Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA

A. Definisi
Keluarga berencana adalah cara merencanakan keluarga: kapan ingin
mendapatkan anak dan berapa jumlah anak. (Burn, 2000). Pengertian keluarga
berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah
kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta
keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut Pengertian sempitnya keluarga
berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan terjadinya
pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel telur
dari wanita sekitar persetubuhan.

B. Manfaat KB
1. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak makanan bagi setiap anak.
2. Ibu dan anak akan lebih sehat, karena kehamilan yang penuh resiko akan
dihindari.
3. Jumlah anak yang sedikit berarti lebih banyak waktu bagi keluarga.
4. Menunggu kehamilan bisa memberi kesempatan kepada wanita muda dan pria
untuk menuelesaikan pendidikan.
5. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan.

C. Memilih cara KB
1. Cara hambatan yang menghambat kehamilan dengan cara menghambat
bertemunya sel telur wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur
untuk melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur,
dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel
telur.

1
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur,
sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan
bagi pria dan wanita bisa mempunyai anak.

D. Jenis-jenis Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut. Jenis-jenis kontraspsi diantaranya:
1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang.
Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan
sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai semua
kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung kondom yang
agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila ujung penis tidak
berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran
kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam
keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma keluar.

2
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara dibakar
atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-anak atau
binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan
ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom hanya
digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila dicuci dan digunakan
kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa melindungi
dari penularan PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar
tetap berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam
cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita
berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada
di dalam kondom.
2. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)
Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasangan
wanitanya menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini, tetapi
masing-masing mengandung hormone esterogen dan progesterone yang
menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil tersebut harus di minum
dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.

Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :

a. Kontrasepsi Oral Kombinasi

3
Pil ini mengandung 30-50 µg estrogen dan antara 0,5-2 mg progesterone
(noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan progesterone di
tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi. Maksud pemberian pil ini
adalah untuk mencegah pematangan folikel de Graaf dan pembentukkan
korpus luteum. Kombinasi-kombinasi kontrasepsi ini juga:
1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan
meningkatkan kekentalannya (viskositasnya).
2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara mengurangi
kerja peristaltik sehingga sperma yang tetap hidup akan sangat mengalami
kesulitan bergerak sepanjang tuba falopi untuk sampai uterus.

Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap terjadi
apabila pil harian tersebut di ganti dengan placebo. Metode ini dapat di terima
karena mengurangi gangguan siklis dan secara estetik dapat di terima, karena
metode ini tidak berhubungan dengan masalah hubungan seksual.

Efek Samping

Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek


samping seperti :

 Efek karena kelebihan estrogen


Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut kembung.
Selain itu menyebabkan retensi cairan karena kurangnya pengeluaran air
dan natrium. Retensi cairan ini dapat menyebabkan bertambahnya berat
badan. Oleh karena itu, pada akseptor di anjurkan untuk kurangi konsumsi
garam. Efek samping lainnya berupa sakit kepala, nyeri pada mamae.
Konsumsi pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat
menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu
berhenti jika pemakaian pil di hentikan.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan
withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.

4
 Efek karena kelebihan progesterone
Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai
bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan alopesia karena
efek androgenic dari jenis progesterone yang di pakai dalam pil.
 Efek samping yang berat
Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila di
dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi, diabetes
mellitus dan obesitas.
 Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering membuat
datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.

Kontraindikasi

Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.


Kontraindikasinya antara lain :

 Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular
- Diabetes mellitus
- Kehamilan
 Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine
- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea

Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi

 Kelebihan

5
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama
sekali
 Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang
persisten
- Harganya relative mahal

Cara pemakaian pil kombinasi:

Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28
tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1 paket,
mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai paket 21 pil,
minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7 hari sebelum
mulai dengan paket yang baru. Datang bulan akan terjadi pada hari-hari dimana
kita sedang berhenti minum pil. Tetapi mulai dengan paket baru meskipun
datang bulan belum datang. Pada kedua paket tersebut baik yang berisi 21 atau
28 pil, minumlah pil pertama pada hari pertama datang bulan. Dengan cara ini
kita akan terlindungi dengan segera. Bila diminum setelah hari pertama, kita
bisa mulai pada tanggal-tanggal selama 7 hari pertama datang bulan. Tetapi
kita tidak akan terlindungi dengan segera, sehingga pada dua minggu pertama
kita minum pil, sebaiknya kita juga memakai cara KB yang lain atau tidak
melakukan hubungan seksual. Kita harus minum pil setiap hari, meskipun kita
tidak melakukan hubungan intim setiap hari. Cobalah memakai pil pada waktu
yang sama setiap hari mungkin akan membantu bila kita selalu mulai minum
pil dari paket terbaru pada hari yang sama.

6
Bila kita lupa minum pil kita bisa hamil

Bila kita lupa minum satu pil begitu ingat, minumlah segera satu pil.
Kemudian minumlah pil selanjutnya secara teratur seperti semula. Ini berarti
bahwa kita harus minum dua pil dalam satu hari.

Bila kita lupa minum dua pil secara berturut-turut, mulailah segera
minum pil berikutnya. Minumlah dua pil selama dua hari dan kemudian
teruskan minum satu pil setiap hari sampai habis. Gunakan kodom sampai kita
telah minum pil selama tujuh hari selama berturut-turut. Bila kita lupa minum
tiga pil atau lebih, berhentilah minum pil dan kemudian tunggu sampai datang
bulan berikutnya. Gunakan kondom selama sisa siklus bulanan. Kemudian
mulai dengan paket yang baru.

Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan sedikit,
seperti datang bulan yang ringan.

b. Pil Progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih aman
bagi wanita yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul efek
samping pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu
menyusui karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan
produksi ASI. Penggunaan pil ini sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna. Pada
beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan secara normal,
tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi
progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada kerjanya
pada mucus serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan sulit dilewati
sperma, dan dengan mengurangi kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma
yang tetap hidup sangat sulit atau tidak mungkin mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
 Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
 Datang bulan terlambat

7
 Sering pusing

c. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah pertama
siklus mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang kedua diberikan
pil yang mengandung baik estrogen maupun progesterone. Efek keseimbangan
hormone ini ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka
juga akan menekan laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal.
Sekuensial memberikan banyak efek samping, yang meliputi bertambahnya
berat badan, perubahan payudara, mual, sakit kepala dan penurunan libido.
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi
oral, yaitu mencakup sebagai berikut :

A – Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung


empedu.

C – Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan


pembuluh darah pada paru atau jantung.

H – Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.

E – Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.

S – Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.

3. Implant
Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawah kulit
lengan. Tabung ini mengandung hormon progestin dan bekerja seperti mini-pi.
Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5 tahun. Merk dagang yang tersedia
adalah Norplant.
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi wanita
yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang terdiri atas 1
atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat levonorgestrvel.
a. Cara Kerja Susuk KB

8
Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik Implant dibawah kulit,
maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah Levonogestrel kedalam
darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik
tersebut, besar kecilnya levonogestrel yang tergantung dari besar kecilnya
levonogestrel permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul
tersebut.
Dengan dilepaskannya hormon levonogestrel secara konstan dan kontiyu
maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri dari
3 mekanisme dasar yaitu:
a) Menghambat terjadinya ovulasi
b) Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim
c) Menebalkan leher rahim/lendir serviks

b. Yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB


Akseptor yang tidak diperbolehkan menggunakan Implant / susuk KB
adalah:
1) Akseptor diperkirakan hamil atau tidak hamil
2) Menderita Tumor
3) Wanita berpenyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis, sakit kuning,
infeksi panggul, varices berat, wasir

c. Keuntungan susuk KB
Keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi implant adalah sebagai
berikut:
a) Tidak menekan produksi ASI
b) Praktis dan efektif
c) Tidak ada faktor lupa
d) Masa pakai jangka panjang (5 tahun)
e) Membantu mencegah anemia
f) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan
g) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

d. Pemasangan susuk KB
Waktu pemasangan implant yang tepat adalah pada saat ibu sedang haid,
yaitu sejak hari pertama haid sampai selambat-lambatnya hari ketujuh,
Postpartum 3-4 minggu. Pemeriksaan Ginekologi sebelum pemasangan
Implant perlu dilakukan sama seperti pada pemakaian kontrasepsi hormonal

9
lainnya, jika tidak terdapat kontra indikasi hormon progestin maka
pemasangan implant dapat dilakukan.

e. Pencabutan susuk KB
Akseptor sebaiknya berbaring horisontal selama pencabutan Implant,
untuk mempermudah pencabutan, tempat tidur/meja ditutup dengan kain yang
bersih.

f. Efek Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan


1) Gangguan Haid
Gejala dapat berupa Amenorhea dan Methrorhagia. Penanggulangannya
dengan cara memberikan penjelasan kepada calon implant bahwa
pemakaian Implant dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut akibat dan
hormonal implant. Biasanya gejala-gejalanya perdarahan tidak berlangsung
lama. Bila amenorhea, berikan penjelasan dengan baik. Pengobatannya
dengan cara bila pasien ingin haid, dapat dilaksanakan dengan memberikan
pil KB hari I sampai 2 masing-masing 3 tablet. Selanjutnya dari hari 4, l x 1
selama 4-5 hari. Bila perdarahan dapat pula diberikan preparat estrogen
misalnya Ethynil Estradiol 2 x I sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah
perdarahan berhenti dapat dilaksanakan “tapering off” (1 x 1 tablet) selama
beberapa hari. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu.
2) Depresi
Gejala dan keluhan dapat berupa rasa sakit, tidak semangat dalam bekerja/
kehidupan. Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan
kepada calon akseptor guna menghindari perasaan bersalah dan calon
akseptor. Pengobatannya dengan cara terapi psikologis bagi yang menderita
depresi, pemberian vitamin-vitamin seperti B6 50 mg.
3) Keputihan
Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang berlebihan yang keluar
dari liang senggama dan mengganggu. Hal ini jarang terjadi pada peserta
implant dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak berbahaya kecuali berbau,
panas atau terasa gatal. Penanggulangannya dengan cara memberikan
penjelasan kepada peserta Implant jarang terjadi keputuhan, bila hal ini
terjadi juga harus dicari penyebabnya. Pengobatannya tidak diperlukan
pada kasus dimana cairan berlebihan, dapat diberikan preparat anti
kolinergik seperti ektrat belladona 10 mg, 2 x 1 tablet.
4) Jerawat
Gejala dan keluhannya berupa jerawat di wajah/badan dapat disertai infeksi
atau tidak. Pengobatannya dengan memberikan Vitamin A dan vitamin E

10
dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat diberikan preparat Tetrasiklin 250
mg 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.
5) Perubahan Libido
Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya libido akseptor.
Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai. Jelaskan kepada pasien
kemungkinan hal ini dan sifatnya yang subyektif pengobatan medis tidak
dianjurkan.
6) Perubahan Berat
Gejala dan keluhannya berat badan bertambah beberapa Kg dalam
beberapa bulan setelah pemakaian Implant. Penanggulangannya
menjelaskan kepada akseptor Implant bahwa kenaikan berat badan adalah
salah satu efek samping dan pemakaian Implant, akan tetapi tidak selalu
kenaikan berat tersebut diakibatkan dan pemakaian implant.
7) Hematoma
Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri pada daerah
pemasangan atau pencabutan akibat perdarahan bawah kulit.
Penanggulangannya dengan cara membenikan penjelasan kepada peserta
akseptor mengenai kemungkinan hal tersebut. Pengobatannya dengan cara
kompres dingin pada daerah yang membiru selama dua hari. Setelah itu
rubah menjadi kompres panas hingga wama biru/kuning hilang.
8) Nyeri
Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada daerah pemasangan akibat
iritasi saraf setempat, hal ini mungkin terjadi dari pemasangan Implant.
Penanggulangannya dengan cara memberikan penjelasan kepada akseptor
tentang fisiologis dan cara pemasangan Implant secara jelas.
Pengobatannya pemberian preparat analgetik anti prostaglandin misalnya
Acetosal 500 mg 3x1 tablet atau parasetamol 500 mg 3x1 tablet.

4. KB Suntikan
Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung estrogen.
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu DMPA (Depo
Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo Provera dan net oen
(noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo provera sebagai kontrasepsi
suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc sekali setiap 3 bulan sedangkan noristerat
dengan dosis 200 mg/cc setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6
bulan pertama (= 3x suntikan pertama), kemudian selanjutnya sekali setiap 12
minggu.

11
a. Farmakologi dari Kontrasepsi Suntikan
DMPA :
1) Tersedia dalam larutan mikrokristaline.
2) Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu
kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3) Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi
umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
4) Pada pemakaian jangka alama, tidak tejadi efek akumulatif dari DMPA
dalam darah/serum.
NET EN :
1) Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam
larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang
tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam sirkulasi
darah dapat sangat bervariasi.
2) Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat
dibandingkan dengan DMPA.
3) Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET)
sebelum ia menjadi aktif secara biologis.
4) Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan,
kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu 2,5
– 4 bulansetelah disuntikkan.
b. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
1) Primer: Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH surge).
Respons kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-releasing hormon
eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini berbeda dengan POK,
yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar
hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan hipo-
estrogenik. Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi tipis dan atrofi
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi

12
edematous. Pemakaian jangka panjang, endometrium dapat menjadi
sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali jaringan bila
dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
2) Sekunder:
a) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi
barier terhadap spermatozoa
b) Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi
c) Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di
dalam tuba fallopii
c. Kontra-Indikasi Suntikan
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntikan pada:
1) Kehamilan
2) Ca Mammae
3) Ca Traktus Genitalia
4) Pendarahan Abnormal Uterus
Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:
1) Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK
2) Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus
dilakukan follow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan
laboratorium, ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism
karbohidrat.
d. Efek Samping Suntikan
1) Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering
mengganggu.
a) Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
- Amenore
- Perdarahan ireguler
- Perdarahan bercak
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang

13
b) Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan
jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah besar.
c) Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan atrofi
endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan ireguler masih
belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan dengan perubahan
dalam kadar hormone atau histologi endometrium.
d) DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan- bercak dan
amenore dibandingkan dengan NET EN, dan amenore pada DMPA
tampaknya lebih sering terjadi pada akseptor dengan berat badan
tinggi
e) Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya
memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insidens
anemia
f) Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat membahayakan diri
akseptor, jarang terjadi.
2) Berat badan yang bertambah
a) Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi
antara < 1kg- 5 kg pada tahun pertama
b) Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi
karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan
tubuh
c) Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu
makan di hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor makan lebih
banyak dari pada biasanya.
3) Sakit Kepala
Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan
terjadi pada kurang dari 1-17% akseptor
4) System kardiovaskular
a) Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau system
pembekuan darah maupun system fibrinolitik. Tidak ditemukan bukti-

14
bukti bahwa DMPA maupun NET EN menambah resiko timbulnya
bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain.
b) Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL
kolesterol, baik pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat
menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler. HDL
kolesterol rendah menyebabkan timbulnya arterosklerosis. Sedangkan
terhadap trigliserida dan kolesterol total tidak ditemukan efek apapun
dari kontrasepsi suntikan.
e. Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang
menguntungkan, yaitu:
1) DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium (primer
maupun mestatik)
2) Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah ASI
3) Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah anemia,
baik pada DMPA maupu NET EN
4) Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika),
DMPA mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah merah
abnormal.
5) DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi traktus
genitalia/PID
6) DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis
7) DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma
endometrium
8) DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada karsinoma
ginjal (sebagai pengobatan paliatif)
9) DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
10) DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar
testosterone pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.

5. Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)

15
IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukan ke dalam rahim oleh
dokter atau petugas kesehatan yang terlatih atau bidan. Setelah di rahim, IUD akan
mencegah sel sperma pria untuk bertemu dengan sel terlur wanita. IUD bisa
tinggal di dalam rahim sampai 10 tahun (tergantung pada jenis IUD) sebelum di
lepas dan diganti. Sebuah IUD dapat digunakan tanpa sepengatuhan pria
(meskipun kadang-kadang pria dapat merasakan benangnya).
a. Kontraindikasi:
- Hamil atau mungkin hamil.
- Dalam bahaya penularan PMS.
- Pernah menderita infeksi tuba atau rahim, atau infeksi setelah melahirkan
atau setelah keguguran.
- Pernah hamil diluar kandungan.
- Pernah mengalami perdarahan hebat dan rasa sakit selama datang bulan.
- Sangat anemik.
- Belum pernah hamil.
b. Efek samping:
Mengalami perdarahan ringan selama minggu pertama setelah memakai
IUD. Beberapa wanita bisa mengalami datang bulan yang lebih lama lebih
banyak dan lebih sakit tetapi ini akan menghilang setelah tiga bulan pertama
pemakaian IUD.
c. Cara menggunakan IUD:
Sebuah IUD dimasukan oleh seorang petugas kesehatan yang telah
dilatih khusus setelah dilakukan pemeriksaan. Waktu yang terbaik
pemasangan IUD adalah selama datang bulan. Setelah melahirkan, lebih
baik menunggu enam bulan untuk memberi kesempatan rahim pulih kembali
baik ukuran dan bentuknya sebelum memasukan IUD.
Kadang-kadang IUD bisa terlepas dari tempatnya. Bila ini terjadi, maka
tidak akan efektif lagi untuk mencegah kehamilan, karena itu sangat penting
untuk bisa memeriksa sendiri letak IUD untuk memastikan letak masih baik.
Sebagian besar IUD mempunyai dua benang yang terjurai kadang-kadang

16
sampai di mulut vagina. Kita bisa memeriksa benang tersebut setiap setelah
datang bulan untuk memastikan letak IUD masih baik.
Cara memeriksa letak IUD:
1) Cuci tangan.
2) Berjongkoklah dan dengan dua jari masukkan ke dalam vagina dan
jangkau sedalam-dalamnya. Rasakan adanya benang tetapi jangan
mencoba untuk menarik keluar.
3) Keluarkan jari-jari dan cucilah tangan dengan baik.
d. Penghentian pemakaian IUD
Bila kita ingin menghentikan pemakaian IUD, kita harus pergi ke
petugas kesehatan yang akan mengeluarkan IUD, jangan mencoba
mengeluarkannya sendiri. Kita bisa segera menjadi hamil setelah IUD
dikeluarkan.

6. Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita hampir
tidak mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini bersifat
permanen, maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa yang betul-betul
telah yakin tidak ingin mempunyai anak lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus
pergi ke RS yang mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup cepat dan
aman yang jarang menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana dilakukan
pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir ke penis. Buah
pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama sekali. Operasi ini
dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan telah dilatih untuk
melakukannya. Tindakan operasi ini hanya berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan seksual
ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria masih mampu
untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan tersebut tidak

17
mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih
dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma betul-betul telah
bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara kb yang telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi, tetapi
tetap merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung sekitar 30
menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian
memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur
kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan wanita untuk
melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan seksual. Penting:
sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk AIDS. Kita harus tetap
memikirkan cara untuk perlindungan untuk penyakit-penyakit tersebut.

7. MAL (Metode Aminorea Laktasi)


Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara
yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI saja
tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Cara kerja
Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi.
Pada saat laktasi atau menyusui hormon yan berperan adalah oksitosin dan
prolaktin.semakin sering menyusui maka kadar prolaktin meningkat dan hormon
gonadotropin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat
akan mengurangi kadar estrogen sehingga tidak terjadi ovulasi.
Manfaat
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi. Manfaat non
kontrasepsi:
Untuk bayi:
- Mendapatkan kekebalan pasif.
- Peningkatan gizi.
- Mengurangi resiko penyakit menular.

18
- Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula, atau alat
minum yang dipakai.
Untuk ibu:
- Mengurangi perdarahan post partum.
- Membantu proses involusi uteri.
- Mengurangi resiko anemia.
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Kelemahan:
- Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan,
belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
- Tidak melindungi dari penyakit menular.
- Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti berikut
ini:
1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.
2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap bayi
merasa lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6 jam baik siang
maupun malam. Bayi sering minum ASI di malam hari.

19
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA

A. Pengkajian
Data Fokus
1. Data Demografi : Berisi biodata klien
2. Wawancara
a) Jumlah anak yang direncanakan
b) Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-
lain ?
c) Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya?
d) Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri
saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya
e) Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya /kultur,
kebiasaan merokok
f) Harapan pada jenis kelamin anak tertentu
g) Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan
siklus haid seperti amenore, spotting, metroragia
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari
anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan,
b) Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal,
Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon
tubuh terhadap pemasangan AKDR.
c) Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal).
d) Kardiovaskuler : Palpitasi.
e) Dada : pernapasan kadang sesak.
f) Payudara : hyperpigmentasi
g) Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR)
h) Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises,
ukuran uterus yang mengalami kelainan
i) Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post
pemasangan implant pada tangan atas.
4. Pemeriksaan Penunjang
Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat
perdarahan, maka diperiksa:
a) Hb, biasanya < 10gr/dl
b) Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat)

20
c) Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3)
5. Pemeriksaan Psikososial
a) Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan
b) Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi
c) Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi
d) Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat
penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan
untuk kontrol lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola haid, spotting haid berhubungan dengan Proses adaftasi
hormonal ditandai dengan klien mengatakan haid tidak teratur
2. Kurang pengetahuan tentang komtrasepsi dan KB berhubungan dengan
Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif, kurangnya informasi
akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak bertanya.
3. Ansietas berhubungan dengan terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi
tertentu ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan timbul gejala-gejala sampingan
(pigmentasi dan jerawat pada muka) ditandai dengan klien mengatakan sejak
menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada
muka.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi ditandai dengan
klien mengeluh sakit di daerah insisi, kulit lebam, pembengkakan di daerah
insisi, kemerahan di daerah insisi

21
22
C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Perubahan pola haid, spotting Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji lamanya dan banyaknya 1. Untuk mengetahui siklus haid
haid berhubungan dengan keperawatan selama ... x... jam spotting dan mengetahui lamanya haid
Proses adaftasi hormonal diharapkan klien melaporkan dan jumlah perdarahan pada saat
ditandai dengan klien dalam jangka waktu 1 bulan pola haid
mengatakan haid tidak teratur haid normal dengan kriteria hasil: 2. Jelaskan pada ibu efek 2. Pada hari-hari pertama
samping alat kontrasepsi pemakaian alat kontrasepsi
· Sifat darah haid kembali pada AKDR dan hormonal pada AKDR dan hormonal biasanya
siklus awal/biasa hari-hari pertama pemakaian terjadi efek samping dari
· Tidak ada spotting haid yang alat kontrasepsi. kontrasepsi tersebut
berulang 3. Observasi untuk pemeriksaan 3. Data penunjang dapat
lab, Hb, Leukosit, trombosit, mengetahui kadar keseimbangan
Ht. hormon
4. Konsul ke dokter bila keluhan 4. Untuk mendapatkan penanganan
menjadi berat lebih lanjut

2 Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. Untuk mengetahui tingkat
komtrasepsi dan KB keperawatan selama ... x... jam tentang alat kontrasepsi yang pengetahuan klien agar dapat
berhubungan dengan klien dapat memilih alat sesuai dengan kondisinya menentukan intervensi
Ketidakmampuan memilih kontrasepsi yang efektif dengan selanjutnya
alat kontrasepsi yang efektif, kriteria hasil: 2. Jelaskan pada klien tentang 2. Memberikan gambaran tentang
kurangnya informasi akan efektivitas, efisiensi dari alat-alat kontrasepsi

23
pengetahuan tentang KB - Klien dapat memilih salah satu masing-masing alat
ditandai dengan klien banyak alat KB yang sesuai dengan kontrasepsi, keuntungan,
bertanya. kondisinya untuk menunda kerugian,indikasi dan
kehamilan (pil, suntik, pantang kontraindikasi
berkala) untuk menjarangkan 3. Berikan pendidikan kesehatan 3. KB yang diinginkan akan sesuai
kehamilan (AKDR, suntik), kepada klien beserta suaminya dengan kondisi suami istri
mengakhiri/menjaga kesehatan untuk menentukan pilihan
(MOW, WOP) kontrasepsi yang mereka
inginkan

3 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkatan kecemasan 1. Untuk mengetahui tingkat
terjadinya efek samping dari keperawatan selama .. x ... jam kecemasan klien
alat kontrasepsi tertentu diharapkan kecemasan berkurang 2. Jelaskan pada klien tentang 2. Sebagai pengetahuan klien,
ditandai dengan klien dengan kriteria: efek samping dari alat supaya klien dapat memilih
mengatakan khawatir untuk kontrasepsi salah satu alat kontrasepsi yang
menggunakan alat - Klien tampak tenang dan dapat sesuai dengan kondisinya
kontrasepsi. memahami efek samping 3. Berikan kesempatan pada ibu 3. Dapat menurunkan kecemasan
penggunaan alat kontrasepsi. untuk bertanya tentang klien dalam memilih alat
- Klien kooperatif dan mau kerugian alat kontrasepsi kontrasepsi
bekerjasama dalam 4. Berikan support psikososial 4. Supaya klien dapat beradaftasi
pemasangan alat kontrasepsi kepada klien terhadap terhadap pemasangan alat
pemasangan alat kontrasepsi kontrasepsi pada minggu awal
pemasangan

24
4 Gangguan konsep diri Setelah di lakukan tindakan 1. Jelaskan efek samping dari 1. Menambah wawasan
berhubungan dengan timbul keperawatan selama ... x ... jam KB pil /pengetahuan bagi klien
gejala-gejala sampingan diharapkan klien merasa percaya
(pigmentasi dan jerawat pada diri dengan keadaanya dengan 2. Anjurkan klien untuk 2. Untuk mempercepat informasi
muka) ditandai dengan klien kriteria: konsultasi dengan spesialis lebih untuk menntukan
mengatakan sejak kulit intervensi selanjutnya
menggunakan alat kontrasepsi - Tidak malu untuk bergaul
pil banyak bintik-bintik hitam
dan jerawat pada muka

5. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Beritahu klien bahwa selama 1. Balutan yang basah merupakan
timdakan invasif pemsangan keperawatan selama ... x ... jam 48 jam pertama daerah insisi media yang baik untuk
kontrasepsi, pemajanan luka diharapkan tidak ada tanda infeksi harus dibiarkan kering pertumbuhan mikroorganisme
insisi ditandai dengan klien dengan kriteria hasil: 2. Jelaskan efek dari pemasangan 2. Lebam dan perih bukan indikasi
mengeluh sakit di daerah implant, MOW/MOP secara infeksi jika hilang dalam
insisi, kulit lebam, - Luka kering langsung seperti lebam dan beberapa hari
pembengkakan di daerah - Tidak ada tanda infeksi rasa perih
insisi, kemerahan di daerah 3. Hindari benturan, gesekan dan 3. Untuk mencegah terjadinya
insisi penekanan di daerah insisi trauma berlebih selain dari
tempat insisi
4. Balutan jangan dibuka dalam 4. Dapat mencegah ekspulsi batang
48 jam, plester dipertahankan implant, cara memungkinkan
hingga luka sembuh (biasanya menyebabkan infeksi
5 hari)
5. Anjurkan klien kembali ke 5. Memungkinkan klien mendapat

25
klinik jika ada tanda infeksi pertolongan lebih dini untuk
seperti demam, peradangan mencegah kondisi lebih buruk
selama beberapa hari
6. Kolaborasi pemberian terafi 6. Antibiotik untuk mencegah
antibiotik infeksi

26
DAFTAR PUSTAKA

Emili. P. 2016. Laporan Pendahuluan Kontrasepsi. Jakarta: diakses 25 desember 2017


di www.scribd.com

27

Anda mungkin juga menyukai