KEPALA INSTALASI
RAWAT INSTENSIF
dr.Diana Susanti,Sp.An
KEPALA RUANGAN
Nanang F, Amd.Kep
a. Keperawatan Langsung
Minimal Care 0 pasien 0 x 2 jam = 0 jam
Partial Care 0 pasien 0 x 3 jam = 0 jam
Total Care 5 pasien 5 x 6 jam = 30 jam
Jumlah = 30 𝑗𝑎𝑚
b. Keperawatan Tidak Langsung
5 pasien × 1 jam = 5 jam
c. Pendidikan Kesehatan
5 pasien × 0,25 jam = 1,25 jam
Total rata rata jam /hari= 36,25 jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per
hari adalah 36,25 : 5 = 7,25 jam/hari
20% × 5 = 1 orang
Rata rata tenaga keperawatan yang di butuhkan untu, hari senin 8 orang/hari
Rata rata hari selasa
a. Keperawatan Langsung
Minimal Care 0 pasien 0 x 2 jam = 0 jam
Partial Care 0 pasien 0 x 3 jam = 0 jam
Total Care 6 pasien 6 x 6 jam = 30 jam
Jumlah = 36 𝑗𝑎𝑚
d. Keperawatan Tidak Langsung
6 pasien × 1 jam = 6 jam
e. Pendidikan Kesehatan
6 pasien × 0,25 jam = 1,5 jam
Total rata rata jam /hari= 43,5 jam
4. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien hari
selasa adalah 43,5 : 6 = 7,25 jam/hari
20% × 6 = 1 orang
Rata rata tenaga keperawatan yang di butuhkan untu, hari selasa 9 orang
a.Keperawatan Langsung
20% × 8 = 2 orang
h. Keperawatan Langsung
Minimal Care 0 pasien 0 x 2 jam = 0 jam
Partial Care 0 pasien 0 x 3 jam = 0 jam
Total Care 11 pasien 11x 6 jam = 66 jam
Jumlah = 66 𝑗𝑎𝑚
i. Keperawatan Tidak Langsung
11 pasien × 1 jam = 11 jam
j. Pendidikan Kesehatan
11 pasien × 0,25 jam = 2,25 jam
Total rata rata hari kamis/ jam = 79,25 jam
8. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per
hari adalah 79,25 : 11 = 7,2 jam/hari
3. BOR
BOR pasien di Ruang HCU Melati
Dalam ruang HCU MELATI RSUD BANGIL terdiri dari 2 ruangan yang
terdiri dari ISOLASI dan NON ISOLASI. NON ISOLASI memiliki 10 BED.
Sedangkan ISOLASI memiliki 2 ruangan yaitu ISOLASI INFEKSI terdapat 2
BED dan ISOLASI NON INFEKSI 2 BED. NON ISOLASI berada disebelah
barat, ISOLASI berada disebelah timur, nurse station berada di tengah-tengah,di
depan nurse station terdapat ruanagn spol hock almari obat berada dibelakang
nurse station, tempat sholat berada disebelah selatan nurse station, ruangan KARU
berada disebelah timur nurse station dan di dalam ruangan KARU ada meja, kursi,
almari. Di depan runagan KARU adalah tempat alat-alat keperawatan, di depan
nurse station sebelah barat adalah pintu utama ruang HCU MELATI terdapat 2
pintu masuk.
1. Peralatan
Tabel 2.11 Laporan Inventaris Alat Keperawatan di Ruang HCU Melati
Tabel 2.12 Laporan Inventaris Alat Rumah Tangga di Ruang Hcu Melati
Tabel 2.14 Laporan Inventaris Alat Pencatatan dan Pelaporan di Ruang HCU Melati
Bed pasien
Meja dan lemari
AC
2. Isolasi Non Infeksi
1 kamar terdapat 2 bed, 2 pasien masing-masing memiliki fasilitas :
Bed pasien
Meja dan lemari
AC
3. Isolasi Infeksi
1 kamar terdapat 2 bed, 2 pasien masing-masing memiliki fasilitas :
Bed pasien
Meja dan lemari
AC
3. Buku protap dan acuan.
1. Buku Protap Rekam Medik.
2. Protap Keperawatan
Mencuci tangan dengan antiseptic berbasis alcohol 70%
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Pemakaian dan pelepasan APD
Desinfeksi peralatan ruangan
Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam
Penanganan peralatan pasien
Tatacara transport pasien dengan penularan melalui udara
Penyimpanan antiseptic/desinfektan
Pengadaan bahan dan alat dan melibatkan komite ppi
Pemasangan kateter urine
Pelepasan kateter urine
Dekontaminasi permukaan tercemr darah atau cairan tubuh pasien
Pembuatan larutan klorin 0,5%
Pelaksanaa surveiland infeksi rumah sakit
Pencegahan infeksi aliran darah
Pencegahan flebitis
Pencegahan infeksi saluran kemih
Pencegahn infeksi saluran pernafasan
(ventilator) associated pneumonia
Penempatan pasien dengan penyakit menular atau suspect
Etika batuk
Praktek menyuntik yang aman
Teknik aseptic kulit
Assessment resiko pengendalian infeksi (ICRA)
Assessment resiko pengendalian infekdi untuk kontroksi dan renovasi
infection(ICRA)
Pengelolaan limbah benda tajam
Pengelolan sampah infeksius dan cairan tubuh
Monitoring suhu dan kelembaban ruangan
Penggunaan alat pelindung diri diruangan isolasi penularan melalui
udara
3. Buku Jaga Laporan Harian
4. Buku absen mahasiswa
5. Lembar Observasi
6. Buku Suhu
7. Buku GDA
8. Lembar Konsultasi
9. Buku bon gudang farmasi
10. Buku laborat
11. Buku register
12. Surat kematian
2.4.3 Persediaan obat.
1. Persedian obat pasien
Tabel 2.12 Daftar Obat-obat yang tersedia di HCU Melati.
Dokter visite
Resep obat dicatat perawat dalam lembar pencatatan dan diserahkan pada Farmasi
Bagan 2.4 Alur Pengadaan Obat untuk Pasien di Ruang HCU Melati
C. Method
1. Penerapan MAKP
Ruang HCU RSUD Bangil Pasuruan saat ini menerapkan model asuhan keperawatan
MAKP Tim (KATIM) yang terdiri atas anggota yang berbeda –beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap dua kelompok pasien (non infeksi dan infeksi) dibagi menjadi 3
shift, shift pagi, shift sore dan shift malam, untuk shift sore dan malam ketua tim di
delegasikan yang terdiri dari tenaga professional ,tehnikal dan pembantu perawat dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Di ruang HCU juga terdapat pegawai PNS 9 orang
dan non PNS sebanyak 9 orang. Berdasarkan pembagian tim tersebut maka ruang HCU sudah
menjalankan MAKP Tim.
Komposisi pada saat shift terbagi meliputi tenaga senior dan junior pada setiap shift.
Walaupun demikian pelayanan yang di berikan sudah menyeluruh, mendukung pelaksanaan
proses keperawatan, komunikasi anggota dapat terjalin dengan baik, kalau terjadi konflik
mudah untuk dipecahkan, dan merupakan kepuasan tersendiri kepada anggota tim dan dalam
melayani pasien perawat bersikap sopan dan ramah. Sedangkan untuk shift sore dan malam
system MAKP nya sama seperti yang pagi. Tetap dibagi menjadi 2 tim (non infeksi dan
infeksi). Namun adanya kebijakan rumah sakit terhadap profesionalisasi keperawatan maka
MAKP tim perlu dikembangkan secara optimal untuk mengantisipasi persaingan rumah sakit
yang semakin ketat, tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan yang lebih professional, serta semakin tingginya kesadaran
masyarakan akan hukum.
PASIEN
PEMERIKSAAN IGD
PENUNJANG
KEADAAN MEMBURUK
Anamnesa
Pemeriksaan Administrasi
3. Timbang Terima
Timbang terima di ruang HCU selama ini sudah dilakukan yaitu setiap pergantian
shift malam ke shift pagi, shif pagi ke shif sore dan shif sore ke shif malam. Tahap-tahap dari
proses timbang terima sudah dijalankan secara lengkap yaitu
(1) pre,validasi ke pasien dan membahas kasus – kasus tertentu yang tidak mungkin
dibahas di depan pasien,
(2) dokumentasi timbang terima dengan menggunakan buku,
(3) tenaga perawat di HCU.
Timbang terima yang dilakukan diruang HCU sudah menjabarkan tentang, data
(keluhan obyektif dan subyektif pasien), masalah keperawatan yang masih dialami pasien,
intervensi keperawatan yang sudah dilakukan, intervensi keperawatan yang belum/akan
dilakukan dalam mengatasi masalah pasien dan tindakan medis yang telah dilakukan dan
advice dokter yang telah dilakukan. Sebagai seorang perawat harus menunjukkan
eksistensinya di dunia pelayanan kesehatan yaitu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien. Salah satu menunjukkan eksistensi kita sebagai seorang perawat yaitu dalam bentuk
pelaporan tentang asuhan keperawatan yang sudah dilakukan. Selain itu penulisan timbang
terima masih belum terdokumentasikan secara baik dan benar. Dalam timbang terima di
ruang HCU tidak selalu melibatkan semua perawat. Timbang terima untuk pergantian shift
dari sore ke shift malam dan dari shift malam ke pagi sudah dilakukan namun proses timbang
terima yang dilakukan sangat sederhana hanya menggunakan media buku untuk dokumentasi
dan langsung di lakukan antar petugas yang datang terlebih dahulu saat akan dilakukan
operan dengan mengunjungi setiap tempat tidur pasien. Dilaksanakannya proses timbang
terima yang baik memungkinkan distribusi informasi mengenai perawatan pasien secara
komprehensif yang akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan.
Alur pengelolaan obat yang dilakukan di ruang HCU RSUD Bangil Pasuruan Sebagai Berikut
:
1. Resep dari dokter disalin dalam format desentralisasi obat penderita. Kemudian ditulis
nama obat, waktu pemberian, jumlah obat yang ada diresep. Lalu perawat
menandatangani format.
2. Resep dibawa perawat langsung ke loket farmasi untuk ditukar dengan obat
3. Obat yang diresepkan langsung disiapkan oleh apoteker di troli injeksi ruang HCU.
4. Pada saat pembagian obat injeksi dan oba oral, obat dibagikan ke masing-masing
pasien.
5. Setelah injeksi apa bila ada obat yang tersisa langsung di tata oleh perawat di loker
obat yang sudah ditulis sesuai dengan nomer bad..
Alur Pengadaan Obat
Dokter visite
Resep obat dicatat perawat dalam lembar pencatatan dan diserahkan pada depo IRNA
Kemudian jika masih ada obat yang sisa maka di loker obat yang sudah ditulis
sesuai dengan nomer bad..
6. Supervisi
RSUD Bangil Pasuruan merupakan rumah sakit yang terakreditasi B, Ruangan HCU
merupakan ruangan yang memerlukan perhatian di bidang bedah ilmu penyakit dalam,
infeksi, supervisi di ruang HCU sudah dilakukan dari KARU kepada KATIM ke perawat
pelaksana, pelaksanaan supervisi dilakukan secara visual, yang dilakukan di tengah-tengah
pelaksanaan tugas serta apabila terjadi kesalahan pada proses asuhan keperawatan langsung
dilakukan pembenahan secara langsung, dan tidak terjadwal.
Di ruang HCU RSUD Bangil melakukan 2 macam supervisi yaitu supervisi dari RS
ke ruangan dan dari ruangan kepada perawat ruangan dan adanya kemampuan ruangan untuk
berubah, kabid dan karu mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, tetapi belum adanya program yang terjadwal dengan baik, belum memiliki
format yang baku dalam pelaksanaan program supervisi, kurangnya program, pelatihan dan
sosialisasi tentang supervisi, petunjuk pelaksanaan supervisi belum ada dan belum
tersedianya format supervisi, namun supervisi dilaksanakan sesuai kebijakan dan kebutuhan
supervisor, terbukanya peluang untuk melanjutkan pendidikan atau magang dan adanya kerja
sama yang baik antar perawat dan mahasiswa. Adanya mahasiswa praktek manajemen
keperawatan untuk mengembangkan sistem supervisi karena keuntungan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional dan bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.
7. Discharge Planning
Di ruang HCU Discharge Planning sudah dilakukan dan terdapat format yang memuat
resume pasien pindah ruangan yang berisi sama dengan format Discharge Planning yang
sesuai, adanya kemauan perawat untuk memberikan penkes kepada pasien dan keluarga
mulai pasien datang hinggapindah ruangan, tetapi. Namun dengan adanya mahasiswa S1
yang praktek menejemen keperawatan, dapat membantu kerjasama yang baik antara
mahasiswa dan perawat sehingga memudahkan pemberian penkes kepada klien dan keluarga
yang sekarang ini sebagian besar keluarga dan klien berpendidikan dan sadar akan kesehatan
dan pula adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan masyarakat yang
optimal, serta adanya persaingan rumah sakit swasta yang ketat.
8. Dokumentasi Keperawatan (LARB/Lengkap, Akurat, Relefan, Baru)
Sistem pendokumentasian asuahan keperawatan di ruang HCU yang diterapkan sudah
memiliki sistem yang baik. Modal pendokumentasian asuhan keperawatan yang digunakan
adalah model POR (Problem Orientet Record) yaitu model dokumentasi keperawatan yang
memusatkan data menurut masalah klien. Selain itu juga tersedianya sarana dan prasarana
untuk tenaga kesehatan seperti tenaga atministrasi dan lembar dokumentasi. Dalam
dokumentasi keperawatan, pengkajian menggunakan model ROS dan diagnosa keperawatan
sampai evaluasi menggunakan SOAP. Sistem pendokumentasian di ruang HCU sudah
mengunakan sistem komputerisasi yang dilengkapi SAK dengan sitem print out dan SOP
juga tersedia. Akan tetapi tersedianya fasilitas yang cukup yang sudah memenuhi syarat
ternyata belum diikuti dengan pelaksanaan yang maksimal seperti: 1. Untuk SOP tidak
diletakkan didekat alat-alat yang digunakan untuk perawatan 2. Format pengkajian yang
sudah tersedia tidak segera diisi ketika pasien masuk, 3. SAK tidak segera diperbaharui
ketika terjadi perubahan diagnosa keperawatan. 4. Pengawasan terhadap pendokumentasian
di ruang HCU belum dilakukan secara optimal.
Di RSUD Bangil Pasuruan memberikan kemudahan kepada perawat dalam mengikuti
pelatihan khususnya dalam hal manajemen dan IT, di ruang HCU juga terdapat mahasiswa
PSIK yang melakukan praktek manejemen.
D. Money
Tarif Tindakan Keperawatan
No Tindakan Tarif
1 Injeksi Obat (IV, IM, SC) 3,700
2 Pasang Infus Pump 23,000
3 Observasi Beside Monitor 20,000
4 Observasi Intensif tanpa alat 12,000
5 Resustasi Cairan (pada dehidrasi berat/syok hipovolemik) 36,000
6 Pemeriksaan TTV pasien perhari 10,000
7 Perbed 4,500
8 Pemberian oksigenasi (24 jam) 16,000
9 Memasukkan Diit Personde perhari 21,500
10 Infus Pum /unit/6? (12 jam) 12,000
11 Oksigenasi nasal 95,000
12 Oral Hygiene 8,500
13 Seka/mandikan Pasien 9,500
14 Pasang Infus 12,000
15 Oksigenasi Masker /hari 230,000
16 Pasang Syringe Pump 23,000
17 Infus Pump /unit/>12? (24 jam) 22,500
18 ECG 68,000
19 Phlebotomi + antar ke laboratorium (tindakan) 5,500
20 Lepas Infus 7,500
21 Lepas Folley Cateter 7,500
22 Pasang Folley Cateter 24,000
E. Mutu
2. Kebersihan
a. Tangan (Hand hygiene) untuk Pencegahan lnfeksi Nosokomial
Sebagai tempat yang memiliki angka penularan infeksi tinggi, rumah sakit selayaknya
memiliki sistem kewaspadaan yang berupa pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), baik berupa komite di rumah sakit yang besar – maupun sebuah tim di rumah
sakit yang kecil. Kebijakan rumah sakit mesti memihak kepada upaya-upaya dan
kontrol terhadap angka penularan infeksi di lingkungan rumah sakit. Mencuci tangan
atau higiene tangan sangat sederhana, tidak memakan waktu yang banyak namun bisa
membantu mencegah infeksi yang berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Higiene
tangan baik dilakukan dalam 5 saat:
1. Sebelum kontak (menyentuh) dengan pasien, hal ini bisa melindungi
pasien dari kuman berbahaya yang Anda bawa.
2. Sebelum tindakan aseptik, juga berguna melindungi pasien.
3. Sesudah terpapar cairan tubuh pasien, untuk melindungi diri Anda dan
lingkungan dari kuman.
4. Sesudah kontak dengan pasien, juga untuk melindungi diri Anda dan
lingkungan dari kuman.
5. Sesudah kontak dengan linkungan di sekitar pasien, juga untuk melindungi
diri Anda dan lingkungan dari kuman.
Semua petugas di rumah sakit dan pengunjung pasien harus memahami 5 momen
mencuci tangan ini, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat
berjalan dengan baik. Mencuci tangan sangat penting, karena selain mengurangi
angka penularan infeksi (Healthcare – associated infections – HAIs / HCAI), bahkan
ke yang berbahaya seperti MRSA; higiene tangan ini juga dapat memberikan
keuntungan lain. Misalnya jika pasien tidak mendapatkan infeksi tambahan, maka
kesembuhan yang diharapkan akan terjadi pada waktu yang diperkirakan, atau tidak
memanjang akibat penyakit lain
0 x 100%
= = 0%
40
0x100%
= =0%
8
0 x 100%
= =0%
8
2. Kepuasan
a. Tingkat Kepuasan Pasien
Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 20 soal berbentuk
pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup pemberian penjelasan setiap
prosedur pelayanan, dan sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan pada
pasien. Dari hasil kuesioner tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan yang
dibagikan kepada 4 responden, terdapat 2 pasien (50%) menyatakan puas, 1 pasien
(25%) menyatakan cukup puas,dan 1 pasien (25%) tidak puas terhadap pelayanan
perawat di ruang HCU
b. Tingkat Kepuasan Perawat
Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 12 soal berbentuk
pertanyaan pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup tentang kepuasan perawat terhadap
pekerjaan. Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 7 responden, terdapat 1
(14,2%) responden menyatakan tingkat kepuasan sangat baik, 3 (42,8%) responden
menyatakan tingkat kepuasan baik, 3 (42,8 %) responden menyatakan tingkat
kepuasan cukup, 0 (0%) responden menyatakan tingkat kepuasan sangat buruk.