Tabel 1.1 PDF
Tabel 1.1 PDF
BAB IV
ANALISIS DATA
Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga
kaki RC Veteran yang telah dilakukan pada kedua simpang pada jam sibuk dan
dihitung berdasarkan standar MKJI 1997, yaitu 10 meter dari mulut simpang.
C 2 x 5,11 Mayor B
2 x 4,61
Minor
A
Jl.Bintaro Raya
2x5,11 m
(arah Rempoa)
sesuai dengan ketentuan MKJI 1997. Yang berarti simpang 3 dengan 2 lajur pada
IV-1
Bab IV Analisis Data
4.3 Data Lalu Lintas
Suryey lalu lintas dilakukan selama 4 jam yaitu pukul 11.45-12.45 dan
pukul 16.45-17.45 di hari kerja. Dari survey berikut ditentukan volume lalu lintas
dalam satuan mobil penumpang (smp) dengan mengalikan terhadap faktor emp 1
untuk mobil penumpang, 1.3 untuk kendaraan berat dan 0.5 untuk sepeda motor.
Untuk mendapatkan kondisi terburuk, pada siang dan sore hari dilakukan
smp/jam. Sehingga didapatkan volume maksimum yaitu siang hari pada pukul
11.45 – 12.45 dan sore hari pada pukul 16.45-17.45 dengan contoh rincian seperti
berikut:
Lengan Arah
Waktu TOTAL
BN-RM BN-TK TK-BN TK-RM RM-TK RM-BN
11.45 - 12.45 174.8 144.2 131.8 1272.6 1418.8 96 3238.2
12.00 - 13.00 178.8 134.9 133.8 1145.6 1227.8 85.3 2906.2
12.15 - 13.15 175.3 119.9 126.3 1014.3 1015.6 78.8 2530.2
12.30 - 13.30 145.3 90.6 109.3 848.3 813.8 70.8 2078.1
12.45 - 13.45 135.5 79.3 103.8 780.3 724.3 65.8 1889
IV-2
Bab IV Analisis Data
Tabel 4.3 Rincian Volume Maksimum Sore Hari
Lengan Arah
Waktu TOTAL
BN-RM BN-TK TK-BN TK-RM RM-TK RM-BN
16.45 - 17.45 235.8 212 410.8 1270 1058.3 77.3 3264.2
17.00 - 18.00 182.8 179.8 418.8 1148.8 930.3 73.3 2933.8
17.15 - 18.15 130.3 166.8 381.5 987.3 822.8 65.5 2554.2
17.30 -18.30 106.5 151.3 346.5 834.3 740.5 60 2239.1
17.45 - 18.45 106 168.8 335.5 746.8 760 66 2183.1
Lengan Arah
Waktu TOTAL
BN-RM BN-TK TK-BN TK-RM RM-TK RM-BN
RATA-
RATA 157.11 144.76 249.81 1004.83 951.22 73.88 2581.61
HARIAN
rincian dari volume maksimum siang dan sore hari pada tiap lengan seperti
dibawah ini:
1. Kendaraan dari arah minor belok kiri terhadap kendaraan mayor lurus.
lurus.
6. Kendaraan dari arah minor belok kiri terhadap kendaraan mayor lurus
beruntun.
Konflik yang terjadi pada jam sibuk yaitu jam 11.45-12.45 dengan
perhitungan yaitu semua konflik setelah survey dihitung total kejadian per jam
Peninjauan konflik tersebut dilihat dari kaki mayor dan kaki minor. Untuk
mengetahui konflik terbesar pada jam sibuk dan berdasarkan volume per jam rata-
rata. Sebagai contoh seperti ditabel berikut dengan konflik pada pendekat lengan
rempoa.
IV-4
Bab IV Analisis Data
TABEL 4.6 Tabel Konflik Simpang dengan Pendekat Lengan Rempoa
WAKTU
11.45 - 12.00 6 7 4 5 6 4 0
12.00 - 12.15 5 6 4 4 4 5 0
12.15 - 12.30 5 5 3 4 5 4 1
12.30 - 12.45 6 9 4 6 6 5 1
12.45 - 13.00 7 8 5 5 5 6 1
13.00 -13.15 6 6 4 4 5 5 0
13.15 - 13.30 4 5 3 3 3 3 0
13.30 -13.45 3 4 3 1 2 4 0
11.45 - 12.45 22 27 15 19 21 18 2
12.00 - 13.00 23 28 16 19 20 20 3
12.15 - 13.15 24 28 16 19 21 20 3
12.30 - 13.30 23 28 16 18 19 19 2
12.45 - 13.45 20 23 15 13 15 18 1
IV-5
Bab IV Analisis Data
Hasil perhitungan konflik dengan lengan pendekat rempoa pada jam sibuk
siang (11.45 – 12.45) yang terbesar terdapat pada konflik No.2 sebesar 21.77%.
Sedangkan pada lengan tanah kusir yang terbesar pada konflik No.1 sebesar
22.69%. Konflik yang dihitung sesuai dengan jam sibuk pada siang dan sore hari
Dapat dilihat dari chart diatas, bahwa pada jam sibuk siang hari (11.45-
persentase terbesar terjadi pada konflik no.2 sebesar 21,77%. Pada konflik no.2
terjadi konflik antara kendaraan dari arah minor belok kanan terhadap kendaraan
mayor lurus. Pada konflik ini bisa menimbulkan adanya potensi terjadinya tabrak
depan-samping.
Pada lengan tanah kusir, persentase terbesar terjadi pada konflik no.1
sebesar 22,69%. Pada konflik no.1 ini terjadi konflik antara kendaraan dari arah
minor belok kiri terhadap kendaraan mayor lurus. Sehingga konflik ini dapat
diakibatkan oleh kendaraan dari arah minor belok kiri terhadap kendaraan mayor
lurus sebesar 17,74%. Hal ini dapat mengakibatkan adanya tabrak samping-
belakang. Berbeda dengan lengan rempoa, lengan tanah kusir bisa terjadi konflik
dikarenakan adanya kendaraan yang pindah lajur tiba-tiba searah. Dengan konflik
hasil yang sama dengan analisa konflik pada jam sibuk siang hari. Yaitu pada
lengan rempoa didapatkan persentase terbesar pada konflik no.2 sebesaar 30% dan
rempoa sebesar 17,27% antara kendaraan dari arah minor belok kiri terhadap
kendaraan mayor lurus beruntun. Pada konflik ini dapat berpotensi tabrak
belakang. Sedangkan pada lengan tanah kusir terjadi konflik antara kendaraan
IV-7
Bab IV Analisis Data
jarak kurang dari 1,5 m yang sama belok. Hal ini bisa berakibat terjadinya tabrak
belakang.
Analisis juga dilakukan pada konflik rata-rata harian. Pada chart diatas
menunjukkan bahwa konflik terbesar lengan rempoa juga terjadi pada konflik
no.2 sebesar 23,77%. Dan lengan tanah kusir terjadi konflik no.1 sebesar 21,65%.
Konflik kedua terbesar pada lengan rempoa yaitu pada konflik no.6 sebesar
17,65% yaitu antara kendaraan dari arah minor belok kiri terhadap kendaraan
siang dan sore hari. Pada sub bab sebelumnya dibahas mengenai faktor-faktor
IV-8
Bab IV Analisis Data
dapat dikombinasikan faktor A,B,C, dan D yang diklasifikasikan kedalam 4
tingkatan. Untuk penentuan tingkat konflik pada setiap faktor berdasarkan jenis
penghindaran dengan waktu pengereman panjang, sedang, dan pendek. Jam sibuk
siang hari diperoleh kecepatan rata-rata sebesar 40 km/jam yang memiliki waktu
pengereman panjang. Dan pada jam sibuk sore hari diperoleh kecepatan rata-rata
Pada faktor B, tinjauan konflik pada simpang tak bersinyal tiga kaki ini
Pada faktor C, melalui grafik konflik pada gambar 4.9 dihitung rata-rata
dari 7 konflik tujuan yaitu sebesar 14,29%. Sehingga diketahui bahwa sebanyak 4
konflik diatas persentase rata-rata dapat menjadi identifikasi akan adanya gerakan
Dan pada faktor D ditinjau jarak antar kendaraan. Dengan hasil survey
pada konflik dengan tinjauan pada jarak antar kendaraan 1,5 m dapat diketahui
bahwa konflik lalu lintas yang terjadi memiliki jarak antara kendaraan < 1 panjang
kendaraan.
A. Kapasitas Simpang
simpang dengan faktor- faktor koreksinya. Adapun untuk simpang tiga ini dengan
IV-9
Bab IV Analisis Data
tipe simpang 322 memiliki kapasitas dasar sebesar 2700 smp/jam. Dari data hasil
2. Faktor koreksi kapasitas jika ada pembatas median pada lengan simpang
(FM )
Jalan raya bintaro sebagai jalan utama tidak memiliki median, sehingga
berdasarkan tabel B-4.1 MKJI 1997 nilai FM untuk simpang ini adalah
1,00.
Berdasarkan hasil data statistik tahun 2010 Jakarta Selatan dengan luas
4. Faktor koreksi akibat adanya tipe lingkungan jalan, gangguan samping dan
rumah makan, dan perniagaan lainnya. Dengan kondisi seperti ini, maka
tinggi. Sedangkan pada periode ini, rasio kendaraan tak bermotor adalah
IV-10
Bab IV Analisis Data
bermotor dengan total jumlah kendaraan bermotor. Selanjutnya
RT = 174,8 smp/jam
LT = 144,2 smp/jam
∑ = 319 smp/jam
Untuk mendapatkan FLT dihitung rasio belok kiri yaitu dengan cara
membagi total arus lalu lintas dengan arah belok kiri dengan total arus
rasio belok kiri sebesar 0,07 didapatkan nilai FLT yaitu 0,95 (Gambar B-7.1
MKJI 1997).
Untuk mendapatkan FRT dihitung rasio belok kanan yaitu dengan cara
membagi total arus lalulintas dengan arah belok kanan dengan total arus
dengan rasio belok kiri sebesar 0,09 didapatkan nilai FRT yaitu 1,01.
7. Faktor koreksi akibat adanya arus lalu lintas pada jalan minor (FMI)
Untuk mendapatkan FMI dihitung rasio jalan minor yaitu dengan cara
membagi total arus lalulintas pada jalur minor dengan total arus seluruh
IV-11
Bab IV Analisis Data
minor 0,1 didapatkan nilai F MI yaitu 1,08 (Gambar B-9.1 MKJI 1997).
sebagai berikut:
= 2869,08 smp/jam.
Untuk perhitungan pada jam sibuk sore, digunakan cara yang sama seperti
diatas dengan perbedaan faktor penyesuaian belok kiri, kanan, dan faktor jalan
minor.
Untuk mendapatkan FLT dihitung rasio belok kiri yaitu dengan cara
membagi total arus lalulintas dengan arah belok kiri dengan total arus
seluruh lengan, sehingga didapatkan rasio belok kiri sebesar 0,09. Dengan
Untuk mendapatkan FRT dihitung rasio belok kanan yaitu dengan cara
membagi total arus lalulintas dengan arah belok kanan dengan total arus
seluruh lengan sehingga didapatkan rasio belok kiri sebesar 0,19. Dengan
IV-12
Bab IV Analisis Data
Untuk mendapatkan FMI dihitung rasio jalan minor yaitu dengan membagi
total arus lalulintas pada jalur minor dengan total arus seluruh lengan
kedalam gambar B-9.1 MKJI 1997 didapatkan nilai FMI yaitu 1,05.
= 2592,57 smp/jam.
lebar Median
Kapasitas Ukuran Hambatan Belok Belok Jalan Kapasitas
Periode Jam pend. jalan
Dasar kota Samping Kiri Kanan Minor/Total (smp/jam)
Sibuk rata2 utama
16.45 - 17.45 2700 1,105 1,0 1,0 0,928 1,47 0,91 1,05 2592,57
B. Tundaan Simpang
Perhitungan tundaan untuk jam sibuk siang hari adalah sebagai berikut:
IV-13
Bab IV Analisis Data
Berdasarkan gambar C-2.1 MKJI 1997 untuk simpang dengan DS = 1,13
berikut:
Karena pada periode ini derajat kejenuhan simpang adalah 1,13 yang
D = DG + DT1
D = 4 + 24,17
D = 28,17 det/smp
Analog dengan perhitungan pada siang hari, pada sore hari didapatkan
C. Peluang Antrian
peluang antrian pada simpang RC Veteran siang hari adalah 51,71% – 103,88 %.
IV-14
Bab IV Analisis Data
Hasil analisa kinerja simpang tiga kaki RC Veteran secara keseluruhan dapat
Periode
No Komponen Analisa Simpang Ket
Siang Sore
1 Arus Lalu Lintas (smp/jam) 3238,2 3264,2
2 Kapasitas Simpang (smp/jam) 2869,08 2592,57
3 Derajat Kejenuhan 1,13 1,26
4 Tundaan
a. Tundaan Lalu Lintas Simpang (det/smp) 24,17 62,12
TERLAMPIR
b. Tundaan Lalu Lintas Mayor (det/smp) 15,45 29,14
c. Tundaan Lalu Lintas Minor (det/smp) 104,07 269,55
d. Tundaan Geometrik Simpang (det/smp) 4 4
e. Tundaan Simpang (det/smp) 28,17 66,12
5 Peluang Antrian (%) 51,71 - 103,88 65,15 - 133,89
6 Level of Service D F
Jenis konflik terbesar yaitu pada saat kendaraan dari arah minor belok
depan-samping. Dan juga pada saat kendaraan dari arah minor belok kiri terhadap
memberi hak jalan pada lengan mayor dengan mengambil celah yang cukup untuk
masuk / bergabung ke lalu lintas lengan mayor. Dengan adanya konflik pada saat
IV-15
Bab IV Analisis Data
kendaraan dari arah minor belok kanan terhadap kendaraan mayor lurus
jenuh akan ruas jalan yang macet sehingga pengemudi cenderung berperilaku
Kapasitas simpang pada siang hari yaitu sebesar 2869,08 smp/jam dan
pada sore hari sebesar 2592,57 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan terbesar yaitu
1,26 pada sore hari. Hal ini karena arus lalu lintas pada sore hari lebih tinggi
dibandingkan pada siang hari. Nilai derajat kejenuhan yang tinggi akan
tundaan lalu lintas simpang pun semakin meningkat. Terbukti dengan hasil
tundaan simpang diatas yaitu sebesar 66,12 det/smp pada sore hari.
Pada kebutuhan lalu lintas yang lebih tinggi, perilaku lalu lintas menjadi
lebih agresif dan ada risiko tinggi bahwa simpang tersebut akan terhalang oleh
pengemudi lain yang berebut ruang terbatas pada daerah konflik. Kondisi ini
dapat terlihat melalui kecepatan rata-rata yang terjadi pada siang hari sebesar 40
km/jam dan melambat pada sore hari sebesar 15 km/jam yang pada akhirnya
menghasilkan peluang antrian 51,71% - 103,88% pada siang hari dan naik
4.8 Penanggulangan konflik yang terjadi pada simpang tiga tak bersinyal
Jl.RC Veteran
IV-16
Bab IV Analisis Data
1. Pemasangan rambu dan marka jalan
gangguan bagi lalu lintas dari arah lain yang wajib didahulukan. Dalam hal ini
lalu lintas yang berasal dari lengan rempoa. Selain dipasang rambu larangan,
juga diberi marka melintang jalan pada mulut lengan minor yang berupa garis
10-25 m
IV-17
Bab IV Analisis Data
2. Pemasangan median
Pada lengan mayor yaitu Jl. Bintaro Raya sebelah timur dan barat,
kendaraan yang berpindah jalur ketika ada antrian kendaraan yang hendak
memasuki simpang. Selain itu, jenis konflik yang paling sering terjadi adalah
belok kanan memotong arus dari kanan yang ditimbulkan dari kendaraan yang
berasal dari lengan timur yang akan berbelok ke lengan utara yang sebagian
besar sudah menyeberang pada saat mereka mendapatkan gap yang cukup
meskipun belum mencapai simpang dan berjalan di jalur lawan. Begitu juga
kendaraan yang berasal dari lengan utara yang hendak berbelok ke barat,
IV-18
Bab IV Analisis Data
sebagai salah satu alternatif bagi penanganan konflik yang terjadi pada
simpang tiga tak bersinyal Jl.Veteran ini. Hal ini berdasarkan pada total LHR
pada jalan mayor dan minor yang kemudian data tersebut dimasukkan
IV-19
Bab IV Analisis Data
bersinyal pada Jl.Raya Veteran ini yaitu pengaturan tidak sebidang. Melihat
pengaturan tidak sebidang akan membutuhkan suatu effort yang sangat besar.
Akan tetapi, untuk jangka waktu yang sangat lama akan ada kemungkinan
konflik tersebut dalam jangka dekat dapat dilakukan dengan manajemen lalu
lintas yaitu salah satunya dengan pemasangan lampu sinyal lalu lintas.
IV-20