Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi

FS Bendungan Riam Kiwa

BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

2.1. KONDISI FISIK WILAYAH

2.1.1. GEOGRAFIS, LETAK DAN ADMINISTRASI

Lokasi pekerjaan FS Bendungan Riam Kiwa, secara geografis Kabupaten


Banjar terletak pada 2°49’55” - 3°43’38” Lintang Selatan dan 114°30'20”-
115°35’37” Bujur Timur.

Secara administratif kabupaten Banjar memiliki batas-batas wilayah


sebagai berikut :

Sebelah utara : Kabupaten Tapin

Sebelah timur : Kabupaten Kotabaru

Sebelah selatan : Kabupaten Tanah Laut dan kota Banjarbaru

Sebelah barat : Kabupaten Barito Kuala dan kota Banjarmasin

Luas wilayah Kabupaten Banjar adalah 4.668,50 km2 atau 12,43 % dari
luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Banjar secara
Administrasi terdiri dari 19 Kecamatan, 290 Desa/Kelurahan, dengan
jumlah penduduk 516.663 orang, yang terdiri dari penduduk laki – laki
sebanyak 262.270 orang, penduduk perempuan sebanyak 254.393 orang
dan dengan jumlah Rumah Tangga sebanyak 135.704 rumah tangga.

2.1.2 TOPOGRAFI DAN GEOLOGI

Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Banjar, berada pada Ketinggian 0 –


1.878 meter dari permukaan laut. Ketinggian suatu tempat merupakan
faktor fisik wilayah yang berpengaruh terhadap kegiatan penggunaan
lahan, baik budidaya pertanian maupun non-pertanian. Ketinggian suatu
tempat mempunyai korelasi yang positif dengan kelerengan, semakin
tinggi suatu tempat maka akan semakin pula terjal lerengnya. Ketinggian
Kabupaten Banjar berfariatif, dengan rincian 35% berada pada ketinggian

II - 1
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

0 – 7 m dpl dari permukaan laut, 55,54% berada pada ketinggian 50 –


300 m dpl dari permukaan laut, 9,45% lebih besar dari 300 m dpl.
Berdasarkan Peta Tanah Eksplorasi Tahun 1981 dari Lembaga Penelitian
Bogor di Wilayah Kabupaten Banjar ditemui jenis – jenis tanah, yaitu
Tanah Organosol, Gleihumus dengan bahan induk bahan Aluvial dan
Fisiografi dataran seluas 28,57% dari luas wilayah, Tanah Aluvial dengan
bahan induk Aluvial dan Fisiografi dataran seluas 3,72%, Tanah Komplek
Podsolik Merah Kuning dan Laterit dengan bahan induk batuan baku
dengan Fisiografi dataran seluas 14,29%, Tanah Latosol dengan bahan
induk batuan beku dan Fisiografi Intrusi seluas 24,84%, Tanah Komplek
Podsolik Merah Kuning, Latosol dengan batu induk endapan dan
Metamorf seluas 28,57%.

2.1.3 PENGGUNAAN TANAH


Berdasarkan data dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banjar, yang
diinformasikan melalui Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2013,
Penggunaan lahan dibagi menjadi lahan untuk bangunan dan halaman,
tegal/kebun/ladang/ huma, padang rumput, lahan yang se mentara tidak
diusahakan, lahan untuk ditanami pohon hutan rakyat, dan hutan negara,
perkebunan, rawa-rawa yang tidak ditanami, serta tambak, kolam/tebet/
empang.
Tanah bukan sawah menurut penggunaan di Kabupaten Banjar seperti
tersebut di atas berjumlah seluas 317.790 Ha, sementara yang digunakan
untuk sawah seluas 70.626 Ha, dari jumlah tersebut seluas 34.394 Ha
merupakan tanah sawah yang sementara tidak diusahakan. Untuk
mengetahui penggunaan tanah di Kabupaten Banjar, sebagaimana
tergambar pada Tabel berikut.

II - 2
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

Tabel 2.1 Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Penggunaannya 2013

Dapat Dapat Sementara


Jenis Penggunaan ditanami ditanami Tidak
No tidak Jumlah
Lahan ditanami
1 Kali 2 Kali Ditanammi

1 2 3 4 5 6 7
1 Irigasi 4.342 695 809 1.114 6.960
2 Tadah Hujan 12.412 436 463 1.669 16.261
3 Pasang Surut 32.420 1.371 60 1.666 35.517
4 Lahan Sawah Lebak 9.055 99 - 2.734 11.888
5 Lainnya - - - - -

Jumlah 58.229 3.872 10 1.332 70.626

Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka 2014

2.1.4 KEPENDUDUKAN

Berdasarkan data yang tecatat pada Badan Pusat Statistik Kabupaten


Banjar, jumlah rumah tangga pada pertengahan tahun 2013 mencapai
140.290 RT, dengan jumlah penduduk 536.328 orang yang terdiri dari
272.303 laki-laki dan 264.025 perempuan, dengan sex ratio 103. Jumlah
penduduk terbanyak berada di Kecamatan Martapura dengan kepadatan
penduduk per kilometer persegi 2.557. Dibanding tahun sebelumnya,
kecamatan Martapura mengalami kenaikan jumlah penduduk. Hal ini
ditandai dengan meningkatnya angka kepadatan penduduk, dimana pada
tahun 2012, kepadatannya tercatat sebesar 2.545 penduduk per km2.
Kecamatan Aranio yang hanya 7 penduduk/km2 merupakan daerah
dengan tingkat kepadatan rendah.

Untuk mengetahui jumlah penduduk secara rinci, sebagaimana Tabel


berikut.

II - 3
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013


Rasio
Jumlah Jenis
Kecamatan Laki-laki Perempuan
Penduduk Kelamin
1. Aluh-aluh 14.363 14.144 28.507 102
2. Beruntung Baru 6.832 6.950 13.782 98
3. Gambut 19.048 19.006 38.054 100
4. Kertak Hanyar 20.824 20.623 41.447 101
5. Tatah Makmur 5.892 5.754 11.646 102
6. Sungai Tabuk 30.069 29.471 59.540 102
7. Martapura 54.973 52.503 107.476 105
8. Martapura Timur 16.361 14.088 30.449 116
9. Martapura Barat 9.054 8.678 17.732 102
10. Astambul 17.352 17.266 34.618 100
11. Karang Intan 16.386 16.144 32.530 101
12. Aranio 4.451 4.276 8.727 104
13. Sungai Pinang 8.176 7.462 15.638 110
14. Paramasan 2.416 2.306 4.722 105
15. Pengaron 8.451 8.337 16.788 101
16. Sambung Makmur 6.078 5.970 12.048 102
17. Mataraman 12.432 12.307 24.739 101
18. Simpang Empat 17.478 17.118 34.596 102
19. Telaga Bauntung 1.667 1.662 3.289 103
JUMLAH 272.303 264.025 536.328 103
Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka 2014

2.1.5 INFRASTRUKTUR
Transportasi darat sangatlah penting di dalam mendukung proses
pembangunan di suatu Daerah, karena jalan merupakan prasarana
pengangkutan darat yang memudahkan di dalam mobilitas penduduk dan
memperlancar arus banrang dan orang dari satu tempat ke tempat yang
lain.
Panjang Jalan Propinsi yang melintas di wilayah Kabupaten Banjar
sepanjang 109,52 Km, sedang panjang jalan kabupaten 781,39 Km.
Jika dirinci per jenis permukaan, maka pada tahun 2013 jalan yang sudah

II - 4
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

di aspal sepanjang 659,78 Km, 232,91 Km berupa kerikil dan 67,70 Km


sisanya masih berupa tanah. Dari jumlah tersebut jika dilihat dari kondisi
jalannya, maka 508,37 Km dalam kondisi baik. Keadaan jalan menurut
jenis permukaan dan kondisinya ini secara lebih rinci per kecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Dan Kondisi Jalan Di
Kabupaten Banjar Tahun 2013

Jenis Permukaan Dan Panjang Jalan


No. Kondisi Jalan
(Km)
I JENIS PERMUKAAN
1 Aspal 496,78
2 Kerikil 232,91
3 Tanah 51,70
JUMLAH 781,39
II KONDISI JALAN
1 Baik 345,37
2 Sedang 152,40
3 Rusak 244,67
4 Rusak Berat 38,95
JUMLAH 781,39
Sumber: Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2014

2.1.6 JENIS TANAH


Jenis tanah yang ada di kabupaten Banjar terdiri dari organosol, alluvial,
podzolik merah kuning dan laterit, latosol, podzolik merah kuning dengan
laterit seluas 142.421 Ha atau sekitar 31% luas kabupaten Banjar,
selebihnya tanah alluvial 100.008 ha atau 21% dan organosol gleihumus
72.580 Ha atau sekitar 15 % dari luas kabupaten banjar. Tanah-tanah
alluvial menyebar merata dimasing-masing kecamatan kecuali kecamatan
Aranio dan Sungai Pinang dengan luas area sekitar 100.008 Ha dan
biasanya merupakan tanah paling subur untuk pertanian dan tegalan.
Komposisi tanah yang paling sedikit adalah litosol dengan luas area

II - 5
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

sekitar 10.800 ha atau sekitar 2% dari luas total kabupaten Banjar.


Daerah aliran sungai Riam Kiwa merupakan DAS dari sungai Martapura
yang alirannya masuk ke kota Banjarmasin dan berujung pada sungai
Barito. Dengan luas daerah aliran sungai yang besar, pengaruh debit
yang dimiliki oleh kedua DAS ini cukup signifikan terhadap fluktuasi aliran
sungai Martapura, terlebih ketika musim penghujan.
Beberapa usaha pengendalian banjir sudah terlaksana diantaranya
dengan dibangunnya Bendungan. Bendungan ini diharapkan mampu
mereduksi debit banjir dari daerah pengalirannya sehingga bisa
digunakan untuk mengatur besarnya debit yang masuk ke sungai
Martapura. Selain itu pada saat musim kering tampungan air yang ada di
bendungan bisa digunakan untuk menyuplai kebutuhan air pertanian
daerah sekitar bendungan.
Pada DAS Riam Kiwa belum ada usaha yang cukup untuk
mengendalikan banjir di aliran sungai tersebut. Ditambah dengan
semakin banyaknya usaha penambangan batubara yang berakibat
semakin menurunnya kemampuan daerah penyangga. Kondisi seperti ini
mengakibatkan menurunnya kualitas air dan fluktuasi kuantitas yang
cukup besar tiap pergantian musim, pada saat musim kemarau debit air
mengecil sedangkan pada saat penghujan debit yang masuk ke sungai
sangat besar.

2.7. PEREKONOMIAN WILAYAH

Tolak ukur kemajuan sebuah daerah dapat di lihat dari tingkat


perekonomian daerah itu sendiri. Kemajuan perekonomian suatu daerah
tergantung dari kondisi pertumbuhan kota secara fisik yang mana ditandai
dengan perkembangan komunitas pemukiman. selama tahun 2013
Kabupaten Banjar mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar
9.333 trilyun rupiah, yang jika dihitung dengan harga konstan hanya
berjumlah 3.958 triliyun rupiah. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Banjar tahun 2013 mencapai 4,8 %.

Perekonomian Kabupaten Banjar ini lebih banyak didukung sektor


Perdagangan, Restoran dan Hotel dengan sumbangan sebesar 24,41

II - 6
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

persen terhadap perekonomian, disusul oleh sektor Pertanian,


Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan dengan sumbangan sebesar
21,36 %, dan sektor Pertambangan dan Penggalian dengan sumbangan
sebesar 18,96 %. Sementara sektor lainnya hanya menyumbang kurang
lebih 35,28 %, bahkan sektor Listrik dan Air Bersih hanya menyumbang
0,73 %. Dari jumlah NTB yang dihasilkan perekonomian Kabupaten
Banjar tersebut, jika dibagi dengan jumlah penduduk Kabupaten Banjar
selama tahun 2013 maka ternyata per jiwa atau per kapita telah
menghasilkan nilai tambah bruto sebesar 15.776 juta rupiah atau disebut
juga dengan PDRB perkapita. Untuk melihat secara rinci Struktur
perekonomian Kabupaten Banjar, sebagaimana tergambar pada tabel
berikut:

Tabel 2.4 Struktur Ekonomi Kebupaten Banjar (Tahun 2011 – 2013)

LAPANGAN TAHUN TAHUN TAHUN


No.
USAHA 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%)

Pertanian, Peternakan,
1 22,10 22,03 21,36
Kehutanan dan Perikanan.
2 Pertambangan dan Penggalian 20,53 19,75 18,96
3 Industri Pengolahan 5,83 5,81 5,82
4 Listrik, Gas dan Air 0,75 0,73 0,73
5 Bangunan 6,11 6,02 6,06
Perdagangan, Hotel dan
6 23,67 24,20 24,41
Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,57 5,66 5,73
Keuangan, Pesewaan dan Jasa
8 4,18 4,13 4,39
Perusahaan
9 Jasa jasa 11,26 11,66 12,55
JUMLAH 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Banjar Dalam Angka Tahun 2014

II - 7
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

2.8. KEGIATAN KELEMBAGAAN

Upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada hakekatnya


mengupayakan terciptanya kelestarian sumberdaya alam dan
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestraian sumberdaya
alam. Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah harus
mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat yang berkaitan nyata
dengan lahan. Rencana kegiatan pengembangan kelembagaan antara
lain berupa :
1. Pengembangan sumber daya manusia.
2. Pengembangan kelembagaan ekonomi.
3. Pengembangan peternakan.
4. Pengembangan agribisnis.

Rencana kegiatan pengembangan kelembagaan merupakan sistem


perencanaan terpadu yang melibatkan berbagai instansi dengan berbagai
kepentingan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan
keterpaduan dari bebgai sektor baik dinas/instansi pemerintah maupun
masyarakat setempat. Agar setiap pelaksanaan kegiatan dapat berhasil
dan berdayaguna, maka diperlukan adanya suatu sistem pengendalian
pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien dan komperhensip.

II - 8
LAPORAN UTAMA – BAB II : Gambaran Umum Daerah Studi
FS Bendungan Riam Kiwa

Tabel 2.1 Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Penggunaannya 2013.................................3

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013.......................................4

Tabel 2.3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Dan Kondisi Jalan Di Kabupaten
Banjar Tahun 2013......................................................................................................5

Tabel 2.4 Struktur Ekonomi Kebupaten Banjar (Tahun 2011 – 2013)..............................7

II - 9

Anda mungkin juga menyukai