Anda di halaman 1dari 11

Tugas Materi

Fisiologi Hewan
Topik Materi : Pengertian Fisiologi, Fisiologi sel dan Homeostatis

Salah satu tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang di bimbing oleh;
Prof.Dr. Agus Haryono, M.Si.

OLEH :

JOVIN ACD 115 046


MUHAMMAD FAISAL ACD 115 072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2018
Materi Fisiologi

Hewan

Topik Materi : Pengertian Fisiologi, Fisiologi sel dan Homeostatis

1. Fisiologi

Pengertian Fisiologi atau sebuah ilmu faal ialah sebuah pengertian atau ilmu dari sala hsatu
cabang ilmu biologi yang berhubungan erat dengan pembahasan serta mempelajari sebuah ke
berlangsungan sebuah sistem tentang kehidupan. Istilah arti kata fisiologi diambil dari bahasa
Belanda yaitu physiologie, yang dirangkai dan disusun dari dua kata bahasa Yunani Kuno yaitu
physis yang berarti bermakna hakikat atau asal-usul dan kata logia yang berarti memiliki makna
sebuah kajian. Arti kata faal diadaptasi dari bahasa Arab yang memiliki arti atau makna sebuah
pertanda, sebuah fungsi, dan kerja.

2. Fisiologi Sel

Sel adalah unit terkecil yang bersiffat fungsional. Sangat penting dalam menjalankan fungsi
kehidupan. Fungsi biologi sel diantaranya adalah sebagai penunjang, pergerakan, pernafasan,,
pencernaan, pengumpulan bahan,distribusi bahan, eksresi,dan reproduksi.Sel terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu : Selaput Plasma, Inti sel, dan sitoplsama.

a. Selaput plasma (membrane sel)

Membran sel yang membatasi sel disebut membran plasma dan berfungsi sebagai sebagai
rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk
melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel,
dan adhesi sel. Yang memisahkan dari lingkungan sekitarnya. Membran sel berupa lapisan
sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid, protein, dan karbohidrat. Membran sel bersifat
dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul
lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi
kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid
tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut molekul
tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau
menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel.
Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein
membran.

Secara spesifiknya fungsi dari membran sel adalah sebagai berikut:


1. Kompartemenisasi.
Membrane sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang menbatasi yang
menyelubungi suatu ruangan. Membrane sel menyelubungi isi seluruh sel.
Interaksi antar sel.
Membran sel bertanggung jawab terhadap interaksi antar sel satu dengan yang lainnya. Alat
tubuh pada umumnya terdiri dari beberapa macam sel yang berbeda dan harus bekerja sama
untuk menjalankan keseluruhan kehidupan.
3. Pengubahab energy.
Perubahan energy sangat dibutuhkan dan membran plasma sangat berperan dalam proses ini.
4. Transport informasi.
Di dalam membrane sel terdapat reseptor yang mampu berkomunikasi dengan molekul tertentu
dengan bentuk yang sesuai, seperti selalu berkombinasi dengan substrat yang sesuai.
5. Penyediaan enzim.
Membrane terbentuk hamper sebagian besar oleh protein dan lemak dengan persentase
kombinasi kira-kira 62% protein, 35% lemak, 3% polisakarida.

b. Inti Sel (Nukleus)


Nukleus atau inti sel adalah pusat pengendalian fungsi suatu sel. Pada manusia ada juga sel
yang tidak berinti yaitu eritrosit, tetapi pada saat pembentukannya juga berinti. Didalam inti
terdapat chromosom, pada manusia jumlahnya 23 pasang (diploid : 46) kecuali pada ovum dan
spermatozoa jumlahnya 23 oleh karena haploid. Chromosom tersebut tersusun oleh kumpulan
gene yang terdiri dari rangkaian rantai DNA (Deoxy ribo nucleic acid). Didalam nukleus dapat
dilakukan replikasi DNA, sintesa RNA, sehingga dapat mengontrol struktur sel, sintesa enzim di
organella, atau dengan arti lain bahwa nukleus mengendalikan struktur dan fungsi suatu sel.
Inti sel bagian yang penting karena tampa inti sel maka sebuah sel tidak akan mampu
memperbaiki diri apabila mengalami sebuah kerusakan dan juga ridak dapat bereproduksi
(berkembang biak).Pada inti sel terdapat beberapa bagaian yaitu :

1. Membran inti.
Dinding inti terdiri dua lapis sehingga disebut nuclear envelope (dua lapis membran : inner
and outer nuclear membrane), dinding inti terdapat lubang (pores),sehingga dapat dilalui oleh
zat-zat yang kan keluar masuk sel tersebut.
2. Nucleolus.
Atau anak inti sel, sering ditemukan satu atau lebih dalam sebuah inti sel. Setiap inti sel
terbentuk dari asan ribonukleat (RNA) dan protein. Secara tidak langsung anak inti sel berperan
dalam penyusunan protein.
3. Benang kromatin.
Terbentuk dari DNA dan protein. Pada saat sel akan membelah, benang-benang ikromatin
memendek,, menebal dan mudah menyerap zat warna tertentu. Benang tersebut disebut dengan
kromosom yang membawa sifat gen.

Dinding sel berfungsi untuk melindungi sel terhadap gangguan dari luar sel. Misalnya; menjaga
pengaruh tekanan osmosis dari luar sel.

3. Sitoplasma

Sitoplasma atau plasma sel adalah zat yang berada antara membrane sel dan inti sel. Cairan
itu terdiri dari sitoplasma dan organel-organel sel. Sitoplasma berbentuk cair dan semitransparan
dan kenyal yang tersusun oleh air, bahan organik dan anorganik. Pada sel yang hidup sitoplasma
senantiasa bergerak. Semua zat yang diperlukan sel akan larut dan akan bergerak dalam
sitoplasma.

B. Organel –organel sel


Organel-organel sel mempunyai fungsi kusus dan dibangun oleh sistem membran. Membran
yang membangunnya mempunyai susunan seperti membrane plasma. Adapun organel tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai 25
persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih
kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang
seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya.

Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang
dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar dari pada
membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks,
atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi selular, yaitu suatu proses kimiawi yang
memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan berenergi
tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam mitokondria,
dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu ditangkap oleh
molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar ATP sel. Energi
kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel.
Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh
enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria, karena tiu pada
mitochondria terdapat enzim pernafasan, adapun enzim tersebut adalah sebagai berikut:
· Enzim-enzim terdapat pada membran sebelah luar,
· Enzim pada ruang antara membrane luar dan membrane dalam,
· Enzim pada membrane sebelah dalam, dan
· Enzim pada matriks mitochondria
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain. Organel
ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada
ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.

b. Kompleks golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel
yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi.
Beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar
kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran
plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan.
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk
memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein.
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel.
7. Untuk membentuk lisosom.

C. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang
tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta
ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat
mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit
kecil yang bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar
retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di
dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk
dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau
untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.
D. Lisosome
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik
yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom
ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di
dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH
5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Mencerna materi yang diambil secara endositosis, autofagi yaitu menyingkirkan unsur-unsur
yang tidak dibutuhkan oleh sel, eksositosis yaitu pembebasan enzim di luar sel, misalnya ini
terjadi pada pergantian tulang rawan pada perkembangan tulang (ossifikasi), autolysis yaitu
penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom dalam sel.
E. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. Berupa butiran-
butiran yang mengandung pigmen atau zat warna. Plastida ini merupakan hasil perkembangan
dari badan kecil yang dikenal dengan proplastida yang banyak di daerah maristematik.

F. Vacuola
Merupakan ronga-rongga kecil yang terdapat di dalam sel yang berisi cairan sel atau udara.
Fungsinya adalah untuk penyimpanan bahan makanan dan sisa makanan, sisa pembakaran atau
ampas yang akan dikeluarkan.
G. Centrosome
Suatu organel sel yang terletak di tengah-tengah sel. Karena kebanyakan nucleus terletak
ditengah sel, maka centrosome hamper terletak berdekatan dengan nucleus. Ffungsinya adalah
untuk membangun proses mitosis (pembelahan sel).

C. Fungsi sel

Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya
disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme
yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi
anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses katabolik yang merombak
molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi selular, yang sebagian
besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan
ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada
ribosom dan membutuhkan ATP.

D. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan
kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniselular serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiselular. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing untuk menentukan apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum
membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi
proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.

Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misalnya
hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang
menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel
(misalnya melalui sambungan pengkomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang
berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh
darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot polos).
Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung, lewat melalui kanal protein,
atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel target dan memicu
transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang disebut
pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah pelekatan
molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel.
Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang pada akhirnya
dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.

F. Siklus sel

Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel. Siklus ini pada
kebanyakan sel terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhan sel, replikasi DNA,
pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan, dan pembelahan sel. Pada
bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi bersamaan dengan replikasi
DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat bertumpang tindih. Hal ini tidak terjadi pada eukariota
yang siklus selnya terjadi dalam empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri dapat
lebih cepat daripada laju pembelahan sel eukariota. Pada eukariota, tahap pertumbuhan sel
umumnya terjadi dua kali, yaitu sebelum replikasi DNA (disebut fase G1, gap 1) dan sebelum
pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri tidak wajib memiliki fase G1, namun memiliki fase
G2 yang disebut periode D. Tahap replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau
pada bakteri ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki tahap pembelahan
nukleus yang disebut fase M (mitosis).

Peralihan antartahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan yang tidak
hanya mengkoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel namun juga menghubungkan siklus sel
dengan sinyal ekstrasel yang mengendalikan perbanyakan sel. Misalnya, sel hewan pada fase G1
dapat berhenti dan tidak beralih ke fase S bila tidak ada faktor pertumbuhan tertentu, melainkan
memasuki keadaan yang disebut fase G0 dan tidak mengalami pertumbuhan maupun
perbanyakan. Contohnya ialah sel fibroblas yang hanya membelah diri untuk memperbaiki
kerusakan tubuh akibat luka. Jika pengaturan siklus sel terganggu, misalnya karena mutasi, risiko
pembentukan tumor—yaitu perbanyakan sel yang tidak normal—meningkat dan dapat
berpengaruh pada pembentukan kanker.

G. Diferensiasi sel

Diferensiasi sel menciptakan keberagaman jenis sel yang muncul selama perkembangan suatu
organisme multiselular dari sebuah sel telur yang sudah dibuahi. Misalnya, mamalia yang berasal
dari sebuah sel berkembang menjadi suatu organisme dengan ratusan jenis sel berbeda seperti
otot, saraf, dan kulit. Sel-sel dalam embrio yang sedang berkembang melakukan pensinyalan sel
yang memengaruhi ekspresi gen sel dan menyebabkan diferensiasi tersebut.

H. "Bunuh diri" sel

Sel dalam organisme multiselular dapat mengalami suatu kematian terprogram yang berguna
untuk pengendalian populasi sel dengan cara mengimbangi perbanyakan sel, misalnya untuk
mencegah munculnya tumor. Kematian sel juga berguna untuk menghilangkan bagian tubuh
yang tidak diperlukan. Contohnya, pada saat pembentukan embrio, jari-jari pada tangan atau kaki
manusia pada mulanya saling menyatu, namun kemudian terbentuk berkat kematian sel-sel
antarjari. Dengan demikian, waktu dan tempat terjadinya kematian sel, sama seperti
pertumbuhan dan pembelahan sel, merupakan proses yang sangat terkendali. Kematian sel
semacam itu terjadi dalam proses yang disebut apoptosis yang dimulai ketika suatu faktor
penting hilang dari lingkungan sel atau ketika suatu sinyal internal diaktifkan. Gejala awal
apoptosis ialah pemadatan nukleus dan fragmentasi DNA yang diikuti oleh penyusutan sel.

I. Pembelahan Sel

Dalam perkembangan, biasanya sel bertambah banyak dengan cara membelah diri. Ada tiga
cara sel memperbanyak diri yaitu; dengan cara langsung (amitosis), secara tidak langsung
(mitosis) dan dengan jenis kelamin.
a) Amitosis
Dengan cara membelah diri menjadi dua, dua jadi empat, empat jadi enam, dan seterusnya.
Dengan proses, badan sel mengenting di tengah nucleus, sitoplasma menjadi dua sel yang bebas
tetapi mempunyai sifat yag sama seperti sifat induknya.
b) Mitosis
Dengan cara tidak langsung dengan melakukan face-face, Fase I disebut profase, Fase II
disebut metaphase, Fase III disebut anaphase dan Fase IV disebut telofase.

3.Homeostatis
Homeostatis merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan keadaan statis atau kosntan
dalam lingkungkan internal. Ada beberapa homeostis yaitu :
a. Homeostatis Tekanan Darah
Pengaturan tekanan arteri oleh sistem BARORESEPTOR Di arteri besar terdapat banyak
reseptor syaraf yang disebut Baroreseptor, yang terangsang oleh regangan dinding arteriJika
tekanan arteri meningkat rangsangan ke baroreseptor meningkat medulla oblongata sebagai pusat
vasomotor memerintah jantung untuk mengurangi aktifitas sehingga terjadi bradichardi dan;
pembuluh darah mengalami (vasodilatasi) sehingga Tekanan arteri menurunJika tekanan arteri
menurun, rangsangan diteruskan ke baroreseptor menurun medulla oblongata sebagai pusat
vasomotor kemudian medulla oblongata memerintah ke jantung untuk meningkatkan aktifitas
sehingga terjadi tachicardi; sedang pada pembuluh darah akan terjadi vasokonstriksi, dimana
keduanya akan menyebabkan Tekanan arteri meningkat

b. Homeostatis Nafas

Homeostatis nafas [ O2 ] darah menurun diterima oleh reseptor (glomus aorticus) diteruskan ke
pusat nafas (medulla oblongata), pusat nafas lalu memerintah Paru untuk nafas cepat agar O2
tambah

[CO2] darah meningkat diterima oleh reseptor (glomus aorticus) pusat nafas (medulla
oblongata) kemudian menyuruh Paru nafas cepat CO2 berkurang

C. Homeostasis Air Dan Mineral Tubuh

[K] menurun dalam CES Kelenjar Adrenal (Hormon Aldosteron) menurun sehingga ekskresi K
oleh ginjal menurun [K] dalam CES meningkat

Anda mungkin juga menyukai