 8 orang/hari

Rata rata tenaga keperawatan yang di butuhkan untu, hari senin 8 orang/hari
Rata rata hari selasa

a. Keperawatan Langsung
Minimal Care 0 pasien 0 x 2 jam = 0 jam
Partial Care 0 pasien 0 x 3 jam = 0 jam
Total Care 6 pasien 6 x 6 jam = 30 jam
Jumlah = 36 𝑗𝑎𝑚
d. Keperawatan Tidak Langsung
6 pasien × 1 jam = 6 jam
e. Pendidikan Kesehatan
6 pasien × 0,25 jam = 1,5 jam
Total rata rata jam /hari= 43,5 jam

4. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien hari
selasa adalah 43,5 : 6 = 7,25 jam/hari

5. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah


langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas sehingga didapatkan
hasil sebagai berikut :

7 jam/pasien/hari x6 pasien/hari x365 hari = 15330 = 7,5 (8 orang)

(365 hari – 76) x 7 jam 2023

20% × 6 = 1 orang

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah

8 orang + 1 orang = 9 orang/hari

Rata rata tenaga keperawatan yang di butuhkan untu, hari selasa 9 orang

RATA RATA HARI RABU

a.Keperawatan Langsung

Minimal Care 0 pasien 0 x 2 jam = 0 jam


Partial Care 0 pasien 0 x 3 jam = 0 jam
Total Care 8 pasien 8 x 6 jam = 48 jam
Jumlah = 48 𝑗𝑎𝑚
f. Keperawatan Tidak Langsung
8 pasien × 1 jam = 8 jam
g. Pendidikan Kesehatan
8 pasien × 0,25 jam = 2 jam
Total rata rata jam rabu 58 jam
6. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per
hari adalah 58 : 8 = 7,25 jam/hari

7. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah


langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas sehingga didapatkan
hasil sebagai berikut :

7 jam/pasien/hari x8 pasien/hari x365 hari = 20440 = 10,10 (10 orang)

(365 hari – 76) x 7 jam 2023

20% × 8 = 2 orang

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah

10 orang + 2 orang = 12 orang hari rabu

Rata rata tenaga keperawatan yang di butuhkan untu, hari rabu 12


orang/hari

RATA RATA HARI KAMIS

Rata rata hari senin :

h. Keperawatan Langsung
Minimal Care 0 pasien 0 x 2 jam = 0 jam
Partial Care 0 pasien 0 x 3 jam = 0 jam
Total Care 11 pasien 11x 6 jam = 66 jam
Jumlah = 66 𝑗𝑎𝑚
i. Keperawatan Tidak Langsung
11 pasien × 1 jam = 11 jam
j. Pendidikan Kesehatan
11 pasien × 0,25 jam = 2,25 jam
Total rata rata hari kamis/ jam = 79,25 jam

8. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per
hari adalah 79,25 : 11 = 7,2 jam/hari

9. Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut adalah


langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas sehingga didapatkan
hasil sebagai berikut :

7 jam/pasien/hari x11 pasien/hari x365 hari = 28105 = 13,89 (14


orang)

(365 hari – 76) x 7 jam 2023


20% × 11 = 2orang

Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah

14orang + 2 orang = 16 orang/hari kamis

Rata rata tenaga keperawatan yang di butuhkan untu, hari kamis 16


orang/hari

3. BOR
BOR pasien di Ruang HCU Melati

Tabel 3.6 BOR Pasien di Ruang HCU Melati


No Tanggal Shift Kelas 3 BOR
1 20 Pagi 14 bed 100% × 5/ 14
November (9 kosong) Pasien = 35,7 %
2017
2 21 Pagi 14 bed 100% × 6/ 14
noverber (8 kosong) Pasien = 42,85%
2017
3 22 pagi 14 bed 100% x 8/14
November (6 kosong) Pasien = 57,14
2017
4 23 pagi 14 bed 100% x 11/14
November (3 kosong) Pasien = 78,57
2017
B. MATERIAL (sarana dan prasarana)

Proses manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran manajemen


keperawatan mahasiswa Program Praktek Profesi S1 Keperawatan UNITRI Malang
mengambil tempat di ruang HCU Melati RSUD Bangil. Pengkajian data awal pada
tanggal 21-11-2017. Adapun data yang didapat sebagai berikut:

2.4.1 Lokasi dan denah ruangan

Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan yang digunakan dalam


kegiatan pembelajaran pendidikan ners di ruang HCU Melati dengan uraian
sebagai berikut:

Dalam ruang HCU MELATI RSUD BANGIL terdiri dari 2 ruangan yang
terdiri dari ISOLASI dan NON ISOLASI. NON ISOLASI memiliki 10 BED.
Sedangkan ISOLASI memiliki 2 ruangan yaitu ISOLASI INFEKSI terdapat 2
BED dan ISOLASI NON INFEKSI 2 BED. NON ISOLASI berada disebelah
barat, ISOLASI berada disebelah timur, nurse station berada di tengah-tengah,di
depan nurse station terdapat ruanagn spol hock almari obat berada dibelakang
nurse station, tempat sholat berada disebelah selatan nurse station, ruangan KARU
berada disebelah timur nurse station dan di dalam ruangan KARU ada meja, kursi,
almari. Di depan runagan KARU adalah tempat alat-alat keperawatan, di depan
nurse station sebelah barat adalah pintu utama ruang HCU MELATI terdapat 2
pintu masuk.

2.4.2 Lingkungan Kerja

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 21-11-2017 didapatkan gambaran


kapasitas tempat tidur di ruang HCU MELATI RSUD BANGIL sebanyak 14
tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:

1. Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang HCU MELATI:


1. Non Isolasi : 10 bed
2. Isolasi Infeksi : 2 bed
3. Isolasi Non Infeksi : 2 bed
2. Gambaran jumlah tempat tidur pasien kelolaan mahasiswa praktek manajemen
keperawatan.
1. Non Isolasi : 10 bed
2. Isolasi Infeksi : 2 bed
3. Isolasi Non Infeksi : 2 bed
2.4.3 Peralatan dan Fasilitas.

1. Peralatan
Tabel 2.11 Laporan Inventaris Alat Keperawatan di Ruang HCU Melati

Kondisi Kondisi Kondisi Usulan


No Nama Alat Jmlh Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
Perlu di
1 Bengkok kecil 3 3 tambah
Perlu di
2 Tromol tambah
Perlu di
3 Troli tindakan 1 1 tambah
Perlu di
4 Troli injeksi 1 1 tambah
5 Troli emergency 1 1 -
6 Pinset anotomis 1 1 -
7 Pinset sirurgis 1 1 -
8 Kacamata google 1 1 -
9 Kulkas Obat 1 1 -
10 Gunting biasa 2 2 -
11 02 transport 2 2 -
12 Standar infus 20 20 -
13 Kursi roda 1 1 -
14 Kranjang obat 20 20 -
15 Kotak obat 5 5 -
16 Safety box 13 13 -
Kotak obat alert -
17 high 1 1
18 Nampan plastik 2 2 -
19 Handscrub 32 30 2 -
20 Bad pasien + kasur 14 14 -
21 Meja pasien 15 15 -
22 Kursi pasien 21 21 -
23 Lemari pasien 14 14 -
Tempat sampah
24 infeksius 4 4
Tempat sampah
25 non non infeksius 7 7
26 Pispot 5 5
26 Box transfusi 2 2
27 Kotak sampel lab 1 1
Kotak instrument
28 kotor 1 1
29 Kotak spil kit 1 1
Kotak instrument
30 steril 1 1
31 Sepatu but 1 1
32 Skat sel/Tirai 2 2
33 Kranjang linen 1 1
34 Alat pemadam api 2 2

Tabel 2.12 Laporan Inventaris Alat Rumah Tangga di Ruang Hcu Melati

Kondisi Kondisi Kondisi Ideal Usulan


No Nama Alat Jmlh Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1 Papan informasi 15 14 1
2 Papan tulis 3 3
3 Kulkas makanan 1 1
4 Computer set 2 2
5 Jam dinding 2 2
6 Gayung 3 2 1
7 AC 6 3 3
8 Lampu 27 21 6
9 Kipas angin 3 3
10 Lemari 13 13
11 Meja 6 6
15 Kursi biasa 15 15
16 Dispenser 1 1
19 Terminal 2 2
20 Papan peringatan
21 Gallon 2 2
22 Magicom 1 1
24 Kotak tissu 3 3
25 Rak piring 1 1
Perlu di
26 Wash tafel 3 3 tambah
27 Baskom 2 2
28 Sabun cuci tangan 3 3
29 Karpet 1 1
30 Sajadah 1 1
32 Mukena 1 1
33 Kaca 1 1
34 Selang air 1 1
35 Gantungan baju 1 1
36 Remote AC 1 1
37 Tempat sabun 1 1
38 Telephone ruangan 1 1

Tabel 2.13 Laporan Inventaris Alat Tenun di Ruang HCU Melati

Kondisi Kondisi Kondisi Ideal Usulan


No Nama Alat Jmlh Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1 Sprei 55 55
2 Bantal 22 22
3 Perlak 1meter 30 30
4 Sarung bantal 54 52 2
Scoret plastic
5 panjang 1 1
6 Waslap 20 20
7 Selimut 20 20
8 Skoret kain 7 7

Tabel 2.14 Laporan Inventaris Alat Pencatatan dan Pelaporan di Ruang HCU Melati

Kondisi Kondisi Kondisi Keteranga


No Nama Alat Jmlh Baik Rusak Rusak n No
Ringan Berat
1 Habis
1 Kertas Hvs 70 Gr RIM V Terpakai 1
1 Habis
2 Amplop Sedang PAK V Terpakai 3
4 Habis
3 Buku Skrip BIJI V Terpakai 4
1 Habis
4 Buku Folio 100 BIJI V Terpakai 5
Tinta Komputer Habis
5 Hitam 1 V Terpakai 6
4 Habis
6 Blanko Resep Jps PAK V Terpakai 7
3 Habis
7 Isi Staples Kecil PAK V Terpakai 8
SPIDOL BESAR 1 Habis
8 Permanen BIJI V Terpakai 9
Habis
9 Tip-X 0 V Terpakai 10
Spidol White Habis
10 Board 0 Terpakai 11
Tinta Komp. Habis
11 Warna 0 V Terpakai 12
Klip Kertas Habis
12 Kecil/Besar 2/1 V Terpakai 13
13 Stamp Pad 1 V 14
14 Penghapus 0 V 15
15 Perforator 3 V 16
Habis
16 Glukol 1 V Terpakai 17
17 Staples Besar 2 V 18
Habis
18 Binder Klip 1 V Terpakai 19
Habis
19 Pensil 2 V Terpakai 20
Amplop 1/1/ Habis
20 Kcl/Bsr/Coklat 1 V Terpakai 21
Habis
21 Pensil Blu/ Red 1/1 V Terpakai 22
Habis
22 Stabilo 1 V Terpakai 23
23 Penggaris 1 V 24
24 Kalkulator 1 V 25

Tabel 2.15 Laporan Inventaris Alat Medis di Ruang HCU Melati

Kondisi Kondisi Kondisi Usulan


No Nama Alat Jmlh Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1 Ambubag dewasa 5 5 -
2 ECG 1 1 Perlu ditambah
3 Infus Pump Terumo 16 16 -
4 Light Case 1 1 -
5 Manometer O2 1 1 -
6 Manometer sentral 24 23 1 -
7 Syring Pump 15 15 -
8 Suction Pump 1 1 -
9 GDA stick 1 1 -
10 Monitor 14 14 -
11 Tensimeter biasa 3 3
12 Lampu foto 1 1
13 Spatel 1 1
14 Nebulizer 3 3
15 Laryngoscopy Dewasa 1 1
16 Laryngoscopy Anak 1 1
2. Fasilitas pasien.
1. Non Isolasi
1 kamar terdapat 10 bed, 10 pasien memiliki fasilitas :

 Bed pasien
 Meja dan lemari
 AC
2. Isolasi Non Infeksi
1 kamar terdapat 2 bed, 2 pasien masing-masing memiliki fasilitas :

 Bed pasien
 Meja dan lemari
 AC
3. Isolasi Infeksi
1 kamar terdapat 2 bed, 2 pasien masing-masing memiliki fasilitas :

 Bed pasien
 Meja dan lemari
 AC
3. Buku protap dan acuan.
1. Buku Protap Rekam Medik.
2. Protap Keperawatan
 Mencuci tangan dengan antiseptic berbasis alcohol 70%
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
 Pemakaian dan pelepasan APD
 Desinfeksi peralatan ruangan
 Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam
 Penanganan peralatan pasien
 Tatacara transport pasien dengan penularan melalui udara
 Penyimpanan antiseptic/desinfektan
 Pengadaan bahan dan alat dan melibatkan komite ppi
 Pemasangan kateter urine
 Pelepasan kateter urine
 Dekontaminasi permukaan tercemr darah atau cairan tubuh pasien
 Pembuatan larutan klorin 0,5%
 Pelaksanaa surveiland infeksi rumah sakit
 Pencegahan infeksi aliran darah
 Pencegahan flebitis
 Pencegahan infeksi saluran kemih
 Pencegahn infeksi saluran pernafasan
 (ventilator) associated pneumonia
 Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspect
 Etika batuk
 Praktek menyuntik yang aman
 Teknik aseptic kulit
 Assessment resiko pengendalian infeksi (ICRA)
 Assessment resiko pengendalian infekdi untuk kontroksi dan renovasi
infection(ICRA)
 Pengelolaan limbah benda tajam
 Pengelolan sampah infeksius dan cairan tubuh
 Monitoring suhu dan kelembaban ruangan
 Penggunaan alat pelindung diri diruangan isolasi penularan melalui
udara
3. Buku Jaga Laporan Harian
4. Buku absen mahasiswa
5. Lembar Observasi
6. Buku Suhu
7. Buku GDA
8. Lembar Konsultasi
9. Buku bon gudang farmasi
10. Buku laborat
11. Buku register
12. Surat kematian
2.4.3 Persediaan obat.
1. Persedian obat pasien
Tabel 2.12 Daftar Obat-obat yang tersedia di HCU Melati.

No Nama Obat Jumlah


1. Dormicum 3
2. Petidin 3
3. Epineprine 1
4. Sototic 3
5. KCL 3
6. Meilyon 3
7 Norephineprine 3
8 Pehasain 3
9 Furosemide 3
10 Na Phenithoin 3
11 Fargosin 3
12 D-40 3
13 MgS04 3
14 Dobutamin 3
15 ISDN Oral 4
16 Combivent 3
17 Ventoline 3
18 Lidocain 3
19 Calcium gluconase 3
20 MgS04 20% 3
21 Amiodarone 3
22 Dexamethasone 3
23 Diazepam 3
24 Atropil 3
25 Aminopline 3
26 Dopamine 3
2. Alur pengadaan obat

Dokter visite

Dokter memberi resep kepada perawat

Resep obat dicatat perawat dalam lembar pencatatan dan diserahkan pada Farmasi

Farmasi memberikan obat ke ruangan

Perawat mengatur jadwal pemberian obat

Obat injeksi disimpan dimeja pasien Obat oral diberikan ke pasien

Perawat memberikan obat ke pasien

Bagan 2.4 Alur Pengadaan Obat untuk Pasien di Ruang HCU Melati
C. Method

1. Penerapan MAKP
Ruang HCU RSUD Bangil Pasuruan saat ini menerapkan model asuhan keperawatan
MAKP Tim (KATIM) yang terdiri atas anggota yang berbeda –beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap dua kelompok pasien (non infeksi dan infeksi) dibagi menjadi 3
shift, shift pagi, shift sore dan shift malam, untuk shift sore dan malam ketua tim di
delegasikan yang terdiri dari tenaga professional ,tehnikal dan pembantu perawat dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Di ruang HCU juga terdapat pegawai PNS 9 orang
dan non PNS sebanyak 9 orang. Berdasarkan pembagian tim tersebut maka ruang HCU sudah
menjalankan MAKP Tim.
Komposisi pada saat shift terbagi meliputi tenaga senior dan junior pada setiap shift.
Walaupun demikian pelayanan yang di berikan sudah menyeluruh, mendukung pelaksanaan
proses keperawatan, komunikasi anggota dapat terjalin dengan baik, kalau terjadi konflik
mudah untuk dipecahkan, dan merupakan kepuasan tersendiri kepada anggota tim dan dalam
melayani pasien perawat bersikap sopan dan ramah. Sedangkan untuk shift sore dan malam
system MAKP nya sama seperti yang pagi. Tetap dibagi menjadi 2 tim (non infeksi dan
infeksi). Namun adanya kebijakan rumah sakit terhadap profesionalisasi keperawatan maka
MAKP tim perlu dikembangkan secara optimal untuk mengantisipasi persaingan rumah sakit
yang semakin ketat, tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang lebih professional, serta semakin tingginya kesadaran
masyarakan akan hukum.

2. Penerimaan Pasien Baru


Pasien rawat inap RSUD Bangil ruang HCU dapat melalui IGD atau pasien pindahan
dari ruangan rawat inap lainnya. Penentuan rawat inap ditentukan oleh pasien dan keluarga
pasien. Setelah ditentukan oleh pasien dan keluarga pasien, ditentukan pula ruang rawat
inapnya , selanjutnya pasien di tempatkan pada ruang yang telah ditentukan. Berdasarkan
pengkajian yang telah dilakukan selama 4 hari di Ruang HCU ditemukan tindakan perawat
saat penerimaan pasien baru belum maksimal karena perawat tidak menjelaskan secara
lengkap tentang 3 P yaitu tentang pengenalan kepada pasien, tenaga kesehatan klien,
pengaturan rumah sakit, dan termasuk penyakit, selanjutnya dilakukan pengkajian oleh
perawat ruangan meliputi identitas pasien, keluhan utama, pemeriksaan tanda tanda vital,
pemeriksaan fisik (review of system). Kemudian perawat melaporkan ke dokter kondisi
pasien baru. Dengan adanya kebijakan rumah sakit terhadap profesionalisme keperawatan
dan dengan adanya mahasiswa praktik dirasa membantu proses penerimaan pasien baru.
Berdasarkan hasil kuisioner tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat ruang HCU
RSUD Bangil yang dibagikan kepada 1 responden menyatakan bahwa pelayanan perawat di
ruang HCU RSUD Bangil baik yaitu sebanyak 10 orang (62,5%) sedangkan cukup baik 6
orang (37,5%). Dengan adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih professional ,dan semakin tingginya
masyarakat akan hukum dapat menjadikan bahan untuk meningkatkan mutu kerja perawat
dalam proses penerimaan pasien baru.

Alur Pasien Masuk Ruang HCU

PASIEN

MRS ranap ruang lain

PEMERIKSAAN IGD
PENUNJANG

KEADAAN MEMBURUK

MRS di Ruang HCU

Anamnesa

Pemeriksaan Administrasi

PASIEN PASIEN PASIEN

meninggal memburuk STABIL

Kamar PINDAH KE PINDAH KE PULANG


jenazah ICU RUANG PAKSA / PP
LAIN
Bagan 3.4 Alur Pasien Masuk Ruang HCU

3. Timbang Terima
Timbang terima di ruang HCU selama ini sudah dilakukan yaitu setiap pergantian
shift malam ke shift pagi, shif pagi ke shif sore dan shif sore ke shif malam. Tahap-tahap dari
proses timbang terima sudah dijalankan secara lengkap yaitu
(1) pre,validasi ke pasien dan membahas kasus – kasus tertentu yang tidak mungkin
dibahas di depan pasien,
(2) dokumentasi timbang terima dengan menggunakan buku,
(3) tenaga perawat di HCU.
Timbang terima yang dilakukan diruang HCU sudah menjabarkan tentang, data
(keluhan obyektif dan subyektif pasien), masalah keperawatan yang masih dialami pasien,
intervensi keperawatan yang sudah dilakukan, intervensi keperawatan yang belum/akan
dilakukan dalam mengatasi masalah pasien dan tindakan medis yang telah dilakukan dan
advice dokter yang telah dilakukan. Sebagai seorang perawat harus menunjukkan
eksistensinya di dunia pelayanan kesehatan yaitu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien. Salah satu menunjukkan eksistensi kita sebagai seorang perawat yaitu dalam bentuk
pelaporan tentang asuhan keperawatan yang sudah dilakukan. Selain itu penulisan timbang
terima masih belum terdokumentasikan secara baik dan benar. Dalam timbang terima di
ruang HCU tidak selalu melibatkan semua perawat. Timbang terima untuk pergantian shift
dari sore ke shift malam dan dari shift malam ke pagi sudah dilakukan namun proses timbang
terima yang dilakukan sangat sederhana hanya menggunakan media buku untuk dokumentasi
dan langsung di lakukan antar petugas yang datang terlebih dahulu saat akan dilakukan
operan dengan mengunjungi setiap tempat tidur pasien. Dilaksanakannya proses timbang
terima yang baik memungkinkan distribusi informasi mengenai perawatan pasien secara
komprehensif yang akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan.

Di ruang HCU juga terdapat mahasiswa program studi S1 keperawatan Universitas


Tribhuwana Tunggadewi Malang yang melakukan praktek manajemen berupaya menerapkan
suatu proses timbang terima yang sesuai standar dan perawat diruangan menerima secara
terbuka serta bersedia bekerja sama.
4. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan belum pernah dilakukan di ruang HCU RSUD Bangil.

5. Pengelolaan Obat (Alur Pengadaan Obat)


Pengelolaan obat sudah dilakukan di ruang HCU RSUD Bangil ,hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya sarana dan prasarana untuk pengelolaan sentralisasi obat (tempat
obat yang berpusat langsung di ruangan HCU RSUD Bangil yang di ambil di apotik RS).
Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat, serta adanya perawat untuk
melakukan sentralisasi obat. Pemberian obat yang dibeli di apotik oleh keluarga pasien dan
dicatat pada format sentralisasi obat yang telah tersedia dilembar desentralisasi obat.
Dalam pengelolaan obat terdapat beberapa kendala yang dialami yaitu dimana yang
sering terjadi obat yang dibutuhkan untuk pasien tidak disediakan oleh bagian apoteker.
Kurangnya peran apoteker diruang HCU menyebabkan perawat melakukan pengelolaan obat
secara mandiri.
Namun demikian belum ada lembar serah terima obat, informed consent kepada
pasein tentang sentralisasi obat, dan belum ada bukti pemberian obat kepada pasien dan
keluarga bahwa obat dikelola oleh perawat yang bertugas di ruangan dan masih belum ada
pembagian tugas dan tanggung jawab tentang sentralisasi obat yang jelas.

Alur pengelolaan obat yang dilakukan di ruang HCU RSUD Bangil Pasuruan Sebagai Berikut
:

1. Resep dari dokter disalin dalam format desentralisasi obat penderita. Kemudian ditulis
nama obat, waktu pemberian, jumlah obat yang ada diresep. Lalu perawat
menandatangani format.
2. Resep dibawa perawat langsung ke loket farmasi untuk ditukar dengan obat
3. Obat yang diresepkan langsung disiapkan oleh apoteker di troli injeksi ruang HCU.
4. Pada saat pembagian obat injeksi dan oba oral, obat dibagikan ke masing-masing
pasien.
5. Setelah injeksi apa bila ada obat yang tersisa langsung di tata oleh perawat di loker
obat yang sudah ditulis sesuai dengan nomer bad..
Alur Pengadaan Obat

Dokter visite

Dokter memberi resep kepada perawat

Resep obat dicatat perawat dalam lembar pencatatan dan diserahkan pada depo IRNA

Perawat langsung mengambil obat di instalasi farmasi

Obat di cek oleh perawat sebelum diberikan ke pasien

Kemudian jika masih ada obat yang sisa maka di loker obat yang sudah ditulis
sesuai dengan nomer bad..

Bagan 3.5 Alur Pengadaan Obat

6. Supervisi
RSUD Bangil Pasuruan merupakan rumah sakit yang terakreditasi B, Ruangan HCU
merupakan ruangan yang memerlukan perhatian di bidang bedah ilmu penyakit dalam,
infeksi, supervisi di ruang HCU sudah dilakukan dari KARU kepada KATIM ke perawat
pelaksana, pelaksanaan supervisi dilakukan secara visual, yang dilakukan di tengah-tengah
pelaksanaan tugas serta apabila terjadi kesalahan pada proses asuhan keperawatan langsung
dilakukan pembenahan secara langsung, dan tidak terjadwal.
Di ruang HCU RSUD Bangil melakukan 2 macam supervisi yaitu supervisi dari RS
ke ruangan dan dari ruangan kepada perawat ruangan dan adanya kemampuan ruangan untuk
berubah, kabid dan karu mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, tetapi belum adanya program yang terjadwal dengan baik, belum memiliki
format yang baku dalam pelaksanaan program supervisi, kurangnya program, pelatihan dan
sosialisasi tentang supervisi, petunjuk pelaksanaan supervisi belum ada dan belum
tersedianya format supervisi, namun supervisi dilaksanakan sesuai kebijakan dan kebutuhan
supervisor, terbukanya peluang untuk melanjutkan pendidikan atau magang dan adanya kerja
sama yang baik antar perawat dan mahasiswa. Adanya mahasiswa praktek manajemen
keperawatan untuk mengembangkan sistem supervisi karena keuntungan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional dan bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.

7. Discharge Planning
Di ruang HCU Discharge Planning sudah dilakukan dan terdapat format yang memuat
resume pasien pindah ruangan yang berisi sama dengan format Discharge Planning yang
sesuai, adanya kemauan perawat untuk memberikan penkes kepada pasien dan keluarga
mulai pasien datang hinggapindah ruangan, tetapi. Namun dengan adanya mahasiswa S1
yang praktek menejemen keperawatan, dapat membantu kerjasama yang baik antara
mahasiswa dan perawat sehingga memudahkan pemberian penkes kepada klien dan keluarga
yang sekarang ini sebagian besar keluarga dan klien berpendidikan dan sadar akan kesehatan
dan pula adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan masyarakat yang
optimal, serta adanya persaingan rumah sakit swasta yang ketat.
8. Dokumentasi Keperawatan (LARB/Lengkap, Akurat, Relefan, Baru)
Sistem pendokumentasian asuahan keperawatan di ruang HCU yang diterapkan sudah
memiliki sistem yang baik. Modal pendokumentasian asuhan keperawatan yang digunakan
adalah model POR (Problem Orientet Record) yaitu model dokumentasi keperawatan yang
memusatkan data menurut masalah klien. Selain itu juga tersedianya sarana dan prasarana
untuk tenaga kesehatan seperti tenaga atministrasi dan lembar dokumentasi. Dalam
dokumentasi keperawatan, pengkajian menggunakan model ROS dan diagnosa keperawatan
sampai evaluasi menggunakan SOAP. Sistem pendokumentasian di ruang HCU sudah
mengunakan sistem komputerisasi yang dilengkapi SAK dengan sitem print out dan SOP
juga tersedia. Akan tetapi tersedianya fasilitas yang cukup yang sudah memenuhi syarat
ternyata belum diikuti dengan pelaksanaan yang maksimal seperti: 1. Untuk SOP tidak
diletakkan didekat alat-alat yang digunakan untuk perawatan 2. Format pengkajian yang
sudah tersedia tidak segera diisi ketika pasien masuk, 3. SAK tidak segera diperbaharui
ketika terjadi perubahan diagnosa keperawatan. 4. Pengawasan terhadap pendokumentasian
di ruang HCU belum dilakukan secara optimal.
Di RSUD Bangil Pasuruan memberikan kemudahan kepada perawat dalam mengikuti
pelatihan khususnya dalam hal manajemen dan IT, di ruang HCU juga terdapat mahasiswa
PSIK yang melakukan praktek manejemen.
D. Money
Tarif Tindakan Keperawatan
No Tindakan Tarif
1 Injeksi Obat (IV, IM, SC) 3,700
2 Pasang Infus Pump 23,000
3 Observasi Beside Monitor 20,000
4 Observasi Intensif tanpa alat 12,000
5 Resustasi Cairan (pada dehidrasi berat/syok hipovolemik) 36,000
6 Pemeriksaan TTV pasien perhari 10,000
7 Perbed 4,500
8 Pemberian oksigenasi (24 jam) 16,000
9 Memasukkan Diit Personde perhari 21,500
10 Infus Pum /unit/6? (12 jam) 12,000
11 Oksigenasi nasal 95,000
12 Oral Hygiene 8,500
13 Seka/mandikan Pasien 9,500
14 Pasang Infus 12,000
15 Oksigenasi Masker /hari 230,000
16 Pasang Syringe Pump 23,000
17 Infus Pump /unit/>12? (24 jam) 22,500
18 ECG 68,000
19 Phlebotomi + antar ke laboratorium (tindakan) 5,500
20 Lepas Infus 7,500
21 Lepas Folley Cateter 7,500
22 Pasang Folley Cateter 24,000

E. Mutu

1. Kualitas Pelayanan Keperawatan


Pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSUD Bangil di ruang Melati
sebagian besar berasal dari Bangil. RSUD Bangil merupakan rumah sakit tipe B sebagai
rumah sakit pendidikan dengan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang. Di lain pihak
perawat tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung untuk mencari
pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan. Perawat memberikan pelayanan
seoptimal mungkin dengan memberikan perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di
ruangan layak untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari pelanggan.
b. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas
permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran
secara umum difokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh.
Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada
Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan
juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint
Commission International (JCI) diantaranya:

1. Identifikasi Pasien Berupa Gelang Pasien


Merupakan suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup nomor rekam
medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien satu
dengan pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan
tindakan atau prosedur kepada pasien. Penggunaan gelang pasien merupakan cara
yang dianggap mampu untuk mengidentifikasi pasien dengan tepat. Untuk
mengidentifikasi pasien dengan benar pada gelang pasien harus tertera minimal 3
identitas, yaitu nama, tanggal lahir dan nomor RM. Identitas tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. Gelang pasien juga mencakup 2 warna
yaitu: warna biru untuk pasien laki-laki, warna merah muda untuk pasien perempuan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Ruang HCU semua pasien menggunakan
gelang identitas yang terdiri atas nama dan tanggal lahir berdasarkan kartu identitas
atau kartu keluarga serta nomor RM yang diberikan oleh RS.

2. Kebersihan
a. Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial
Sebagai tempat yang memiliki angka penularan infeksi tinggi, rumah sakit selayaknya
memiliki sistem kewaspadaan yang berupa pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), baik berupa komite di rumah sakit yang besar – maupun sebuah tim di rumah
sakit yang kecil. Kebijakan rumah sakit mesti memihak kepada upaya-upaya dan
kontrol terhadap angka penularan infeksi di lingkungan rumah sakit. Mencuci tangan
atau higiene tangan sangat sederhana, tidak memakan waktu yang banyak namun bisa
membantu mencegah infeksi yang berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Higiene
tangan baik dilakukan dalam 5 saat:
1. Sebelum kontak (menyentuh) dengan pasien, hal ini bisa melindungi
pasien dari kuman berbahaya yang Anda bawa.
2. Sebelum tindakan aseptik, juga berguna melindungi pasien.
3. Sesudah terpapar cairan tubuh pasien, untuk melindungi diri Anda dan
lingkungan dari kuman.
4. Sesudah kontak dengan pasien, juga untuk melindungi diri Anda dan
lingkungan dari kuman.
5. Sesudah kontak dengan linkungan di sekitar pasien, juga untuk melindungi
diri Anda dan lingkungan dari kuman.
Semua petugas di rumah sakit dan pengunjung pasien harus memahami 5 momen
mencuci tangan ini, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat
berjalan dengan baik. Mencuci tangan sangat penting, karena selain mengurangi
angka penularan infeksi (Healthcare – associated infections – HAIs / HCAI), bahkan
ke yang berbahaya seperti MRSA; higiene tangan ini juga dapat memberikan
keuntungan lain. Misalnya jika pasien tidak mendapatkan infeksi tambahan, maka
kesembuhan yang diharapkan akan terjadi pada waktu yang diperkirakan, atau tidak
memanjang akibat penyakit lain

b. Angka Kejadian Jatuh


Dari data pada tanggal 21-23 november 2017 didapatkan hasil bahwa 100% pasien
tidak mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan. Meskipun
sebagian pasien mempunyai resiko jatuh, akan tetapi dari hasil tabulasi menunjukkan
tidak ada pasien yang mengalami jatuh. Dan dari hasil observasi pasien yang beresiko
jatuh juga telah dipasangi label resiko jatuh.

c. Kesalahan Pengobatan (Medication Error)


Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat cara
pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu pemberian dan tidak
waspada terhadap efek pemberian obat tidak terjadi selama pengkajian tanggal 21 dan
22 november 2017. Pemberian obat dilakukan secara benar sesuai indikasi yang
diberikan oleh dokter
Angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dalam pemberian obat tanggal 21-22
November 2017:
Jml pasien yg terkena KTD dlm pemberian obat x
= 100%
Jml pasien pada hari tersebut

0 x 100%
= = 0%
40

d. Angka Kejadian Plebitis


Angka kejadian phlebitis berdasarkan pengkajian pada tanggal 21-22 novermber
2017 tercatat tidak ada pasien yang mengalami plebitis
Jml pasien yg terkena plebitis x
= 100%
Jml pasien pada hari tersebut

0x100%
= =0%
8

e. Angka Kejadian Dekubitus


Kejadian dekubitus dari data yang didapatkan selama tanggal 25-26 oktober 2017
tidak terdapat pasien yang mengalami dekubitus.
Jml pasien yg terkena dekubitus x
= 100%
Jml pasien pada hari tersebut

0 x 100%
= =0%
8

2. Kepuasan
a. Tingkat Kepuasan Pasien
Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 20 soal berbentuk
pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup pemberian penjelasan setiap
prosedur pelayanan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan pada
pasien. Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan yang
dibagikan kepada 4 responden, terdapat 2 pasien (50%) menyatakan puas, 1 pasien
(25%) menyatakan cukup puas,dan 1 pasien (25%) tidak puas terhadap pelayanan
perawat di ruang HCU
b. Tingkat Kepuasan Perawat
Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 12 soal berbentuk
pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup tentang kepuasan perawat terhadap
pekerjaan. Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 7 responden, terdapat 1
(14,2%) responden menyatakan tingkat kepuasan sangat baik, 3 (42,8%) responden
menyatakan tingkat kepuasan baik, 3 (42,8 %) responden menyatakan tingkat
kepuasan cukup, 0 (0%) responden menyatakan tingkat kepuasan sangat buruk.

Anda mungkin juga menyukai