Anda di halaman 1dari 26

I.

TUJUAN
 Menentukan debit teoritis (Q teoritis) dari Venturimeter dan
Orificemeter.
 Menentukan nilai koefisien dischargeI (Cd) dari Venturimeter dan
Orificemeter.
 Menentukan hubungan antara Q teoritis dengan  H dan hubungan
antara Q actual dengan Q teoritis pada Venturimeter dan Orificemeter.

II. PRINSIP PERCOBAAN


A. Venturimeter
Prinsip dasar percobaan ini adalah prinsip kerja veturimeter untuk
mendapatkan tekanan yang sesuai dengan Asas Bernoulli dan Hukum
Kontinuitas serta Hukum Konservasi Mekanika Energi. Jika aliran melalui
venturimeter benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang
meninggalkan venturimeter tentulah sama persis dengan fluida yang
memasuki meteran dan keberadaan meteran tidak akan menyebabkan
kehilangan tekan yang bersifat permanen dalam tekan. Kecepatan fluida
harus naik apabila terdapat restriksi pada pipa untuk memenuhi Hukum
Kontinuitas, sedangkan besar tekanan harus turun untuk memenuhi
Hukum KOnservasi Mekanika Energi.
B. Orificemeter
Untuk Orificemeter yang merupakan suatu alat yang digunakan untuk
megukur lajan volume atau massa fluida didalam saluran tertutup (pipa)
menggunakan prinsip berdasarkan tekanan yang hamper seupa dengan
prinsip venturimeter. Prinsip dasar pengukuran Flat Orifice dari suatu
penyempitan yang menyebabkan timbulnya suatu perbedaan tekanan pada
fluida yang mengalir. Pada Flat Orifice ini piringan harus berbentuk bulat
dan tegak lurus pada sumbu pipa.

1
III. TEORI DASAR

(Sumber: http://4.imimg.com/data4/RB/PX/MY-753942/combine-unit-rota-meter-venturimeter-
500x500.jpg )
Gambar 3.1. Alat ukur Venturimeter, Orificemeter, Manometer dan Rotameter

(Sumber: http://4.imimg.com/data4/RB/PX/MY-753942/combine-unit-rota-meter-venturimeter-
500x500.jpg )
Gambr 3.2. Alat ukur Venturimeter, Orificemeter, Manometer dan Rotameter

(Sumber: http://4.imimg.com/data4/RB/PX/MY-753942/combine-unit-rota-meter-venturimeter-
500x500.jpg )
Gambar 3.3. Alat ukur Venturimeter, Orificemeter, Manometer dan Rotameter

2
Venturimeter

(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-9rNyzbeCPfI/VCrvwL7oo1I)
Gambar 3.4. Alat ukur Venturimeter

Persamaan dasar yang digunakan pada venturimeter adalah


persamaan Bernoulli. Misalkan kecepatan rata-rata awal adalah V1 dan
kecepatan rata-rata akhir adalah V2, serta densitas fluida adalah ρ, maka:

Di bawah ini merupakan persamaan kontinuitas:

𝑣1 𝐴 = 𝑣2 𝑎  𝑣2= 𝐴 𝑣1
𝑎

Dan dari persamaan Bernaulli adalah

1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣1 2 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣2 2 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣1 2 = 𝑃2 + 𝜌𝑣2 2
2 2
Kemudian gabungkan kedua persamaan di atas

1 1 𝐴2
𝑃1 + 𝜌𝑣1 2 = 𝑃2 + 𝜌 2 𝑣1 2
2 2 𝑎
1 𝐴2 − 𝑎2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑣1 2 ( )
2 𝑎2

Pada venturimeter, gesekan dapat diabaikan dan venture


diasumsikan terpasang secara horizontal tanpa pompa. Dan tekanan di P
sama dengan tekanan di R.

3
𝑃1 + 𝜌𝑔𝑡 = 𝑃2 + 𝜌𝑔(𝑡 − ℎ) + 𝜌′𝑔ℎ

𝑃1 = 𝑃2 − 𝜌𝑔ℎ + 𝜌′𝑔ℎ

𝑃1 − 𝑃2 = 𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)

Dari persamaan-persamaan di atas,

1 𝐴2 − 𝑎2
𝜌𝑣1 2 ( ) = 𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)
2 𝑎2

2𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)𝑎2
𝑣1 2 =
𝜌(𝐴2 − 𝑎2 )

2𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)𝑎2
𝑣1 = √
𝜌(𝐴2 − 𝑎2 )

Debit (laju volume aliran) di dapatkan sebagai berikut 𝑄 = 𝑣1 𝐴

2𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)
𝑄 = 𝑎𝐴√
𝜌(𝐴2 − 𝑎2 )

Teori Ideal Venturimeter

2𝑔∆ℎ
𝑄 = 𝐴√
(𝑋 2 − 1)

Dimana,

A = Area di venturi inlet,

g = percepatan gravitasi,

X = perbandingan area di venture inlet ke leher. (X = A/a).


𝑝1 𝑝2
∆ℎ = ℎ1 − ℎ2 = −
𝜌𝑔 𝜌𝑔

Dalam hal ini, untuk perhitungan diperlukan faktor koreksi atau


koefisien discharge,karena agar dapat menghasilkan perhitungan yang
tepat walaupun terdapat faktor gesekan fluida dan terjadi turbulensi.
Maka persamaannya menjadi:

4
2𝑔∆ℎ
𝑄 = 𝐶𝑑 𝐴√ 2
(𝑋 − 1)

Orificemeter

Orificemeter adalah salah satu alat untuk mengukur laju aliran di


dalam pipa dan merupakan alat yang paling sederhana dibandingkan alat
ukur laju aliran lainnya. Untuk venturimeter, dengan sistem manometer
tertentu, laju aliran maksimum yang dapat diukut terbatas, maka jika laju
aliran tersebut berubah-ubah, diameter leher akan terlalu kecil untuk
menampung laju aliran maksimum yang baru. Dan orificemeter adalah
alat untuk mengatasi kekurangan dari alat ukur venturimeter dengan
konsumsi daya yang lebih tinggi.

(sumber: http://instrumentationandcontrollers.blogspot.co.id/2011/01/how-to-
measure-flow-using-orifice-meter.html)
Gambar 3.5. Alat ukur Orificemeter

Prinsip alat ini hampir sama dengan prinsip alat ukur venturimeter.
Penurunan penampang arus aliran melalui orificemeter mengakibatkan
head kecepatan naik dan head tekanan turun. Penurunan tekanan diantara
kedua titik sadap diukur dengan menggunakan manometer. Persamaan
Bernaulli memberikan koreksi peningkatan-peningkatan head kecepatan
dengan penurunan head tekanan.

5
Jika diasumsikan pipa horizontal dan tidak ada pengaruh
viskositasm maka penetapan persamaan Bernaulli di kedua titik adalah:

2(𝑃1 − 𝑃2 )
𝑄𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝐴2 𝑣2 = 𝐴2 √
𝜌(1 − 𝛽 4 )

Terdapat kerugian head antara titik 1 dan 2 sehingga berlaku persamaan


:

𝑄 = 𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2

dan

𝑃1 𝑣1 2 𝑃2 𝑣2 2
+ = + + ℎ𝐿
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Pada gambar di atas, tekanan di vena kontrakta lebih kecil dari


tekanan di titik 1. Pertama disebabkan karena luas vena kontrakta lebih
kecil dari luas awal. A2 dinyatakan dengan A2 = C x A0, dimana C adalah
koefisien kontraksi dengan nilai lebih kecil dari 1.Kedua disebabkan oleh
adanya suati kerugian head yang tidak dapat dihitung secara teoritis. Jadi,
sebuah koefisien discharge orifis Co digunakan untuk memperhitungkan
kedua efek tersebut.

2(𝑃1 − 𝑃2 )
𝑄 = 𝐶0 𝑄𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝐶0 𝐴0 √
𝜌(1 − 𝛽 4 )

Koefisien discharge orifice meter ditentukan oleh konstruki orifice


meyer itu sendiri. Kondisi standar orifice meter pun ditentukan untuk
untuk memberi akurasi sebaik mungkin. Gambar dibawah ini
menunjukkan koefisien discharge dari orifice meter
Agar dapat melakukan pengendalian atau proses-proses industri,
kuantitas bahan yang masuk dan keluar dari proses perlu diketahui.
Kebanyakan bahan ditransportasikan diusahakan dalam bentuk fluida,
maka penting sekali mengukur kecepatan aliran fluida dalam pipa.
Berbagai jenis meteran digunakan untuk mengukur laju arus seperti Flat
orifice.

6
Untuk plat orifice ini, fluida yang digunakan adalah jenis cair dan
gas. Pada Flat orifice ini piringan harus bentuk plat dan tegak lurus pada
sumbu pipa. Piringan tersebut harus bersih dan diletakkan pada perpipaan
yang lurus untuk memastikan pola aliran yang normal dan tidak
terganggu oleh fitting, kran atau peralatan lainnya.
Prinsip dasar pengukuran Flat orifice dari suatu penyempitan yang
menyebabkan timbulnya suatu perbedaan tekanan pada fluida yang
mengalir.
Flat orifice dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Jenis Concentric Orifice
2. Jenis Eccentric Orifice
3. Jenis Segmental Orifice

Jenis Concentric Orifice


Pada jenis Concentric Orifice dipergunakan untuk semua jenis
fluida yang tidak mengandung partikel-partikel padat. Concentric dibuat
dengan mengebor port secara sentrik dalam bagian tengah. Tipe orifice ini
lebih popular karena konstruksinya yang lebih sederhana dan mudah
dibuat. Jenis ini dapat dilihat pada Gambar 6.

(sumber: http://www.prisma-instruments.com/en/measurement-and-regulation-
instruments/flow-instruments/orifice-plates)
Gambar 3.6. Alat ukur Orificemeter tipe Concentric

Jenis Eccentric Orifice

7
Eccentric Orifice memiliki potongan lubang pembatas secara
eccentric sehingga mencapai bagian dasar pipa. Pada jenis eccentric
orifice ini dipergunakan untuk fluida yang mengandung partikel-partikel
padat. Tipe orifice ini sangat bermanfaat untuk pengukuran cairan yang
telah memiliki padatan. Bila padatan tidak berkumpul pada orifice, maka
sisi orifice tidak akan mengalami kerusakan atau error dalam
pengukurannya dapat dikurangi. Jenis Eccentric Orifice dapat dilihat pada
Gambar 7.

(sumber: http://www.hydropneumatics.co.in/images/Eccentric%20Orifice%20Plate.jpg)
Gambar 3.7. Alat ukur Orificemeter tipe Eccentric

Jenis Segmental Orifice


Pada jenis segmental orifice ini dipergunakan untuk mengukur laju
aliran yang mengandung padatan, sama seperti jenis eccentric orifice
hanya saja kalau jenis eccentric berbentuk lingkaran yang berada di bawah
atau dekat dasar pipa, sedangkan kalau jenis segmental ini berlubang
setengah lingkaran. Plat Orifice jenis Segmental dapat dilihat pada
Gambar 8.

8
(sumber: http://static1-velaeasy.readyplanet.com/www.sivaee.com/images/content/original-1399008486784.png)

Gambar 3.8. Alat ukur Orificemeter tipe Segmental

Perbedaan Venturimeter dan Orificemeter

(sumber: https://imgv2-2-f.scribdassets.com/img/document/313532934/original/071654271a/1464817778)

Gambar 3.9. Perbedaan Venturimeter dan Orificemeter

Perbedaan antara venturimeter dan orificemeter adalah pada


venturimeter tidak lebih ekonomis dibandingkan orificemeter. Pada plat
orifice sangatlah murah dan lebih ekonomis dibandingkan venturimeter.
Bukan hanya itu, pada orificemeter didapat nilai debit yang lebih akurat
dibandingkan venturimeter. Tetapi, pada orificemeter dibutuhkan energy
yang cukup banyak dikarenakan pada orificemeter terjadi perubahan

9
diameter secara tiba-tiba, sedangkan pada venturimeter terjadi perubahan
diameter secara perlahan. Pada orificemeter kapasitas pengukuran rendah
dan pada venturimeter kapasitas pengukuran tinggi.
Pada orificemeter terdapat meteran orifice. Meteran Orifice
mempunyai kelemahan tertentu dalam praktek pabrik padaumumnya. Alat
ini cukup mahal, mengambil tempat cukup besar, dan diameter leher
terhadap diameter pipa tidak dapat diubah-ubah. Untuk meteran tertentu
dengan sistem manometer tertentu pula, laju aliran maksimum yang dapat
diukur terbatas sehingga apabila laju aliran berubah, diameter leher
mungkin menjadi terlalu besar untuk memberikan bacaan yang teliti,atau
terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran maksimum yang baru.
Meteran Orificedapat mengatasi keberatan-keberatan terhadap venturi,
tetapi konsumsi dayanya lebih tinggi.

IV. DATA AWAL


 Suhu awal : 24.5oC
 Suhu akhir : 25oC
 Suhu rata-rata : 24.75oC
 Massa beban : 2.5 kg
 Massa air = 3 x Massa beban = 7.5 kg
 Diameter A : 26 mm
 Diameter B : 16 mm
 Diameter E : 51 mm
 Diameter F : 20 mm
Untuk memperoleh massa jenis air yaitu menggunakan persamaan
aljabar yang diolah dari data-data massa jenis air terhadap suhu agar
dapat diperoleh massa jenis air sesuai dengan suhu pada praktikum.

Tabel 4.1 Data temperature terhadap massa jenis air


Temperatur/Suhu (oC) Massa jenis (kg/m3)
0 999.9
5 1000
10 999.7

10
20 998.2
30 995.7
40 992.2
50 988.1
60 983.2
70 977.8
80 971.8
90 965.3
100 958.4
(Sumber : http://www.jendelasarjana.com/2014/04/massa-jenis-air.html)

Grafik 4.1 Hubungan antara massa jenis air dan suhu

Berdasarkan grafik suhu terhadap massajenis air tersebut diperoleh


persamaan :
Y = -0,0036x2 – 0,0685x + 1000,5
Dimana factor x adalah sushu dan factor y adalah massa jenis air.
Sehingga, massa jenis air (  ) air pada suhu 26,75oC yaitu :
Massa jenis = -0,0036 (24,75)2 – 0,0685 (24,75) + 1000,5
= -2,2052 – 1,695 + 1000,5
= 996,599 kg/m3
Sehingga dapat dihitung volume fluida yang mengalir yaitu :
Massa Air(m )
Volume  = 7.53 m3
Massa jenis (  )

11
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh data-data
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Venturimeter
Variasi Ha (mm) Hb (mm)  Hab (mm) T (s) T rata-rata (s)
26.55
1 308 178 130 23.33 23.343
20.15
29.18
2 275 189 86 33.66 31.047
30.3
56.53
3 234 200 34 63.53 62.353
67

Tabel 4.3 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Orificemeter
Variasi He (mm) Hf (mm)  Hef (mm) T (s) T rata-rata (s)
26.55
1 312 143 169 23.33 23.343
20.15
29.18
2 274 165 109 33.66 31.047
30.3
56.53
3 230 190 40 63.53 62.353
67

V. PENGOLAHAN DATA
a. Menghitung Debit Aktual ( Qaktual ) Aliran Air didalam Pipa
Untuk menghitung nilai debit aktual aliran air didalam pipa, digunakan
rumus sebagai berikut :

12
Volume
Q 
aktual t
rata  rata
Dengan diketahui volume air yang digunakan yaitu 1 L = 0.001 m3 dan
waktu rata-rata berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 diperoleh nilai Q
yaitu :
Volume
 Q1 aktual =
t r1

0.00753 3
= m /s
23.343
= 3.226 x 10-4 m3/s
Volume
 Q2 aktual =
t
r2
0.00753 3
= m /s
31.047
= 2.425 x 10-4 m3/s
Volume
 Q3 aktual =
t
r3
0.00753 3
= m /s
62.353
= 1.207 x 10-4 m3/s
b. Menghitung Kecepatan Aliran Fluida (Vb)
Untuk mengukur kecepatan fluida (Vb) digunakan rumus :
0 .5
 
 
2g  PA PB 
Vb      
  Ab  2  g g 
1    
  Aa  
Dimana,
P P 
 H =  A  B 
 g g 
Sehingga, rumus kecepatan (Vb) yaitu :

13
0.5
 
 
 2g
Vb   H 
  Ab  2 
1    
  Aa  
Dengan Ab merupakan luas dari penampang kecil dan Aa merupakan
luas dari penampang yang besar.

a. Venturimeter
0.5
 
 
 2(9.81)
 Vb1 =  0.130
  16  2 
1    
  26  
= 2.026 m/s
0.5
 
 
 2(9.81)
 Vb2 =  0.086
  16  2 
1    
  26  
= 1.648 m/s
0.5
 
 
 2(9.81)
 Vb3 =  0.034
  16  2 
1    
  26  
= 1.036 m/s
b. Orificemeter
0.5
 
 
 2(9.81)
 Vb1 =  0.169
  20  2 
1    
  51  
= 1.979 m/s

14
0.5
 
 
2(9.81)
 Vb2 =   0 .109 
  20  2 
1    
  51  
= 1.589 m/s
0.5
 
 
 2(9.81)
 Vb3 =  0.040
  20  2 
1    
  51  
= 0.963 m/s
c. Menghitung Nilai Debit Teoritis (Q teoritis) Aliran Air didalam
Pipa
Untuk menghitung nilai debit teoritis (Q teoritis) digunakan rumus :
Q teoritis = AB x Vb
Dimana AB merupakan luas penampang dengan diameter kecil pada
masing-masing venturimeter maupun orificemeter.
a. Venturimeter
Q1 teoritis = (1/4 x π x DB2) . Vb1
= (1/4 x 3.14 x (0.016)2) . 2.026
= 4.071 x 10-4 m3/s
Q2 teoritis = (1/4 x π x DB2) . Vb2
= (1/4 x 3.14 x (0.016)2) . 1.648
= 3.312 x 10-4 m3/s
Q3 teoritis = (1/4 x π x DB2) . Vb3
= (1/4 x 3.14 x (0.016)2) . 1.036
= 2.082 x 10-4 m3/s
b. Orificemeter
Q1 teoritis = (1/4 x π x DF2) . Vb1
= (1/4 x 3.14 x (0.020)2) . 1.979
= 6.214 x 10-4 m3/s
Q2 teoritis = (1/4 x π x DF2) . Vb2
= (1/4 x 3.14 x (0.020)2) . 1.589

15
= 4.989 x 10-4 m3/s
Q3 teoritis = (1/4 x π x DF2) . Vb3
= (1/4 x 3.14 x (0.020)2) . 0.963
= 3.024 x 10-4 m3/s
d. Menghitung Nilai Koefisien Discharge (Cd) Berdasarkan Grafik
Antara Qaktual dan Qteoritis
a. Venturimeter
Berdasarkan data dari hasil pengamatan pada praktikum
dan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh grafik
antara Q actual dengan Q teoritis venturimeter sebagai berikut :

Grafik 5.1 Hubungan Antara Qaktual dengan Qteoritis pada Venturimeter

Berdasarkan grafik tersebut, diperoleh persamaan yaitu :


y = m.x
y  0.8817 x
y
 0.8817
x
Dimana y merupakan Qteoritis dan x merupakan Qaktual, maka :
Qteoritis
0.8817  …pers(1)
Qaktual
Berdasarkan rumus koefisien discharge (Cd) :
Qaktual = Cd x Qteoritis …pers(2)

16
Dengan mensubtitusi persamaan 1 kedalam persamaan 2
diperoleh nilai koefisien discharge untuk Venturimeter yaitu
1.134.

b. Orificemeter
Berdasarkan data dari hasil pengamatan pada praktikum
dan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh grafik
antara Q actual dengan Q teoritis orificemeter sebagai berikut :

Grafik 5.2 Hubungan Antara Qteoritis dan Qaktual pada Orificemeter

Berdasarkan grafik tersebut, diperoleh persamaan yaitu :


y = m.x
y  2.0172 x
y
 2.0172
x
Dimana y merupakan Qteoritis dan x merupakan Qaktual, maka :
Qteoritis
2.0172  …pers(1)
Qaktual
Berdasarkan rumus koefisien discharge (Cd) :
Qaktual = Cd x Qteoritis …pers(2)
Dengan mensubtitusi persamaan 1 kedalam persamaan 2
diperoleh nilai koefisien discharge untuk Venturimeter yaitu
0.496.

17
VI. DATA AKHIR
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil akhir
akhir sebagai berikut :

Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Venturimeter


Q actual  Hab Vb Q teoritis
Variasi Cd
(m3/s) (mm) (m/s) (m3/s)
1 1.075 x 10-4 130 2.026 4.071 x 10-4 1.134
2 8.085 x 10-5 86 1.648 3.312 x 10-4 1.134
3 4.025 x 10-5 34 1.036 2.082 x 10-4 1.134

Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Orificemeter


Q actual  Hef Vb Q teoritis
Variasi Cd
(m3/s) (mm) (m/s) (m3/s)
1 1.075 x 10-4 169 1.979 6.214 x 10-4 0.496
2 8.085 x 10-5 109 1.589 4.989 x 10-4 0.496
3 4.025 x 10-5 40 0.963 3.024 x 10-4 0.496

VII. ANALISIS A
Pada praktikum modul 02 tentang alat ukur debit saluran tertutup
ini menggunakan hydraulic bench untuk mengukur debit aktual (Qaktual)
dan headloss yang terjadi pada venturimeter dan orificemeter. Sebelum
melakukan percobaan, diharuskan untuk mengukur suhu fluida terlebih
dahulu. Pengukuran suhu fluida sebelum percobaan bertujuan untuk
menentukan massa jenis fluida yang digunakan yang nantinya digunakan
untuk menentukan volume air yang digunakan. Setelah itu, menyalakan
pompa dari hydraulic bench dan mengatur debit aliran air. Pada percobaan
ini digunakan 3 variasi debit dari debit yang paling besar ke debit yang
paling kecil. Pada setiap debit dilakukan perhitungan waktu sebanyak 3
kali untuk mengurangi tingkat kesalahan atau menambah tingkat ketelitian
yang nantinya akan dirata-ratakan. Perhitungan waktu dilakukan dengan

18
konsep Hydraulic bench yaitu ketika beban telah naik (dalam keadaan
setimbang).
Dalam menghitung Qaktual digunakan rumus volume dari fluida
yang dibagi dengan rata-rata waktu pada setiap variasi. Volume didapat
dari massa air dengan massa jenis air yang diperoleh dari hasil regresi.
Massa air yang digunakan adalah 7,5 kg yang didapat dari perbandingan
LA : LB = 3 : 1, dan LA : LB = MA : MB, maka MA=3MB dengan MB=2,5 kg.
Maka dari itu, massa beban berbanding terbalik dengan panjang lengan
pada Hydraulic bench, karena semakin besar panjang lengan maka
semakin kecil massanya, begitu juga sebaliknya. Semakin lama waktu
yang dibutuhkan untuk terjadinya keseimbangan pada hydraulic bench
menunjukkan debit fluida yang keluar semakin kecil begitu sebaliknya
semakin cepat waktu yang dibutuhkan hydraulic bench mencapai
keseimbangannya maka semakin besar atau kencang debit yang keluar.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan dan
perhitungan pada Venturimeter dan Orificemeter, terdapat beberapa
variabel yang dapat dianalisis hubungannya. Di antaranya yaitu hubungan
antara Qaktual terhadap Qteoritis dan hubungan antara Qteoritis terhadap  Hab
dan  Hef.

a. Hubungan antara Qaktual terhadap Qteoritis


Berdasarkan data dari hasil pengamatan pada praktikum dan
pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh grafik antara Qaktual
dan Qteoritis sebagai berikut :

Grafik 7.1 Hubungan Antara Qaktual dengan Qteoritis pada Venturimeter

19
Grafik 7.2 Hubungan Antara Qteoritis dan Qaktual pada Orificemeter
Dari kedua grafik tersebut dapat diperoleh bahwa hubungan antara
Qteoritis dengan Qaktual pada Venturimeter maupun Orificemeter
yaitu berbanding lurus. Semakin besar nilai Qteoritis, maka nilai
Qaktual juga semakin besar dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari
kecenderungan grafik yang naik dan kemiringan (gradient) yang
bernilai positif. Hasil ini juga sesuai dengan rumus yang melibatkan
Cd (koefisien discharge) :
Qaktual = Cd x Qteoritis
Tetapi dapat dilihat bahwa nilai debit actual tidak akan lebih besar
daripada debit teoritis. Hal ini disebabkan didalam kondisi nyata tidak
ada sesuatu yang ideal. Dalam aliran air didalam Venturimeter maupun
Orificemeter selalu ada gesekan antara fluida dengan pipa yang
merupakan salah satu factor nilai Qaktual < Qteoritis.
Berdasarkan regresi grafik tersebut, telah dilakukan perhitungan
sebelumnya dengan tujuan untuk menghasilkan nila koefisien
discharge (Cd). Koefisien discharge (Cd) adalah bilangan yang
menunjukkan besar kecilnya tahanan fluida yang diterima oleh suatu
benda. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan fluida
yang diterima benda saat berjalan adalah kecil, dan begitu juga
sebaliknya.
Diperoleh nilai koefisien discharge (Cd) Venturimeter yaitu 1.134,
dimana nilai ini kurang sesuai dengan literature yang menyatakan
bahwa koefisien Venturimeter yaitu sebesar 1. Selain itu, diperoleh
pula koefisien discharge (Cd) Orificemeter yaitu 0.496, dimana nilai

20
ini juga kurang sesuai dengan literature yang menyatakan nilai Cd
yaitu 0.6. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian
dalam menghitung perbedaan tinggi dan dapat terjadi factor internal
seperti gesekan pada tabung/pipa.

b. Hubungan antara Qteoritis terhadap  Hab dan  Hef


Berdasarkan data dari hasil pengamatan pada praktikum dan
pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh grafik antara Qaktual
dan Qteoritis sebagai berikut :

Grafik 7.3 Hubungan antara Q teoritis dengan  Hab pada Venturimeter

Grafik 7.4 Hubungan antara Q teoritis dengan  Hef pada Orificemeter

21
Dari kedua grafik tersebut dapat diperoleh bahwa hubungan antara
Qteoritis dengan  H pada Venturimeter maupun Orificemeter yaitu
berbanding lurus. Semakin besar nilai  H maka nilai Qteoritis juga
semakin besar dan sebaliknya. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan
grafik yang naik dan kemiringan (gradient) yang bernilai positif. Hasil
ini juga sesuai dengan persamaan :
Qteoritis = AB x Vb
0 .5
 
 
2g P P 
Vb     A  B 
  Ab  2  g g 
1    
  Aa  
Dimana,
P P 
 H =  A  B 
 g g 
Sehingga, rumus kecepatan Qteoritis yaitu :
0.5
 
 
 2g
Qteoritis  AB   H 
  Ab  2 
1    
  Aa  
Berdasarkan persamaan tersebut menunjukkan bahwa debit teoritis
(Qteoritis) berbanding lurus dengan beda ketinggian (  H).

Kesalahan dalam praktikum ini dapat ditentukan oleh kesalahan


dalam pengukuran seperti kesalahan pembacaan (paralaks) dan kesalahan
pemberhentian stopwatch, yang jika waktu nya semakin cepat semakin
rentan akan kesalahan. Dapat disebabkan juga karena ketidaktepatan
dalam pembacaan ketinggian pada ha, hb, he, dan hf oleh faktor tidak
stabilnya ketinggian air yang selalu berubah-ubah, sehingga hasil
perubahan ketinggian tidak akurat dan dapat mempengaruhi perhitungan
Vb dan dapat juga mempengaruhi perhitungan Qteoritis. Faktor lainnya yaitu
masih adanya gelembung udara pada perpipaan saat praktikum

22
dilakukan,sehingga menyulitkan praktikan untuk mengukur tinggi muka
air secara akurat.

Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan Venturimeter, yaitu :


- Kelebihan :
1. Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas
yang sama.
2. Dapat mengukur debit yang besar
3. Jauh dari kemungkinan tersumbat kotoran
4. Mengukur cairan yang mengandung endapan padatan (solid).
- Kekurangan :
1. Memiliki harga yang cukup mahal
2. Sulit dalam pemasangan karena panjang
3. Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inch

Terdapat kelebihan dan kekurangan pada alat Orificemeter, yaitu :

- Kelebihan :
1. Konstruksinya sederhana
2. Rancangannya mudah dan relative murah
3. Mudah dikalibrasi dan memiliki tingkat ketelitian yang cukup
baik
- Kekurangan :
1. Penurunan tekanan sedang-tinggi
(Natalegawa,Putra.2013)

Berdasarkan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki Venturimeter


dan Orificemeter dapat dilihat bahwaVenturimeter adalah alat yang paling
baik digunakan untuk aliran dengan tekanan dan debit yang besar. Hal ini
disebabkan oleh rugi tekan (pressure loss) yang ditandai oleh perbedaan
tinggi permukaan fluida pada Venturimeter lebih kecil daripada
Orificemeter.

VIII. ANALISIS B
a. Venturimeter

23
- Penggunaan Hydraulic Bench untuk mengukur besarnya debit aktual
dalam sistem penyediaan air minum. Di PDAM dilakukan pengecekan
secara berkala mengenai debit yang keluar dan debit yang diterima
masyarakat di kompleks atau bahkan rumahnya sendiri guna efektifitas
dan efisiensi cadangan air.
- Dalam bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan khususnya
Bangunan pengolahan air bersih Venturimeter digunakan utnuk
menentukan besarnya debit air yang didistribusikan kepada konsumen
khususnya oleh PDAM dan menghitung laju aliran air yang diperlukan
dalam sistem perpipaan berdasarkan perbedaan tinggi sehingga dapat
ditentukan Headlosses dan Energylosses guna menentukan skala
pembangunan bangunan penghilang tekanan pada saluran pipa tertutup
dari bangunan penangkap sumber air hingga saluran distribusi ke
pemukiman agar tekanan yang diberikan tidak melampaui batas yang
telah ditentukan yang dapat berakibat pada kerusakan pipa serta
menghitung kapasitas pompa air yang akan digunakan.

(Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Spah/spah11.jpg)
Gambar 8.1 Sistem Bangunan Pengolahan air
b. Orificemeter

- Dalam bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan Orificemeter dapat


digunakan dalam survey perencanaan pembangunan bangunan air di
lapangan untuk mengukur aliran fluida misal di sungai, danau atau
waduk dimana lokasi aliran air tersebut akan dialirkan melewati

24
bangunan penyadap air sehingga dapat ditentukan jumlah saluran
penyadap air yang ideal yang selanjutnya akan menuju bak penampung
air sebelum melalui proses pengolahan kualitas air.
- Orifiecemeter digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir
dalam struktur sebuah bendungan, plat orifice ditempatkan diseberang
sungai dan dalam operasi normal, air mengalir melalui plat orifice
sebagai lubang substansial besar dari aliran normal cross. Ketika banjir
naik, laju aliran banjir keluar dari plat orifice yang kemudian hanya
dapat melewati aliran yang ditentukan oleh dimensi fisik lubang
tersebut. Arus ini kemudian muncul kembali di belakang bendungan
yang rendah dalam resevoir sementara, yang perlahan dibuang melalui
mulut orifice ketika banjir reda.
- Dalam bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan Venturimeter dan
Orificemeter dapat juga digunakan dalam survey perencanaan instalasi
pengolahan air limbah baik domestik maupun pada limbah industri.

Sumber : http://www.olicognography.org/drawings/wastermanagement.html
Gambar 8.2 Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah

IX. KESIMPULAN
1. Besar debit teoritis (Qteoritis ) dari Venturimeter dan Orificemeter dari
hasil percobaan yaitu :
Variasi Qteoritis Venturimeter Qteoritis Orificemeter

25
(m3/s) (m3/s)

1 4.071 x 10-4 6.214 x 10-4


2 3.312 x 10-4 4.989 x 10-4
3 2.082 x 10-4 3.024 x 10-4

2. Nilai koefisien discharge ( Cd ) dari Venturimeter dan Orificemeter


dari percobaan yaitu sebagai berikut :
1 1
𝐶𝑑 𝑉𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑚 = 0.8817 = 1.134

1 1
𝐶𝑑 𝑂𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑚 = 2.0172 = 0.496

3. Hubungan antara Qaktual dengan Qteoritis yaitu berbanding lurus.


Dimana hal ini dibuktikan dari gradient grafik yang bernilai positif dan
dari persamaan atau rumus yang melibatkan Cd. Namun, nilai Qaktual
akan selalu lebih kecil dibandingkan nilai Qteoritis. Sedangkan
hubungan antara Qteoritis dengan perbedaan ketinggian (  H) yaitu
berbanding lurus juga. Hal ini juga dibuktikan dengan gradient grafik
yang bernilai positif serta penurunan rumus Qteoritis = A x V.

X. DAFTAR PUSTAKA

Giles, Ranald V. 196. Seri Buku Schaum. Mekanika Fluida dan


Hidraulika. Guildford:Erlangga.
Victor, Stereten L. 1996. Fluid Mechanics. USA: McGraw Hill Book
Company
Steerter, Victor L. & E. Benjamin Wylie. 1999. Mekanika Fluida Edisi
Delapan jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Munson , Bruce R., Young ,Donald F., Okiishi ,Theodore H. “Mekanika
Fluida (Jilid 2)”,Edisi 4.2006.penerbit:erlangga
Natalegawa, Putra.2013.Pengukuran Laju Aliran Pipa, (online).
http://vortex.cfdsof.com/air/tikiprint_blog_post.php?postId=591.
Diakses pada 28 November 2017

26

Anda mungkin juga menyukai